Selasa, 23 Juni 2015

DELOV part 45 ~ You are My Best Friend Forever ~



DEVIL ENLOVQER – 45
~ You are My Best Friend Forever ~


“Berikan telfonnya kepada Rio. Matikan loadspeakernya”ujar Mr.Bov yang sudah bisa menebak. Rio menatap Kici dan menganggukkan kepalanya mencoba meyakinkan kekasihnya itu.
Rio pun mematikan loadspeaker dan mendekatkan ponsel Kici ke telinganya. Rio berjalan menjauh dari Kici dan berbicara dua mata kepada Papanya Kici.
“Iya om ?”ujar Rio sedikit canggung dan takut. Jujur ia belum berani kepada Papa Kici yang menurutnya begitu menakutkan.
“Kamu mencintai anakku?”kata-kata Mr.Bov sedikit membuat Rio  bingung untuk menjawabnya.
“Bukan mencintai lagi Om. Tapi Rio selalu ingin jaga dia, melindungi dia . dan Ingin selalu di dekat dia”
“Kamu yakin bisa bahagiain dia?”
“sangat yakin Om .”
“Jujur, saya belum percaya sama sekali dengan kamu. Apalagi sejak kejadian Kici koma. Saya sangat membenci kamu”
“Maafkan Rio Om soal itu”
“saya tidak pernah membutuhkan maaf kamu itu. Yang harus kamu lakukan adalah buat dia bahagia dan jaga dia. Mengerti ?”
“Jadi om ngerestuin aku sam Kici?”
“Hahahahah. Gak!”jawab Mr.Bov begitu menyakitkan.
“Anak sama bapak gak ada bedanya. .”gerutu Rio dalam hati. Karena menurutnya memang Kici menuruni sifat papanya.
“Saya belum bisa merestui kalian. Buktikan kepada saya kalau memang kamu cinta kepada anak saya. Jaga dia jagan buat dia sakit !”
“Saya janji Om”
“Jangan janji-janji saja! cepat lakukan!!”
“Sekarang om?”Rio seperti orang bodoh sendiri saat ini.
“Tahun depan!. Yah mulai sekarang! Kamu harus jaga anak saya. Kalau saja ada apa-apa dengan Kici dan sampai dia sakit hati gara-gara kamu. Saya tidak akan membiarkan kamu untuk bertemu anak saya lagi dan kamu akan tau akibatnya sendiri”ancam Mr.Bov begitu dingin dan tegas. Rio saja sampai merinding sendiri.
“Iya Om. Rio tau “
“Yasudah. Jaga dia. Jangan berbuat macam-macam. Besok kalian harus sudah kembali ke Indonesia”
“Iya Om “Mr.Bov pun akhirnya menutup sambungan telfon tersebut. Rio mengelus dadanya yang sudah sport jantungan sendiri. Ia seperti berbicara kepada orang yang ingin membunuhnya. Setelah itu Rio pun berjalan dengan tenang kembali menghampiri Kici yang sepertinya cemas kepadanya.
*****
“ADIK KICI SAYANG ? KAK DAYAT ? “ujar Rio penuh penekanan kepada Kici. Kici langsung melongo seperti orang bodoh.
“Itu. . itu .. itu . . . “Kici masih bingung. Ia mengumpati dayat dalam hatinya.
“Itu siapa nona Christyku?”sinis Rio. Ia langsung mematikan sambungan tersebut. Kici menghelakan nafas panjangnya. Mencoba untuk bersikap biasa saja.
“anak baru teman sebangku gue”jawab Kici mulai tidak tegang.
“Sebangku? Loe bukannya sama Felly?”protes Rio
Felly minta pindah bangku. Yaudah. “
“Terus? Kenapa dia manggil loe adik? Namanya siapa tadi ? hah? Kakak siapa? kakak dayat ? “
“Heeyyyy Gadis bodoh, Dimana otak loe ? dari dulu gue nyuruh loe manggil gue kakak aja loe gak mau? Dan Ini .. . . “
“Teman baru loe? Dan umurnya samaan kayak loe? Loe mau manggil dia kakak? Loe mau gue terjunin dari lantai 100? Hah/?”Kici mendegus kesal akibat ocehan gak jelas dari Rio.
“Udah selesai ngomelnya ?berisik tau gak sih”tegas Kici dan langsung berjalan meninggalkan Rio di luar. Kici segera masuk sambil kepala geleng-geleng sendiri.
