Selasa, 02 Juni 2015

DELOV part 43 ~ BROKEN ~



DEVIL ENLOVQER – 43
~ BROKEN ~

“MAMA GAK MAU TAU . .. MAMA BENCI SAMA PAPA !!! SEKARANG PAPA PERGI DARI RUMAH!!!”
“Ma. . Dengerin    . . “
“GAK ADA YANG PERLU DIJELASIN LAGI !!! PAPA PERGI SEKARANGGG!!!”
“Tap . . .”
“MAMA BILANG PERGI PA, PERGI !!!”
“Papa mohon mama maafin Papa.. Papa jelas . . “
“PERGI SEKARANG JUGA PA ! PERGI !!!”
“Ma . . . “
Felly merasakan kepalanya terasa pusing. Ia perlahan membuka matanya. Cahaya terang masuk menerabas pupil matanya yang mengecil saat ini. Suara keributan dari bawah masih terdengar jelas ditelingannya.  Felly melihat ke jam dinding. Dan masih menunjukkan pukul 3 dini hari.
“Mama . . .”lirih Felly yang dapat mendengar mamanya menangis terisak sambil histeris. Felly mencoba bangun dari tempat tidurnya. Semalam Felly ditemukan oleh para pembantunya pingsan dan langsung ditidurkan di kasur Felly.
“Mama kenapa ?”Felly mulai penasaran. Ia mengatur kesadarannya lantas berjalan untuk keluar kamar.
Felly berjalan keluar dan menuruni tangga yang ada di rumahnya. Belum ia melangkahkan ke tangga terakhir, pemadangan tak enak ia lihat. Papa dan mamanya bertengkar hebat. Felly menjadi bingung sendiri.
“Mama ? Papa? Kenapa bertengkar ?”tanya Felly. Dan saat itu juga sang mama dan papa berhenti bertengkar. Pandangan mereka tertuju kepada sang anak.
Namun tak ada yang membungkamkan suara. Sampai akhirnya Felly menemukan lembaran-lembaran foto yang tergeletak tak beraturan di lantai. Dan Felly sendiri dapat melihat jelas apa yang terdapat di dalam  foto itu.
“Ini papa?”tanya Felly dengan nada yang begitu pelan. Kedua orang tua Felly terbungkam. Terutama sang Papa.
“Papa bisa menjelaskan sayang. Pa . .  “
“Papa selingkuh ??”Felly melanjutkan langkahnya dan mengambil dua lembar foto tersebut. Dimana dilembar fiti tersebut terdapat jelas foto pernikahan sang papa dengan gadis yang bukan mamanya. Bahkan di lembar satu lagi.  Foto wanita itu dengan anak gadis kecil dan disamping wanita tersebut ada papa Felly.
Felly masuk ke kamar sekarang!!”suruh Bu Zia tajam kepada sang anak.
“Papa nyelingkuhin Mama??”
“Sejak kapan?”entah mengapa bibir Felly terus berbicara. Felly berjalan mendekati papanya yang hanya bisa terbungkam. Sedangkan Mama Felly tertunduk merasakan sakit di hatinya. Mama Felly menangis kembali.
“Di foto tertulis 27 Januari 1995 ?”
“Itu hari sebulan sebelum Felly lahir kan Pa?”
“Papa kenapa gak jawab ?”tanya Felly selembut mungkin. Felly menatap nanar Pak Aziz yang menunduk kaku. Perlahan dua foto yang berada di tangan Felly itu ia remas-remas secara perlahan. Remasan dengan kekuatan dan hatinya yang semakin sakit.
“Salah mama sama papa apa?”tanya Felly lagi dan masih mencoba memendam semuanya. Felly sudah cukup capek teriak-teriak dan menangis semalam karena Alvin.
“Papa jangan diam? Jelasin ke Felly ??”
“Sudah Fel. Sudah. Suruh Papa Kamu pergi!!! Usir Papa kamu Fel !!!”histeris Mama Felly. Perlahan air mata Felly menetes demi tetes menatap mamanya yang seperti itu.
Felly gak nyangka papa seperti ini sama mama”
Fel papa bi . . . “
Felly atau Mama gak perlu tunjukin gerbang keluar rumah ini kan Pa?”
“Pak Aziz sekarang bisa pergi kok. Dan kalau bisa Pak Aziz gak usah balik lagi. Felly gak mau punya Papa penghianat dan munafik seperti Pak Aziz”suara Felly begitu lembut dan pelan. Namun didalamnya terdapat suatu ketajaman yang tersirat. Pak Aziz hanya bisa melongo. Daripada mendengar omelan istirnya lebih sakit ia mendengar ucapan sang anak kali ini.
“Papa pergi ya sekarang. “usir Felly begitu halus sekali. Namun air mata Felly masih terus menetes semakin deras.
“Papa sayang sama kalian. Papa mohon maafkan Papa. Papa bisa jelasin sem . . .”
“Sayang? Ini yang namanya sayang ?”Felly mulai menyinis. Ia megembangkan senyumnya dan menunjukkan dua lembar foto yang sudah tak berbentuk di tangan kanan Felly.
“Oh.. atau mungkin. Mama dan Felly aja yang pergi ?”
“Rumah ini milik Pak Aziz kan? Toh selama ini Pak Aziz yang memberikan rumah dan semua fasilitas kepada Felly dan Mama. iya kan ?”
“Yaudah Felly dan Mama Felly akan pergi sekarang kok”ujar Felly dengan bepura-pura menegarkan dirinya.
Felly, Papa mohon jangan seperti ini. Papa minta maaf”Felly tak menggubris sang papa. Felly langsung berjalan mendekati sang mama.
“Ma. Ayo kita pergi saja. Kita pergi kemana saja Ma. Asal tidak disini”isak Felly. Bu Zia yang sudah bingung dan fikirannya kacau hanya mengangguk pasrah. Felly menuntun sang mama untuk keluar menuju pintu rumah.
Pak Aziz semakin bingung. Hatinya merasa sangat bersalah dan hatinya terasa tersayat melihat kedua orang yang sangat ia sayangi berjalan keluar dari rumah yang dulunya begitu tentram ini. Semuanya berjalan begitu cepat. Bahkan ia saja tak tau darimana sang istri mendapatkan foto-foto biadab itu.
Felly. . Mama. Papa mohon jangan pergi . . “tiba-tiba Pak Aziz sudah berlutut didepan Felly dan Bu Zia. Pak Aziz begitu memohon agar kedua orang ini tidak pergi.
“Minggir Pak. Felly sama Mama Felly mau keluar. Buat apa kita disini? Kasihan Mama Felly sudah sakit sekali hatinya”ujar Felly halus dengan tubuh yang bergetar hebat. Felly menahan suara tangisnya. Namun disampingnya ia dapat mendengar jelas suara tangisan Mamanya yang tak bisa tertahankan.
“Ma. . Maafkan Papa. Papa mohon Ma. Jangan tinggalkan Papa. Itu sudah dulu sekali Ma. Papa khilaf dulu Ma.Papa mohon jangan pergi. Papa sayang sama mama dan Felly. Papa mohon. . “
“PERGI!!! MAMA BENCI SAMA PAPA !! MAMA MAU PAPA CERAIKAN PAPA !! PERGI SEKARANG!!!!”teriak Bu Zia yang semakin tak terkendali. Felly menarik sang mama dalam pelukannya. Ia begitu tak tega kepada mamanya yang seperti ini.
“Kamu boleh sakitin aku Pak. Kamu boleh marahin aku sesukamu. Kamu boleh berbuat apa saja kepadaku . Tapi tidak kepada mamaku!.”ujar Felly begitu tajam kepada Pak Aziz. Felly begitu langsung membenci dan muak kepada papanya. Felly merasa semua masalahnya begitu langsung menyerangnya. Dan Felly begitu capek dan tak kuat.
“Ayo Ma.  “ajak Felly. Mereka berdua melanjutkan jalan kembali. Sedangkan Pak Aziz tak bisa apa-apa lagi. Sang anak dan sang istri sudah begitu membencinya. Pak Aziz hanya terdiam dan masih dalam keadaan berlutu.
Felly merangkul sang mama. Dan menuntun sang mama berjalan karena mama Felly tak henti-hentinya menangis.
“Non. .Non Felly sama Nyonya Zia mau kemana? Pak Budi anterin ya. “ujar pak Budi yang tiba-tiba mencegah majikannya tersebut.
“Gak usah Pak”tolak Felly halus. Pak Budi menggelengkan kepalanya keras-keras.
“Pak Budi anterin Non sama Nyonya. Ini masih jam setengah 4 pagi Non”
“Gak apa-apa pak”jawab Felly adanya dan meneruskan jalan kembali tak peduli dengan pak Budi yang masih memaksa Felly.
