Selasa, 26 Mei 2015

DELOV part 42 ~The Problems Part II~



DEVIL ENLOVQER – 42
~ The Problems  Part II~
             
21.00 WIB Rumah Kici
Sebuah mobil berplat nomer B 20 RC , sudah berada di depan rumah Kici. Siapa lagi jika bukan Mobil Rio. Malam ini Rio baru saja datang dari Tokyo dan langsung menuju rumah Kici. Namun sayangnya Kici sedang tidak ada dirumah dan yang membuat Rio lebih kesal lagi. Kata Pembantu dan Satpam Kici bahwa Kici sedang keluar bersama seorang cowok.
“Gadis bodoh. . loe main-main sama gue ??”
“apa loe mau coba untuk selingkuh ??”
“Cisshh. . loe fikir loe hebat ?:”
“Loe akan habis malam ini gadis bodoh!!!!”Rio berbicara sendiri tak jelas. Ia sangat kesal sekali bahkan bisa dibilang sedikit emosi.
15 menit kemudian. . .

Kesabaran Rio terasa ingin habis. 20 kali ia mencoba menghubungi gadis itu namun percuma saja. Kici sama sekali tak mengangkat panggilannya. Rio membuang ponselnya dia atas kursi ruang tamu.
BBBRRRBBBRR .
Rio mendengar suara mobil dari luar. Segera Rio keluar dan menunggu Kici di depan pintu rumah. Rio menatap Kici yang keluar dari mobil bersama seorang cowok. Entah menagapa Rio merasa suhu tubuhnya panas. Bahkan Rio tak sadar kini kedua tangannya sudah ia kepalkan kuat-kuat. Namun ia masih mencoba bereskpresi biasa dan mencoba biasa saja.
Kici meninggalkan cowok tersebut. Begitu pun dengan cowok tersebut telah masuk kembali kedalam mobil dan beranjak pergi.
Kici melangkah membuka gerbang rumahnya. Ia sudah melihat keberadaan Rio di depan pintu. Namun saat ia melihat Rio, emosinya kembali meluap. Bagaimana tidak? Ia teringat akan sesosok lelaki brengsek yang telah membuat sahabatnya seperti itu.
“Oh. . . jadi loe sudah punya pacar ba. . . “Kici tak mempredulikan sindiran Rio. Ia langsung menabrak begitu saja tubuh Rio dengan wajah acuh tak acuh. Rio pun semakin kesal.  Kici berjalan ke arah DVD player mengambil CD tersebut. Lantas memasukkan kembali ke dalam tempat cover CD 2 itu.
“Loe kemana? Habis selingkuh ? hahaha. Bagus . pintar . . “sindir Rio. Kuping Kici terasa semakin panas. Ia menatap rio begitu tajam.
“Loe keluar dari rumah gue ! SEKARANG!!!”usir Kici penuh penekanan. Rio tertawa dengan sinis.
“Hahah. Loe lucu banget gadis bodoh. Sudah kepergok selingkuh . dan sekarang ngu . .. “
“KELUAR SEKARANG JUGAAA !!!”teriak Kici dengan suara volume tinggi. Rio saja langsung terdiam seribu bahasa. Bukan hanya Rio seisi rumah Kici kaget mendengar suara Kici yang menggelegar.
“Cisshh. . “desis Rio. Dan menatap mata Kici balik tak kalah tajam.
“Loe masih punya otak kan ? loe itu sud . . . “
PLAAAAKKK
CD yang ada di tangan Kici langsung ia lemparkan dengan kasar di wajah Rio. Rio sama sekali tak mengerti apa-apa. Ia merasa seperti direndahkan oleh seorang wanita. Dan ia tak suka itu. Melihat perlakuan Kici seperti itu. Emosi Rio memuncak.
“LOE FIKIR LOE SIAPA ?”
“LOE TAU SOPAN SANTUN ? HAH?”Kici tau Rio saat ini marah kepadanya. Namun ia tak peduli dan sama sekali tak ingin peduli emosinya lebih hebat dari pada Rio saat ini.
“Sopan santun ? hahaha . . “
“YANG PERLU DIAJARKAN SOPAN SATUN ITU TEMEN LOE !!”
“TEMEN LOE ITU BRENGSEK!!”
“Temen gue ? maksud loe?”
“AMBIL TUH CD DAN KELUAR DARI RUMAH GUE SEKARANG JUGA!!!”
“Gue gak ngerti maksud loe . . “
“Loe mau tau ? hah ? benar loe mau tau ??”Kici mengambil CD yang jatuh tersebut. Lalu ia berjalan ke arah DVDnya dan menayalakan CD tersebut. Sedangkan rio menunggu saja apa yang dilakukan gadis ini.
Video tersebut pun terputarkan kembali. Jujur , Kici sangat jijik sekali melihat CD ini. namun karena kekasihnya ini ikut kalap dengan emosinya. Kici pun memutuskan untuk menayangkan langsung didepan mata Rio.
Tak beda dengan ekpresi Kici tadi, Rio pun langsung Syok. Bahkan ia seperti tak bisa bernafas dengan tayangan yang ada dilayar itu.
“Gak. . gak mungkin. . “
“Gak Mungkin ?? Mata Loe butaa?? Jelas-jelas itu Alvin Begoo!!”emosi Kici.
“AJARIN TEMEN BRENGSEK LOE ITU SOPAN SANTUN!!!”bentak Kici. Dan untuk kedua kalinya. Kici langsung melemparkan remote yang ada di tangannya ke tubuh Rio. Kici langsung meninggalkan rio begitu saja. Kici benar-benar malas bertemu dengan Rio saat ini.
Rio masih tak percaya bahkan ia sendiri yakin bahwa Alvin tidak mungkin seperti itu. Rio mengenal Alvin sejak kecil. Alvin adalah sepupunya sendiri. Namun pada kenyataanya di dalam layar tersebut cowok itu jelas Alvin. Jelas sekali.
“Vin. . . loe  .  . “Rio langsung mengambil kunci mobilnya di atas meja. Dan mengambil CD tersebut dari DVD. Ia langsung keluar untuk ke suatu tempat.
*****
Felly melepaskan kuncir rambutnya. Ia berjalan dengan gontai membuka pintu kamarnya. Fikirannya saat ini sulit diartikan. Apalagi dengan perasaanya saat ini yang benar-benar hancur. Bayangan Video tersebut masih melayang di fikirannya. Ia masih tak percaya.
BRAAAKKK
Pintu kamar Felly tertutup. Sang pemilik kamar memasuki kamarnya dengan pandangan yang begitu kosong.  Felly melirik ke meja belajarnya. Dimana disana terdapat satu foto dirinya dan Alvin waktu di ulang tahunnya tahun kemarin. Felly menatap miris foto tersebut.
“ARRRGHHHHHSSS”’
PYAAAARRRRRR
Dengan emosi yang meluap dan dipendam sedari tadi, Kini Felly meluapkan semuanya. Ia membanting foto tersebut dilantai sehingga menyebabkan foto itu berantakan tak beraturan.
“Lo . . . pem. . bohong bes .. ar . . “
“I . .ni . . ke. Ju . tan.  Dari . loe . kak?”
“Hah? Ini ? hahahahaha” Felly terdiam di depan meja belajarnya. Ia berdiri dan perlahan menundukkan kepalanya. Buih-buih air mata kembali menetes membasahi pipinya . Felly menangis kembali. Felly meremas dadanya yang terasa sesak. Ia merasa terkhianati.
Cinta yang selama setahun ia perjuangkan. Rasa kepercayaanya kepada Alvin melebihi apapun di dunia. Namun semuanya merasa sia-sia dirinya di khianati seperti ini.  Felly yang meerasakannya. Bukan orang lain, Menurut mereka-mereka semuanya hal ini hanyalah sebuah hal biasa. Tapi jika kau sudah merasakan bagaimana di sakiti atau dikhianati. Kalian akan benar-benar tau bagaimana rasa sesaknya dada sampai tak bisa bernafas. Bagaimana rasanya air matamu terus mengalir deras. Dan inilah yang dirasakan gadis ini.
“Ciuman ? di hotel ? loe punya simpanan selama ini ?”
“Terus ? gue apa ? mainan loe ? “
Felly berlutut lemas. Kedua tangannya memegang meja berlajarnya. Ia mencengkram kuat-kuat meja tersebut dengan kedua jemarinya.
“Kak . . apa salah gue ?”
“Apa karena gue terlalu polos? Jadi loe lakuin ke gue ? . apa loe merasa bosan sama gue kak? Jadi loe mainin gue ? gue harus maafin loe saat ini? Atau gue harus nampar muka loe? Atau gue harus bunuh loe ??”
“Loe bercinta dengan gadis lain didepan mat ague sendiri. Loe gak fikirin perasaan gue ? loe ingin gue nangis dihadapan loe? Loe ingin gue sakit ?”
“Janji loe? Semua janji loe di depan mama dan papa gue ? ini janji loe kak?? Loe gak bakal nyakitin gue ? omongan palsu loe kata cinta loe? Ini kak ? yah . . gue tau ini. . . “
Felly berdiri kembali. Ia berjalan menuju balkon rumahnya. Saat ia membuka jendela balkonnya, angin malan langsung menerpa wajah manisnya. Namun pandangan Felly masih terasa kosong. Ia seperti orang yang tak punya harapan. Bagaimana tidak? Kejutan tadi seperti ingin membuatnya gila. Dia dikunci dan di paksa melihat video terlaknat yang pernah ia lihat.
“Hahahahahaha. .  Gue bodoh banget . . hahahahahaha”tawa Felly sendiri. Namun sedetik kemduan Felly menangis kembali.
“AAARRGGGHSSS ALVINN LOE BRENGSEEEKKKK!! LOE COWOK BRENGSEEEKKKKK!!!!”
***** 21.30 Rumah Alvin

Alvin sudah berada di kamarnya sendiri. Tepatnya ia berada di kediaman rumahnya. Perlahan Alvin membuka matanya. Ia merasa kepalanya terasa berat sekali malam ini. Alvin memegangi kepalanya.
“Aww . . “ringisnya sambil memegangi kepalanya.
“Kenapa . . .awww . . . “
Alvin tak ingat apapun apa yang terjadi padanya. Bahkan ia lupa kenapa dia sudah berada di kamar. Fikirannya pun maasih kacau. Ia masih menncoba mngembalikan kesadarannya.
“Jam berapa ini?”pekik Alvin. Samar-samar ia melihat jam dinding menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.
“kepala gue masih pusing. Mending gue tidur aja “serah Alvin dan tertidur kembali di kasurnya. Ia mencoba mengontrol fikirannya.
BRAAAAAKKKKK
Suara dobrakan pintu kamar Alvin mengangetkan Alvin. Seseorang cowok masuk dengan tatapan penuh kemarahan. Alvin membuka matanya kembali dan melihat siapa yang datang.
“Ri . .o . . “lirih Alvin.
Rio berjalan cepat menghampiri Alvin yang masih tertidur. Tangan Rio ingin sekali menghabisi sepupunya ini. ia tak peduli bahwa mereka berdua memiliki hubungan keluarga. Namun bagi Rio Alvin sudah sangat keterlaluan.
PLAAAAKKK
“BANGUN LOE!!!”Rio melemparkan kasar CD yang ditangannya ke muka Alvin. Dan membentak Alvin kasar.
“Aww. . .”ringis Alvin. Tanpa fikir panjang Rio mengangkat kerah baju kemeja Alvin begitu eratnya.
“OTAK LOE DIMANA ? HAH? LOE GAK PUNYA OTAK ?”Alvin kaget. Dan terlihat bingung. Dia bertanya-tanya kepada Rio tiba-tiba marah kepadanya seperti ini.
“Yo?? Loe kenapa sih ?”tanya Alvin bingung
“Kenapa ?? Kenapa ??”
“LOE YANG KENAPA BODOHH!”
BRUUUUKKKK’
Sebuah hantaman keras pada pipi Alvin dari tangan Rio. Alvin tersungkur kesakitan. Bibirnya sedikit mengeluarkan darah segar. Alvin semakin tak mengerti.
“Gue sama sekali gak ngerti yo . .”Rio mencoba meredahkan emosinya sebentar.
“Loe tau apa isi CD ini ? hah? Loe tau ??”Rio mengambil CD yang terletak tak jauh dari tubuh Alvin dan menunjukkan tepat didepan wajah Alvin.
“CD? Apa??”
“Hahahahahahaha. Gak tau ??? RASANYA GUE INGIN BUNUH LOE BRENGSEK!!”
“ANJING OTAK LOE !!”entah mengapa Rio menjadi emosi kembali. Wajah Alvin yang seperti orang tak bersalah membuatemosi Rio meluap-luap.
“YO GUE GAK NGERTI APA MAKSUD LOE? ANJING ? SIAPA YANG LOE SEBUT ANJING? HAH?”Alvin pun ikut emosi. Karena ia merasa tak melakukan apa-apa namun Rio mengumpatinya dengan kata-kata kasar.
“Jadi ? gue harus menunjukkan isi CD ini ke orang yang pura-pura gak tau ? Oke Vin . Gue juga akan pura-pura bahwa loe benar-benar gak tau dan memutarkan CD ini. “sinis Rio begitu tajam. Rio berjalan ke arah televisi di kamar Alvin yang disampingnya sudah terpajang DVD player. Dengan cepat Rio menyalakan isi CD tersebut. Alvin pun memfokuskan ke depan Televisinya.

“INI HADIAH BUAT KAMU SIVIA SAYANG. LOVE YOU “
“Sayang . . . “

Alvin menganga bahkan ia langsung berdiri di kasurnya. Alvin menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Gak mungkin. Itu bukan gue. Gak  Gak . Gak mungkin !!”ujar Alvin yang masih Syok.
Angel ?? gadis itu . .  cisshh . . . .”batin Alvin mulai emosi. Ia tak menyangka gadis itu begitu lici sekali.
“Gak Mungkin ??? Mata loe perlu gue tunjukkan sampai berapa centi didepan TV hah? “
“LIHAT ITU LOE ?? Dan siapa cewek itu ?? Simpenan loe ??”
“terus Felly loe kemanain ?? Loe pajang ??”
“OTAK LO GAK DIPAKAI APA ?”Alvin menatap Rio dengan tatapan benar-benar bingung.
“Yo loe percaya sama gue kan ? Gue gak tau itu semua. Itu emang gue tapi sumpah gue gak pernah ngelakuin itu “
“Gak pernah ??terus ? yang didalam CD itu siapa ? SETAN ? jelmaan loe? Nglucu loe ?haha”tawa Rio meremehkan Alvin dengan tatapan sangat tak enak.
Alvin memegangi kepalanya ia mencoba mengingat dan mengigat terus apa yang ia lakukan seharian ini.
“ASTAGA. . YA TUHAAN . . “teriak Alvin yang sudah dapat mengingat semuanya dan mengembalikkan kesadarannya menjadi 100 persen. Rio menatap alvin aneh.
“Yo gue mau jelasin ke loe. Semuanya. Gue udah inget “
“Jelasin apaan ? kalau loe sama simpenan loe itu be. . . “
“Cewek itu namanya Angel dia temen kelas baru gue . .”
“Terus loe jatuh cinta sama dia ? lalu loe berdua ke hotel ? dan ngela . . “
“DENGERIN GUE DULU !!”bentak Alvin. Rio pun terdiam dengan wajah masih acuh tak acuh.
“Dia mahasiswa pindahan dari belanda. Gue gak tau motif dia apa. Dia nyoba ngedeketin gue. Dia ngejebak gue Yo. Terakhir kali yang gue ingat dia ngajak gue ke restoran. Dan restorannya emang sepi banget. Setelah gue makan makanan yang ia pesenin. Gue gak sadar. .” Rio memincingkan matanya. Ia masih diam dan membiarkan Alvin melanjutkan semua ceritanya.
“Dan . . waktu. . . di hotel. . gue. . gue ingat dia ngasih gue minuman dan rasanya agak pahit. Gue gak tau apalagi yang terjadi sama gue. Gue dijebak yo Sumpah . .”Rio masih diam saja. Ia bingung harus percaya dengan omongan Alvin atau tidak. Alvin menghela nafas panjangnya karena Rio sepertinya tak percaya dengannya.
“Loe percaya sama gue atau ngga ??”
“Gue sepupu loe. Loe kenal gue sejak gue bayi, gue pernah bohong sama loe? Apa selama puluhan tahun ini gue pernah ngelakuin hal sebodoh ini ? gue masih punya otak ? apa loe pernah tau gue berbuat kayak gini ? Hah?”alvin mencoba membela dirinya.
“Gue dan Loe sahabat sejak kecil. Terserah loe percaya sama gue atau ngga. Gue udah berkata jujur. Itu emang gue. Tapi gue dijebak saat itu. Gue buktiin. . . “Alvin merebut remote dari tangan Rio. Ia pun memutar kembali Video yang ada di CD itu. Rio pun mendengarkansaja apa omongan Alvin dan penjelasan Alvin. Mereka berdua fokus pada video itu .
“Loe cukup pintarkan tau tentang taktik murahan seperti ini”
“Loe lihat ?? gue disana dalam keadaan seperti mabuk kan ? dan  . . .”
“Yang narik gue selalu si cewek kan. Dan dia seolah-olah memperlihatkan bahwa gue yang menarik dia. Tapi dia gak sepintar yang gue kira. Triknya masih banyak celah “
“Saat di kasur. Lihat. Gue bahkan sempat memegangi kepala gue. Dann. . . .”
“kata-kata saat dia nyium gue. Itu gue mau nyebut nama Felly kan ?? loe coba dengerin lagi deh”ujar Alvin dan mereplay kembali. Rio memperhatikan sedetail-detailnya. Dan benar semua yang dikatakan oleh Alvin.
“Loe percaya kan sekarang ??”tanya Alvin penuh harap. Rio diam sesaat.
“ya. gue percaya sama loe”ujar Rio lantas menepuk-nepuk bahu Alvin.
“Syurkurlaah Yo loe percaya . . “ujar alvin bernafas legah. Dan tersenyum penuh kelegaan.
“Loe jangan legah dulu.  . “ujar Rio dingin. Alvin mengernyitkan keningnya.
Felly sudah ngelihat video itu “ujar Rio dan dalam waktu sedetik Alvin membelalakkan matanya dan kaget serta otaknya seperti mendapatkan beban batui ber ton-ton.
FELLY? FELLY ??SUMPAH YO??”
“Gue tadi kerumah Kici. Dia marah-marah ke gue. Dan gue yakin Kici dari rumah Felly. “
“Mampuss guee !!. gue harus gimana sekarang. . “alvin kelimpungan sendiri. Ia bingung harus bagaimana. Ia tak menyangka akan seperti ini.
“Percuma jika loe jelasin ke Felly. Dia gak akan semudah itu percaya .  “
“terus gimana yo ? gue harus diam aja  ? pasti dia sekarang lagi nangis loe kenal sendirikan Felly anaknya gimana “
“Loe kerumah Felly dulu aja berusaha buat jelasin ke dia. Loe berusaha dulu aja Gue juga akan mencoba ngebujuk Kici untuk percaya . dan gue akan minta bantuan ke Kici buat nyari bukti. Kita harus cari bukti yang akurat dulu bahwa loe gak bersalah”
“Oke Yo. Makasih loe udah bantu gue . gue ke rumah Felly dulu “
“Ya. semoga berhasil”ujar Rio. Alvin mengangguk dan langsung mengambil kunci mobilnya lantas beranjak ke rumah Felly.
Sepeninggalan Alvin. Rio mengeluarkan ponselnya. Ia mencoba menghubungi Kici. Namun percuma saja gadis itu tak mengangkat telfon darinya.
“Kenapa gue juga kena ?”
“Aishh. . loe selalu buat gue dalam keadaan bersalah “desis Rio. Ia pun keluar untuk beranjak menuju rumah Kici.
****
Pukul 10 malam. Alvin menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh. Ia sudah begitu khawatir dengan keadaan Felly. Berulang kali pun ia telah mencoba untuk menghubungi Felly namun percuma saja. Felly sama sekali tidak mengangkat ponselnya. Alvin meurtuki kesalahan terbodohnya.
Angel . . . gue akan pastikan loe akan membalas semuanyaa . .”
“Gadis brengseeekk!!!”
10 menit kemudian alvin sudah berada di rumah Felly. Alvin masuk kedalam gerbang rumah Felly dimana sang satpam rumah sudah hafal dengan mobil Alvin. Alvin segera keluar dari mobilnya dan langsung masuk rumah Felly untuk menemui Felly yang sudah pasti berada di kamar.
“Non Felly dari tadi teriak-teriak den “ujar saalah satu pembantu Felly yang sedari tadi mereka sudah berada di depan kamar Felly tak berani masuk.
“Den sebenarnya apa yang terjadi den ?”tanya pak Budi juga yang khawatir sekali dengan anak majikannya itu. Alvin bingung bagaimana menjelaskannya.
“Tenang aja pak. Biar Alvin yang bicara sama Felly. Kalian bisa tinggalkan saya dengan Felly?”pinta Alvin. Para pembantu dan pak budi pun mengangguk menuruti ucapan Alvin .
Alvin menghela nafas sejenak. Ia kemudian membuka pintu kamar Felly yang sama sekali tidak dikunci. Saat Alvin masuk ia terkejut melihat sebuah foto yang berantakan dilantai. Alvin terdiam sesat, bahwa foto tersebut adalah foto dirinya dan Felly.
Alvin mengedarkan pandangannya di segala kamar Felly, Namun percuma Felly tidak ada dikamar. Kini mata Alvin tertuju pada jendela balkon kamar Felly yang terbuka. Tanpa menunggu panjang lebar lagi Alvin segera berjalan menuju ke balkon.
Benar saja Alvin dapat menemukan Felly disana. Dimana Felly berdiri membelakanginya. Alvin dapat mendengar isakan-isakan kecil. Bahkan tubuh Felly terlihat bergetar. Alvin mulai takut sendiri. Takut Felly marah padanya namun itu semua sudah pasti.
Fel . . “panggil Alvin pelan. Alvin berjalan melangkah kembali mendekati Felly.
Fel  . . gue . . ma . . .”
“Makasih kak”tiba-tiba suara Felly memotong suara Alvin. Dan suara itu seperti tusukan tajam bagi Alvin. Suara Felly benar-benar berbeda. Felly tertawa dalam tangisnya.
“Makasih atas kejutannya . Hadiah yang sangat indah sekali . . “lama kelamaan tawa itu menjadi sebuah tangisan dan terdengar semakin keras.
Fel . gue mau jel . . . ‘
“Jelasin ? jelasin apa ??”
“Ayo cepat jelasin. Gue akan denger semuanya. “
“Jelasin kalau loe tidur sama tuh cewek di hotel ? jelasin kalau loe ciuman sama tuh cewek ? jelasin kalau loe selingkuh ? jelasin kalau loe memang BRENGSEK ??”Felly perlahan membalikkan badanya kearah Alvin. Felly menatap Alvin begitu tajam. Alvin yang awalnya sedikit takut namun ia menguatkan diri untuk menatap balik tatapan Felly. Alvin menatap Felly dengan tatapan penuh bersalah. Sangat bersalah.
“Kenapa diam ??”
“Gue gadis yang sangat polos. Bahkan polos sekali. Gue gak tau apa itu cinta ? gue gak tau apa itu pacaran ? dan gue pun gak tau bagaimana rasanya sakit hati .”
“Gue fikir sakit hati itu hanya biasa aja., Namun saat ini. . loe tau Vin ??”Felly mendekat ke Alvin yang hanya bisa diam saja.
“SA .. KIT. . BA. . NGET!!!”ujar Felly penuh penekanan sambil menekan-nekan dada Alvin.
“Gue terlanjur sayang sama loe. Gue terlanjur cinta sama loe. Gue kasih semua kepercayaan gue ke loe. Bahkan gue gak pernah berfikir negatif sekali pun tentang loe . Tapi Loe???”
“Hahahahaahah.  . . “tawa Felly dengan nada meremeh. Alvin merasa dirinya sudah seperti patung. Bahkan bibirnya menjadi keluh sendiri.  Felly benar-benar marah kepadanya. Dan baru pertama kali ini Alvin tau Felly marah. Dan itu sangat menyeramkan menurut Alvin.
“Sayang ??”perlahan Felly mendekatkan wajahnya ke telinga Alvin
“Sayang ??”
“Yah. . sayang ?”dan Felly bibir Felly begitu dekat sekali dengan telinga Alvin. Alvin merinding sendiri. Kedua tangannya ia remas-remas dan sudah berkeringat tak karuan.
“Kita pu.. tus”bisik Felly tajam. Felly berjalan sambil menghantam kasar bahu Alvin dengan bahunya. Alvin membelakakan matanya mendengar ucapan Felly .
Fel . . “panggil Alvin. Ia langsung berbalik dan mencegah Felly. Alvin menarik tangan kanan Felly.
“Gue akuin bahwa di video itu gue.  . tap. .tap . . . “mendengar pengakuan Alvin tersebut Felly semakin tak bia bernafas.
“Jadi benar? Itu loe kak??”tanya Felly tanpa membalikkan badanya ke Alvin.
“Dari mulut loe sendiri sekarang ? loe akuin kalau itu loe ?”Felly menahan air matanya untuk keluar lagi namun percuma saja. Pertahanannya tak sekuat yang ia fikir. Felly begitu sangat rapuh.
“gue dije . . . “Felly menepis kasar tangan Alvin dari tangan kananya.
“Gue gak akan pernah lupa dengan kado yang loe berikan malam ini kak . “Felly menoleh sebentar dan tersenyum sangat manis sekali kepada Alvin dengan air mata yang masih terus mengalir. Ingin sekali Alvin menyentuh lembut pipi Felly. Alvin ingin menyeka air mata gadis ini.
“Keluar dari rumah gue sekarang !!”usir Felly tajam. Alvin seperti mendapatkan sengatan begitu besar dari tatapan Felly itu.
Fel loe dengerin gue dulu ? Gue bisa jelasin semuanya. Gue dijebak Fel. Sumpah gue dijebak itu “
“Dijebak dan tidak dijebaknya loe. Yang pasti loe sendiri ngakuin kan kalau didalam video itu loe ? iya kan ?”
“Jadi ? intinya emang loe kan yang ada di hotel bersama cewek itu ?”sinis Felly. Dan skak mat bagi Alvin. Ia tak bisa berucap apa-apa lagi karena Felly sudah tak peduli dengan penjelasannya.
“Gue bodoh banget ya tuhan. Bodoh banget gue bisa percaya sama cowok brengsek kayak loe “
“Hahha. Bahkan sangat percaya dan sangat sangat percaya ? hahahaha”
Fel! Gue tau gue salah tapi sumpah itu bu . . .”
“Loe tau kan pintu keluar rumah gue ?”
“Gak perlu kan gue perlu teriak-teriak dulu kayak di film-film buat ngusir loe ?”
“Gak perlu juga kan gue katakan “ loe yang keluar atau gue yang akan keluar ?”gak perlu kan ?”
“Jadi sekarang loe PERGI !!!”usir Felly sekali lagi. Tangannya menunjuk ke arah pintu kamarnya.  Alvin mencoba mengumpulkan segala tenaganya. Ia menghela nafas panjangnya. Alvin tersenyum menatap Felly yang mengalihkan pandangan dari matanya.
“Setahun gue pacaran sama loe. Dan setahun itu pun gue gak penah nyia-nyian cinta loe. Gue percaya loe sudah kenal gue seperti apa, dan gue percaya loe akan tau mana yang benar dan yang salah “
“Hanya satu yang perlu loe tau . . “
“Gue gak pernah sia-siain cinta loe. Gue gak pernah sia-siain kepercayaan dari loe. Dan gue gak pernah punya maksud untuk nyakitin loe”
“Gue sangat  saya . . .”
“KELUAR SEKARANG ALVIN !!”teriak Felly sekencang mungkin. Ia tak ingin mendengarkan lagi semua perkataan Alvin yang semakin membuatnya sakit.
“Gue sangat  sayang dan cinta sama loe”ujar Alvin meneruskan kata-katanya dan tersenyum kepada Felly. Sebaliknya Felly tak acuh sekali dengan Alvin. Alvin pun berjalan lemas menerima semuanya bahwa Felly begitu marah kepadanya. Bahkan memutuskannya. Alvin berjalan keluar dari kamar Felly.
Sepeninggalan Alvin dari kamarnya. Felly merasa semua tubuhnya tak dapat ia gerakan. Kepalanya terasa berat, nafasnya semakin sesat. Hampir 3 jam ia menangis dan hampir selama itu fikirannya terasa kacau. Dan bila diingat Felly belum makan sedari tadi pagi karena saking senangnya Alvin akan memberikan kejutan untuknya.
BRUUUKKKK
Felly langsung almbruk di ambang pintu balkonnya. Felly tak sadarkan diri begitu saja. Dan tak ada yang tau Felly saat ini pingsan di dalam kamar. Karena para pembantunya sendiri takut melihat Felly semarah itu. Dan Alvin pun sudah beranjak pergi dari rumah Felly.
*****
Seperti Alvin. Rio berusaha agar Kici tak marah kepadanya. Sudah hampir 1 jam Rio duduk di meja belajar Kici dan menunggu gadis ini tak mengacukannya. Kici asik bermain PSP putih milik Iqbal sambil tiduran dan seperti menganggap bahwa di kamarnya tidak ada apa-apa.
“Sampai kapan loe nganggap gue hantu ?”
“Loe jangan jadi anak kecil lagi “
“Gue udah jelasin kan semuanya “serah Rio yang kesal juga lama-lama dengan Kici. Kici pun masih tetap kekuh pura-pura tak mendengarkan ucapan Rio.
“YAAA!! GADIS BODOH !!”bentak Rio kehilangan kesabaran. Rio berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Ify.
“LOE PUNYA TELINGA KAN ? HAH?”Rio langsung merapmas paksa PSP putih di tangan Kici. Kici sedikit kaget dengan bentakan Rio itu.
“Gue denger semua penjelasan loe. Tapi gak ngaruh sama gue “
“Cissh. . sadar anak SMA labil semua “sindir Rio tajam.
“Apa loe bilang ? hah?”Kici langsung berdiri seketika itu. Saat mendengar ucapan Rio yang meremehkannya.
“Gue bilang Anak SMA labil semua. Kekana-kanakan. Gak tau aturan. Fikirannya dangkal ! mereka hanya bisa bersenang-senang!! Gak punya Otak!”
“Dan lebih labil lagi ? lebih gak punya aturan lagi ? dan lebih fikiirannya dangkal lagi dan lebih sangat gak punya otak lagi ORANG YANG MAU PACARAN DENGAN ANAK SMA !!”teriak Kici tak mau kalah. Dan ucapan Kici itu membuat Rio terbungkam seribu bahasa.
“Gak bisa ngomong kan loe? “sinis Kici.Ia menatap Rio tajam dan sangat tajam.
“Suruh sepupu loe tercinta itu sujud di kaki sahabat gue kalau perlu ! “ujar Kici.
“Alvin hanya dijebak Kici
“Iya gue tau. Gue cukup pintar dan gue percaya dengan penjelasan loe. Tapi? Apa Felly bakal percaya dengan penjelasan Alvin ? Felly gadis yang polos. Dia gak tau apa-apa tentang kehidupan luar yang licik “
“Dia sangat tersakiti sekarang! Ngerti ? dan gue gak bisa naafin orang yang udah nyakitin sahabat gue !”ujar Kici penuh ketegasan. Rio malah membalas ucapan Kici tersebut dengan senyuman yang tak dapat diartukan. Bisa dibilang senyuman mentertawakan Kici.
“terus gue tanya sama loe? Kenapa loe jadi ikutan marah ke gue ? Alvin kan yang buat Felly sakit ? bukan gue kan ?”tanya Rio tak kalah sinisnya daripada KiciKici terdiam bingung memberi alasan apa. Dia sendiri tak tau mengapa ia langsung marah ke Rio.
“Otak loe emang masih labil ! “ucap Rio benar-benar menusuk di hati Kici. Rio mengatakannya seperti Kici memang sangat bersalah. Kici terdiam saja mendengarkan ucapan Rio itu. Sedangkan Rio selesai mengatai Kici seperti itu ia langsung beranjak meninggalkan Kici yang berdiri terdiam.
“Labil ? gue labil ??”Kici mengulangi sendiri ucapan Rio tadi. Ia memikirkan apakah memang dirinya seperti anak kecil .
****
Rio berjalan keluar dari rumah Kici. Tak lupa ia segera memakai masker dan kacamata hitamnya agar tak ada paparazi yang mengetahui penyamarannya. Rio langsung masuk ke dalam mobil untuk menenagkan emosinya.
“Asiihh. . “desis Rio. Ia menyenderkan kepalanya ke kursi mobil. Ucapan terakhirnya masih terbayang di kepalanya.
“Apakah perkataan ku terlalu kasar ?’tanya Rio kedirinya sendiri. Karena ia bisa lihat Kici langsung terdiam dan tak membalas ucapannya. “
“Sudahlah. Biar dia  bisa intropeksi diri juga . Sebaiknya gue balik ke kantor aja “ujar Rio kedirinya sendiri. Dan ia pun segera menjalankan mobilnya menuju kantor.

1 komentar:

  1. Ih copas. Nggak malu apa? Itu kan ceritanya RFM. Nggak banget Ify disamain sama Christy, Via jadi Felly-_- Tolong dong, jangan copas itu cerbung udah jadi novel, udah nangkring juga di gramed, dan udah ada sequelnya masih aja dicopas. Mana Rionya nggak diganti. Duh, ganana Rio sm Christy ngakak woy ngakak:v:v:v:v

    BalasHapus