“YAAAA!!! CHRISTY !! LOE EMANG GADIS SETAN IBLIS  !!! GUE BUNUH LOE SEKA . . . “
PLAAAAKKKK
“AWWW . .. “ringis Rio memegangi kepalanya. Karena Kici langsung melemparkan sandalnya dari belekang dan tepat mengenai kepala Rio.
“Dasar gadis setaannn!!!”greget Rio dan segera menyusul Kici  kedalam. Rio ingin memberi pelajaran kepada gadis itu.
Kici langsung memilih untuk tidur saja dan berbaring di kamar. Ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Tak ingin menghiraukan Rio yang tetus berkoar dengan masalah tadi .
“Yaa . Gadis bodoh! Bangun sekarang!! Masalah kita belum selesai!! Cepat jelasin ke gue”ujar Rio yang sudah berdiri di depan kasur. Namun Kici masih tidak bergeming.
“Gue tau loe belum tidur!! Cepat banguunnn!!!”
DRRTTTDRTTT
DRRRTTDRTTT
Rio mendecak kesal, ponsel Kici berdering kembali. Rio pun dengan malas melihat siapa yang menelfon Kici.Karena ponsel Kici masih berada di tangannya.
“Alvin ?”kaget Rio karena tumben sekali Alvin menelfon Kici. Rio pun segera mengangkat sambungan dari Alvin itu.
“Iya Vin . .?”
Felly? Gak ada dirumahnya? Pergi dari rumah? “
“Sama mamanya? Hah?“seketika mendengar ucapan Rio itu. Kici langsung bangun. Fikirannya langsung terpusat ke sahabatnya itu.
“Sini ponsel gue”ujar Kici dengan tegas. Rio pun langsung memberikan ponsel itu ke Kici.  Dan Kici segera menerimanya.
Felly kenapa ?”
“Hah?terus dia sekarang dimana ?”
“Gak bawa apa-apa? “
“Gila tuh anak!! . Yaudah gue segera cari dia”ujar Kici dan memtusukan sambungannya.  Kici menatap Rio yang juga ikut bingung.
“Kita balik sekarang!! “ujar Kici dengan cepat. Ia pun segera memakai sepatunya tanpa menunggu lama lagi.
“Ini udah malam Kici. Loe pas . . “
“Kalau loe gak mau pulang. Gue bisa pulang sendiri”potong Kici begitu dingin. Rio menghela nafas panjang.
“Oke kita pulang sekarang”serah Rio mengalah saja kepada Kici. Karena ia tau fikiran Kici sudah khawatir kepada Felly. Rio segera menelfon managernya . Setelah itu mereka berdua langsung beranjak menuju bandara dan terbang kembali ke Indonesia.
*****
09.00  p.m Desa Punda Wisma

Felly dan mamanya akhirnya menemukan sebuah kontrakan yang sederhana dan sempit sekali. . Felly menggunakan uang dari hasil menjual kalungnya untuk mengontrak rumah dan membeli makanan. Felly terdiam di ruang tamu yang begitu sempit dan kecil. Dan ini baru pertama kalinya buat Felly sendiri hidup seperti ini.
“Gue harus kerja. Gue gak bisa bergantung dengan uang itu terus”ujar Felly kepada dirinya sendiri. Dilihatnya sang mama yang sudah tertidur dengan tak nyaman di kasur yang menjadi satu dengan ruang tamunya.
“Papa jahat banget sih”lirih Felly mulai melemas sendiri.
“Kasihan mama. Daritadi jadi linglung sendiri. Gue takut mama sakit “
“Ya tuhan. Kenapa semuanya jadi seperti ini?”
“Apa salah Felly tuhan ?””
“Belum lagi kak Alvin yang seperti itu . “
DRRTTDRTTTT
DRTTTDRTTT
Felly merasakan ponselnya berdering, Dan itu dari papanya. Felly langsung merejectnya tanpa menunggu lama lagi.
DRRRTTTDRTTT
DRTTTDRTTT
Felly melihat kembali ponselnya. Dan bukan papanya yang menelfon melainkan Alvin. Felly membelalakkan matanya.
“Kenapa sih nih orang ?”decak Felly kesal. Felly pun memilih untuk mengangkat sambungan tersebut.
“Ada apa?”sinis Felly
“Loe dimana?”kecemasan dari orang disebrang itu membuat hati Felly terasa sesak. Jujur Felly begitu merindukan Alvin. Ia Rindu Alvin memeluknya. Ia rindu Alvin yang selalu di dekatnya.
“Penting gitu loe tau ?”
Fel. Gue tanya sekali lagi. Loe dimana? Papa loe cemas nyariin loe sama mama loe. Loe tidur dimana? Ini sudah malam “
“gak usah nyari gue. Dan satu lagi dia bukan papa gue”
“gue tau masalah loe. Tapi loe gak kas  . .”
BIIPPP
Felly segera memutuskan sambungan tersebut. Felly pun melepas baterai ponselnya. Matanya sudah terasa memanas dari tadi. Felly menangis saat itu juga. Menangis menahan suara isakannya.
“Kalau saja loe gak sama cewek itu kak. Mungkin gue saat ini bakal ke rumah loe. Nangis di depan loe”
“ARGGSSSS”teriak Felly merasakan frustasi sendiri. Felly kembali terdiam untuk berapa lama. Memfikirkan semua kejadian yang menimpa dirinya.
Felly menghelakan nafas panjangnya., ia mengusap air matanya sendiri. Tak ingin menjadi gadis yang lemah.
“Gue gak boleh nangis. Gue gak boleh cenggeng. Gue harus tegar! Felly loe bsia tegar!”
“Sekarang loe gak boleh manja lagi!! Sekarang loe gak boleh seperti ini!! Ayo Felly semangat~!!”
“Demi mama lo. Loe rubah semua sifat loe!!!”:
*****
09.00 PM Rumah Sakit ARWANA

Iqbal masih menunggu Rika yang sedang meminum obatnya. Sudah 1 mingu lebih Rika dirumah sakit. Dan kondisinya begitu memburuk sekali. Rika menjadi semakin kurus dan wajahnya pucat pasi.
“kamu gak pulang? Nanti kak Kici nyariin”ujar Rika pelan. Iqbal menggelengkan kepalanya.
“Nanti saja. Kak Kici juga gak ada dirumah. Kamu cepat sembuh dong”
“Iya”jawab Rika dan mencoba untuk tersenyum.
TookkTokk . . . .
Suara ketukan pintu kamar rawat Rika mengalihkan pandangan dua orang ini. Dan seketika itu Seorang gadis masuk kedalam dengan membawakan satu ranjang buah-buahan.
Adel?”serempak Rika dan iqbal yang sedikit kaget.
“Malam kak. Malam Bal .”sapa Adel sedikit canggung. Ia perlahan berjalan mendekati Iqbal dan Rika.
“kakak udah sembuh?”tanya Adel begitu sopan. Ia menaruh buah-buahan itu di meja.
“belum Del.”jawab Rika seadanya.
“Kamu kok tau Rika disini?”tanya Iqbal ikut nimbrung.
“Tau dari anak-anak sekolah. Katanya kak Rika sakit. Yaudah gue kesini buat jenguk. Gak apa-apa kan kak?”
“Iya gak apa-apa kok Del. Makasih ya”
“Kamu habis syuting ?”tanya Rika balik .
“Iya kak”jawab Adel. Iqbal melirik ke Adel yang memang terlihat berantakan mungkin lebih tepatnya kecapean.
“Bal kamu berdiri sana. Kasih duduknya ke Adel”suruh Rika. Iqbal pun langsung kaget gelagapan sendiri.
“Oh. Iya iya. . Del duduk . “suruh Iqbal sedikit canggung. Ia pun berdiri. Adel mencoba tersenyum kearah Iqbal dan duduk di kursi yang sebelumnya di duduki oleh Iqbal.
“Gue keluar dulu beli minuman”pamit Iqbal . kedua gadis ini mengangguk saja.
Setelah kepergian Iqbal keheningan menggeliuti ruangan ini. Baik Rika dan Adel terpusat pada fikiran mereka masing-masing.
Del . .”panggil Rika memecah keheningan.
“Iya kak?”sahut Adel mendongakkan kepalanya.
“gue boleh tanya ?”
“Tanya apa kak?”
“tapi loe jawab jujur”
“i. . ya.. “jawab Adel sedikit ragu.
“Loe masih suka sama iqbal??”pertanyaan Rika tersebut langsung membuat Adel  kaget dan bingung sendiri.
“itu ..itu . . “
“Jujur aja gak apa-apa kok”
“mmm.. ma . . sih kak. .maafin Adel kak. Tapi . tapi Adel akan berusaha lupain Iqbal kak. Adel janji , kak Rika cocok banget kok sama iqbal”Rika malah menggelengkan kepalanya. Ia tersenyum dengan senyum penuh keanehan.
“Bukan gue yang cocok dengan Iqbal. Tapi loe . . . .”
“HAH?”kaget Adel. Ia sama sekali tak mengerti maksud dari ucapan Rika.
“Gue sakit. Dan penyakit gue kata dokter parah. Gue gak tau gue bisa bertahan hidup apa enggak. Iqbal gak tau tentang penyakit gue ini. Cuma gue dan kedua orang tua gue yang tau. Gue gak mau Iqbal khawatir. “
“Dan gue takut saat gue gak bisa bertahan di sisi dia. Dia terpuruk. Gue boleh minta satu permintaan ??”
“A . . pa . . kak??”
“saat gue benar-benar gak sanggup bertahan lagi. Loe gantiin posisi gue ya?”
“Posisi kak? Maksudnya ?”
“Loe jadi pacar Iqbal . “
“HAH??”
Dari luar kamar rawat. Sebenarnya Iqbal mendengar semuanya. Iqbal mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia ingin marah, ia ingin berteriak . ingin sekali ia membentak kekasihnya itu. Namun ?semuanya tidak bisa Iqbal lakukan. Karena ia terlalu cinta kepada Rika.
“Jadi?? Loe sakit parah? Dan loe gak jujur ke gue?”
“dan sekarang? Loe nyuruh gue jadian sama cewek yang sama sekali gak gue suka?”
“Bodoh sekali sih loe. Bodoh!! Bodoh!!”cerca Iqbal menahan semua emosinya.
Sedangkan didalam kamar Adel masih belum bisa mengiyakan permintaan Rika. Disisi lain Adel  memang begitu senang namun di sisi lainnya ia begitu tak tega dengan Iqbal.
Del. Please . . “mohon Rika. Adel pun akhirnya mengangguk kaku. Berdoa supaya jawabannya ini benar dan terbaik untuk semuanya.
“Makasih ya. Mulai sekarang loe sering-sering aja kesino. Gue akan dekatin loe dengan Iqbal “
“Tapi kak . loe kan ma … “
“Udah gak apa-apa. Gue ingin berusaha Iqbal perlahan suka sama loe”
“Kak. . . Iqbal cinta banget sama loe. Gue gak te . .”
“Gue tau kok. Tapi ini terbaik buat dia. “
“Loe sudah janji sama gue jadi gak ada protes-protesan lagi. Oke ?”
“I . .ya. .kak . . “
Adel  masih binggung sendiri. Ia takut menjadi perusak. Namun ini kemuan Rika sendiri. Dan diluar sana Iqbal langsung memilih pulang saja. Ia tak kuasa jika bertemu dengan Rika mungkin emosinya bisa mengumpul begitu saja. Iqbal pulang dengan wajah yang sulit ditebak. Emosi, marah, sedih semua menjadi satu dalam hatinya.
****
04.00 p.m WIB Rumah Kici

            Rio dan Kici sudah tiba di indonesia. Dan Alvin serta Ryn menunggu di rumah Kici. Baik Kici dan Rio sudah mendapat penjelasan ke Alvin tentang masalah Felly saat ini. Dan itu menyebabkan Kici menjadi lebih cemas. Kici sendiri tidak menyangka. Keluarga yang menurutnya begitu sempurna bisa harus pecah seperti ini dikarenakan sebuah rahasia yang begitu menyakitkan buat Felly dan mamanya. Kici segera turun dari mobil Rio dengan wajah yang dingin namun terlihat kecemasan. Rio pun mengikutinya dari belakang.
Kici
“Yo . “ujar Alvin dan Ryn bersamaan setelah melihat mereka yang berada di ambang pintu.
“Belum ketemu Felly ada dimana ?”tanya Rio menyanyai dua orang ini.Alvin dan Ryn hanya bisa menggeleng.
“Ini semua gara-gara loe gak ?”ujar Kici dengan nada tak enak ke Alvin.
“Gue tau. Maaf Kici”ujar Alvin dengan wajah bersalah.
“Ke gue ? ke Felly lah “bentak Kici yang mulai emosi.
“Diam Kici “bentak Rio ke Kici. Kici pun memilih diam namun ia melirik Alvin penuh kebencian.
“coba hubungi ponselnya”suruh Rio
“kemarin udah gue telfon. Tapi di matiin. Sepertinya ponselnya di matiin saat ini”jelas Alvin dan diangguki oleh Ryn. Kici mendengus kesal. Ia segera mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi seseorang,
“kemarin kan? Sekarang udah di coba ? otak dipakai ! jangan dengkul mulu !”dingin Kici lebih tepatnya mengarah ke Alvin. Kici berdoa dalam hatinya ponsel Felly aktif.
Tuutt . . tuuutt. .
“Bisa .”ujar Kici kepada yang lainnya. Wajah Alvin, Ryn dan Rio penuh dengan ketegangan. Berharap Felly mengangkat telfon dari Kici.
“Loe tutup gue bunuh loe!!”bentak Kici kepada orang di sebrang sana. Alvin menghela nafas legah karena Felly mengangkat telfon dari Kici.
“Loe dimana sekarang ?”
“Jujur sama gue”
“Loe mau ngasih tau dimana tempat loe sekarang ? atau gue yang cari sendiri loe dimana setelah itu gue pastiin loe gak bakal hidup lagi “
“Oh gitu ? emang loe ingin mati? Kalau pingin mati gak usah ngajak mama loe begoo!!”emosi Kici sudah mulai naik. Ia tak mengerti jalan sahabatnya itu.
“Jangan pakek emosi”ujar Rio tajam ke Kici. Namun Kici tak menanggapinya. Sedangkan Alvin dan Ryn hanya bisa menelan ludah melihat raut wajah Kici dan kata-kata Kici.
“Iya emang loe bego. Dan begonya gue mau sahabatan sama orang gak berotak kayak loe!”
“DIMANA LOE SEKARANG ?”kesabaran Kici mulai habis. Perlahan Kici menghelakan nafasnya. Ia dapat mendengar isakan Felly. Isakan tersebut bukan Isakan ketakutan melainkan isakan bahwa Felly membutuhkan Kici.
“Gue akan samperin loe sendirian. Gak akan ada yang gue ajak. Jadi kasih tau gue dimana loe sekarang ?”Kici mulai memelankan suaranya. Berharap Felly mau member tahu dimana dia berada sekarang.
“ . .. . . . .”
“Gue kesana sekarang “Kici mematikan sambungannya. Ia menatap 3 orang di depannya ini dengan tatapan malas.
“Gue yang akan jemput Felly dan mamanya . Kalian semua disini aja”
“gue ikut.”ujar Alvin
“Loe ikut ? yang ada Fellynya kabur duluan kali “sinis Kici. Alvin pun melengos saja namun perkataan Kici ada benarnya.
“Bener apa kata Kici vin. Lebih baik loe disini aja sama gue dan Rio nungguin Felly”ujar Ryn. Ryn sendiri baru tau permasalahan Alvin dan Felly hari ini. Namun Alvin Cuma menjelaskannya sekilas tidak detailnya bagaimana ia dijebak oleh Angel.
“Gue nganterin loe”ujar Rio tegas. Kici melirik kearah Rio.
“Loe bisa nyetir ?”tukas Rio langsung karena mendapat lirikan dari Kici yang tak enak sekali.
“Lagian Felly juga pasti gak akan berani ngusir gue kan”tambah Rio lagi.
“terserah loe deh. “serah Kici malas. Ia pun langsung keluar menuju mobil Rio.
“Gue bingung sebenarnya loe sama Kici pacaran gak sih?”tanya Ryn heran sendiri
“Kalau ada obat buat ngeracunin tuh cewek kasih tau gue. Pingin gue racunin tuh cewek”ujar Rio dengan kesalnya. Ia pun langsung menyusul Kici yang sudah siap didalam mobilnya. Ryn dan Alvin hanya bisa heran melihat dua pasangan yang aneh itu.
****
04.00 p.m Kontrakan Felly

Felly mengompres tubuh mamanya yang panas. Dari kemarin mama Felly terlihat seperti orang yang linglung tak bisa diajak bicara. Hanya menyebut nama Papa Felly terus menerus. Mama Felly seperti depresi tidak bisa menerima kenyataan ini.
DRRTTDRTTT
DRTTDRTT
Felly merasakan ponsel di saku bajunya bergetar. Felly memberhentikan aktifitasnya dulu dan mengambil ponselnya.
Kici??”kaget Felly melihat siapa yang menelfonnya. Felly terlihat bingung mengangkat atau tidak.
“Angkat aja deh”serah Felly dan menekan tombol hijau di ponselnya.
“Loe tutup gue bunuh loe!!”belum Felly mengucapkan sekata dua kata Kici sudah menonjoknya dengan kata-kata yang sedikit membuatnya takut. Felly menghela nafas sesaat.
“iya”jawab Felly singkat
“Loe dimana sekarang ?”
“Loe gak usah tau “
“Jujur sama gue”
“Gue sama mama gue dan kalian semua gak usah susul gue”
“Loe mau ngasih tau dimana tempat loe sekarang ? atau gue yang cari sendiri loe dimana setelah itu gue pastiin loe gak bakal hidup lagi “
“Loe fikir gue takut ? emang gue ingin mati kok”jawab Felly memberanikan dirinya. Ia mencengkram kuat-kuat tangan kirinya.
“Oh gitu ? emang loe ingin mati? Kalau pingin mati gak usah ngajak mama loe begoo!!”Felly tau Kici sudah marah kepadanya. Perlahan entah mengapa air mata Felly mulai mengalir. Namun isakan Felly ia tahan dalam-dalam.
“Gue emang bego. Terus kenapa ?”
“Iya emang loe bego. Dan begonya gue mau sahabatan sama orang gak berotak kayak loe!”
“DIMANA LOE SEKARANG ?”Felly tak bisa menahan lagi tangisannya. Felly menangis meluapkan semuanya. Ia butuh Kici , sangat membutuhkan Kici. Felly tak kuat dengan semuanya.
“Gue akan samperin loe sendirian. Gak akan ada yang gue ajak. Jadi kasih tau gue dimana loe sekarang ?”
“gue ada di desa punda wisma. Di kontrakan kecil belakang kantor Punda Wisma. Gak jauh dari Rumah sakit arwana”jelas Felly dengan terbata-bata.
“gue kesana sekarang “Felly menangis sejadinya. Ia berharap Kici segera datang kesini. Felly mencengkram kuat dadanya yang terasa sakit sekali.
Kici . “isak Felly.
****
Perjalanan Kici dan rio hanya 30 menit. Kici mencari kontrakan Felly yang menyempit sendiri dari rumah warga lainnya. Mobil Rio berhenti didepan kontrakan mobil Sivia.
“yakin Felly tinggal disini?”lirih Kici melihat rumah itu begitu kecil. Dan yang Kici tau Felly anaknya suka dengan kemewahan dan glamour bukan seperti dirinya yang selalu apa adanya.
“Kita langsung aja masuk”ujar Rio. Kici mengangguk dan segera turun dari mobil begitu juga Rio.
Kici berjalan menuju rumah Felly. Belum Kici mengetuk pintu rumah Felly. Seorang gadis sudah membukakan pintu kontrakan tersebut. Siapa lagi kalau bukan Felly.
Kici . . . . “tangisan Felly langsung terpecahkan dan memeluk Kici sangat erat sekali.
“Sudah. .gausah nangis “ujar Kici pelan. Ia menepuk –nepuk punggung Felly pelan.
“Loe gak apa-apa kan ? mama loe juga gak apa-apa kan?”tanya Kici . Felly masih terus menangis. Begitu susah baginya untuk berbicara. Kici pun membiarkan saja Felly terus menangis. Sedangkan Rio hanya dapat diam melihat kejadian seperti ini.
“Kita masuk aja dulu”suruh Kici. Felly mengangguk dan mulai melepaskan pelukannya. Rio pun ikut masuk.
“Mama . . demam. Gue bingung . .”jelas Felly saat mereka masuk kedalam. Rio pun dengan sigap langsung memeriksa kondisi mama Felly.
“terus loe ? maksud gue. Rumah ini? Loe bawa uang ?”
“en. . ggak .  “jawab Felly mulai takut jika Kici menanyakan uang yang ia pakai darimana. Felly takut Kici pasti marah kepadanya.
“Terus ? loe pakek uang apaan ? darimana ?”tanya Kici .Felly menundukkan kepalanya.
“Maaf Kici . . “
“gu . . gu . .gu . . .”Kici melihat Felly yang terbatah-batah dan terlihat ketakutan. Kici mengernyitkan kening. Kici menatap Felly penuh menyelidik. Kici lantas tersenyum mengerti.
“Loe ngejual kalung yang gue beri ?”skak mat. Felly langsung tak bisa berbuat apa-apa. Kici memang anaknya selalu bisa menebak hal sekecil appaun. Karena Kici sendiri tak menemukan kalung hadiahnya yang selalu dipakai Felly dan tidak akan pernah dilepasnya dalam keadaan apapun.
“Ma .. Ma . . af . . “Felly merasa sangat bersalah. Ia tak berani menatap wajah Kici.
“Bodoh!!”tukas Kici dengan satu kata saja. Kici menatap Felly dengan wajah yang kasihan dan tidak tega.  Kici dapat melihat bahu Felly yang bergetar hebat.
“Ma . .af . .gu . e  . gak nge. . harga . I pem.  Berian . loe . . ma  af . Kici. Lo . e bo . leh ma. Ma . rah sa . ma gu . e . “isak Felly ketakutan. Kici masih diam saja. Bukan mempermasalahkan kalung itu. Namun ia begitu tak tega melihat kondisi Felly saat ini yang begitu sangat berantakan sekali.
Fel mama loe harus dibawa rumah sakit segera “ujar Rio selesai memeriksa kondisi mama Felly. Saat itu juga baik Felly dan Kici menoleh kearah Rio yang masih di dekat mama Felly.
“ma . ma … “Felly mulai kebingungan. Ia rasanya ingin mati saja saat ini.
“Loe bawa mama Felly sekarang kerumah sakit. Gue masih mau bicara sama anak bego ini”ujar Kici dengan nada dingin sekali. Rio mengangguk saja dan segera membantu mama Felly berjalan. Mama Felly masih terlihat seperti orang yang tak tau apa-apa dan terus mengigau tak jelas. Wajahnya pun lebih berantakan dari Felly dan pucat sekali.
Setelah terdengar kepergian mobil Rio, hanya terjadi kehengingan kembali di rumah kecil ini. Sivia hanya menunduk sedangkan didepannya terdapat Kiciyang menatapnya begitu tajam.
“Kenapa loe gak nelfon gue ?”tanya Kici mulai pembicaraan.
“Gu. .gue malu “
“malu? Malu kenapa ?papa loe selingkuh ?”
“yah. “jawab Felly singkat.
“Jangan nunduk. Tatap gue bego!!”Felly menggelengkan kepalanya lemas.
“TATAP GUE!!”bentak Kici kencang. Felly pun perlahan mendongakkan kepalanya. Memberanikan menatap KiciFelly kaget saat dirinya berhasil menatap gadis yang ada di depannya itu.
Christ .. .”isak Felly. Karena Felly mendapati Kici yang menangis. Dalam hidup Felly dan dalam sejarah Felly berteman dengan Kici baru saat ini ia melihat Kici menangis dan itu karena dirinya.
“Apa karena gue ngejual kalung loe? Maaf Kici. Maaf. Gue akan ngembaliin kalung loe. Gue janji. Gu . . .”
“Gue temenan sama loe udah berapa tahun sih ? lebih dari 5 tahun Fel . Loe yang selama ini dengan hidup loe yang mewah. Loe dengan sikap ceria loe. Dan sekarang.  . lihat diri loe . . .”Kici membiarkan saja air matanya terus mengalir. Ia tak peduli Felly melihatnya menangis.
“Mama loe udah gue anggap mama gue sendiri. Papa loe udah gue anggap papa gue sendiri. Bukankah kalau gitu mereka berdua juga kedua orang tua kita ? Iya kan ?”
“Tapi yang membedakan gue gak merasakan rasa benci loe ke papa loe sekarang. Gue tau loe pasti benci banget kan ?”
“Loe tau kenapa gue nangis ?”hah?”suara Kici mulai meninggi. Felly menggeleng lagi. Felly sendiri ikut menangis. Kedua gadis ini terus menangis dalam perasaannya yang entah tidak dapat dijabarkan dengan sendirinya.
“Loe itu cewek paling bego paling bodoh paling  . . . . . .”Kici terdiam. Ia tak sanggup meneruskan kata-katanya lagi. Ia mendongakkan kepalanya berharap ia tak menangis lagi. Namun percuma air mata Kici tak sanggup ia hentikan sendiri.
“Gue sayang sama loe. .”tiba-tiba Kici berdiri dan langsung memeluk Felly sangat erat sekali. Dan saat itu juga Felly langsung menangis begitu kencang sekali. Felly ingin mengeluarkan semua kekesalannya. Semua ingin ia luapkan dalam tangisannya. Dan yang bisa mengerti dia adalah Kici.
“Kenapa loe gak nelfon gue saat loe pergi dari rumah ? kenapa loe gak ngasih tau gue tentang keadaan loe seperti ini? Loe gak fikirin gimana keadaan tante ? dia pasti depresi. Dan gue tau loe lebih depresi lagi . “
“Gue salah apa sih Christ sama tuhan ? gue salah apa sih sama semua orang? Apa gue pernah nyakiti hati orang ? apa gue pernah ngelakuin kesalahan yang sangat besar ? sampai  . sampai . gu .gue dikasih masalah kayak gini . . “
“loe gak pernah salah . Tuhan hanya ingin nguji loe. Dia ingin ngasih masalah ke loe dan buat loe lebih tabah dan sabar lagi. Buat loe lebih tegar. Loe tau .  .”Kici perlahan melepaskan pelukannya. Menghapus air matanya sebentar lantas memegangi kedua bahu Felly.
“Saat mama gue ninggalin gue. Gue lebih depresi kayak loe. Gue jadi anak pendiam. Gue gak mau makan. Dan sejak saat itu gue ngerubah semua tentang diri gue. Dari gue anak yang kalem, sopan menjadi sekarang kayak gini. Itu semua kenapa ? karena sampai sekarang gue masih gak bisa nerima mama gue pergi gitu aja “
“Dan loe . .seharusnya loe bisa lebih tegar dari gue. Loe anak yang ceria. Cantik. Loe harus bersyukur loe tidak ditinggal kedua orang tua loe. Sedangkan dari kecil gue udah ditinggal mama gue dan ditinggal papa gue. “
“Gue kadang iri sama loe Fel tapi gue nahan itu semua. Dan sekarang kalau loe terpuruk terus seperti ini. Loe gak akan nyelesaiin masalah. Loe tanya ke papa loe? Minta penjelasan yang sejelasnya ke dia. Jangan pernah memakai emosi di otak loe terlebih dahulu. Itu yang loe lakuin pertama kali”
“gue terlanjur benci dia . “
“Gue tau. Pasti loe sangat dan sangat benci. Dan apa loe tau asalan papa loe selingkuh ? apalagi itu sebelum loe lahir ? iya kan ?”
“Yang kedua. Masalah loe sama Alvin. Gue perjelas lagi dan gue bukan belain dia. Dia hanya di jebak Fel. Dia gak tau apa-apa dia juga udah jelasin semua ke gue”
“gue tau . tapi gue udah terlanjur sakit. Dia bisa dijebak sama cewek itu berarti saat itu pun dia sedang bersama cewek itu kan ?”Kici mulai berfikir dengan apa yang dikatakan Felly kali ini memang ada benarnya.
“Gue udah maafin kak Alvin kok Kici. Tenang aja. Semalam gue berfikir keras tentang semua masalah gue. Untuk kak Alvin gue udah maafin dia. Tapi gue gak bisa kembali sama dia “Kici membelalakkan matanya.
“Kenapa ? bukannya loe cinta mati sama dia ?”tanya Kici dengan herannya.
“Gue mau memperbarui hidup gue seperti loe dulu. Gue saat ini sudah terjun ke jurang paling dalam. Dan jika gue ngelakuin kesamaan seperti yang lalu. Maka sama aja untuk kedua kalinya gue masuk jurang paling dalam itu lagi. Dan rasanya masuk kedalam jurang itu SAKIT BANGET!”jelas Felly dengan penekanan pada kata terakhirnya. Kici menghela nafasnya.
“Kalau itu terserah loe saja. terus loe yakin tetap tinggal disini?”
“Yah. Gue akan tetep tinggal disini sama mama “ujar Felly dengan wajah yang sedikit tak yakin.
“Hahahaha. .”Kici langsung tertawa dengan sinisnya.
“loe mau kerja ?loe yakin tinggal di tempat separuhnya dari kamar loe sendiri yang mewah itu ? loe yakin bisa hidupin mama loe? Loe gak fikirin gimana mama loe ?”
“Loe dari kecil hidup mewah. Apalagi mama loe. Dan gue yakin loe gak akan bisa hidup disini. Kerja ? loe mau kerja apa ? otak loe itu terlalu bodoh untuk cari kerja !”Felly diam saja Kici mulai mengomelinya dengan tajam.
“Loe sama mama loe tinggal dirumah gue ! gak ada tapi-tapian”
“Tapi Kici . . “
“Gue udah bilang gak ada tapi-tapian. Rumah gue saat ini rumah loe juga. Ngerti!!”Felly  menatap Kici tepat di kedua matanya. Kici yang ditatap Felly seperti itu jadi binggung sendiri.
“Makasih.”ujar Felly dengan tangisannya kembali. Kici mengembangkan senyumnya.
“gara-gara loe gue nangis bodoh! Dan ini pertama kalinya gue nangis gara-gara loe !”omel Kici sambil tersenyum .
“Soal kalung loe sekali lagi gue minta maaf “
“Dimana loe ngejual kalung itu ?”tanya Kici
“Di di toko berlian dekat sini”jelas Felly . Kici mengangguk-angguk saja
“Udah gak apa-apa. Toh hanya kalung kan. “
“Sekarang ayo nyusul mama loe di rumah sakit”ujar Kici. Felly menganggukan kepalanya . mereka pun segera beranjak dari sana dengan menaiki taxi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar