Selasa, 23 Juni 2015

DELOV part 47~You and Me ??? End~



DEVIL ENLOVQER – 47
~You and Me ??? End~


“Ajarin gue berantem. Megang pistol .”ujar Felly sedikit tak yakin.

“HAH? LOE GILA ???”

“Kenapa?? Kata loe gue harus berubah kan ?”Felly berkata dengan wajah yang begitu datar sekali. Ia berjalan ke arah tasnya yang tak jauh dari Kici berdiri.

“Yah . .yah, .iya sih berubah tapi maksud gue berubah bukan . . .”

“Kenapa? Loe takut ngajarin gue ?”tantang Felly ia mengeluarkan sebuah botol pewarna rambut dari tasnya. Lantas berjalan kearah Kici dengan membawa botol itu di tangannya.

“Loe tau ? megang pistol bukan kayak megang pensil ? megang penggaris megang  apa aja deh. Itu berbahaya . Loe faham ?”

SROOOOOOTTTTTTT

FELLYYYYY LOE APA-APAAAAANNNNN??”teriak Kici dengan mulut hanya bisa melongo dan mata tajam menatap kearah Felly yang santai berjalan kearah cermin.

“Pewarna itu permanen. Semoga saja bisa hilang dengan cepat.”ujar Felly tanpa dosanya. Sedangkan Kici hanya bisa meratapi rambutnya yang kini berubah berwarna merah gelap di sisi kanan dan kiri depan rambutnya.

“Otak loe perlu di renovasi yah ?”greget Kici melihat tingkah Felly yang memang sudah berubah. Karena Felly saat ini lebih cuek dan lebih pendiam dari Felly yang dulu.

“Jadi gimana loe mau ngajarin gue atau enggak?”kini giliran Felly yang menyemproti rambutnya sendiri dengan pewarna tersebut.

“GAK!!!”

“Yakin ?”

“SANGAT!!!!”Felly melirik Kici melalui cermin yang sedang ada didepannya. Sosok Kici yang bengis dengan tatapan marah juga heran kepadanya terlihat sekali di cermin tersebut.  Felly tersenyum sinis sesaat. Ia menaruh botol pewarna tersebut lantas mengambil sesuatu pada laci meja rias Kici.

“Loe mau ngajarin gue ? atau gue belajar sendiri saat ini juga ??”ujar Felly begitu tajam, ia membalikkan bandanya menghadap Kici  dengan tangan yang telah memegang sebuah pistol yang ia dapatkan dari laci Kici. Kici hanya bisa tersenyum menyinis karena pistol Felly yang mengarah kearahnya.

“LOE??? . . .”Kici menatap Felly dengan tajam. Tatapan mereka berdua saling beradu saat ini.

CTAAAAKKKK

“Awwww .. “ringis Felly memegangi kepalanya. Gerakan Kici melemparkan sepatunya kea rah kepalanya begitu cepat sampai Felly sama sekali tak menyadarinya. Kici berjalan mendekati Felly untuk mengambil sepatunya dan memakainya kembali.

“Gue ajarin loe asal kalau terjadi apa-apa sama loe gue gak tanggung jawab. Ngerti??”Felly langsung menatap Kici tak percaya.

“Sumpah ? loe mau ngajarin gue ?”

“Iya iya”serah Kici dengan malas. Ia menuju ke kasur dan langsung merebahkan tubuhnya disana.

“YESSS!!!”

“memangnya buat apa sih loe mau diajarin kayak gitu?”

“Buat bunuh loe dong”ujar Felly dengan bangganya.

“Sialan . “decak Kici bengis sedangkan Felly hanya terkekeh pelan dan ikut berbaring disamping Kici.

“Gue harap loe gak akan berubah dan tetap jadi Felly yang dulu”ujar Kici penuh harap.

“Gue bukan berubah kok. Hanya ingin merasakan lembaran baru aja”jawab Felly santai .

“Semoga saja. Jangan kaget jika loe sudah lihat dunia gue “

“Tidak akan”

“Semoga saja “

“Makasih”

“Sama-sama Felly . .”sinis Kici gemes juga dengan tingkah sahabatnya ini.

“Satu lagi “ujar Kici kali ini ia menolehkan kepalanya kearah Felly.

“Balikin warna rambut gue !SEKARANG!!”

“Iya kalau gue mau ?”ujar Felly dengan wajah yang tak enak sekali. Kici sudah siap-siap untuk melayangkan sepatunya kembali namun Felly segera mengambil langkah seribu ke kamar mandi.

“CEWEK GILAAAA !!!! BERSIHIN DULU RAMBUT LOE DI KAMAR GUE!!!!! LOE HABIS POTONG SEENAKNYA GAK LOE BUANG RAMBUT LOE ITU!!!!”teriak Kici begitu kencangnya.

“MAU BANGET YA LOE GUE BERSIHIN KAMAR LOE??”sahut Felly dari dalam kamar mandi. Kemurkaan Kici semakin menjadi. Ia segera bangun dan berjalan ke arah kamar mandi. Tepatnya ia kini telah berdiri didepan pintu kamar mandinya.

“TERUS ? GUE HARUS BILANG WAOWW SAMA KOPROL KAYAK IKLAN DI T V?HAH?”

“WAOW”jawab Sivia singkat dan jelas nada bicaranya pun memang niat sekali untuk membuat Kici makan ati.

“GADIS GILA!!! SIALAN LOE”

“Hahahahahahahaha”tawa Felly puas sekali di dalam kamar mandi. Setelah itu Kici pun juga memilih untuk mandi di kamar mandi bawah.

                                                                        *****
            Kondisi Rika semakin hari semakin memburuk. Iqbal yang kemarin marah kepadanya jadi tidak tega sendiri. Dan Adel sendiri pun setiap harinya mulai sering menjenguk Rika dan menemaninya bersama Iqbal. Namun kehadiran Adel begitu sangat tidak disukai oleh Iqbal.

“Kalau nanti gue pergi gimana?”ujar Rika tiba-tiba kepada Iqbal yang sedang bermain PSP disebelahnya.  Kini didalam kamar tersebut hanya ada dua anak ini.

“Gue cegah”

“Emang bisa ?”

“Bisalah”

“Gue serius”

“Gue juga serius”

“Gue gak mau kita bertengkar lagi”

“Loe yang mulai duluan”

“Maaf”

“Gue gek pernah butuh maaf dari loe. Gue Cuma butuh loe sembuh”

“Gue sakit parah”

“gue tau”

“Gue pasti akan mati”

“Gak akan”

“Bal . . “panggil Rika dengan suara yang mulai meninggi karena Iqbal masih saja fokus dengan PSP.nya.

“Apa?”

“Dengerin gue”

“Daritadi juga gue sahutin kan omongan loe”

“asihh. Pulang aja deh loe. Daripada buat mood gue ancur “

“Oke”jawab Iqbal seadanya. Ia pun langsung beranjak berdiri dari tempat kursinya. Ia memasukkan PSP.nya di tasnya, Rika memandang Iqbal dengan tatapan tak percaya.Memang beberapa hari ini mereka berdua sering bertengkar sejak kejadian Rika menyuruh Adel untuk mendekati Iqbal. Rika sendiri pun sudah menjelaskannya ke Iqbal namun Iqbal tetap tak menerima itu semua.

“Loe pulang beneran ?”lirih Rika. Matanya sudah berkaca-kaca.

“Loe nyuruh gue pulang kan ?”:ujar Iqbal dengan  nada tak enak tanpa menatap Rika sedikit pun. Iqbal tak bernai menatap gadis yang sangat ia cintai itu. Pasti ia tidak akan tega melakukan ini semua.

“terserah loe”jawab Rika pasrah. Ia segera memalingkan wajahnya dari Iqbal karena air matanya sudah mulai keluar begitu saja.

BRAAAKKK

“AISSGHHH. . . “Iqbal langsung melemparkan tasnya ke kursi dan berteriak sedikit frustasi. Ia dapat melihat tubuh kekasihnya itu bergetar. Yah , Iqbal tau Rika kini menangis.

“Gue tau loe sakit ! Gue tau loe sakit parah dan akan mati! Dan gue disini tetap berusaha untuk berada di samping loe. Gue nguatin loe ! gue ingin terus di sisi loe. Dan nyegah loe buat pergi. Tapi loe ??”

“Loe buat semua apa yang gue lakuin itu sia-sia. Ngerti ? loe fikir dengan loe nyuruh Salsha deketin gue? Gantiin posisi loe. Gue akan seneng ? hah? Gue akan lupain loe? GAK AKAN!!”

“Loe ngerti gak sih?? Gue itu sayang sama loe !! DAN HANYA SAYANG SAMA LOE RIKA !!!”teriak Iqbal dengan emosi yang selama ini sudah ia simpan.  Rika mengusap air matanya. Ia memberanikan diri untuk menatap Iqbal yang begitu marah kepadanya.

“Ini jalan terbaik buat kita berdua. Gue gak mau loe sakit nantinya karena gue pergi . Gue mau loe bahagia dengan seseorang yang sempurna dan itu salsha . bukan gue “

Adel? Loe mau gue pacaran sama Adel? itu mau loe ? loe mau kita berdua putus ? “

“Gue capek loe maksa keadaan kayak gini terus, Gue tuh Cuma pingin loe tau. Gue sayang sama loe cinta sama loe Cuma loe !! ngerti gak sih Cuma loe !”Air mata Rika sudah semakin derasnya. Sedangkan Iqbal masih dengan emosi yang meluap diotaknya. Jujur bukan ingin membuat Rika menangis. Tapi Iqbal hanya ingin Rika mengerti bahwa ia sangat mencintai gadis itu.

“Gue ngerti . Loe cinta sama gue. Dan gue pun seperti itu. Gue juga cinta sama loe bal. Tapi  . . . “

“Tapi apa?”

“Gue bentar lagi . . “

“Mati ? “

“loe bisa gak sedikit aja ngertiin gue , Gue Cuma ingin loe bahagia nantinya. Bukan terus-terusan jagain cewek yang sakit-sakitan kayak gue. Loe tau kan gue kena kanker otak saat ini “

“Iya gue tau. Dan gue ingin jagain loe. Gue ingin loe sembuh bukan malah loe nyuruh gue biar jadian sama cewek lain. Emang loe sanggup lihat gue sama cewek lain? Loe rela?”Rika mencoba untuk menyunggingkan senyum kegetirannya

“Gue akan berusaha bal. Gue sanggup asal loe bisa bahagia dengan gadis yang sempurna dan gak terus-terusan nung . . .”

“Gue capek sekarang. Kalau itu mau loe? Dan loe tetep keukeuh dengan ucapan loe. Gue akan turutin. “

“Kita putus. Itu kan yang loe mau ?”Iqbal menatap Rika dengan dingin. Ia pun bisa melihat wajah Rika yang langsung kaget mendengar ucapannya. Iqbal segera meraih tasnya di kursi.

“satu lagi. Loe ingin gue jadian sama Adel kan? Gue akan turuin. Makasih buat saran-saran gak mutu loe. Semoga loe gak nyesel dengan semua keputusan loe sendiri . sekali lagi makasih kita selesai sampai disini”tanpa senyuman sedikit pun Iqbal segera beranjak dari kamar rawat Rika. Sedangkan saat itu juga Rika langsung menangis sejadi-jadinya. Ia tak menyangka hari ini akan seperti ini. Dirinya dan iqbal benar-benar sudah berakhir. Hubungannya berakhir seperti ini.

“Jangan nangis Rik. Jangan nangis. Ini kan yang loe mau?. Jangan nangis . . “lirih Rika keidrinya sendiri. Ia memegangi dadanya yang terasa semakin sakit.

“Bal . . maaf . . “tangis Rika yang semakin tak bisa menahan isakannya.

                                                            *****
                                                12.00 P.M rumah Kici

                        Iqbal masuk kedalam rumahnya dengan wajah yang sudah berantakan. Ia langsung menghantam keras-keras pintu rumahnya di tengah malam seperti ini. Kici dan Felly yang mendengarnya langsung kaget dan terbangun. Dengan cepat mereka berdua segera turun tangga melihat ada apa di bawah.

“Iqbal ??”kaget Kici yang melihat sang adik menaiki tangga dengan tas di bahu kananya. Kici dapat melihat wajah Iqbal yang sudah kusut sekali dan sepertinya Iqbal habis menangis.

“Loe kenapa ?”tanya Kici khawatir dengan adiknya ini.

“Gue sama Rika sudah selesai”jawab Iqbal seadanya. Ia berhenti didepan Kici dan Felly.

“Maksud loe putus ?”tanya Felly dengan polosnya. Kici yang mendengar pertanyaan bodoh Felly langsung menyikut perut gadis disebelahnya itu.

“bisa gak otak loe gak sebodoh itu?”

“Gue Cuma tanya tauu . . “bisik-bisik mereka berdua.

Rika kena kanker otak. Sorry gue baru ngasih tau sekarang”ujar Iqbal dengan malas dan langsung melewati Kici serta Felly yang tercengang mendengar kabar itu.

“Kanker Otak ?? sekarang Rika dimana ??”tanya Kici dan Felly barengan. Iqbal yang benar-benar capek memilih untuk membalikkan badanya sebentar dan menatap dua gadis SMA itu dengan tatapan meremeh dan kesal.

“Loe berdua gak anak SD lagi kan? Yang namanya orang sakit ya di rumah sakit. Gak mungkin kan di panti jompo “ujar Iqbal begitu sinis. Dan membuat kedua gadis itu langsung tengsin sendiri.

“yah, Maksud gue rumah sakit mana gitu ?”ujar Kici mencari pembelaan.

“Sejak kapan ada anak sekolah Arwana kalau sakit ditaruh di Rumah sakit lainnya. Kalian ngajak gue bercanda???”

“Gue capek, males ngeladenin orang gila kayak loe berdua. Rambut sudah diwarna gak jelas . “Iqbal geleng-geleng sendiri karena menyadari rambut kakaknya yang sudah berubah warna begitu pun juga Kici. Mendengar ucapan iqbal Kici langsung menatap Felly dengan tatapan yang seolah-olah berkata “FELLY LOE HABIS INI BAKAL GUE BUNUH!NGERTI?”

“Gue capek jangan ganggu gue “serah Iqbal dan langsung berbalik untuk melanjutkan berjalan menuju kamarnya. Felly segera mengeluarkan ponselnya yang memang selalu ia taruh di sakunya. Ia segera menelfon Rika.

“Loe gak apa-apa Rik??”

“Jangan nangis . Gue sama Kici  kesana sekarang. Loe jangan nangis lagi ya”

“Bye”Felly memutuskan sambungannya. Ia memasukkan kembali ponselnya ke sakunya.

“Kita kerumah sakit sekarang.”

“Yaudah ayo”ujar Kici. Ia pun segera mengambil ponselnya terlebih dahulu di kamarnya untuk menghubungi Rio.
                                                                        *****

            Felly dan Kici sudah berada di dalam mobil. Mereka diantarkan oleh supir Kici menuju ke rumah sakit Arwana. Didalam mobil Felly segera menelfon Ryn dan Alvin. Begitu juga dengan Kici yang menelfon Rio memberitahu bagaimana kondisi Rika saat ini dan apa yang sedang terjadi antara Rika dan iqbal.

            Tak memerlukan waktu yang lama mereka berdua telah sampai di rumah sakit. Bersamaan dengan itu Ryn yang ke rumah sakit bersama Alvin pun tiba di sana. Begitu pun juga dengan Rio. Dengan cepat-cepat mereka ber lima segera masuk kedalam rumah sakit menuju ke ruang rawat Wilona ditengah malam seperti ini.

CKLEEKKKK

“Hikss . . Hikss . . Hiks . . .”mereka berlima hanya dapat melihat Rika yang masih terus menangis di kasurnya.  Tubuh Rika yang begitu kurus dan wajahnya yang pucat sekali. Mereka berlima memang sudah sangat lama tidak bertemu dengan Rika dan sama sekali tidak tau bahwa kondisi Rika sampai seperti ini.

Rika  . . “lirih Ryn dan Felly yang benar-benar tak tega. Mereka berdua segera berjalan ke dekat Rika dan memeluk gadis mungil itu. Karena memang Ryn dan Felly lah yang paling dekat dengan Rika.

“Udah jangan nangis. Jangan nangis ya “ujar Ryn mencoba menenangkan.

“Kak . . .Gue sama Iqbal udah putus . . hiks hiks . . “isak Rika yang tak bisa ia hentikan.

“Iya kakak tau. Udah ya sayang . .”ujar Ryn mencoba menenangkan Rika lagi.

“apa orang patah hati kayak gitu ya ?”gumam Kici melihat adegan di depannya itu.

“Loe gak punya hati atau perasaan gitu? Ikut ngehibur kek”desis Rio  yang niat menyindir kekasihnya ini.

“Udah ada Ryn sama Felly juga. Lagian gue gak sebegitu dekat juga”

“Loe cewek berhati batu emang “

“Mending. Loe daripada loe cowok gak punya hati”

“Loe ngajak bertengkar ?”

“Loe yang duluan sih”

“Loe berdua bisa diem gak ? kalau mau ribu diluar sama”omel Alvin yang risih juga melihat kucing dan tikus yang gak ada akur-akurnya. Kali ini Kici dan Rio memilih untuk diam saja.

“Kak loe ngasik obat penenang deh. Biar dia bisa istirahat dulu”ujar Felly pelan kepada Rio. Rio pun menganggukkan kepalanya. Ia segera keluar sebentar untuk memangambil suntikan dan cairannya.

“Maaf ya . kita semua gak tau kalau kamu sampai sakit parah kayak gini. Maafin kita semua ya Rik”ujar Ryn mewakili semuanya,

“Iya gak apa-apa kak. Rika gak apa-apa kok. “

“Kamu semangat ya. terus bertahan “

“Gak tau kak. Rika sudah sakit parah “

“Sssttt. Kamu gak boleh ngomong kayak gitu. Kamu harus tetap semangat “

“Makasih kak”Rika hanya bisa tersenyum kecut. Tak lama kemudian Rio datang dengan membawa suntikan. Rika sedikit kaget dengan apa yang dilakukan Rio yang tiba-tiba langsung menyuntikkan suntikan itu di tangannya.

“Aww . . “ringis Rika.

“Emang sekarang Rika waktunya disuntik ?”tanya Rika

“Enggak. Biar kamu tenang. Gak nangis lagi. Oke”ujar Rio. Rika hanya bisa tersenyum lagi. Mungkin rekasi suntikan itu sangat cepat. Dan saat itu juga Rika merasa dirinya ingin tidur, perlahan ia menutup kedua matanya. semuanya pun melegah Rika sudah bisa tenang untuk saat ini.

“Lebih baik kita keluar aja. Biarin dia istirahat. Untuk masalah dia dan penyakit dia kita tanya besok aja kalau dia benar-benar udah tenang”usul Alvin dan disetujui yang lainnya. Mereka semua pun segera beranjak keluar dari sana.

            Sekeluarnya mereka. 5 anak ini binggung sendiri mau kemana. Jam pun sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Mereka kini berdiri di depan mobil Rio. Kici pun sudah menyuruh supirnya untuk pulang toh nanti pasti Rio akan mengantarnya pulang. Keheningan menyelimuti mereka berlima. Dan hanya dapat terdengar suara tokek dan jangkrik di sekeliling mereka.

“Tunggu deh . . “Ryn yang berdiri paling ujung mulai menyadari sesuatu yang belum di sadari yang lainnya. Ryn langsung menunjuk kearah dua gadis yang berdiri di tengah-tengah Alvin dan Rio.

“Rambut loe berdua ? habis kesiram cat ??”Kici langsung memegang rambutnya sedangkan Felly masih diam pura-pura tak tau apa-apa. Alvin dan Rio pun ikut-ikutan melihat rambut Felly dan Kici. Bahkan mereka juga baru menyadari hal ini.

“Rambut loe ? loe potong pendek Fel?”kaget Alvin dan diangguki oleh Ryn juga.

“Iya .”jawab Felly seadanya .

“Bagus kan ??”bangga Felly .

“Hey gadis bodoh !! Loe apain rambut loe ??? ngapain loe cat segala ? mau ngeshow loe ?”sindir Rio . Kici melirik tajam le arah Rio.

“Cisssh . Ini ulah anak Gila satu ini nih . Datang-datang nyemprotin pewarna rambut ke rambut gue. Dia udah gila emang “ujar Kici yang menyalahkan Felly . sedangkan Felly seolah-olah masih berlagak polos seperti tak melakukan kesalahan apapun.

“Loe tambah gila lagi. Gue gak suka warna rambut loe. Besok ganti !”

“Gak gue suka kok”ujar Kici menolak permintaan Rio.

“Ganti gak ?”

“Gak mau “

“Gue botakin juga kepala loe”

“Udah stoooppppppppp jangan  mulai bertengkaarrr!!!”teriak Ryn dan Alvin menengai Rio dan Kici sebelum terjadi perang dunia ke lima.

“Gue laper., Cari makan yuk ??”ajak Felly tiba-tiba .

“Gue masih banyak kerjaan di kantor . Gue balik duluan ya .”pamit Rio yang memang benar harus meneruskan pekerjaanya. Mendengar ucapan Rio, Kici hanya bisa menghelakan nafasnya. Ia melengos saja.

“ Gue juga masih ada tugas yang belum selesai nih . Gue pamit duluan ya .”ujar Ryn.

“Kak  gue bareng loe bisa gak ?loe anterin gue dulu ke apartement gue “

“Tumben loe manggil gue kak”sindir Rio .

“serah mulut gue deh. Bisa gak ?”

“Iya iya . Vin loe anter Felly makan dulu aja . Biar Kici juga gue anter pulang sekalian”tambah Rio.

“Gimana Fel?”tanya Alvin dengan sedikit canggung.

“Gue sih terserah aja “jawab Felly datar. Semuanya pun mengangguk setuju. Rio,Kici dan Ryn segera masuk mobil Rio. Sedangkan Alvin dan Felly masuk kedalam mobil Alvin. Mereka pun beranjak dari sana.

                                                                        *****
                        Di sepanjang perjalanan didalam mobil Rio hanya terdengar alunan musik Jazz dari DVD mobil Rio. Masih belum ada yang membungkam suranya. Kici sudah terlihat capek. Ia mulai mengantuk.

“Kalau ngantuk tidur aja “sindir Rio. Sedari tadi memang dirinya melirik ke arah kekasihnya itu.

“Hmm. . “dehem Kici seadanya.

“Oh ya Yo. Kakak gue katanya lusa ke Indonesia kan ? “

“Iya kalau dia gak ngundur-ngundur lagi. Loe tau sendiri kan kaakk loe gimana orangnya”

“Yah yah yah. “

“Pacar loe juga jadi ke Indonesia ?”

“Enggak tau . Yah gitu deh jawabanya sebentar lagi sebentar lagi tapi gak datang-datang “curcol Shilla dan dibalas dengan angguk-anggukan gak jelas dari Rio.

            Tak lama kemudian Mobil Rio telah berhenti didepan Hotel tempat dimana apartement Ryn berada. Ryn pun segera turun dari mobil Rio.

“Gue masuk dulu. Makasih ya”pamit Ryn.

Kici gue pamit ya”

“Ha?ha? iya iya Ryn “ujar Kici yang tersdar karena ia memang sudah sangat ngantuk sekali. Shilla hanya terkekeh melihat Kici yang seperti itu. Setelah itu Ryn menutup pintu mobil Rio dan mobil Rio pun beranjak dari sana.

“udah tidur aja dulu. Kalau udah nyampe rumah loe . gue bangunin”ujar Rio kepada Kici.

“Gue mau ikut ke kantor loe aja”ujar Kici tiba-tiba dan membuat Rio kaget dan heran sendiri.

“Gak. Loe besok sekolah”

“Gue besok libur. Ada study kampus gitu tapi gue sama Felly udah sepakat gak mau ikut”

“Kenapa ?”

“Karena gue udah pinter”

“ha ha lucu banget loe”

“Udah pokoknya gue mau ikut loe ke kantor ! Titik !”

“Ngapain loe ikut gue ke kantor ? loe udah capek gitu “

“Gue gak apa-apa. Beneran nih nih gue gak ngantuk . Lagian juga gue bisa tidur di kamar loe kan. Udah pikun apa tuh ruang kerja loe kayak hotel “cerca Kici.  Rio pun tak ingin berdebat kali ini dan menuruti saja kemauan kekasihnya itu.

            Rio segera membelokkan mobilnya menuju ke kantornya. Jam mobilnya pun sudah menunjukkan pukul stengah 3 pagi. Rio sendiri sudah merasakan sedikit kantuk. Sedangkan Kici sudah mulai terlelap di dalam mobil Rio.

                                                            *****
            Tidak susah buat Alvin dan Felly mencari restoran dini hari seperti ini. Toh Alvin dulu pun sering jalan-jalan malam bersama Rio jadi dia sudah cukup hafal dengan restoran yang buka jam segini. Kini pun mereka berdua sudah berada di salah satu restoran di jakarta pusat. Mereka sudah memesan makanan disana.

“Loe kenapa motong rambut loe ?”tanya Alvin yang ingin tau sekali di sela-sela mereka makan.

“Pingin aja”jawab Felly seadanya .

“tapi bagus kok. Gue suka .”

“Makasih”

            Keheningan datang lagi. Sepertinya dua orang ini memang sama sekali tidak ada bahasan yang bisa diperbincangkan. Kini hanya ada suara gesekan antara piring dan sendok mereka berdua yang bisa terdengar.

“Gue boleh tanya sesuatu??”bungkam Alvin mencoba memulai perbicangan lagi

“Apa?”

“gue masih boleh buat cinta ke loe kan? Masih boleh buat ngejar loe?”

“Boleh aja”

“Oke. Gue akan tunggu sampai loe bisa buka hati loe lagi buat gue “

“Doain aja”

“Loe beneran udah gak ada perasaan sama gue Fel?”Felly terdiam sejenak. Jujur ia sedang malas membicarakan hal ini.,

“Bisa gak kita gak bicarain ini kak? Gue beneran lagi gak mau bicarain tentang ini”

“baiklah. Sory Fel

“Yah gak apa-apa”

“Setelah ini loe mau langsung pulang ?”

“Iya gue udah capek juga. “

“Oke”

            Mereka pun diam kembali meneruskan makan mereka. Setelah mereka makan pun mereka berdua memilih segera pulang, Dimana Alvin mengantarkan Felly dulu ke rumah Kici.

                                                            *****
            Rio memarkirkan mobilnya diparkiran perusahannya. Ia menolehkan wajahnya ke arah Kici yang sudah tidur begitu pulas. Rio menghelakan nafas panjangnya.

“Gini bilang gak capek. Dasar cewek keras kepala”desis Rio sendiri.

“Gue denger ucapan loe bodoh !!”gumam Kici tiba-tiba dalam keadaan mata ditutup. Rio pun langsung terkejut sendiri.

“sakit nih cewek”gerutu Rio dalam hatinya.

“Udah sampai ayo”ujar Rio.  Kici pun mengangguk-angguk dengan malas. Matanya terasa berat untuk dibuka. Mungkin kondisinya tinggal 1 watt untuk bisa bertahan.

           Kici keluar dari mobil dengan sempoyongan. Rio sendiri sudah berjalan duluan. Kici berusaha untuk membuka matanya agar bisa berjalan.

BRRRUKKKKKKK

“Awwww”ringis Kici yang begitu sangat mengantuk dan menyebabkan ia terjatuh sendiri karena sempoyongan. Rio yang mendengar suara ringisan Kici langsung menoleh ke arah belakang.

“Aisshh. Anak ini ada-ada aja”Rio berjalan untuk menghampiri Kici yang mencoba berdiri.

“Yo …”lirih Kici dan . ..

BRRRUKKKKK

            Kici langsung bersender pada dada Rio dan dengan sigap Rio memegangi tubuh Kici. Kici memang sudah sangat ngantuk sekali. Ia sudah tak kuat lagi. Rio merasakan dengkuran halus dari mulut Kici. Ia tau kekasihnya ini pasti sangat lelah.

“Karena gue cowok yang penuh tanggung jawab gue akan dengan terpaksa membopong gadis bodoh ini. Semangat Rio!!”ujar Rio kedirinya sendiri dengan wajah yang penuh keterpaksaan.  Rio pun dengan sigap segera mengendong Kici dengan menaruh tubuh gadis itu di belakang punggungnya agar Kici bisa lebih pulas dengan tidurnya,.

            Cukup lelah buat Rio menggendong Kici sampai ke lantai tempat kerjanya. Meskipun ia sudah menggunakan Lift. Rio pun membuka pintu ruang kerjanya yang begitu megah. Ia segera masuk san menutup kembali pintunya. Rio membawa Kici menuju kamarnya yang berada di dalam ruang kerjannya.

“Awww . . “ringis rio karena tangannya terasa pegal sekali. Ia sudah membaringkan Kici di kasurnya. Rio pun segera meleaspakan sepatu Kici dan menyelimuti Kici.

“Sleep tight sayang . .”bisik Rio ke Kici. Ia tersenyum sebentar ke arah Kici dan mendekatkan bibirnya ke kening Kici untuk memberikan ciuman kening pada gadis ini.

CUPPPP .

“Ehh .. “kaget Rio karena Kici malah tiba-tiba mendaratkan ciuman kilat pada bibir Rio. Dan membuat Rio spechless sendiri. Pipi Rio pun terasa memanas sendiri. Rio mulai menjauhkan wajahnya dari wajah Kici. Ia melihat Kici yang masih dalam posisi memejamkan matanya dan sebuah senyuman dari bibir gadis itu.

“Aissh, , dasar ..”gerutu Rio dan ikut tersenyum sendiri. Ia pun langsung memilih keluar dari kamar untuk membiarkan Kici istirahat disana. Dan kali ini pun Kici benar-benar sudah terlelap dengan senyum yang terus menghiasi wajahnya.

            Begitu pun juga dengan Rio ia meneruskan pekerjaanya kali ini dengan semangat 45. Kici memang selalu bisa membuat dia merasakan sesuatu yang berbeda untuk menyemangatinya dengan cara gadis itu sendiri. Menurut Rio gadis itu memang begitu sangat luar biasa baginya.

                                                                        *****

            Felly sudah sampai di rumah Kici dan sudah masuk kedalam kamar Kici. Ia tak melihat ada tanda-tanda Kici didalam kamar. Felly pun sudah dapat menebak bahwa Kici bersama dengan Rio.

“Oke. Gue tidur sendiri. Lebih baik gue sekarang tidur. Dan menyiapkan buat besok. Gue akan mulai semuanya dengan baru. “

Gue akan belajar bagaimana menjadi gadis yang pemberani”

Felly harus bisa semangaaatt!!!”

                                                            *****
                                                04.00 A.M Kamar Iqbal

            Iqbal masih belum bisa tidur dari tadi. Ia bingung dengan semuanya. Ia masih emosi dengan dirinya sendiri dan Rika. Apakah yang dia lakukan salah? Namun inilah yang dikehendaki oleh Rika. Iqbal pun segera meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang.

“Hallo . . “sapa suara lembut di sebrang sana. Iqbal mencoba menghelakan nafasnya sebentar.

“loe belum tidur ?”

“belum. Gue masih ada satu adegan lagi habis ini pulang”

“Loe gak capek shooting terus ?”

“Capek sih. Tapi udah pekerjaan. Oh ya ada apa bal nelfon gue ?”ujar gadis sebrang sana yang tak lain adalah Adel.

“Mmmm. . . Mmmm.  . “

“Mmmmm kenapa bal ??”

“Loe  .. ;loe . . . .”

“Loe mau jadi pacar gue ?”