Selasa, 26 Mei 2015

DELOV part 42 ~The Problems Part II~



DEVIL ENLOVQER – 42
~ The Problems  Part II~
             
21.00 WIB Rumah Kici
Sebuah mobil berplat nomer B 20 RC , sudah berada di depan rumah Kici. Siapa lagi jika bukan Mobil Rio. Malam ini Rio baru saja datang dari Tokyo dan langsung menuju rumah Kici. Namun sayangnya Kici sedang tidak ada dirumah dan yang membuat Rio lebih kesal lagi. Kata Pembantu dan Satpam Kici bahwa Kici sedang keluar bersama seorang cowok.
“Gadis bodoh. . loe main-main sama gue ??”
“apa loe mau coba untuk selingkuh ??”
“Cisshh. . loe fikir loe hebat ?:”
“Loe akan habis malam ini gadis bodoh!!!!”Rio berbicara sendiri tak jelas. Ia sangat kesal sekali bahkan bisa dibilang sedikit emosi.
15 menit kemudian. . .

Kesabaran Rio terasa ingin habis. 20 kali ia mencoba menghubungi gadis itu namun percuma saja. Kici sama sekali tak mengangkat panggilannya. Rio membuang ponselnya dia atas kursi ruang tamu.
BBBRRRBBBRR .
Rio mendengar suara mobil dari luar. Segera Rio keluar dan menunggu Kici di depan pintu rumah. Rio menatap Kici yang keluar dari mobil bersama seorang cowok. Entah menagapa Rio merasa suhu tubuhnya panas. Bahkan Rio tak sadar kini kedua tangannya sudah ia kepalkan kuat-kuat. Namun ia masih mencoba bereskpresi biasa dan mencoba biasa saja.
Kici meninggalkan cowok tersebut. Begitu pun dengan cowok tersebut telah masuk kembali kedalam mobil dan beranjak pergi.
Kici melangkah membuka gerbang rumahnya. Ia sudah melihat keberadaan Rio di depan pintu. Namun saat ia melihat Rio, emosinya kembali meluap. Bagaimana tidak? Ia teringat akan sesosok lelaki brengsek yang telah membuat sahabatnya seperti itu.
“Oh. . . jadi loe sudah punya pacar ba. . . “Kici tak mempredulikan sindiran Rio. Ia langsung menabrak begitu saja tubuh Rio dengan wajah acuh tak acuh. Rio pun semakin kesal.  Kici berjalan ke arah DVD player mengambil CD tersebut. Lantas memasukkan kembali ke dalam tempat cover CD 2 itu.
“Loe kemana? Habis selingkuh ? hahaha. Bagus . pintar . . “sindir Rio. Kuping Kici terasa semakin panas. Ia menatap rio begitu tajam.
“Loe keluar dari rumah gue ! SEKARANG!!!”usir Kici penuh penekanan. Rio tertawa dengan sinis.
“Hahah. Loe lucu banget gadis bodoh. Sudah kepergok selingkuh . dan sekarang ngu . .. “
“KELUAR SEKARANG JUGAAA !!!”teriak Kici dengan suara volume tinggi. Rio saja langsung terdiam seribu bahasa. Bukan hanya Rio seisi rumah Kici kaget mendengar suara Kici yang menggelegar.
“Cisshh. . “desis Rio. Dan menatap mata Kici balik tak kalah tajam.
“Loe masih punya otak kan ? loe itu sud . . . “
PLAAAAKKK
CD yang ada di tangan Kici langsung ia lemparkan dengan kasar di wajah Rio. Rio sama sekali tak mengerti apa-apa. Ia merasa seperti direndahkan oleh seorang wanita. Dan ia tak suka itu. Melihat perlakuan Kici seperti itu. Emosi Rio memuncak.
“LOE FIKIR LOE SIAPA ?”
“LOE TAU SOPAN SANTUN ? HAH?”Kici tau Rio saat ini marah kepadanya. Namun ia tak peduli dan sama sekali tak ingin peduli emosinya lebih hebat dari pada Rio saat ini.
“Sopan santun ? hahaha . . “
“YANG PERLU DIAJARKAN SOPAN SATUN ITU TEMEN LOE !!”
“TEMEN LOE ITU BRENGSEK!!”
“Temen gue ? maksud loe?”
“AMBIL TUH CD DAN KELUAR DARI RUMAH GUE SEKARANG JUGA!!!”
“Gue gak ngerti maksud loe . . “
“Loe mau tau ? hah ? benar loe mau tau ??”Kici mengambil CD yang jatuh tersebut. Lalu ia berjalan ke arah DVDnya dan menayalakan CD tersebut. Sedangkan rio menunggu saja apa yang dilakukan gadis ini.
Video tersebut pun terputarkan kembali. Jujur , Kici sangat jijik sekali melihat CD ini. namun karena kekasihnya ini ikut kalap dengan emosinya. Kici pun memutuskan untuk menayangkan langsung didepan mata Rio.
Tak beda dengan ekpresi Kici tadi, Rio pun langsung Syok. Bahkan ia seperti tak bisa bernafas dengan tayangan yang ada dilayar itu.
“Gak. . gak mungkin. . “
“Gak Mungkin ?? Mata Loe butaa?? Jelas-jelas itu Alvin Begoo!!”emosi Kici.
“AJARIN TEMEN BRENGSEK LOE ITU SOPAN SANTUN!!!”bentak Kici. Dan untuk kedua kalinya. Kici langsung melemparkan remote yang ada di tangannya ke tubuh Rio. Kici langsung meninggalkan rio begitu saja. Kici benar-benar malas bertemu dengan Rio saat ini.
Rio masih tak percaya bahkan ia sendiri yakin bahwa Alvin tidak mungkin seperti itu. Rio mengenal Alvin sejak kecil. Alvin adalah sepupunya sendiri. Namun pada kenyataanya di dalam layar tersebut cowok itu jelas Alvin. Jelas sekali.
“Vin. . . loe  .  . “Rio langsung mengambil kunci mobilnya di atas meja. Dan mengambil CD tersebut dari DVD. Ia langsung keluar untuk ke suatu tempat.
*****
Felly melepaskan kuncir rambutnya. Ia berjalan dengan gontai membuka pintu kamarnya. Fikirannya saat ini sulit diartikan. Apalagi dengan perasaanya saat ini yang benar-benar hancur. Bayangan Video tersebut masih melayang di fikirannya. Ia masih tak percaya.
BRAAAKKK
Pintu kamar Felly tertutup. Sang pemilik kamar memasuki kamarnya dengan pandangan yang begitu kosong.  Felly melirik ke meja belajarnya. Dimana disana terdapat satu foto dirinya dan Alvin waktu di ulang tahunnya tahun kemarin. Felly menatap miris foto tersebut.
“ARRRGHHHHHSSS”’
PYAAAARRRRRR
Dengan emosi yang meluap dan dipendam sedari tadi, Kini Felly meluapkan semuanya. Ia membanting foto tersebut dilantai sehingga menyebabkan foto itu berantakan tak beraturan.
“Lo . . . pem. . bohong bes .. ar . . “
“I . .ni . . ke. Ju . tan.  Dari . loe . kak?”
“Hah? Ini ? hahahahaha” Felly terdiam di depan meja belajarnya. Ia berdiri dan perlahan menundukkan kepalanya. Buih-buih air mata kembali menetes membasahi pipinya . Felly menangis kembali. Felly meremas dadanya yang terasa sesak. Ia merasa terkhianati.
Cinta yang selama setahun ia perjuangkan. Rasa kepercayaanya kepada Alvin melebihi apapun di dunia. Namun semuanya merasa sia-sia dirinya di khianati seperti ini.  Felly yang meerasakannya. Bukan orang lain, Menurut mereka-mereka semuanya hal ini hanyalah sebuah hal biasa. Tapi jika kau sudah merasakan bagaimana di sakiti atau dikhianati. Kalian akan benar-benar tau bagaimana rasa sesaknya dada sampai tak bisa bernafas. Bagaimana rasanya air matamu terus mengalir deras. Dan inilah yang dirasakan gadis ini.
“Ciuman ? di hotel ? loe punya simpanan selama ini ?”
“Terus ? gue apa ? mainan loe ? “
Felly berlutut lemas. Kedua tangannya memegang meja berlajarnya. Ia mencengkram kuat-kuat meja tersebut dengan kedua jemarinya.
“Kak . . apa salah gue ?”
“Apa karena gue terlalu polos? Jadi loe lakuin ke gue ? . apa loe merasa bosan sama gue kak? Jadi loe mainin gue ? gue harus maafin loe saat ini? Atau gue harus nampar muka loe? Atau gue harus bunuh loe ??”
“Loe bercinta dengan gadis lain didepan mat ague sendiri. Loe gak fikirin perasaan gue ? loe ingin gue nangis dihadapan loe? Loe ingin gue sakit ?”
“Janji loe? Semua janji loe di depan mama dan papa gue ? ini janji loe kak?? Loe gak bakal nyakitin gue ? omongan palsu loe kata cinta loe? Ini kak ? yah . . gue tau ini. . . “
Felly berdiri kembali. Ia berjalan menuju balkon rumahnya. Saat ia membuka jendela balkonnya, angin malan langsung menerpa wajah manisnya. Namun pandangan Felly masih terasa kosong. Ia seperti orang yang tak punya harapan. Bagaimana tidak? Kejutan tadi seperti ingin membuatnya gila. Dia dikunci dan di paksa melihat video terlaknat yang pernah ia lihat.
“Hahahahahaha. .  Gue bodoh banget . . hahahahahaha”tawa Felly sendiri. Namun sedetik kemduan Felly menangis kembali.
“AAARRGGGHSSS ALVINN LOE BRENGSEEEKKKK!! LOE COWOK BRENGSEEEKKKKK!!!!”
***** 21.30 Rumah Alvin

Alvin sudah berada di kamarnya sendiri. Tepatnya ia berada di kediaman rumahnya. Perlahan Alvin membuka matanya. Ia merasa kepalanya terasa berat sekali malam ini. Alvin memegangi kepalanya.
“Aww . . “ringisnya sambil memegangi kepalanya.
“Kenapa . . .awww . . . “
Alvin tak ingat apapun apa yang terjadi padanya. Bahkan ia lupa kenapa dia sudah berada di kamar. Fikirannya pun maasih kacau. Ia masih menncoba mngembalikan kesadarannya.
“Jam berapa ini?”pekik Alvin. Samar-samar ia melihat jam dinding menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.
“kepala gue masih pusing. Mending gue tidur aja “serah Alvin dan tertidur kembali di kasurnya. Ia mencoba mengontrol fikirannya.
BRAAAAAKKKKK
Suara dobrakan pintu kamar Alvin mengangetkan Alvin. Seseorang cowok masuk dengan tatapan penuh kemarahan. Alvin membuka matanya kembali dan melihat siapa yang datang.
“Ri . .o . . “lirih Alvin.
Rio berjalan cepat menghampiri Alvin yang masih tertidur. Tangan Rio ingin sekali menghabisi sepupunya ini. ia tak peduli bahwa mereka berdua memiliki hubungan keluarga. Namun bagi Rio Alvin sudah sangat keterlaluan.
PLAAAAKKK
“BANGUN LOE!!!”Rio melemparkan kasar CD yang ditangannya ke muka Alvin. Dan membentak Alvin kasar.
“Aww. . .”ringis Alvin. Tanpa fikir panjang Rio mengangkat kerah baju kemeja Alvin begitu eratnya.
“OTAK LOE DIMANA ? HAH? LOE GAK PUNYA OTAK ?”Alvin kaget. Dan terlihat bingung. Dia bertanya-tanya kepada Rio tiba-tiba marah kepadanya seperti ini.
“Yo?? Loe kenapa sih ?”tanya Alvin bingung
“Kenapa ?? Kenapa ??”
“LOE YANG KENAPA BODOHH!”
BRUUUUKKKK’
Sebuah hantaman keras pada pipi Alvin dari tangan Rio. Alvin tersungkur kesakitan. Bibirnya sedikit mengeluarkan darah segar. Alvin semakin tak mengerti.
“Gue sama sekali gak ngerti yo . .”Rio mencoba meredahkan emosinya sebentar.
“Loe tau apa isi CD ini ? hah? Loe tau ??”Rio mengambil CD yang terletak tak jauh dari tubuh Alvin dan menunjukkan tepat didepan wajah Alvin.
“CD? Apa??”
“Hahahahahahaha. Gak tau ??? RASANYA GUE INGIN BUNUH LOE BRENGSEK!!”
“ANJING OTAK LOE !!”entah mengapa Rio menjadi emosi kembali. Wajah Alvin yang seperti orang tak bersalah membuatemosi Rio meluap-luap.
“YO GUE GAK NGERTI APA MAKSUD LOE? ANJING ? SIAPA YANG LOE SEBUT ANJING? HAH?”Alvin pun ikut emosi. Karena ia merasa tak melakukan apa-apa namun Rio mengumpatinya dengan kata-kata kasar.
“Jadi ? gue harus menunjukkan isi CD ini ke orang yang pura-pura gak tau ? Oke Vin . Gue juga akan pura-pura bahwa loe benar-benar gak tau dan memutarkan CD ini. “sinis Rio begitu tajam. Rio berjalan ke arah televisi di kamar Alvin yang disampingnya sudah terpajang DVD player. Dengan cepat Rio menyalakan isi CD tersebut. Alvin pun memfokuskan ke depan Televisinya.

“INI HADIAH BUAT KAMU SIVIA SAYANG. LOVE YOU “
“Sayang . . . “

Alvin menganga bahkan ia langsung berdiri di kasurnya. Alvin menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Gak mungkin. Itu bukan gue. Gak  Gak . Gak mungkin !!”ujar Alvin yang masih Syok.
Angel ?? gadis itu . .  cisshh . . . .”batin Alvin mulai emosi. Ia tak menyangka gadis itu begitu lici sekali.
“Gak Mungkin ??? Mata loe perlu gue tunjukkan sampai berapa centi didepan TV hah? “
“LIHAT ITU LOE ?? Dan siapa cewek itu ?? Simpenan loe ??”
“terus Felly loe kemanain ?? Loe pajang ??”
“OTAK LO GAK DIPAKAI APA ?”Alvin menatap Rio dengan tatapan benar-benar bingung.
“Yo loe percaya sama gue kan ? Gue gak tau itu semua. Itu emang gue tapi sumpah gue gak pernah ngelakuin itu “
“Gak pernah ??terus ? yang didalam CD itu siapa ? SETAN ? jelmaan loe? Nglucu loe ?haha”tawa Rio meremehkan Alvin dengan tatapan sangat tak enak.
Alvin memegangi kepalanya ia mencoba mengingat dan mengigat terus apa yang ia lakukan seharian ini.
“ASTAGA. . YA TUHAAN . . “teriak Alvin yang sudah dapat mengingat semuanya dan mengembalikkan kesadarannya menjadi 100 persen. Rio menatap alvin aneh.
“Yo gue mau jelasin ke loe. Semuanya. Gue udah inget “
“Jelasin apaan ? kalau loe sama simpenan loe itu be. . . “
“Cewek itu namanya Angel dia temen kelas baru gue . .”
“Terus loe jatuh cinta sama dia ? lalu loe berdua ke hotel ? dan ngela . . “
“DENGERIN GUE DULU !!”bentak Alvin. Rio pun terdiam dengan wajah masih acuh tak acuh.
“Dia mahasiswa pindahan dari belanda. Gue gak tau motif dia apa. Dia nyoba ngedeketin gue. Dia ngejebak gue Yo. Terakhir kali yang gue ingat dia ngajak gue ke restoran. Dan restorannya emang sepi banget. Setelah gue makan makanan yang ia pesenin. Gue gak sadar. .” Rio memincingkan matanya. Ia masih diam dan membiarkan Alvin melanjutkan semua ceritanya.
“Dan . . waktu. . . di hotel. . gue. . gue ingat dia ngasih gue minuman dan rasanya agak pahit. Gue gak tau apalagi yang terjadi sama gue. Gue dijebak yo Sumpah . .”Rio masih diam saja. Ia bingung harus percaya dengan omongan Alvin atau tidak. Alvin menghela nafas panjangnya karena Rio sepertinya tak percaya dengannya.
“Loe percaya sama gue atau ngga ??”
“Gue sepupu loe. Loe kenal gue sejak gue bayi, gue pernah bohong sama loe? Apa selama puluhan tahun ini gue pernah ngelakuin hal sebodoh ini ? gue masih punya otak ? apa loe pernah tau gue berbuat kayak gini ? Hah?”alvin mencoba membela dirinya.
“Gue dan Loe sahabat sejak kecil. Terserah loe percaya sama gue atau ngga. Gue udah berkata jujur. Itu emang gue. Tapi gue dijebak saat itu. Gue buktiin. . . “Alvin merebut remote dari tangan Rio. Ia pun memutar kembali Video yang ada di CD itu. Rio pun mendengarkansaja apa omongan Alvin dan penjelasan Alvin. Mereka berdua fokus pada video itu .
“Loe cukup pintarkan tau tentang taktik murahan seperti ini”
“Loe lihat ?? gue disana dalam keadaan seperti mabuk kan ? dan  . . .”
“Yang narik gue selalu si cewek kan. Dan dia seolah-olah memperlihatkan bahwa gue yang menarik dia. Tapi dia gak sepintar yang gue kira. Triknya masih banyak celah “
“Saat di kasur. Lihat. Gue bahkan sempat memegangi kepala gue. Dann. . . .”
“kata-kata saat dia nyium gue. Itu gue mau nyebut nama Felly kan ?? loe coba dengerin lagi deh”ujar Alvin dan mereplay kembali. Rio memperhatikan sedetail-detailnya. Dan benar semua yang dikatakan oleh Alvin.
“Loe percaya kan sekarang ??”tanya Alvin penuh harap. Rio diam sesaat.
“ya. gue percaya sama loe”ujar Rio lantas menepuk-nepuk bahu Alvin.
“Syurkurlaah Yo loe percaya . . “ujar alvin bernafas legah. Dan tersenyum penuh kelegaan.
“Loe jangan legah dulu.  . “ujar Rio dingin. Alvin mengernyitkan keningnya.
Felly sudah ngelihat video itu “ujar Rio dan dalam waktu sedetik Alvin membelalakkan matanya dan kaget serta otaknya seperti mendapatkan beban batui ber ton-ton.
FELLY? FELLY ??SUMPAH YO??”
“Gue tadi kerumah Kici. Dia marah-marah ke gue. Dan gue yakin Kici dari rumah Felly. “
“Mampuss guee !!. gue harus gimana sekarang. . “alvin kelimpungan sendiri. Ia bingung harus bagaimana. Ia tak menyangka akan seperti ini.
“Percuma jika loe jelasin ke Felly. Dia gak akan semudah itu percaya .  “
“terus gimana yo ? gue harus diam aja  ? pasti dia sekarang lagi nangis loe kenal sendirikan Felly anaknya gimana “
“Loe kerumah Felly dulu aja berusaha buat jelasin ke dia. Loe berusaha dulu aja Gue juga akan mencoba ngebujuk Kici untuk percaya . dan gue akan minta bantuan ke Kici buat nyari bukti. Kita harus cari bukti yang akurat dulu bahwa loe gak bersalah”
“Oke Yo. Makasih loe udah bantu gue . gue ke rumah Felly dulu “
“Ya. semoga berhasil”ujar Rio. Alvin mengangguk dan langsung mengambil kunci mobilnya lantas beranjak ke rumah Felly.
Sepeninggalan Alvin. Rio mengeluarkan ponselnya. Ia mencoba menghubungi Kici. Namun percuma saja gadis itu tak mengangkat telfon darinya.
“Kenapa gue juga kena ?”
“Aishh. . loe selalu buat gue dalam keadaan bersalah “desis Rio. Ia pun keluar untuk beranjak menuju rumah Kici.
****
Pukul 10 malam. Alvin menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh. Ia sudah begitu khawatir dengan keadaan Felly. Berulang kali pun ia telah mencoba untuk menghubungi Felly namun percuma saja. Felly sama sekali tidak mengangkat ponselnya. Alvin meurtuki kesalahan terbodohnya.
Angel . . . gue akan pastikan loe akan membalas semuanyaa . .”
“Gadis brengseeekk!!!”
10 menit kemudian alvin sudah berada di rumah Felly. Alvin masuk kedalam gerbang rumah Felly dimana sang satpam rumah sudah hafal dengan mobil Alvin. Alvin segera keluar dari mobilnya dan langsung masuk rumah Felly untuk menemui Felly yang sudah pasti berada di kamar.
“Non Felly dari tadi teriak-teriak den “ujar saalah satu pembantu Felly yang sedari tadi mereka sudah berada di depan kamar Felly tak berani masuk.
“Den sebenarnya apa yang terjadi den ?”tanya pak Budi juga yang khawatir sekali dengan anak majikannya itu. Alvin bingung bagaimana menjelaskannya.
“Tenang aja pak. Biar Alvin yang bicara sama Felly. Kalian bisa tinggalkan saya dengan Felly?”pinta Alvin. Para pembantu dan pak budi pun mengangguk menuruti ucapan Alvin .
Alvin menghela nafas sejenak. Ia kemudian membuka pintu kamar Felly yang sama sekali tidak dikunci. Saat Alvin masuk ia terkejut melihat sebuah foto yang berantakan dilantai. Alvin terdiam sesat, bahwa foto tersebut adalah foto dirinya dan Felly.
Alvin mengedarkan pandangannya di segala kamar Felly, Namun percuma Felly tidak ada dikamar. Kini mata Alvin tertuju pada jendela balkon kamar Felly yang terbuka. Tanpa menunggu panjang lebar lagi Alvin segera berjalan menuju ke balkon.
Benar saja Alvin dapat menemukan Felly disana. Dimana Felly berdiri membelakanginya. Alvin dapat mendengar isakan-isakan kecil. Bahkan tubuh Felly terlihat bergetar. Alvin mulai takut sendiri. Takut Felly marah padanya namun itu semua sudah pasti.
Fel . . “panggil Alvin pelan. Alvin berjalan melangkah kembali mendekati Felly.
Fel  . . gue . . ma . . .”
“Makasih kak”tiba-tiba suara Felly memotong suara Alvin. Dan suara itu seperti tusukan tajam bagi Alvin. Suara Felly benar-benar berbeda. Felly tertawa dalam tangisnya.
“Makasih atas kejutannya . Hadiah yang sangat indah sekali . . “lama kelamaan tawa itu menjadi sebuah tangisan dan terdengar semakin keras.
Fel . gue mau jel . . . ‘
“Jelasin ? jelasin apa ??”
“Ayo cepat jelasin. Gue akan denger semuanya. “
“Jelasin kalau loe tidur sama tuh cewek di hotel ? jelasin kalau loe ciuman sama tuh cewek ? jelasin kalau loe selingkuh ? jelasin kalau loe memang BRENGSEK ??”Felly perlahan membalikkan badanya kearah Alvin. Felly menatap Alvin begitu tajam. Alvin yang awalnya sedikit takut namun ia menguatkan diri untuk menatap balik tatapan Felly. Alvin menatap Felly dengan tatapan penuh bersalah. Sangat bersalah.
“Kenapa diam ??”
“Gue gadis yang sangat polos. Bahkan polos sekali. Gue gak tau apa itu cinta ? gue gak tau apa itu pacaran ? dan gue pun gak tau bagaimana rasanya sakit hati .”
“Gue fikir sakit hati itu hanya biasa aja., Namun saat ini. . loe tau Vin ??”Felly mendekat ke Alvin yang hanya bisa diam saja.
“SA .. KIT. . BA. . NGET!!!”ujar Felly penuh penekanan sambil menekan-nekan dada Alvin.
“Gue terlanjur sayang sama loe. Gue terlanjur cinta sama loe. Gue kasih semua kepercayaan gue ke loe. Bahkan gue gak pernah berfikir negatif sekali pun tentang loe . Tapi Loe???”
“Hahahahaahah.  . . “tawa Felly dengan nada meremeh. Alvin merasa dirinya sudah seperti patung. Bahkan bibirnya menjadi keluh sendiri.  Felly benar-benar marah kepadanya. Dan baru pertama kali ini Alvin tau Felly marah. Dan itu sangat menyeramkan menurut Alvin.
“Sayang ??”perlahan Felly mendekatkan wajahnya ke telinga Alvin
“Sayang ??”
“Yah. . sayang ?”dan Felly bibir Felly begitu dekat sekali dengan telinga Alvin. Alvin merinding sendiri. Kedua tangannya ia remas-remas dan sudah berkeringat tak karuan.
“Kita pu.. tus”bisik Felly tajam. Felly berjalan sambil menghantam kasar bahu Alvin dengan bahunya. Alvin membelakakan matanya mendengar ucapan Felly .
Fel . . “panggil Alvin. Ia langsung berbalik dan mencegah Felly. Alvin menarik tangan kanan Felly.
“Gue akuin bahwa di video itu gue.  . tap. .tap . . . “mendengar pengakuan Alvin tersebut Felly semakin tak bia bernafas.
“Jadi benar? Itu loe kak??”tanya Felly tanpa membalikkan badanya ke Alvin.
“Dari mulut loe sendiri sekarang ? loe akuin kalau itu loe ?”Felly menahan air matanya untuk keluar lagi namun percuma saja. Pertahanannya tak sekuat yang ia fikir. Felly begitu sangat rapuh.
“gue dije . . . “Felly menepis kasar tangan Alvin dari tangan kananya.
“Gue gak akan pernah lupa dengan kado yang loe berikan malam ini kak . “Felly menoleh sebentar dan tersenyum sangat manis sekali kepada Alvin dengan air mata yang masih terus mengalir. Ingin sekali Alvin menyentuh lembut pipi Felly. Alvin ingin menyeka air mata gadis ini.
“Keluar dari rumah gue sekarang !!”usir Felly tajam. Alvin seperti mendapatkan sengatan begitu besar dari tatapan Felly itu.
Fel loe dengerin gue dulu ? Gue bisa jelasin semuanya. Gue dijebak Fel. Sumpah gue dijebak itu “
“Dijebak dan tidak dijebaknya loe. Yang pasti loe sendiri ngakuin kan kalau didalam video itu loe ? iya kan ?”
“Jadi ? intinya emang loe kan yang ada di hotel bersama cewek itu ?”sinis Felly. Dan skak mat bagi Alvin. Ia tak bisa berucap apa-apa lagi karena Felly sudah tak peduli dengan penjelasannya.
“Gue bodoh banget ya tuhan. Bodoh banget gue bisa percaya sama cowok brengsek kayak loe “
“Hahha. Bahkan sangat percaya dan sangat sangat percaya ? hahahaha”
Fel! Gue tau gue salah tapi sumpah itu bu . . .”
“Loe tau kan pintu keluar rumah gue ?”
“Gak perlu kan gue perlu teriak-teriak dulu kayak di film-film buat ngusir loe ?”
“Gak perlu juga kan gue katakan “ loe yang keluar atau gue yang akan keluar ?”gak perlu kan ?”
“Jadi sekarang loe PERGI !!!”usir Felly sekali lagi. Tangannya menunjuk ke arah pintu kamarnya.  Alvin mencoba mengumpulkan segala tenaganya. Ia menghela nafas panjangnya. Alvin tersenyum menatap Felly yang mengalihkan pandangan dari matanya.
“Setahun gue pacaran sama loe. Dan setahun itu pun gue gak penah nyia-nyian cinta loe. Gue percaya loe sudah kenal gue seperti apa, dan gue percaya loe akan tau mana yang benar dan yang salah “
“Hanya satu yang perlu loe tau . . “
“Gue gak pernah sia-siain cinta loe. Gue gak pernah sia-siain kepercayaan dari loe. Dan gue gak pernah punya maksud untuk nyakitin loe”
“Gue sangat  saya . . .”
“KELUAR SEKARANG ALVIN !!”teriak Felly sekencang mungkin. Ia tak ingin mendengarkan lagi semua perkataan Alvin yang semakin membuatnya sakit.
“Gue sangat  sayang dan cinta sama loe”ujar Alvin meneruskan kata-katanya dan tersenyum kepada Felly. Sebaliknya Felly tak acuh sekali dengan Alvin. Alvin pun berjalan lemas menerima semuanya bahwa Felly begitu marah kepadanya. Bahkan memutuskannya. Alvin berjalan keluar dari kamar Felly.
Sepeninggalan Alvin dari kamarnya. Felly merasa semua tubuhnya tak dapat ia gerakan. Kepalanya terasa berat, nafasnya semakin sesat. Hampir 3 jam ia menangis dan hampir selama itu fikirannya terasa kacau. Dan bila diingat Felly belum makan sedari tadi pagi karena saking senangnya Alvin akan memberikan kejutan untuknya.
BRUUUKKKK
Felly langsung almbruk di ambang pintu balkonnya. Felly tak sadarkan diri begitu saja. Dan tak ada yang tau Felly saat ini pingsan di dalam kamar. Karena para pembantunya sendiri takut melihat Felly semarah itu. Dan Alvin pun sudah beranjak pergi dari rumah Felly.
*****
Seperti Alvin. Rio berusaha agar Kici tak marah kepadanya. Sudah hampir 1 jam Rio duduk di meja belajar Kici dan menunggu gadis ini tak mengacukannya. Kici asik bermain PSP putih milik Iqbal sambil tiduran dan seperti menganggap bahwa di kamarnya tidak ada apa-apa.
“Sampai kapan loe nganggap gue hantu ?”
“Loe jangan jadi anak kecil lagi “
“Gue udah jelasin kan semuanya “serah Rio yang kesal juga lama-lama dengan Kici. Kici pun masih tetap kekuh pura-pura tak mendengarkan ucapan Rio.
“YAAA!! GADIS BODOH !!”bentak Rio kehilangan kesabaran. Rio berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Ify.
“LOE PUNYA TELINGA KAN ? HAH?”Rio langsung merapmas paksa PSP putih di tangan Kici. Kici sedikit kaget dengan bentakan Rio itu.
“Gue denger semua penjelasan loe. Tapi gak ngaruh sama gue “
“Cissh. . sadar anak SMA labil semua “sindir Rio tajam.
“Apa loe bilang ? hah?”Kici langsung berdiri seketika itu. Saat mendengar ucapan Rio yang meremehkannya.
“Gue bilang Anak SMA labil semua. Kekana-kanakan. Gak tau aturan. Fikirannya dangkal ! mereka hanya bisa bersenang-senang!! Gak punya Otak!”
“Dan lebih labil lagi ? lebih gak punya aturan lagi ? dan lebih fikiirannya dangkal lagi dan lebih sangat gak punya otak lagi ORANG YANG MAU PACARAN DENGAN ANAK SMA !!”teriak Kici tak mau kalah. Dan ucapan Kici itu membuat Rio terbungkam seribu bahasa.
“Gak bisa ngomong kan loe? “sinis Kici.Ia menatap Rio tajam dan sangat tajam.
“Suruh sepupu loe tercinta itu sujud di kaki sahabat gue kalau perlu ! “ujar Kici.
“Alvin hanya dijebak Kici
“Iya gue tau. Gue cukup pintar dan gue percaya dengan penjelasan loe. Tapi? Apa Felly bakal percaya dengan penjelasan Alvin ? Felly gadis yang polos. Dia gak tau apa-apa tentang kehidupan luar yang licik “
“Dia sangat tersakiti sekarang! Ngerti ? dan gue gak bisa naafin orang yang udah nyakitin sahabat gue !”ujar Kici penuh ketegasan. Rio malah membalas ucapan Kici tersebut dengan senyuman yang tak dapat diartukan. Bisa dibilang senyuman mentertawakan Kici.
“terus gue tanya sama loe? Kenapa loe jadi ikutan marah ke gue ? Alvin kan yang buat Felly sakit ? bukan gue kan ?”tanya Rio tak kalah sinisnya daripada KiciKici terdiam bingung memberi alasan apa. Dia sendiri tak tau mengapa ia langsung marah ke Rio.
“Otak loe emang masih labil ! “ucap Rio benar-benar menusuk di hati Kici. Rio mengatakannya seperti Kici memang sangat bersalah. Kici terdiam saja mendengarkan ucapan Rio itu. Sedangkan Rio selesai mengatai Kici seperti itu ia langsung beranjak meninggalkan Kici yang berdiri terdiam.
“Labil ? gue labil ??”Kici mengulangi sendiri ucapan Rio tadi. Ia memikirkan apakah memang dirinya seperti anak kecil .
****
Rio berjalan keluar dari rumah Kici. Tak lupa ia segera memakai masker dan kacamata hitamnya agar tak ada paparazi yang mengetahui penyamarannya. Rio langsung masuk ke dalam mobil untuk menenagkan emosinya.
“Asiihh. . “desis Rio. Ia menyenderkan kepalanya ke kursi mobil. Ucapan terakhirnya masih terbayang di kepalanya.
“Apakah perkataan ku terlalu kasar ?’tanya Rio kedirinya sendiri. Karena ia bisa lihat Kici langsung terdiam dan tak membalas ucapannya. “
“Sudahlah. Biar dia  bisa intropeksi diri juga . Sebaiknya gue balik ke kantor aja “ujar Rio kedirinya sendiri. Dan ia pun segera menjalankan mobilnya menuju kantor.

DELOV part 41 ~The Problems Part I~





DEVIL ENLOVQER – 41
~ The Problems  Part I ~

“YESSSS . . “
“SIAL!!!!”decak Dayat. Karena benar insting Kici bahwa yang keluar pertama kali adalah Bu Winda. Bu Winda menatap Dayat dan juga Kici dengan bingung.
“Kalian berdua kenapa ?”tanya Bu Winda.
“Gak apa-apa Bu “jawab Kici datar. Ia pun meninggalkan Bu Winda dan dayat untuk kembali ke kelas.
“Tungguin Kici . . “teriak dayat dan segera menyusul Kici. Sedangkan Bu Winda hanya bisa geleng-geleng melihat kelakuan dua anak itu.
****
Kici duduk di bangkunya begitu juga dengan dayat yang sudah ditekuk wajahnya. Kici tersenyum  begitu sinis kepada dayat.
“Insting gue lebih kuat kan dari pada loe. .”
“Baiklah gue yang menang. So. . . Gue gak mau ikut DUET ITU. TITIK!!”ujar Kici tanpa mau diubah lagi. Dayat pun mengangguk-angguk dengan penuh kepasrahan.
“Gue gak suka musik “ujar Kici dengan suara yang benar-benar dingin. Dayat menoleh kearah gadis disampingnya ini.
“Kenapa ?”Kici menghela nafasnya sebentar.
“Gak kenapa-kenapa. Memang gue gak suka “
“Masak loe gak bisa nyanyi ? bermain alat musik gitu ?”
“Nyanyi ?alat musik ?hal yang membosankan . “
“Lalu? Yang loe suka apa ?”
“Gak ada “jawab Kici dengan begitu tegas. Dayat merasakan sesuatu yang berbeda dari gadis ini.
“Loe berbeda dengan yang lainnya yah “ujar dayat penuh kejujuran. Kici memiringkan senyumnya yang terkesan meremehkan. Ia menolehkan wajahnya ke dayat. Dan mendekatkan sedikit wajahnya ke wajah dayat membuat dayat sedikt syok.
“Loe tau.. .”Kici menarik sedikit dasi dayat sehingga wajah dayat yang agak mundur benar-benar dekat dengan wajahnya.
“Loe nyari cewek seperti gue di dunia ini. sama aja loe harus nyari 1.000.000.000 cewek dulu baru nemu kayak gue. Ngerti ??” dayat menegukkan ludahnya dalam-dalam. Dan entah mengapa ia mengangguk-angguk dengan wajah yang sedikit takut.
“Loe gak usah macam-macam sama gue”ujar Kici pelan dan melepaskan dasi dayat dari tangannya  beserta kembali ke posisinya semula.
“Ajaib nih cewek”batin Dayat tak bisa mengungkapkan apa-apa tentang gadis ini.  Dan dayat juga suda yakin dengan perkataan teman-teman lainnya bahwa Kici bukanlah seorang gadis bahkan manusia. Dia merupakan jelmaan setan dari inti bumi terdalam.
“But. . gue akuin loe juga beda dengan cowok lainnya”ujar Kici sedikit melunak. Dayat terbengong sesaat.
“beda?”
‘Iya beda. Loe beda dari cowok yang lain. Karena loe lebih dan lebih bahkan menurut gue lebih sekali bodoh dari yang lainnya. “lunakan tersebut berganti menjadi sebuah ucapan yang dingin dan menyayat. Dan untuk kesekian kalinya dayat harus melengos pasrah saja. Dan dia harus menterbiasakan untuk bergaul dengan gadis ini.
“Terserah loe aja deh”pasrah dayat, Kici tersenyum puas sekali.
“Loe kenapa pindah ke sini ?”tanya Kici serius membuka topik pembicaraan, Jujur, ia sedikit nyambung dengan teman sebangku barunya ini.
“Kenapa ? gak tau juga. Gue disuruh mama gue pindah kesini “
“sejak kapan ?”
“Setahun yang lalu”
“Ohh. . .tapi wajah loe gak ada bule-bulenya “
“Gue asli indonesia Cuma pindah saja ke Belanda. “
“Loe asli  indonesia ?”tanya dayat dengan sedikit mengamati lekuk-lekuk wajah Kici.
“Gak “
“Blasteran ?”
“gak juga “
“terus loe asli mana ?”
“Asli dari kandungan emak gue. Puas loe? Banyak nanya banget ya loe. Cowok rempong gila . “sindir Kici tak enak. Dayat garuk-garuk kepalanya dengan tak jelas. Merasa apakah dirinya benar-benar cowok rempong ?.
“Gue minta nomer loe dong “ujar dayat.’
“Nomer? Sepatu ?”
“ponsel loe lah. . “
“hahahahahaha. . .”Kici tiba-tiba tertawa dengan kerasnya, anak-anak yang masih ada di kelas menoleh ke arah gadis ini. sedangkan dayat binggung sendiri apakah pernyataanya tadi ada yang salah.
“kok malah ketawa ?”
“Di sekolah ini yang punya nomer ponsel gue Cuma satu orang “
“Siapa ?”
“Yang duduk di belakang gue. “ujar Kici tanpa menoleh kearah Felly yang asik sendiri dengan headshet di telingannya.
“emang kenapa yang lainnya gak punya ?”
“Boro-boro mau minta nomernya. Nyapa aja gak bakal ada yang berani “sahut Felly sambil melepaskan headshetnya.
“Hah? Masak ?”
“Loe tau kan dia siapa ? “
Kici “jawab dayat polos.
“Hahahah. Ketipu loe. Dia itu setan . Iblis . dia bukan manusia. Oke “jelas Felly dan langsung mendapatkan sambitan dari tangan Kici dikepalanya.
“Awww . “erang Felly memegangi kepalanya. ‘’
“Yaudah kalau gitu gue minta nomernya Kici ke Felly aja “ujar dayat dengan polosnya.
“gimana ? boleh gak ?”tanya Felly meminta persetujuan. Namun Kici langsung menggelengkan kepalanya dengan tegas.
“Ayolah Kici”rajuk dayat memohon.
“Buat apaan sih ?”
“Gue kan murid baru disini. Jadi kalau gue gak tau apa-apa kan bisa tanya ke loe. “
“Loe aja gak tau apa-apa gimana gue? Malah sangat dan sangat gak tau apa-apa”jawab Kici datar.
“Tanya aja noh sama Felly”lanjut Kici. Dayat menangkupkan tangannya.
“Pliss. Boleh yah.. “Kici melirikkan sedikit matanya. Cowok ini benar-benar terlihat ingin sekali mendapatkan nomer ponselnya.
“Gue akan kasih tapi  . . . “
“Dengan satu syarat . . “
“syarat apaan sih adik Kici . . “
“Ciihhh. . . .”
“Eitss . . ingat perjanjian awal kita. Loe harus manggil gue KAKAK! INGAT KAN .  . “
“Iya iya bawel gue ingat “potong Kici dengan wajah kesalnya.
“Apaan syaratntya ?”tanya Dayat mengulangi ucapan Kici tadi.
“Loe harus minta nomer ponsel gue ke pembantu gue sendiri. Jadi loe cari rumah gue dan minta ke pembantu gue. Oke kakak dayat . . “ujar Kici penuh nada meremehkan. Dayat melototkan mantanya. Sedangkan Felly yang mendengarkan dari belakang hanya bisa cekikikan tak jelas.
“Terus ? gimana caranya gue tau rumah loe??”
“Caranya ??? mau tau ??? . .. . “
“Iyalah . .”
“PAKAI OTAK LOE”teriak Kici dengan suara kesalnya. Ia lantas berdiri dan menyeret Felly untuk keluar dari kelas. Ia merasa sedikit terganggu dengan kehadiran dayat. Kici sama sekali tak suka dengan cowok itu. Bahkan bukan hanya dayat. Kici memang tak suka berteman dengan siapapun kecuali Felly dan teman-teman dekatnya sendiri.
“Cari rumah dia ? gimana caranya ??”pikir dayat. Entah mengapa omongan Kici tadi menjadi sebuah tantangan untungnya.
“Oke. Gue akan cari rumah loe adik Kici. Wait Me . . “batin Dayat memberikan semangat untuknya sendiri. Dan ia pun berfikir keras bagaimana ia bisa menemukan rumah Kici.
*****
16.00 Universitas ARWANA

5 menit lagi kelas kedokteran semester 3 ini akan berakhir. Alvin sudah siap-siap membawa tasnya. Tak lama kemudian sang dosen yang merupakan dokter ahli jantung pun keluar dari kelasnya.
“Sore anak-anak”pamit sang dosen.
“Soree . . “serempak semuanya. Alvin berdiri untuk beranjak keluar. Namun tiba-tiba seseorang gadis mencegahnya dari belakang.
“Alvin. . “panggil gadis itu yang tak lain adalah Angel
“Kenapa ngel ?”tanya Alvin
“Makasih ya kemarin loe udah baik banget dan care sama gue. “ujar Angel sangat berterima kasih. Alvin mengangguk saja dan sedikit tersenyum ke Angel.
“Sebagai tanda terima kasih. Gue mau traktir loe lagi”
“Hah? Enggak deh gak usah. Gue ada janji soalnya . “tolak Alvin dengan cepat.
“Ayoolaahh Vin. 30 menit saja. Pliss. Hanya 30 menit doang kok. Kita makan di cafe dekat rumah gue kok. Pliss mau dong. Gue ngerasa gak enak udah ngerepotin loe terus .”
“Aduh. Gimana ya ngel?”
“Vin. Masak loe nolak kebaikan gue ??”Angel mulai memasang wajah sedihnya. Alvin memasang wajah binggungnya. Jujur nanti jam 7 ia sudah janji kepada Felly.
“Okelah. 30 menit aja kan ?”
“SIPP. Just 30 minutes. “ujar Angel dengan semangatnya. Alvin menuruti saja. Mereka berdua pun segera beranjak dari kampus menggunakan mobil Alvin menuju ke Cafe yang dimaksud oleh Angel.
*****
Cafe Noxi

Alvin dan Angel berjalan masuk ke Cafe ini. keadaan cafe begitu sangat sepi sekali. Alvin sedikit binggung namun ia tak begitu memfikirkannya.
“Kita duduk dipojok aja ya Vin “ajak Angel. Alvin mengangguk saja. Mereka pun duduk berhadapan dan memasan makanan.
“Gue sama kayak loe aja”jawab Alvin. Angel pun memesan makanan untuknya dan Alvin.
10 menit kemudian.  . .
Makanan yang mereka berdua pesan akhirnya datang. Tanpa menunggu lama Alvin dan Angel  langsung memakan makanan yang mereka pesan. Selama makan. Entah mengapa Angel terus menatap Alvin dan mencuri pandagan ke Alvin. Alvin pun sama sekali tak menyadarinya.
TRIIINGG . . .
“Awwww . . “ringis Alvin memegangi kepalanya. Sendok dan garpu yang ada di tangannya langsung terjatuh begitu saja.
“Vin, kamu kenapa ? Vin ?”cemas Angel melihat Alvin yang meringis kesakitan.
“gak tau ngel. Kepala gue pusing banget. Gue gak tau . . “lirih Alvin pelan. Ia masih memegangi kepalanya bahkan kini ia meremas-remas kepalanya sekuat-kuatnya.
“Ya ampun vin, loe gak apa-apa kan ? Vin . .”Angel langsung berdiri dan menghampiri Alvin.
BRRUUUKKK
“Uppss . . pingsan. . “ujar Angel dengan senyum yang penuh arti melihat Alvin ambruk di lantai.
“Pelayaannnn. . . “teriak Angel dengan keras. Dan 4 orang pelayan pun langsung menghampiri Angel.
“Lakukan sesuai rencana. Cepat sekarang juga .  .”suruh Angel tegas. 4 pelayan tersebut mengangguk dan segera mengangkat tubuh Alvin entah kemana.
“Permainan di mulai sayang . . . “picik Angel. Ditangannya ia sudah memegang ponsel Alvin yang tadi ia ambil terlebih dahulu. Angel pun memainkan ponsel alvin untuk memberikan pesan kepada seseorang.
*****
17.00 Rumah Felly

Felly melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Namun langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara ponselnya bergetar. Felly pun kembali ke kasurnya dan melihat siapa yang mengirim pesan untuknya.
^ My Honey ^
Sayang. . Aku tunggu jam 7 malam di restoran kemarin. Maaf aku gak bisa jemput. Aku punya kejutan buat kamu. Love you

Felly senyum-senyum sendiri melihat pesan dari Alvin. Tanpa menunggu lama lagi Felly menaruh ponselnya dan langsung ke kamar mandi. Di hatinya ia sudah tak sabar melihat kejutan yang akan diberikan oleh Alvin untuknya.
*****
17.00  Hotel “MarkKANS”

Ryn sangat sibuk dengan kuliahnya. Bahkan ia sendiri jarang bertemu dengan Alvin dan Felly akhir-akhir ini. Tugas di kampus barunya begitu menyiksanya. Namun ia harus terus semangat. Karena jika ia mengeluh sedikit saja sudah dipastikan papanya akan mengirim dirinya balik ke Eropa.
“Semangat Ryn . “teriak Ryn dengan semangat. Ia pun masuk kedalam lift untuk keluar menuju kampus. Malam ini ia ada sedikit tambahan kuliah malam. Ryn sendiri yang meminta kepada dosennya.
Ryn  turun dan keluar di lantai pertama. Bersamaan dengan itu juga. Ada 4 lelaki dan juga 2 gadis yang cepat-cepat masuk kedalam Lift. Dan juga 1 cowok yang dinaikkan dengan kursi roda. Dimana cowok tersebut hanya menunduk dan tak bergerak sama sekali.
Ryn melihat orang-orang tersebut dengan sedikit merasa aneh, Bahkan ia seperti mengenal sesosok yang berada di kursi roda tersebut.
“Kayaknya gue kenal sama itu orang ?”
‘Siapa mereka ?Kok kayak . . . . “
TIINGGG
Lift kembali tertutup. Dan Ryn masih berdiri disana. Ia masih namapak memutar otaknya tentang segerombolan orang tadi,.
“Ahhh masak bodoh. Sok kenal banget gue. . “serah Ryn. ia pun tak mau peduli lagi dan meneruskan jalannya untuk menuju ke kampusnya.
*****
Lantai 7 kamar nomer 108

“Cepat masukkan kedalam “suruh seorang gadis yang tak lain adalah Angel. 4 pelayan tersebut segera memasukkan Alvin kedalam kamar hotel dan menaruh Alvin di atas kasur.
“Kamera sudah kalian pasang ?”
“Sudah boss . . “
“bagus. Sekarang kalian ke kamar sebelah dan segera rekam semuanya. Jangan lupa CD hasil video itu kalian copy menjadi 3. Mengerti ?”
“Mengerti Boss. “4 pelayan tersebut segera keluar meninggalkan Angel dan Alvin berdua didalam.
Angel berdiri di samping kasur. Ia menunggu Alvin untuk tersadarkan. Di tangan kanannya Angel memegang sebuah gelas putih yang sudah ia masukan obat yang menyebabkan seseorang seperti mabuk.
“Aww .. .”akhirnya Alvin tersadarkan. Dan dengan cepat Angel membantu Alvin bangun. Tanpa fikir panjang Angel meminumkan air di gelas tersebut kepada Alvin. Alvin pun meminumnya sampai habis. Karena ia sendiri merasa tenggorokannya begitu kering.
Alvin sudah tidak merasa pusing lagi namun. Fikirannya terasa melayang. Bayangannya sudah begitu tidak jelas. Angel tersenyum puas ternyata obatnya bereaksi dengan cepat. Zahra melirik sebentar ke kamera yang terpasang di pojok atas dekat pintu.
“Kamera sudah menyala “batin Angel. Karena kamera sudah berkedip-kedip warna merah. Angel pun memulai aksinya.
“sayang . . “panggil Angel manja kepada Alvin. Angel menarik Alvin untuk berdiri dari kasur.  Dan dalam keadaan seperti mabuk.  Alvin menurut saja dan berdiri. Angel sengaja menghadapkan wajah Alvin jelas-jelas ke arah kamera. Sedangkan dirinya membelakangi Alvin.
*****
18.45 WIB Restoran Putih

Felly sedang dalam perjalanan menuju restoran ini. Dimana restoran ini hanya 15 menit dari rumahnya. Felly memandangi ke arah jendela luar dengan perasaan yang dag dig dug sendiri. Entah menagap ia merasa sangat bahagia malam ini.
Baju yang kemarin malam., ia pakai kembali. Dan ia pun sengaja menguncir rambutnya seperti kunciran kuda. Tanpe memberi poni sedikit pun. Felly malam-malam ini benar-benar cantik sekali.
“Kak Alvin ngasih kejutan apa ya ?”
“Ahhh. . kak Alvin selalu So sweet banget “
“Gue sayang banget sama dia, cinta banget malah. Dia emang beda dari cowok lain “
Pak Budi supir pribadi Felly hanya bisa tersenyum ikut senang dengan majikannya ini yang selalu bahagia. Pak Budi sendiri percaya sekali dengan Alvin dan yakin bahwa Alvin dapat menjaga anak majikan kesayangannya.
Felly pun telah sampai di restoran Putih. Felly turun dari mobilnya.
“Pak budi pulang aja. Nanti kak Alvin nganterin Felly pulang kok”ujar Felly kepada supirnya.
“Iya non. Selamat ya non “ujar Pak Budi dan membuat Felly malu sendiri.
“makasih Pak. Hati-hati ya”
‘Non juga “
Pak budi beserta mobil Felly telah beranjak. Felly pun berjalan untuk masuk kedalam restoran yang menurutnya sedikit aneh. Dimana restoran ini semuanya gelap.
“Dengan Felly?”ujar salah satu pelayan yang sudah menyambut Felly. Felly sedikit terkejut.
“Iya. “
“Silahkan masuk. “suruh pelayan tersebut. Felly mengangguk dan mengikuti pelayan tersebut.
“Kok gelap . . “batin Felly bertanya-tanya sendiri. Ia pun terus melangkahkan kakinya kedalam.
JBREEETTTTT
Felly sedikit terkejut melihat banyak televisi plasma yang terpajang di setiap sisi dinding restroan ini. dan di televisi tersebut terdapat sebuah kata-kata yang membuat Felly senyum-senyum sendiri.
“INI HADIAH BUAT KAMU SIVIA SAYANG . LOVE YOU “
Itu adalah tulisan pembuka dari CD tersebut. Dan Sebuah Video pun terputarkan di semua televisi plasma tersebut.
“Sayang . . . “

“Kamu sayang kan sama aku ?”

“Hmmm. .. “
           
Felly melototkan matanya. Dan melebarkan matanya selebar-lebarnya. Apa yang ia lihat didalam layar tersebut. Itu benarkah? Dan benar kah itu Alvin dan seorang cewek yang sama sekali tidak ia kenal. Dan apa yang dilakukan mereka berdua.
Ngel . . . “Suara Alvin sedikit terdengar parau. Kesadaran Alvin benar-benar kacau saat itu akibat oleh obat. Angel pun semakin menjalankan aksinya. Dimana ia menarik kepala Alvin untuk menciumnya dan memperlihatkan seiolah-olah Alvin lah yang telah menciumnya.
                                 
“Hmm. .Alvin sayang. . . “

“Kamu sayang kan Vin sama aku . . “

“Iya aku sayang sama kamu . .”balas Alvin. Obat tersebut sudah mengacaukan otak Alvin. Bahkan Alvin sendiri yang menarik kembali Angel dan menciumnya kembali.

Tubuh Felly terasa bergetar semuanya. Ia meremas jarinya seerat mungkin. Felly hanya bisa menganga tak percaya dengan apa yang ia lihat didepan matanya saat ini.
“Kakk. . Al  vin. . .”lirih Felly. Dan saat itu juga Air mata Felly menetes demi tetes di pipinya. Felly menangis tak kuasa melihat semua itu. Namun matanya sama sekali tak ingin ia alihkan dari layar televisi itu. Ia terus tetap berdiri tak bergeming sedikit pun.
“Alvin . .aku milikmu sayang malam ini . . .”Angel menjatuhkan dirinya ke kasur dan menarik baju Alvin. Dan dapat terlihat seolah Alvinlah yang mendorong Angel ke kasur.

“Hentikan. . . .”
“Hentikan video itu . . .”
“HENTIKAAAAANNN . . . . “teriak Felly sekeras mungkin. Namun seolah di restoran ini sudah tidak ada siapapun. Dan memang disengaja dan telah di setting untuk Felly.
“AKU MOHOONNNN HENTIIIKAAAAAANNNNN”jerit Felly. Ia menutup telinganya. Bibirnya ia gigit sekuatnya sehingga sedikit darah segar keluar dari bibirnya.
“Alvin sayang. . sabar dong. . . . “ Angel membuka kemeja putih yang dipakai oleh Alvin.

“Ini hadiah dari loe kak? Ini yang loe maksud hadiah spesial . . . “
“HENTIKAAAANNNNNNNN !!! STOOOPPPPPP.”
“AKU BILAANGG STOOPPPP!!! “
“MAMAAAAAA”
“PAPAAAAAA”Felly semakin menjerit tak karuan. Kepalanya ia tundukkan. Sekuatnya ia menutup telingannya itu percuma saja. Karena semua layar televisi ini sangat banyak dan suaranya pun keras sekali.
“Alvin kamu cinta kan sama aku . . ‘

“Iya aku cinta sama kamu Fe . . . “namun saat Alvin ingin menyebutkan nama Felly, Angel segera menarik Alvin dan mencium bibir Alvin sehingga nama tersebut tak sampai disebut oleh Alvin.

“SUDAHHHHHHHH AKU MOOHOOONN SIAPA AJAA HENTIKAAANNNNNN!!!!”
Felly membalikkan badanya dan berjalan menuju pintu untuk keluar. Namun saat Felly ingin membukanya, pintu tersebut terkunci sangat rapat sekali.
“MAMAAA  . . . PAPAAAAA . .”
“STOOOOOPPPPPPPPP!!!!”
“HEEEENTTIIKAAAANNN. SUDAHHHH SUDAHHHHH”
“Alvin sayang . .. “

“Alvin sayang. . . . . . “

DRRTTTDRTTTTTT
Ponsel Felly bergetar. Felly segera melihat ponselnya dan melihat siapa yang menelfonnya.
Calling
Christy Love

KICIII . . “pekik Felly dan segera memencet tombol hijau di ponselnya.
*****
18.45 Rumah Kici

Pembantu Kici berjalan masuk ke ruang tamu setelah dari luar. Dimana di runag tamu terdapat  Kici yang asik melihat televisi. Kici hari ini sendirian dirumah. Iqbal pun baru saja kembali ke rumah sakit untuk menemani pacarnya.
“Non. . .ada kiriman CD buat non “ujar Bi Ina. Kici menoleh ke arah sang pembantu dan menerima CD putih polos tersebut.
“CD?? Apaan isinya ??”binggung Kici. Namun ia sama sekali tak tertarik untuk menontonnya dan menelantarkan CD tersebut di atas meja ruang tamu. Kici pun melanjutkan kembali menonton televisi.
15 menit kemudian . . .

Entah mengapa Kici merasa pensaran dengan CD tersebut. Instingnya berkata bahwa dia harus melihat apa yang ada di dalamnya.
“CD 2?”lirih Kici saat melihat tulisan di cover tempat CD tersebut.
“Lihat aja deh. . “Kici pun memasukkan CD tersebut kedalam DVD Player yang ada di sebelah Televisi plasmanya.  Kici mengambil remote dan kembali duduk manis di kursi yang sebelumnya ia duduki.
Kici pun menekan tombol Play disana.
“INI HADIAH BUAT KAMU SIVIA SAYANG . LOVE YOU “
“Sayang . . . “

“Kamu sayang kan sama aku ?”

“Hmmm. .. “

            Kici membelalakkan matanya. Ia berdiri dari tempat duduknya. Dengan perasaan yang sudah tak bisa di ucapkan. Kici terus melihat isi CD itu.
“Alvin. . ??”
Ngel . . . “
                                 
“Hmm. .Alvin sayang. . . “

“Kamu sayang kan Vin sama aku . . “

“Iya aku sayang sama kamu . .”

“BRENGSEKKK !!!!!”Pekik Kici dan langsung membanting remotenya tanpa ia sadari. Emosinya sudah meluap sampai di ubun-ubun.
“Itu kan ??”Kici menolehkan wajahnya mendengar suara dari pintu rumahnya.
“Dayat ??”kaget Kici melihat cowok tersebut yang sudah berada di rumahnya. Cowok ini benar-benar mencari dimana rumahnya. Namun dayat tak mempedulikan perkataan Kici yang kaget dengan kehadirannya. Dayat sendiri terfokuskan kepada apa yang dilayar itu.
“Kak Angel. . “batin Dayat yang benar-benar masih terkejut dengan gadis yang berada di dalam video tersebut.
“Alvin . .aku milikmu sayang malam ini . . .”

Kici kembali membalikkan badanya menatap layar televisinya setelah mendegar suara Angel . Kici semakin emosi. Mata Kici kini tertuju kepada satu titik yaitu isi Cover dari CD tersebut.
“CD 2??”
“Kalau ini CD 2? Pasti ada CD . . . “
“CD pertama. . .”seketika itu otak Kici terfikirkan akan satu nama. Siapa lagi jika bukan Sivia. Kici segera mengambil ponselnya di atas kasur. Dan segera menghubungi Felly.
“Hallo Fel . . “suara Kici benar-benar penuh kecemasan saat ini.
“Loe kalau dapat CD atau apapun loe jangan nonton!!. Pokoknya loe gak boleh nonton CD itu sampai gue datang ke rum . . .. .”
“ gu . gue ud . dah lih. . at . . Gue . udah li . hat . semu. anya . . “Suara Felly disebrang sana benar-benar sangat parau sekali. Suara Felly agak serak. Dan terdengar isakan-isakan tertahankan dari Felly.
Tubuh Kici sedikit melemas. Ia terlambat untuk mencegah Felly.
“Loe dimana sekarang ? gue akan kerumah loe??”
“To . long. Kici .. to . .longin gu . e. . “

“To . . lo. . . ng . . .”

Fel loe kenapa ? loe dimana ??”
Kici . tolong . ,gue . . To . . long. . “

“Iya Fel loe dimana ??”cemas Kici. Felly mulai terus menangis tak karuan.
“resto . ran. . pu . . tih . . .”Jawab Felly sangat lemas.
“Resoran Putih ???”
“Gue akan kesana sekarang. Loe tunggu disana. Loe jangan nonton !! Udah loe gak usah terusin nonton.  Ngerti!!”
“To . long . Kici . . “
“Iya Fel gue kesana sekarang. Loe jangan Nangis “ Kici lansgung menutup sambungan telfonnya. Ia mengarah kepada dayat yang masih terbengong.
“Anterin gue sekarang “bentak Kici kepada dayat.
“hah? Ha?”kaget dayang dan langsung kebingungan.
“loe bawa mobil kan ?”
“Iya “
“Udah turutin aja omongan gue. ANTERIN GUE “bentak Kici sedikit kasar. Ia menarik tangan dayat dan memaksanya untuk mengantarkan ke Restoran putih. Dayat sendiri yang masih terfikir akan video iti menuruti saja apa omongan Kici. Ia melajukan mobilnya dengan cepat dan sesuai petunjuk yang diberikan oleh Kici.
******
20.00 WIB Restoran Putih

Dayat dan Kici segera turun dari mobil dan berlari menuju kedalam restoran. Kici terkejut melihat Felly terduduk lemas di depan pintu sambil menangis tak karuan.
KICI TOLONG !!! KICI TOLONG . . “teriak Felly sangat keras, Kici pun dapat mendengarnya dan sedikit kaget. Felly menggdor-gedor pintu. Kici sendiri menoba membuka pintunya namun sama sekali tak bisa dibuka.
Kici Tolong .  tolong . . “tangis Felly.
Fel? Kok bisa disana ?”binggung dayat.
“Loe mundur jauhi pintu ..”teriak Kici menyuruh Felly, Felly pun mencoba berdiri dan menjauhi pintu sesuai yang disuruh oleh Felly.
Felly memegang pintu kaca tersebut. Memperkirakan apakah pintu itu sangat tebal atau tidak.
“Sial. Kacanya tebal “umpat Kici. Ia pun mencari ke sisi kanan atau kiri sesuatu yang dapat ia gunakan.
“Pot bunga “ujar Kici. Ia melihat sebuah pot bunga dari batu yang cukup besar. Kici pun segera mengambilnya dan dengan sekuat tenaga  ia mengangkat pot tersebut sendirian. Sedangkan dayat yang masih binggung hanya berdiri tak bergerak.
“semoga berhasil . . . “
1
2
3
PPPPYYYYYYAAAAARRRRR
Kaca pintu tersebut terpecah semuanya. Kici begitu sangat kuat karena dia sudah terbiasa dalam hal ini. Kici pun segera masuk dan menghampiri Felly.
Fel . . . “cemas Kici. Ia segera memeluk Felly yang menangis ketakutan. Kici melihat ke sekitar restoran. Dimana televisi-televisi tersebut masih menyala dan mengulangkan kembali video tersebut.
“Siapa yang ngelakuin ini Fel? siapa yang nyuruh loe kesini ? siapa Fel??”tanya Kici dengan nada dinginnya.
“kak . Al ...vin. .”jawab Felly sejujurnya. Ia memang tak dapat berbohong kepada Kici. Mendengar jawaban Felly , Kici tersenyum sangat sinis.
‘Siapa aja yang loe buat kayak gini. Gue akan habisi dia. “ujar Kici tajam tepat ditelinga Felly.
“Gue  mau pulang . . “
“Gue mau pulang . . .”tangis Felly. Kici melepaskan pelukannya.
“Kita pulang Fel. Udah jangan nangis.  . “:
“Gue mau pulaaanggg .. “teriak Felly. Kici pun langsung menggandeng Felly keluar dari restoran biadab tersebut.
“Anterin ke rumah Felly “ujar Kici kepada Dayat. Dayat menatap Felly semakin bingung.
“Udah turutin aja sekarang !!”bentak Kici.
“Iya Iya “nurut dayat. Mereka bertiga masuk kedalam mobil dayat dan menuju ke Rumah Felly.
****
21.00 Rumah  Felly

Felly sudah tak menangis. Namun pandangannya begitu kosong. Wajahnya sudah berantakan sekali. Kici sendiri jadi takut melihat wajah Felly yang seperti itu. ‘

“Non Felly kenapa ?”tanya Pak budi dan pembantu yang lainnya kaget melihat Felly.
Felly....Kici binggung menjelaskan bagaimana kepada orang-orang ini. Felly melepaskan rangkulan Kici.
“Loe pulang aja”suruh Felly dengan wajah datar tanpa menoleh sedikit pun ke Kici.
“Gue mau pastiin loe baik-baik aja “
‘Gue gapapa”jawab Felly. Ia berjalan untuk menuju kamarnya.
“Non Felly. Non kenapa?”tanya Pak Budi yang benar-benar cemas sekali. Felly hanya menggelengkan kepalanya pelan.
Fel. gue anterin loe ke akamr”ujar Kici tak tega melihat Felly. Ia tau Felly pasti masih Syok.
“Gak perlu . “
“Tapi Fel . . “
“GUE BILANG PULANG YA PULANG ! NGERTI ??”bentak Felly kasar kepada Kici. Dan untuk pertama kalinya dalam hidup Kici dan sejarah Kici bersahabat dengan Felly. Inilah pertama kali Felly membentak Kici. Kici syok dan kaget. Ia terdiam mematung. Bukan hanya Kici saja, para pembantu dan Pak budi sendiri menjadi takut. Felly benar-benar bukan seperti biasanya.
“Jangan ada yang masuk ke kamar gue “ancam Felly. Ia kembali berjalan menuju tangga dengan tatapan yang benar-benar kosong. Beberapa kali Felly sempat ingin terpeleset. Felly terus berjalan. Kici menyadarkan fikirannya yang sempat syok.
“Kita pulang . . “ujar Kici kepada dayat yang berada di belakangnya.
“Pak kalau ada apa-apa dengan Felly. Telfon saya secepatnya “ujar Kici kepada Pak budi
“Iya Non . .”jawab pak Budi menuruti saja.
Kici lantas berjalan kelaur dari rumah Felly dengan ekpresi yang tak bisa dibaca. Dayat sendiri takut melihat ekspresi Kici yang seperti ini. Dayat hanya diam saja dan menuruti apa omongan Kici. Niatnya ia datang kerumah Kici adalah untuk meminta nomer ponselnya Kici malah jadi seperti ini. Sunggu diluar perkiraannya.
Selama diperjalanan pun Kici hanya diam dan diam saja. Fikirannya berusaha keras untuk berfikir. Ia mencemaskan keadaan Felly. Tak pernah Kici melihat Felly seperti ini.