“Pak Budi ikut sama Non dan Nyonya”ujar pak Budi yang langsung menghadang Felly dan mamanya di depan. Felly membelalakkan matanya.
“Pak Budi kerja yang baik aja buat orang itu. Pak Budi gak usah mikirin Felly dan Mama. “
“Gak non. Sejak non kecil Pak Budi bekerja disini hanya untuk Non dan melayani Non Felly. Jadi Pak budi akan ikut sama Non Felly
“Pak Budi mau ikut kita? Pak Budi mau tinggal dimana? Felly saja masih belum tau mau tinggal dimana sama mama”jujur Felly. Pak Budi semakin tak tega melihat anak majikannya ini yang begitu kasihan sekali.
“Non Felly sama Bu Zia bisa tinggal di rumah Pak Budi yang kosong. “
“Gak usah Pak. Sudah biarkan Felly dan Mama pergi . Felly mohon “ujar Felly begitu memohon kali ini. Dan Pak Budi pun tak bisa apa-apa lagi. Karena Felly sudah membulatkan tekadnya. Felly kembali berjalan dan membuka pintu gerbang rumahnya yang begitu besar. Bahkan para satpam pun sempat mencegah kedua majikannya ini. Namun semuanya begitu percuma.
Felly menuntun sang mama berjalan keluar. Felly sendiri bingung akan kemana. Semua masalahnya memutar manis di otaknya. Yah, Manis sekali karena terlalu manis membuat Felly begitu tersedak dan merasakan perihnya kemanisan masalahnya tersebut.
“Tuhan ? belum cukup dengan tadi ? dan sekarang ??”
“Apa salahku dan Mama ?”
“Apa kita berdua ditakdirkam untuk di hianati ?”
“Kenapa sakit sekali tuhan rasanya ? kenapa?”batin Felly mulai berbicara. Tangisan Felly tak ada henti-hentinya.
Felly mama capek . .”lirih Bu Zia tiba-tiba. Felly langsung menoleh ke mamanya. Dilihatnya tubuh wanita ini sudah pucat dan matanya begitu sembab.
“yaudah kita duduk dulu Ya ma”ajak Felly. Ia melihat di deadpan mereka ada restoran yang masih tutup. Felly pun mengajak mamanya untuk beristirahat dulu disana.
Felly menyuruh mamanya untuk tidur diatas pahanya. Felly membelai lembut rambut sang mama dan perlahan Bu Zia tertidur dengan sendirinya. Felly menatap mamanya begitu tak tega. Bahkan ia sendiri tak memfikirkan nasibnya yang baru saja di hianati oleh Alvin dan sekarang mamanya ? sungguh memiriskan.
“Gue harus kemana ? “
“Apa gue hubungi Kici ?tap  . . “
“Jangan-jangan . . ini masalah gue. Dan gue gak mau ngrepotin dia lagi “Perlahan Felly mengusapi air matanya dan tubuhnya yang penuh keringat. Tangan Felly terhenti di lehernya. Ia menyentuh sebuah kalung yang selalu ia pakai dan tak pernah ia lepaskan. Yah, kalung hadiah dari sahabatnya saat ulang tahunnya 1 tahun yang lalu.
“Apa gue harus jual ini ?”
“tap.. . .’ Felly berfikir keras. ia menatap wajah mamanya dan sekali lagi Felly menangis kembali.
“Maafin gue Christ . . “lirih Felly. Keputusannya adalah menjual kalung yang sedang ia pakai. Ia tak bisa berbuat apa-apa lagi. Dirinya dan mamanya sudah tak punya apa-apa. Keluarga pun Felly sudah tak punya. Sang mama merupakan anak tunggal. Dan Papanya sejak kecil sudah tumbuh di luar negri .
“Mama jangan nangis ya. Felly ada terus buat mama. Mama jangan sedih. Mama harus semangat. Ma . . . .”Felly terus menangis tanpa hentinya. Dan perlahan sinar matahari nampak. Hari pun sudah semakin terang. Felly melihat mamanya masih tertidur pulas. Ia tak tega untuk membangunkan sang Mama.
*****
04.00 am. Rumah Kici
Kici masih terjaga di dalam kamarnya. Sejak pertengkaran semalam Kici sama sekali tak bisa tidur. Ia masih memfikirkan kata-kata Rio yang tajam kepadanya.
“Labil? Gak punya otak ?senang-senang?”
“Apa gue seburuk itu dimata dia ?”
“Aisshhh. . Kenapa gue jadi terus mikirin dia ? mikiri omongan dia. Kici seharusnya loe itu bodoh amat!!!!”kesal Kici kedirinya sendiri.  Ia perlahan berjalan ke kasurnya. Dan segera berbaring disana.
Kici tidak memejamkan matanya, melainkan menerawang jauh pada atap-atap langit kamarnya.
“kenapa gue bisa suka sama orang kasar seperti dia ?:”
“kenapa gue bisa jatuh cinta dengan cowok bodoh seperti dia ?”
“Kenapa gue . . AHHRGSS KENAPAAA !!!”
******
Angel tersenyum puas di depan cermin kamarnya. Semua rencananya berhasil. Dan menurutnya ini baru awal dari semuanya. Angel akan melakukan suatu hal sampai keluarga itu ancur seharncurnya. Yah itulah tujuan awal dia.
“Kalian semua bakal ngerasain apa yang dirasakan oleh kami selama ini . . .”
“Jangan harap kalian bisa tersenyum lagi . .”
“Aku akan membalas semuanya, Semuanyaaaa . . . “
Angel menerawang kembali, dimana masa kecilnya yang begitu sangat buruk. Dimana susahnya dirinya dan mamanya bertahan hidup sampai saat ini.
Felly dan Nyonya Zia ??? apa yang kalian lakukan sekarang ? menangis ? meraung hahahahahaha. . “
“Atau jangan-jangan kalian sudah bunuh diri ? hahaha”
“Rasakan tuan Aziz. Loe fikir enak dicampakkan ? loe fikir tidak punya apa-apa dalam hidupmu itu enak ??”
“Sekarang kamu merasakan semuanya. “
“tunggu saja pembalasanku selanjutnya. . “Angel kemudian mengambil ponselnya yang tereletak manis di meja riasnya. Ia segera menghubi seseorang untuk menceritakan cerita ini. Siapa lagi jika bukang sang mama sendiri.
Mereka berdua bertelfonan sambil tertawa dengan puasnya. Tawa yang meremehkan dan begitu puas sekali dengan penderitaan orang lain.
*****
07.00 WIB a.m
Felly dan mamanya masih menelusuri jalan pagi. Dimana Felly masih mengenakan dressnya semalam dan mamanya juga memakai kemeja dan rok dibawah lutut, Felly bingung akan membawa mamanya kemana. Mereka berdua sudah berjalan cukup jauh.
Felly kita kemana ?”tanya Bu Zia bingung.
“mmmm, . . kita . .kita . . “Felly benar-benar hilang ide. Otaknya sudah tak dapat dibuat bekerja lagi. Apalagi dari semalam dirinya belum makan.
“Kita . . “mata Felly tertuju ke sebuah toko berlian yang ada di sebrang jalan. Felly menatap toko tersebut dengan berfikir lama.
“Apa gue harus menjual kalung ini??”
“tapi kalau tidak. . . .”
“Bagaimana dengan mama ??”Felly memegang kalungnya. Masih berfikir.
“Maafin gue Christ . “lirih Felly. Ia menoleh kearah mamanya.
“Ma . .mama tunggu disini dulu ya, Felly pergi bentar aja “ujar Felly kepada sang mama.
“Jangan lama-lama sayang. .”
“Iya . mama tunggu disini ya. .”ujar Felly. Ia pun segera menyebrangi jalan dan masuk kedalam toko berlian itu.
Felly melepaskan kalungnya dengan sedikit tak rela. Kalung tersebut benar-benar bagus sekali. Felly disambut oleh pelayan toko yang menurutnya sangat cantik .
“Ada yang bisa kami bantu ?”
“Mmmm. . saya mau menjual kalung ini mbak”ujar Felly dan menyerahkan kalungnya kepada pelayan tersebut, Pelayan itu mengambil kalung Felly dan memeriksanya.
“Gimana mbak?”tanya Felly karena pelayan tersebut diam begitu lama melihat kalung Felly.
“Kamu yakin mau jual ini?”tanya pelayan perempuan itu dengan mata tak percaya.
“Iya mbak . . “
“Sebentar ya . . “pelayan tersebut menaruh kalung Felly dan masuk menuju sebuah ruanganFelly menunggu saja sambil menoleh ke belakang mengawasi mamanya.
Tak berapa lama kemudian, pelayan tersebut kembali dengan membawa satu orang dan sepertinya itu adalah pemilik toko ini.
“Ini pak anaknya dan kalungnya . .”ujar pelayan tersebut. Seorang lelaki sekitar berumur 30.an segera mengecek berlian Felly.
“Kamu jual ini ?”
“I . .ya  . .”jawab Felly sedikit ragu.
“Baiklah kalau begitu. Saya akan ambilkan uangnya . “ujar orang tersebut. Felly menganggukkan kepalanya.
Akhirnya Felly sudah memegang uang ditangannya. Kira-kira uang yang Felly dapat sekitar 15 juta. Dan itu sepadan sekali dengan harga kalung Felly. Felly menyimpan uangnya baik-baik. Memegangnya erat-erat dan berjalan mendekati mamanya.
“Ma. .ayo kita cari kontrakan. .”ujar Felly.
“Kita tidak punya uang Fel”
Felly punya Ma. Ayo ikut Felly”ajak Felly. Sang mama menurut saja. Felly mengrhentikan sebuah taxi dan segera beranjak dari sana.
*****
            07.00 SMA ARWANA

Kici sudah dapat menebak bahwa Felly tidak akan masuk sekolah hari ini. Kici melengos saja di bangkunya. Bahkan sedari tadi dayat mengajaknya bicara pun tak ia tanggapi. Fikiran Kici saat ini terpusat kepada sahabatnya tersebut. Memang Kici sangat cuek sekali namun tentunya ia mempunyai perasaan yang sedikit peka. Apalagi Felly adalah sahabatnya sejak kelas 1 SMP.
Kici .. “panggil Dayat dengan suara sedikit tinggi.
“Kenapa Sih??”sinis Kici. Heran juga dia dengan teman barunya yang lebay sendiri,
“gue minta nomer loe . .mana ??”
“Aisshh. Emang penting banget ya ?”
“Penting banget dong . . “
“Kalau gue gak mau ngasih ?”
“Harus mau dong!!!”
“maksa banget loe !! gue gak mau”
“Ayolaahhhh”rengek Dayat
“Enggak ya enggak!!!”
“Kalau loe ngasih nomer loe. Gue akan kasih loe hadiah “ujar dayat layaknya anak kecil.
“Hadiah ? gak butuh!!”tegas Kici
“Gue pindah bangku deh gimana ?”
“Sumpah ??”ujar Kici . seperti mendapatkan beribu bintang yang gemerlap.
“Iya . tapi kalau gue mau. Sayangnya gue gak mau!!”ujar Dayat seenaknya. Kici menatap dayat dengan tatapan tak enak.
“Ngomong sana sama tembok!!”kesal Kici namun dayat Cuma nyengir gak jelas.
“Oh ya . . “Kici kembali menoleh kea rah dayat,
“Soal kemarin loe gak usah cerita ke siapa-siapa “
“Mmm. . gimana ya ?”
“Loe gak usah sok mikir. kalau sampai ada yang tau mati loe ditangan gue “
“Iya iya Christy . . “
“Panggil gue Kici!!!”
“Gue mau panggil Christy . . “
“Gak boleh !!”
“Iya udah. Kici . “
“Nah gitu “kini giliran dayat yang melengos pasrah. Gadis ini berbeda dengan yang lainnya menurutnya.
“Nanti ayo kita kerumah Felly”ajak dayat dan membuat Kici tertarik dengan ajakan teman barunya ini.
“Loe bawah mobil?”
“Always . .”
“Oke “
“Tapi gue minta nomer loe dulu”paksa dayat yang tidak ada menyerah-menyerahnya.
“Gue boleh tanya ?”ujar Kici dingin
“Boleh dong . “
“Kalau loe sudah dapat nomer gue ? mau buat apa? Hah?”
“gue akan tiap hari pantau loe. Sms loe dimana loe berada. Gue akan jagain loe dan pastiin loe selamat hehehe”
“Sorry gue gak membuka bodyguard”tolak Kici mentah-mentah.
“Ayolah Kici. . . “
“Enggak ya enggak!!”
“Ay o. . “
“Sekali lagi loe maksa, gue pindah kelas !”ancam Kici dan sedetik kemudian dayat langsung terdiam. Menuruti saja apa kata Kici
“Pinter”Kici pun menyibukkan dirinya dengan ponselnya. Ia langsung memakai earphonenya dan mendengarkan lagu yang ia suka.
*****
Alvin sudah berada di kampusnya pagi-pagi. Ia ingin sekali memberi pelajaran dan meminta pejelasan kepada orang yang telah menghancurkan hubungannya dengan Felly. Siapa lagi jika bukan Angel.
“Dimana gadis itu ?”pekik Alvin yang sudah tidak sabar.
“Dasar gadis gilaaaa !!!”
Namun hampir 3 jam Alvin menunggu di kelasnya dan kelas 1 selesai. Sama sekali tidak ada tanda-tanda kedatangan Angel. Alvin semakin kesal. Ia yakin gadis itu sedang bersembunyi darinya. Alvin pun memutuskan untuk pulang saja. Moodnya hari ini sudah tidak enak.
*****
Rio bangun dari tidurnya. Semalam ia tidur dikamar  ruang kerjanya. Toh, ruang kerjanya begitu sangat luas dan terdapat kamarnya sendiri. Rio meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.
“Hallo. . “
“Sudah kamu siapkan semuanya ??”
“Siang ini juga berangkat !!”
“Kamu suruh orang buat bawa dia “
“terserah bagaimana caranya “
“jangan sampai sakiti dia “
“Iya .saya menunggu di bandara “
“baiklah kalau pesawatnya sudah siap “
“Ya” Rio menutup sambungannya dan meletakkan kembali ponselnya. Rio bangun dan berjalan menuju kamar mandi.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Dan Rio harus segera bersiap-siap untuk meeting dengan salah satu cliennya dan setelah itu ia ada rencana pergi ke suatu tempat. Dan ia tidak ingin menghancurkan renacannya itu.
******
13.30 SMA ARWANA

Kici memilih untuk menunggu Dayat di luar gerbang sekolahnya. Sedangkan dayat sedang mengambil mobilnya diparkiran mobil. Kici menyuruh supirnya untuk meninggalkannya pulang. Kici menunggu dengan sabar di luar gerbang sekolah.
Namun tak jauh dari Kici berdiri, sebuah mobil APV hitam berjalan mengarah ke Kici. Kici awalnya hanya tak acuh saja. namun benar saja mobil tersebut berhenti dihadapan Kici. Kici mengernyitkan keningnya.
SREEEKKK
Pintu mobil tersebut di buka. Dan turunlan 3 orang lelaki berpenampilan sangar dan membuat Kici sedikit kaget.
“Kamu harus ikut kami nona”ujar salah satu pria tersebut dan langsung membekap Kici serta menggendong Kici.
“YAAAAAA!!! LEPASIN GUEEEE!!!”berontak Kici tak karuan. Namun tenaganya tak cukup untuk melawan ketiga orang kekar ini. Kici terus mencoba memberontak.
“LEPASIINNN!!”Kici dimasukkan kedalam mobil dan segera dijalankan.
Didalam mobil Kici berusaha untuk melawan, namun ke tiga pria itu terlalu pintar. Mereka lamgsung membekap mata dan mulut Kici. Bahkan kedua tangan Kici serta kaki Kici diikat sangat kuat sekali.
“Pa .. . pa . . “lirih Kici. ingatan Kici mengawali dejavu. Yah, 1 tahun yang lalu Kici pernah mengalami kejadian seperti ini. Bahkan sama persis.
“Lepasin aku . . . “lirih Kici. Entah mengapa ia mulai takut sendiri. Kici tak takut jika ia disekap atau pun di aniaya. Kici takut jika dia harus koma lagi. Kici takut tidak bisa bertemu dengan adiknya, papanya, teman-temannya bahkan Rio. Kici tak mau itu terulang lagi.
“Ri . . oo . . to.  Long. . . .”lirih batin Kici berharap Rio akan mendengarnya.
Mobil tersbut melaju semakin cepat. Sedangkan Kici hanya bisa berdoa dan diam saja. ia tak dapat melihat apa-apa. Didalam mobil begitu hening sekali. Kici sendiri tak tau dia akan dibawah kemana.
*****
Dayat keluar dengan mobilnya . ia bingung karena tak menemukan keberadaan Kici. Dayat melengos pasrah.
“Pasti  gadis itu meninggalkanku. . .”
“Haissghh. . “namun mata dayat terhenti pada sebuah tas yang terjatuh begitu saja tak jauh dari trotoar jalan. Dayat berfikir sejenak, ia seperti mengenal tas tersebut.
“Itu kan tas Kici ? tapi tapi ? dimana Kic?”binggung dayat. Ia pun segera turun dari mobilnya dan mengambil tas Kici.
Kici dimana ?”dayat mulai cemas sendiri.
“Sebaiknya gue cari dirumahnya dulu. . “dayat pun masuk kembali kedalam mobil dengan membawa tas Kici. Ia dengan cepat menuju rumah Kici saat ini juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar