Sabtu, 13 Desember 2014

part 17-20



Part 17

“Apa aku harus putusin Dani ya” ujar Anisa dalam hati ketika melamun didepan balkon apartement.

“Aduh fikiran aku udah ngaco” ujar Anisa semakin ricuh isi dalam otaknya.

Seketika dia langsung menghubungi Dani.

“Hallo sayang baru aja aku mau telepon kamu udah telepon duluan, kita sehati yah” ungkap Dani ditelepon.

“Dan besok kita ketemuan yah pulang kerja ditempat biasa” ujar Anisa.

“Ketemuan? Wah kamu kangen yah sama aku sama aku juga kangen banget sama kamu” ujar Dani.

“Iya sekalian ada yang mau aku obrolin sampai ketemu besok yah Dan” jawab Anisa.

“wah ga sabar nunggu besok nih akunya, oia Nis?” ujar Dani.

“Apa?” jawab Anisa.

“Je t’aime (aku sayang kamu)” ujar Dani.

“Je t’aime Dan” jawab Anisa singkat.

Tak lama mereka berbincang-bincang ditelepon, singkatnya keesokan harinya Dani dan Anisa bertemu ditempat biasa mereka bertemu sebuah cafe di sudut jalan tempat dimana mereka sering menghabiskan waktu berdua.

“bonne journée (selamat sore) maaf terlambat kamu udah lama disini?” tanya Dani.

“Ga ko beberapa menit yang lalu” jawab Anisa.

“Cette belle fleur pour une belle personne (ini setangkai bunga yang cantik untuk orang yang cantik)” ujar Dani sambil memberikan setangkai mawar kepada Anisa.

“Merci .. “ jawab Anisa disertai senyum manisnya itu.

“Hey Nis kamu kenapa ko agak murung gitu? Hayo ada apa mau cerita apa?” tanya Dani.

“Dan aku mau tanya, kamu masih suka sms atau teleponan sama Christy?” tanya Anisa.

“Masih dan sering malah” jawab Dani.

“Ko bisa?” tanya Anisa.

“Akhir-akhir ini aku juga bingung Christy sering sms atau telepon aku duluan, ga kaya dulu aku yang sering mulai duluan. Lagipula kalau dia sms atau telepon ga mungkin juga aku abaikan aku bales dan respon seperlunya aja Nis” ungkap Dani.

“Serius? Ga lebih? Apa kamu yang mulai duluan tuh?” tanya Anisa.

“Serius Nis ngga, hemm kamu cemburu yah? Hehe” ujar Dani.

“Ih apaan ga ko” jawab Anisa.

“Haha wajah kamu lucu kalau bete gitu, oia Nis udah kamu ceritain sama Christy tentang hubungan kita?” tanya Dani.

“Belum Dan, waktunya belum tepat” jawab Anisa.

“Belum tepat gimana?” tanya Dani.

“Dan, Christy suka sama kamu” ungkap Anisa.

“Hah? Maksud kamu?” tanya Dani bingung.

“Iya Dan Christy cerita sama aku kalau dia ternyata suka sama kamu” jawab Anisa.

“Jadi itu alasan kamu kenapa kamu belum cerita sama dia?” tanya Anisa.

“Ya seperti itu Dan, aku ga tega dia itu sahabat aku dan aku ga mau nyakiti hatinya” ungkap Anisa.

“Tapi kalau kamu ga cerita juga malah semakin runyam ntar” ujar Dani.

“Ya kamu ga ngerasain sih posisi aku gimana?” ujar Anisa.

“Aku ngerti Nis, tapi ga gitu juga Nis kamu nyimpen ini terus mau sampai kapan kamu tutup-tutupi ini dari christy?” tanya Dani.

“Sampai waktu yang tepat Dan” jawab Anisa.

“Kapan? Apa harus aku yang bilang sama Christy?” ungkap Dani.

“Jangan Dan, kalau kamu cerita kamu bakal ngancurin hubungan persahabatan aku” ujar Anisa.

“Yaudah, Apa aku juga harus berhenti berhubungan sama dia?” ujar Dani.

“Jangan Dan, kamu malah nyakiti dia nanti” ujar Anisa.

“Terus aku harus gimana? Kalau aku ladeni nanti dia malah semakin suka sma aku gimana? Makin susah kamu bilangnya” ujar Dani.

“Please Dan jangan sekali-kali kamu cerita dan jangan sekali-kali kamu abaikan dia” ungkap Anisa.

“Aku ga janji Nis” jawab Dani singkat.

“Dan satu hal lagi, aku punya satu permintaan dan aku harap kamu mau ngelakuin itu buat aku” ujar Anisa.

“Apa?” tanya Dani.

“Aku udah janji sama Christy buat mempertemukan kalian, please kali ini aja aku mau kamu ketemuan sma Christy dan jalan bareng sama dia” ungkap Anisa.

“Gila!! Apa-apaan kamu Nis? Justru selama ini aku nyoba menghindari dia, sekarang kamu malah mau nemuin dia sama aku” ujar Dani terkejut.

“Please Dan sekali ini aja, selanjutnya terserah kamu deh mau gimana? Aku Cuma ga mau liat Christy kecewa, dia itu berharap banget sama kamu” ujar Anisa.

“Maaf Nis untuk ini aku ga bisa, pertama aku udah nurutin permintaan kamu untuk ga bilang ke Christy soal hubungan kita dan aku biarkan kamu yang bilang itu semua, tapi maaf Nis soal ini aku ga bisa” ungkap Dani.

“Yaudah kalau gitu, akhiri aja hubungan kita!! Lebih baik aku yang tersiksa dari pada liat sahabatku sendiri yang tersiksa, lebih baik kita akhiri dan Christy punya peluang buat deket sama kamu” ujar Anisa.

“Kamu ko gitu Nis? Kamu egois? Coba kamu ngertiin perasaan aku gimana? Aku cintanya sama kamu bukan sama Christy, aku Cuma mau ngabisin waktu sama orang yang aku cintai bukan dengan orang lain” ujar Dani.

“Ya ini kan Cuma jalan aja Dan ga lebih, aku juga ga maksa kamu buat harus suka lagi sama Christy, Cuma kali ini aja ko” ujar Anisa.

“Yaudah aku turuti semua keinginan kamu, tapi jangan salahkan aku kalau ini semua endingnya ga seperti yang kamu kira” ujar Dani.

“Serius? Aku yakin Dan semua bakal baik-baik aja asal kamu tetap jaga janji kamu, aku percaya Dan sama kamu” ujar Anisa.

“Yah terserah kamu lah” jawab Dani singkat.

Malam itu terasa menjenuhkan terutama untuk Dani jika bukan karena rasa cintanya kepada Anisa tidak sedikitpun Dani menuruti segala permintaan kekasihnya itu. Bukan karena Dani takut akan menyukai Christy lagi dan dirasa itu takkan mungkin untuknya karena dia yakin hanya Anisa lah wanita yang dicintainya, akan tetapi yang dani takutkan perasaan Christy semakin dalam terhadapnya dan malah akan berdampak tidak baik akan hubungannya dengan Anisa. Dani tidak menyalahkan Anisa akan presepsinya saat ini, dia mencoba mengerti posisi Anisa sekarang.

“Dan makasih ya” ujar Anisa ketika tiba depan apartemennya.

“Iya Nis sama-sama” jawab Dani.

“Dan soal tadi nanti aku kabari lagi waktu pertemuan kalian sama Christy, kali ini aja aku mohon kamu ga keberatan ngelakuin ini” ujar Anisa.

“Kalau bukan karena kamu dan kamu yang minta aku ga bakal mau Nis ngelakuin hal ini” ungkap Dani.

“Maaf yah sayang, aku yakin kamu bisa dan aku percaya ko sama kamu, tolong kamu senengin Christy aku ga mau dia bersedih” ujar Anisa.

“Iya aku usahakan” jawab Dani.

“Yaudah kalau gitu aku pualng yah, makasih untuk waktunya malam ini maafin aku yah Dan kalau permintaan aku memberatkan kamu” ujar Anisa bergegas keluar dari mobilnya Dani.

“Nis sebentar” ujar Dani memegang tangan Anisa.

“Iya kenapa?” tanya Anisa.

“Aku sayang kamu Nis” ungkap Dani.

“Iya aku juga Dan” jawab Anisa seraya tersenyum manis kepada Dani.

Dani membalas senyuman manis itu, waktu seakan berhenti tatkala mereka berdua saling berpandangan. Perlahan Dani mendekati wajah Anisa, gadis manis itupun hanya tersipu malu seraya merah merona wajahnya, seketika terpejam mata Anisa tatkala Dani mulai mendekatinya dan kecupan hangat itu seketika mengakhiri pertemuan mereka dimalam itu.

“Hati-hati yah pulangnya” ujar Anisa.

“Iya Nis, sampai ketemu lagi yah love you” ujar Dani.

“Love you too” jawab Anisa.

Part 18

“Iya Nis, sampai ketemu lagi yah love you” ujar Dani.

“Love you too” jawab Anisa.

“Nis dari mana malem banget pulangnya?” tanya Christy.

“Habis ketemu Dani Christ” jawab Anisa.

“Eh terus-terus? Ngomongin apa kalian?” tanya Christy sebari mendekati Anisa.

“Waduh kepo banget yah kamu .. hehe” ujar Anisa.

“Ih Anisa wajar aja kali aku penasaran” ujar Christy.

“Huu kemarin aja cuek sekarang ngebet banget” celetuk Felly.

“Ih apasi Filliang nyamber aja yeay” ujar Christy.

“Iya-iya sabar, tadi aku ngobrol-ngobrol sama Dani ceritain tentang kamu pastinya dan ...” ujar Anisa.

“Dan apa?” taya Christy semakin mendekat ke wajah Anisa.

“Ih jauh-jauh napa kamunya, Dani mau jalan sama kamu tinggal nyesuain aja waktunya kapan” ujar Anisa.

“Serius?? Ih makasih Anisa canggih-canggih kamu hebat” ujar Christy sambil memeluk Anisa.

“Iya sama-sama Christ” jawab Anisa.

“Aduh kapan yah waktu yang tepat, sebentar aku liat kalender dulu” ujar Christy kemudian bergegas kekamar untuk melihat kalender didekat tempat tidurnya.

Anisa hanya tersenyum seraya bahagia melihat ekspresi sahabatnya itu.

“Nis kamu kenapa?” tanya Felly.

“Eh ga kenapa-kenapa ko Fell” jawab Anisa.

“Lagi mumet yah? Atau kamu lagi ada masalah? Cerita donk Nis kalau kamu memang lagi ada masalah, raut wajah kamu ga bisa bohong aku yakin kamu pasti lagi nyembunyiin sesuatu” ujar Felly.

“Serius Fell ga ada, kalau ada pun pasti aku cerita. Yaudah aku mau mandi dulu ah” ujar Anisa kemudian beranjak pergi.

“Yaudah kalau gitu aku ga maksa ko supaya kamu cerita, tapi yang pasti Nis aku selalu siap buet denger keluh kesah kamu” ujar Felly.

“Fell ..” ujar Anisa Anisa.

“Apa?” jawab Felly.

“Makasih ya” ujar Anisa sambil tersenyum kearahnya.

“Anisa sebentar jangan dulu mandi” ujar Christy berlari kearahnya.

“Kenapa?” tanya Anisa.

“Hemm sabtu depan deh aku bisa .. hehe” ujar Christy.

“Yaudah nanti aku sampain ke Dani, tapi selanjutnya sama kamu yah” ujar Anisa.

“Uwaaah Anisa, makasih banget maaf yah ngerepotin kamu” ujar Christy.

“Iya ga apa-apa, yaudah aku mau mandi dulu ah kamu ganggu aja nih .. hihi” ujar Anisa.

“Iya sana gih mandi kucel banget kamu .. haha” ujar Christy.

“Yeay ..” ujar Anisa.

Tak lama setelah itu Anisa segera mengabari Dani, dengan berat hati dani mengiyakan permintaan kekasihnya itu dan Anisa pun demikian namun apa mau dikata, sadar tidak sadar Anisa justru malah menyakiti semuanya baik Dani, Christy dan dirinya sendiri.

“Anisa, Christy, Felly!!” teriak Angel yang berlari kearahnya dipagi itu.

“Hai Njel ga bareng Gigi?” tanya Felly.

“Dia bareng Dimas Fell” jawab Angel.

“Nah kamu ga dianter juga?” tanya Christy.

“Ga Christ, aku sih biasa sendiri lagian kalau minta dijemput kasian Pandunya jadi tambah jauh ketempat kerjanya” ungkap Angel.

“Oh gitu yang sabar yah Njel .. haha” ledek Felly.

“Ih apasih kamu” ujar Angel.

“Brruuumm” suara deru kenalpot motor tepat berhenti disamping mereka.

“Haii!!” teriak Gigi membuka kaca helmnya.

“Wih Gigi kirain siapa, ngagetin aja nih” ujar Angel.

“Maaf – maaf Dimas nih jail .. hehe” ujar Gigi.

“Hehe .. bons amis du matin (selamat pagi teman-teman)” ujar Dimas seraya membuka helmnya.

“Ah iseng nih si photografer pe’a” ujar Felly.

“Haha bercanda Fell, kapan lagi ngagetin kalian” ujar dimas.

“Yaudah aku turun disini aja deh” ujar Gigi kepada Dimas.

“Yaudah aku langsung ke basement yah nyimpen motor dulu, dah semuanya” ujar Dimas kemudian beranjak pergi.

“Yaudah masuk yuk briefing Nih” ujar Gigi.

“Fell kabari yang lain kita rapat 15 menit lagi” ujar Cherly sehabis briefing.

“Ngedadak banget mbak?” tanya Felly.

“Iya maaf saya lupa konfirmasi sebelumnya, bisa kan kamu siapakan keperluan saya?” ujar Cherly.

“Bisa mbak, baik akan saya konfirmasikan kesemua department” jawab Felly.

“Jangan lupa Anisa sama Christy diajak juga” ujar Cherly.

***

“Nis kita kenapa diajak ya? Kita kan bukan karyawan loh padahal” bisik Christy kepada Anisa yang berada disebelahnya.

“Ga tau Christ, barangkali supaya kita belajar kali” jawab Anisa perlahan.

Rapat berjalan seperti biasa, meskipun terkadang Anisa dan Christy kadang merasa bingung akan tetapi sedikit-sedikit mereka paham maksud dan tujuan rapat tersebut. Sesekali Anisa melamun pandangannya datar mengarah keluar jendela, seraya memandangi ujung menara Eifel yang nampak dari kejauhan. Masih terbersit dalam fikirannya sosok pria itu, Dani pria yang saat ini mengisi relung hatinya. Sesekali Christy menyikut-nyikut lengan Anisa perlahan sekedar memperingati akan pehatian Cherly yang selalu tertuju kepadanya.

“nous Assez de cette réunion dès que possible et nous allons appliquer sur la cible ce mois-ci (kita sudahi pertemuan kali ini dan sesegera mungkin kita akan mengaplikasikan pada target bulan ini)” kalimat utuh yang dipaparkan Cherly menutup pertemuan di kala itu.

Hiruk pikuk pegawai beranjak dari tempat duduknya dan mencoba kembali kepada rutinitas wajib mereka berkutat dengan komputer, tumpukan berkas dan kinerja otak yang diperas untuk mencapai tujuan tertentu. Anisa dan Christy masih terdiam mencoba beranjak dari tempat duduknya namun menunggu seketika hingga seluruh karyawan peserta rapat saat itu bergantian meninggalkan ruangan dingin ber AC itu.

“Anisa Christy sebentar jangan dulu keluar” kalimat itu yang mereka dengar dan sekejap menghentikan pergerakan mereka yang sudah mulai beranjak dari tempat duduk mereka.

“Iya mbak” jawab dua dara muda itu sedikit gugup.

“Kalian ngerti isi dan hasil rapat tadi?” pertanyaan singkat yang menghentakkan mereka terujar dari bibir sang ibu manager itu, seketika memaksa tetesan peluh mereka keluar padahal suhu ruangan begitu dingin disana.

“Emm” gumaman yang terdengar berasal dari mulut Christy.

“Hahaha .. yasudah abaikan pertanyaan saya tadi, sebenarnya tujuan saya bukan mau minta opini serta pendapat kalian” jawab Cherly yang seketika melegakan deru nafas Anisa dan christy.

“Haduh soalnya aku ga begitu ngerti percakapannya mbak” Christy menimpali dengan polosnya.

“Udah saya kira” Cherly mengkerutkan dahinya. “Yaudah saya mau menjelaskan sesuatau sama kalian dan ini tugas penting buat kalian diluar masa program training kalian yang sebentar lagi mau selesai kan? Istilahnya tes akhir deh sebelum saya kasih penilaian final buat kalian berdua.”

***

“Nah loh Nis aku jadi stres gini mikirin tuga yang barusan mba Cherly kasih buat kita” ujar Christy saat diluar ruangan sambil sesekali mengucek-ngucek kepalanya itu.

“Iya Christ aku juga bingung, kenapa jadi ke kita yah? Ini sih tugas karyawan seharusnya, aku takut kalau gagal malah ngejatuhin reputasi perusahaan lagi” balas gadis belia bergigi kelinci tersebut.

Raut wajah kusut nampak sekali pada wajah Anisa khususnya, beban kerja ini seakan menambah berat permasalahan di fikirannya saat ini. Memikirkan hubungannya saja dengan Dani sudah teramat membebaninya, ditambah tugas pekerjaan yang memaksanya memutar otak berlebih. “Seandainya bisa berasap mungkin sekarang otakku sudah berasap kali” pikir Anisa serayamemandangi lampu ruangan yang tergantung diatas atap ruang kerjanya.

“Hey Nis kenapa? Ko kusut gitu muka kamu? Ceria donk!!” suara khas itu terdengar dan mengaburkan segala fikiran kusut Anisa.

“Eh Njel, iya nih aku kepikiran kerjaan?” jawab Anisa dengan nada sangat tidak bergairah.

“Kenapa? Pusing yah tadi rapatnya? Cerita donk sama aku.”

“Kalau rapat aku ga terlalu bingung Njel, tapi tugas dari mba Cherly buat aku dan Christy berat banget Njel .. huaa” aku stres, belum lagi soal Dani ditambah ini kerjaan” suara nyaring Anisa memekakan telinga Angel yang berada tepat disampingnya.

“Aduh santai Nis, kerjaan? Dani?” yaudah ceritanya satu-satu.”

***

“Wah wah berat tuh Nis, kamu dapet tugas gitu. Tapi ko bisa ya mba Cherly percayain itu sama kalian?.”

“Iyalah Njel bayangin aja, kita berdua disuruh nyusun materi majalah bulan ini beserta marketnya, designnya, plannya dan bla bla bla nya .. aduh kalau tuh majalah ga laku kita yang kena deh” ungakap Anisa.

“Tapi aku yakin pasti ada sesuatu yang mba Cherly fikirkan dan rencanakan, aku tau dia itu cerdas Nis dan kenapa kalian? Sepertinya mba Cherlytuh punya ekspektasi berlebih terhadap kalian dan ga hanya sekedar asal nyuruh aja. Ini beresiko loh Nis aku aja sampai kaget dengernya kaian dapet beban kerja itu” ungkap Angel dengan jelas.

“Terus Gimana?” pertanyaan singkat dari Anisa.

“Terus gimana? Ya kerjain lah sama kalian berdua, pastinya aku juga percaya sama kalian dan tentunya kalau kalian butuh bantuan aku ataupun divisi lain untuk saling kordinasi pasti aku bantu dengan senang hati, jangan kamu jadiin ini beban kalian berdua aja kita tanggung bareng-bareng” seketika jawaban itu membuat Anisa sedikit tersenyum, kepalanya seketika menengadah dan matanya terlihat semakin membulat.

“Bener Njel aku harus yakin dan akan kami buktikan kita bisa Njel .. haha” jawab Anisa dengan semangat yang tiba-tiba berapi-api.

“Nah gitu donk, nanti kita bahas lagi yuk sama yang lain. Oia tadi kamu bilang gimana ada masalah apa tentang kamu sama Dani?” tanya Angel.

“Makasih Njel” ucap Anisa dan dekapan erat itu mendarat menghimpit tubuh Angel yang kecil itu. “Urgh pengap Anisaaaaaa.”

***

“Kenapa Dan? Ngeliatin HP melulu dari tadi” tanya Adit.

“Gue bingung Dit lagi ada sedikit masalah sama Anisa” ungkap Dani lesu.

“Masalah apa tuh ceritalah sama gue, baru aja lu jadian udah muncul aja tuh masalah, lu lagi marahan atau gimana?” tanya Adit dan langsung menggeserkan bangku didepan meja kerja Dani duduk seraya menatap wajah lesu sahabatnya itu.

Panjang lebar Dani menceritakan permasalahannya itu perihal Anisa dan Christy, dengan seksama Adit menyimak kata demi kata yang utarakan.

“Wah wah gue juga bingung tuh, bisa gitu ceritanya yah dulu aja lu dicuekin habis-habisan sama Christy sekarang malah bebalik dia suka sama lu” ujar Adit menggeleng-gelengkan kepala.

“Nah itu, imbasnya jadi ke Anisa karena rasa ga enakannya itu dan khawatir hubungan persahabatannya sama Christy gue deh kena imbasnya” jawab Dani.

“Wajar sih dia berfikiran sejauh itu, maklum perempuan kan perasaan tapi kalau difikir-fikir kalian memang ga salah dan Anisa juga ga salah karena ya memang bener kan kalau dulu Christy memang ga suka sama lu, seumpama Anisa cerita pun jikalau Christy tau dia ga berhak marah dan salah dia juga sih” ungkap Aditya dengan wajah sedikit ketus.

“Mmm bener juga sih, tapi sampai kapan gue harus nunggu Anisa yang bilang” ungkap dani kebingungan.

***

“Waduh Nisa !! kamu sama Dani buat kesepakatan itu?” Angel terkejut.

“Iya Njel, tapi aku yakin ko kalau Dani bisa jaga hatinya” jawab Anisa.

“Iya kalau kesitunya aku yakin, tapi ..” ujar Angel.

“Tapi?” tanya Anisa.

“Tapi kalau perasaan Christy gimana?” ujar Angel.

“Maksud kamu?” Anisa sedikit bingung.

“Oke Nis jadi gini, okelah kalau Dani bisa jaga hatinya buat kamu nah ini kan ide kamu supaya Dani deket sama Christy masalahnya Nis kalau Christy nanti semakin suka sama Dani dan suatu saat dia tau Dani itu pacar kamu gimana coba? Kebayang ga sakit hatinya Christy kaya gimana?” ungkap Angel.

“Ta .. tapi kan ini juga demi kebaikan Christy Njel, ini sementara ko nanti juga aku bakal cerita soal hubungan aku sama Dani” Anisa gugup.

“Kapan Nis? Kenapa ga sekarang aja kamu cerita” balas Angel.

Ga lah Njel, ga tepat kalau sekarang aku cerita semuanya sama Christy bisa sedih dia malah bisa jadi dia sakit hati aku ga mau hubungan persahabatan kita bermasalah kalau Cuma gara-gara cowok” jawab Anisa dengan nada agak keras.

“Tapi Nis, aduh yaudah deh lakuin aja apa yang menurut kamu baik. Kamu agak keras kepala Nis terlalu takut dan cepat ngambil keputusan ya kalau suatu saat ini diluar prediksi, kamu harus siap nerima resikonya ntar” jawab Angel.

Anisa terdiam, dia bingung akan masalah itu dia kembali duduk dan terdiam seraya melamun. Sesekali Angel memperhatikan Anisa yang tepat duduk disampingnya dengan raut wajah yang tidak biasanya.

***

“Dan sabtu besok kamu jadi yah jalan sama Christy” ujar Anisa ditelepon sambil bersandar dipagar balkon apartementnya.

“Secepat itu Nis? Ga bisa diundur waktunya, aku kan udah janji hari sabtu itu mau ngajak kamu dinner” jawab Dani.

“Ga usah fikirin aku, yang penting sekarang gimana caranya kamu buat Christy bahagia soal kita kan bisa lain waktu, lagi pula Cuma hari itu Christy bisanya” ungkap Anisa.

“Tapi Nis ..”

“Yaudah Dan itu aja yang mau aku bilang sama kamu bye” jawab Anisa memotong ucapan Dani dan bergegas menutup teleponnya.

“Huuuuhh” Anisa menghela nafas panjang dan berbalik kerah luar sambil menatap pemandangan malam dikota itu.

“Nis” sapa Felly.

“Eh Fell ngagetin aja”

“Ngapain nis ko ngelamun?”

“Ga ko Fell aku lagi ngeliatin pemandangan aja, eh aku kekamar dulu ya Fell”

***

“Aduh Nis gimana nih tugas dari mba Cherly udah punya konsepnya belum?” tanya Christy yang sedang berada diruang kerja Anisa.

“Aku bingung juga Christ sumpah aku ngeblank banget soal ini” jawab Anisa.

“Nah loh, mepet Nis waktu kita” ujar Christy mengkerutkan dahinya.

“Hayo lagi apa? Mukanya biasa aja donk jangan dijelek-jelekin .. hehe” Angel tiba-tiba datang.

“Ini loh Njel soal kerjaan dari mbak Cherly itu” jawab Anisa lesu.

“Iya tuh cepetan divisi lain udah nungguin loh, semaua tergantung kalian untuk edisi bulan ini” jawab Angel.

“Aduh parah-parah, gimana nih Nis?” tanya Christy.

Anisa hanya terdiam seraya mengangkat pundaknya pertanda dia juga tidak tahu.

“Yaudah aku bantu deh” tiba-tiba Angel menawarkan bantuan.

“Serius?” Anisa dan Christy terkaget menatap kearah Angel.

“Aduh-aduh biasa aja donk ngeliatin gitu .. haha” Angel tertawa.

“Ih Njell serius nih?” Christy dan Anisa berucap.

Mereka berembuk bertiga sekedar saling mengemukakan pendapat, angel hanya memberi saran karena itu pekerjaan Anisa dan Christy untuk diselesaikan berdua. Setelah berdiskusi cukup lama berjam-jam akhirnya jadilah konsep itu, hasil pemikiran mereka.

“Akhirnya jadi juga, Ayo nis dirapiin nanti kita kasih ke mba Cherly baru deh bisa diaplikasiin, pasti keren nih” ungkap Christy dengan nada lega.

“Alhamdulillah iya selesai juga, makasih loh Njel mau bantuin kita” ujar Anisa.

“Iya syukur deh kalau gitu, tuh cepet kan kalau dirembukin bareng-bareng coba dari kemarin-kemarin pasti udah selesai kapan tau” jawab Angel.

“Baru juga kemarin Njel kita dapet tugasnya” celetuk Christy.

“Hii iya maaf-maaf aku ga ngeh” jawab Angel.

“Terus gimana Njel, ini udah jadi draf konsepnya selanjutnya gimana?” tanya Anisa.

“Oh itu, laporan dulu ke mba Cherly habis itu kalau oke nanti dibahas dirapat produksi buat diaplikasiin dan dilaporkan ke divisi lain buat dikerjain, kalau udah selesai dikumpulin data-data kerjaannya terus diproduksi deh siap cetak” ungkap Angel memberi penjelasan.

“Oh gitu yaudah aku susun rapihin dulu hari senin kita kasih ke mba Cherly Christ” ujar Anisa.

“Semangat Anisa Semangat Christy, GO GO GO!!” ujar Angel.

***

“Nis gimana udah rapi belum? Masih ada yang kurang ga?” Christy terlihat gugup sambil terlihat rusuh mempersiapkan dirinya untuk pergi dengan Dani di hari itu.

“Udah Christ kamu cantik ko, cantik banget malahan” jawab Anisa seraya tersenyum melihat Christy yang mengenakan dress mini berwarna putih dengan rambut yang terurai dihiasi beberapa aksesoris diatas kepalanya itu.

“Nis aku gugup loh, ga biasanya aku kaya gini” masih sibuk berkaca sambil perlahan mengenakan bulu mata di kedua kelopak matanya itu.

Saat itu tiba, Anisa masih terdiam sambil terus memperhatikan sahabatnya itu yang sedang sibuk bersiap-siap berkencan dengan kekasihnya sendiri. Entah apa yang Anisa sedang pikirkan saat itu dia hanya tersenyum-senyum melihat rona kebahagiaan Christy.

(Tadi malam)

“Nis serius aku harus ngelakuin itu? Kamu ga keberatan Nis aku pergi jalan sama orang lain?” Dani sedang mengobrol dengan Anisa dimalam itu.

“Iya Dan aku serius, aku ga keberatan lagi pula dia bukan orang lain ko tapi sahabatku sendiri aku yakin sama kamu, lagi pula aku bakal cerita ko sama Christy hal yang sebenarnya tapi ga sekarang-sekarang” ujar Anisa.

Mereka terdiam cukup lama hingga Anisa memulai kembali percakapan itu.

“Dan kamu janji kamu ga ngelakuin dan bicaramacam-macan sama Christy apalagi soal hubungan kita ini”

“Aku ga janji Nis dan aku juga belum kefikiran mau ngapain bahkan aku ga mau memikirkan apa yang bakal aku lakukan nanti, ngabisin waktu berdua sama orang yang ga aku cintai sama sekali”

“Kamu cukup nemenin dia dan buat senang itu aja ko simpel Dan”

“Iya dan itu bakal ngebuat Christy semakin cinta sama aku Nis”

Anisa terdiam dia tiba-tiba teringat ucapan Angel beberapa hari yang lalu.

(“Oke Nis jadi gini, okelah kalau Dani bisa jaga hatinya buat kamu nah ini kan ide kamu supaya Dani deket sama Christy masalahnya Nis kalau Christy nanti semakin suka sama Dani dan suatu saat dia tau Dani itu pacar kamu gimana coba? Kebayang ga sakit hatinya Christy kaya gimana?” ungkap Angel.)

“Nis .. Anisa” ujar Dani kepada Anisa yang tidak menjawab panggilannya.

“I iiya .. Pokonya kamu lakuin aja,  ga usah fikir ini itu kebahagian sahabat aku lebih penting saat ini, jikalau memang suatu saat aku harus ngelepasin kamu buat orang lain kenapa ngga lagi pula awalnya kamu suka juga kan sama Christy”

“Lah ko gitu Nis kamu egois, lagi pula itu dulu Nis saat ini di hati aku Cuma kamu Nis”

“Dan, lakuin yang terbaik aja buat besok aku percaya sama kamu” ujar Anisa kemudian menutup teleponnya.

“Hey Nis ko ngelamun” ujar Christy menggoyang-goyangkan tubuh Anisa.

“Eh maaf-maaf Christ, kamu udah siap?” jawab Anisa.

“Udah nih” jawab Christy.

“Eh Dni udah datang tuh dia dibawah” ujar Anisa tak lama setelah dia membaca pesan singkat di hand phonenya.

“Aduh aku deg-degan loh Nis” Christy dengan wajah gugup.

“Udah cuek aja sini aku anter ke bawah” ujar Anisa sambil perlahan menarik tangan christy.

“Eh eh sebentar Nis”

Sementara itu Dani terlihat menunggu didalam mobilnya, tak lama kemudian dia melihat Anisa berjalan menghampirinya betapa senangnya dia melihat sosok kekasihnya itu. Segera dia keluar dari dalam mobil dengan senyum terpapar diwajahnya sungguh ekspresi bahagia yang terpancar dari seorang Dani. Bergegas Dani menyebrang dan menghampiri Anisa yang sudah berdiri didepan gerbang apartemennya itu.

“Hai Nis” sapa Dani ketika tiba didepan Anisa dengan senyum mengiringi ucapannya itu.

“Hai Dan” jawab Christy yang tiba-tiba muncul dari balik Anisa.

Dani terkejut kemudian terdiam seketika suasana hatinya sedikit berubah saat itu.

“Eh Dani ko diem, nervous yah liat Christy dia say hai juga” ujar Anisa tiba-tiba.

“Ha hai Christy” jawab Dani.

“Christy daninya gugup tuh liat kamu, kamu dandannya terlalu cantik sih .. hihi, ya kan Dan??” ujar Anisa.

“Hehe ..” dani tertawa.

“ih Anisa apaan sih” Christy memerah wajahnya.

“Yaudah dari pada kelamaan disini, udah kalian pergi sana manfaatin waktu buat berdua-duaan” ungkap Anisa.

“Santai dulu aja Nis” jar Christy masih gugup.

“Kamu gugup ya Christy? Ini bukan pertama kalinya kan kalian ketemu” ujar Anisa.

“Yaudah kalau gitu, ayo kita berangkat Christ percuma juga disini ngabisin waktu ga jelas” ujar Dani.

Anisa terkejut namun dia hanya tersenyum mendengar perkataan Dani, dia tahu dani sedikit kesal namun mau bagai mana lagi Anisa harus terlihat biasa saja dengan dani dihadapan Christy.

“Tuh Christy denger, ayocepet time is money loh” Anisa berujar sambil mendorong-dorong Christy mendekati Dani.

“Yuk Christ kita berangkat” ujar Dani sambil memegang tangan Christy kemudian menyebrang menuju mobilnya.

“HAVE FUN YA!! Dani jangan nakal sama Christy .. hehe” teriak Anisa disebrang jalan.

“Makasih Nisa!!” jawab Christy.

Tak sekalipun Dani menoleh kebelakang setelah menyebrang, dia lalu membukakan pintu mobilnya untuk Christy dan segera menyusulnya masuk. Jendela pintu mobil masih terbuka terlihat Christy melambaikan tangan kearah Anisa ketika mereka mulai beranjak pergi, namun terlihat Dani menoleh dengan tatapan dingin kearah Anisa dan dia hanya terdiam melihat tatapan itu untuknya.

“Sabar ya, tolong lakuin ini demi aku juga” sesaat Anisa mengirim sms kepada Dani.

Terasa sedikit sesak didada Anisa, entah kenapa dia juga bingung pada saat itu apalagi saat Dani menatapnya dengan pandangan itu seolah-olah memberi goresan luka dalam hatinya.

“Tap tap tap tap, kreekk brukk” suara langkah Anisa perlahan kemudian masuk dan menutup pintu apartement.

“Nis dari mana?” tanya Felly yang keluar dari dapur dengan semangkuk mie instan panas ditangannya.

“habis anter Christy Fell kebawah ketemu sama Dani” dengan nada lesu Anisa menjawab.

“Oh udah pergi mereka, eh tapi sampai sekarang aku belum tau loh Dani yang mana orangnya” ujar Felly sambil duduk dimeja makan mengaduk-ngaduk mie instantnya.

“nanti deh aku kenalin Fell”

“Nis kamu kenapa? Masih ga mau cerita sama aku” tanya felly.

“Ga ada apa-apa Fell, kenapa sih kamu tanya itu terus sama aku” jawab Anisa.

“Ya ga ada apa-apa Nis, Cuma kamu kelihatan aneh aja akhir-akhir ini ga dirumah ga dikantor murung terus, ngelamun terus, kita sama-sama cewek Nis feeling aku ga bisa diboongin kalau kamu tuh lagi punya masalah” ungkap felly.

“Huuff ..” Anisa menghela nafas. “Ga ada Fell, aku Cuma banyak fikiran soal kerjaan aja, sama akhir-akhir ini sering tidur malem jadi agak letih.”

“Yaudah kalau gitu, sekali lagi aku bilangin kalau ada apa-apa cerita sama aku, aku pasti bantu setiap masalah kamu apapun itu sebisa aku, bukannya aku kepo atau apalah itu tapi aku berusaha ngringani sedikit beban kamu lah Nis” ungkap Felly.

“Iya makasih banget Fell” jawab Anisa.

“Nis kalau mau buat mie instant dilemari dapur ya, aku baru belanja tuh”

“Nanti aja Fell aku belum lapar, makasih” ANisa masih lesu sambil memindah-mindahkan channel tv tidak jelas.

Sudah hampir jam 7 malam Christy belum juga pulang, memberi kabar pun tidak Anisa mulai khawatir namun dia mencoba tidak memperlihatkannya akan tetapi itu justru malah terlihat bahkan oleh Felly.

“Christy lama banget yah, dari tadi siang juga ga ada kabarnya” ujar Anisa mondar-mondir keluar masuk ruangan menuju balkon.

“Ga apa-apa lah Nis, namanya juga orang lagi dating wajarlah mereka menikmati momen-momen gitu” jawab Felly.

“Iya sih tapi kan ..”

“Tapi kenapa? Biarlah Christy udah dewasa ini, biasanya dia pulang ngelembur jam 9 malam juga kamu biasa aja sendirian lagi, ini berdua kan jadi ga usah khawatir” ujar Felly.

“Iya sih, yaudah deh biarin aja” kemudian Anisa beranjak duduk namun masih terlihat gelisah sesekali melihat-lihat hand phonenya.

Setengah jam kemudian Christy tiba.

“Kreekk bruk” suara pintu dibuka lalu ditutup.

“Tuh udah pulang Nis” ujar Felly.

“Christy ..” sapa Anisa beranjak dari tempat duduknya menghampiri Christy yang terlihat sedang membuka sepatu heelsnya.

“Tadi gima ..” Anisa hendak berucap namun terhenti ketika Christy berjalan menyenggol pundaknya seraya diam tak berkata apa-apa sambil melewatinya.

“Christy!!” Anisa berbalik dan memanggil lagi, namun Christy tak menoleh sedikitpun.

“Christy tunggu kamu kenapa sih tiba-tiba gitu, sampai-sampai aku dicuekin gitu” Anisa mengejar dan menahan pundak Christy.

“Lepasin aku Nis” Christy berbalik kemudian melepaskan tangan Anisa dari pundaknya.

Anisa seketika terdiam dia terkejut melihat tatapan wajah Christy yang tak seperti biasanya.

“Huufftt .. menghela nafas, “Aku capek Nis tolong jangan ganggu aku dulu, aku mau istirahat” Christy berbalik dan kemudian masuk kedalam kamarnya mengunci rapat-rapat pintu kamarnya itu.

“Christy ..” Anisa mengejar dan kemudian mengetuk-ngetuk pintu kamarnya Christy terus menerus.

“Udah Nis, jangan ganggu Christy dulu biarin dia. Aku ga tau permaalahannya apa yang pasti diemin dia dulu aja” ujar Felly menghampiri Anisa.

“Tapi Fell .. ga biasanya dia gitu, Christy!!!” kembali Anisa mengetuk-ngetuk pintu kamar Christy.

“UDAH ANISAA!!” Felly berteriak, Anisa terdiam.

“Kali ini deh nurut sama aku!! Kamu itu terlalu keras kepala selalu aja makasain kehendak kamu, ngertiin dulu kenapa situasi orang lagi gimana, sabar ga usah panik” ucapan Felly membuat Anisa terdiam seketika saat itu.

“Udah duduk dulu sini” Felly mengajak Anisa untuk duduk sejenak disofa sambil menjernihkan fikirannya, namun Anisa masih terdiam dan tiba-tiba.

“Dani .. iya Dani, dia pasti tau Christy kenapa!!” masih panik Anisa berlari kekamarnya untuk mengambil hand phonenya dan kemudian menelepon Dani menanyakan apa yang terjadi sebenarnya.

“Hey Nisa!! Ih dasar yah tuh Anak” gerutu Felly kesal.

Part 19

“Hey Nisa!! Ih dasar yah tuh Anak” gerutu Felly kesal.

Dengan kebingungan Anisa tidak menghirauan ucapan Felly barusan, sesegera mungkin dia mencoba menghubungi Dani namun tidak kunjung dijawab teleponnya, di sms pun belum juga membalas

“Haduh .. angkat donk please please” Anisa gelisah seraya mencoba menelepon Dani.

“Nis kenapa sih kamu panik gitu, biasa aja coba kenapa sih?” tanya Felly yang menyusul masuk kedalam kamar Anisa.

“Aku juga ga tau Fell, aku bingung ga biasanya loh Christy kaya gitu”

“Terus kenapa kamu panik segitunya? Ada yang kamu sembunyiin yah?”

“Ga ko Fell, aku Cuma pengen tau aja Christy kenapa. Seharian ini kan pergi sama Dani nah pulang-pulang dia jadi gitu, kenapa coba aku kan jadi khawatir” masih sambil coba menghubungi Dani.

“Yaudah lah Nis biarin dulu aja Christy, siapa tau dia memang kecapean makanya langsung istirahat” mencoba menenangkan Anisa.

Tak juga dijawab telepon Anisa kepada Dani, dia segera menghampiri kembali kamar Christy yang masih terkunci rapat dan mencoba mengetuk-ngetuk kembali pintu kamarnya. Setelah sekian lama Anisa mencoba membujuk Christy dia menyerah juga dan akhirnya kembali duduk sambil melamun, malam itu Anisa sangat gelisah dan bertanya-tanya ada apadengan sahabatnya itu dan Dani juga yang belum mengabarinya seharian itu.

Anisa terbangun mendengar suara dari dalam toilet, matanya masih sedikit rapat melihat kearah jam sudah pukul 7.15 ternyata dia pun baru tersadar bahwa tadi malam Anisa tertidur disofa ruang televisi. Anisa berdiri dan masih setengah tersadar matanya masih terasa berat, tadi malam dia terus menghubungi Dani hingga larut namun masih tak ada jawaban, dia berjalan mengintip kedalam kamar Felly dia masih tertidur pulas pagi itu, Anisa sedikit terkejut melihat pintu kamar Christy terbuka, berlari kecil dia menuju kamarnya Christy namun tak dijumpainya didalam kamar itu. Segera Anisa menuju toilet yang masih terbuka, perlahan dia melihat kedalam ada Christy sedang menggosok gigi diwastafel toilet, Anisa masuk dan menghampiri Christy dan berdiri tepat disampingnya. Bayangan mereka terpampang jelas dicermin besar dihadapan mereka, Christy masih sibuk menggosok giginya dan tak sedikitpun menoleh kearah Anisa, Anisa terdiam sejenak mulutnya terasa kaku ketika hendak berbicara dengan Christy.

“Christ ..” Anisa mulai berbicara.

Srrrttttt suara air keluar dari keran dan selesai berkumur Christy lalu pergi keluar meninggalkan Anisa dan tak menghiraukannya sedikitpun. Anisa terbelalak dan semakin bingung sejak tadi malam tiba-tiba saja Christy mengacuhkannya tanpa sebab.

“Christy !!” panggil Anisa namun Christy keburu memasuki kamarnya, langkah Anisa terhenti didepan kamar Christy yang tertutup rapat itu, kamar dimana mereka tidur berdua setiap harinya.

Anisa menunggu disofa, tak lama kemudian Christy keluar sudah berpakaian rapi.

“Kamu mau kemana Christ?” tanya Anisa sambil berlari kecil menghampirinya.

“Fell kegereja nggak?!!” teriak Christy sambil memasuki kamar Felly.

“Aduuh Christy ngantuk nih, apaan sih?” suara felly yang terdengar dari dalam.

Oh Christy hendak pergi kegereja Anisa sampai lupa kalau ini hari minggu karena fikirannya yang sedang tidak fokus.

“Ngga dulu deh aku ngantuk banget Christy, kamua aja deh” jawab Felly.

“Yaudah aku berangkat yah” Christy akhirnya pergi dan tak berpamitan sama sekali dengan Anisa.

Anisa hanya berdiri terdiam entah harus bagaimana dia memulai, sedangkan menatap wajah sahabatnya saja dia merasa sungkan, raut wajah dan tatapan itu penuh dengan pandangan kekecewaan, itulah yang nampak dari sosok Christy saat itu.

“Nis udah bangun?” tanya Felly yang baru terbangun kepada Anisa yang sedang duduk terdiam dimeja makan sambil mengaduk-aduk sarapan yang dibuatnya tanpa sedikitpun memakannya.

“wah kamu yang masak nih? Enak nih baru bangun udah disiapin sarapan” Felly langsung ikut duduk dan mengambil sarapan yang sudah ada dimeja.

“Nis .. Anisa kamu kenapa? Christy masih ga nanya sama kamu?” tanya Felly.

Anisa terdiam dan kemudian air mata keluar dari matanya seraya mengangguk dan dia mulai menangis.

“Ya ampun Nis jangan nangis donk” Felly lalu beranjak menghampiri Anisa.

***

“Nis udah agak tenang, cerita sama aku kenapa dengan kalian?” tanya Felly.

“Aku juga ga tau Fell, makanya aku mau tanya sama Christy dia kenapa tapi liat sendiri kan dia masih cuekin aku” jawab Anisa.

“Ya gimana donk, aku juga jadi kebawa bingung nih mau bantu gimana coba sabar dulu aja Nis”  ujar Felly.

Suara nada dering Handphone Anisa mengejutannya, bergegas dia mengambil hand phonenya.

“Hallo Dani kamu kemana aja sih aku telepon aku sms ga ada jawabannya ih ngeselin tau” ujar Anisa langsung berkata ketika mengangkat telepon dari Dani.

“Bukan gitu Nis, HP aku ketinggalan di mobil semalem aku langsung tidur dan baru inget kalau HP aku ketinggalan, lagian kamu kenapa sih misscall sampai 146 kali, sms sampai 52 kali sama semua lagi, nanyain kenapa Christy kenapa Christy aku jadi bingung” ucap Dani di telepon.

“Iya Christy kenapa, ko tiba-tiba dia pulang langsung marah gitu sama aku sampai-sampai dia nyuekin aku, kamu apain dia sampe segitunya marah sama aku?”

“Nah ko tanya ke aku? Tanya Christy langsung donk aku sih ga ngapa-ngapain, seharian kemarin aku ngikutin kemauan kamu nemenin dia, ngobrol sama dia, udah gitu aja nothing wrong kan?”

Felly masih memperhatikan Anisa yang sedang sibuk mengobrol dengan dani di telepon.

“ga mungkin ga ada apa-apa, dia tiba-tiba jadi gitu atau kamu ngobrolin apa sama dia sampai-sampai dia segitu marahnya sama aku?” desak Anisa.

“Ngobrolin biasa aja ko”

“jangan-jangan kamu cerita ya sama Christy soal ..” Anisa berhenti berbicara disaat Christy tiba.

“Udah dulu Christy datang tuh nanti aku telepon balik” ujar Anisa.

“Hey nis seenaknya aja kamu motong pem .. tut tut” sambungan terputus, “Ah dasar Anisa makin aneh aja sikap kamu sekarang” gerutu Dani.

“Christy kamu kenapa sih dari tadi malem aku kamu cuekin tiba-tiba? Kamu marah sama aku? Barusan Dani telepon dia bilang ga terjadi apa-apa sama kamu” ujar Anisa langsung to the point berbicara kepada Christy.

“Dani??” ujar Christy, kemudian berjalan mengacuhkan Anisa.

“Christy tunggu !! jawab dulu pertanyaan aku, kalau aku punya salah bilang jangan kamu diemin aku kaya gini, kalau kamu masih nganggap aku sahabat please jawab Christ!!” ujar Anisa dengan nada tinggi, Felly terdiam seraya menyaksikan mereka.

“Sahabat?!!” langkah Christy terhenti, “kamu bilang sahabat?!!” kemudian Christy berbalik.

“kamu bilang, kalau masih anggap kamu sahabat Nis?!!”

“JUSTRU KAMU YANG NGGAK NGANGGAP AKU SAHABAT KAMU NIS!!!” teriak Christy kepada Anisa.

Anisa terkejut sambil menatap kearah Christy.

“Ma .. maksud kamu?” tanya Anisa gugup.

“Udah jangan basa-basi Nis, aku udah tau semuanya” ungkap Christy.

“Tau apa yah??”

“Udah deh jangan belaga polos sok pura-puara ga tau, kamu itu pinter nis jangan belaga bodoh deh. Aku udah tau antara kamu dan Dani udah sejauh apa dan ada apa diantara kalian” ungkap Christy, perkataan yang menghentakkan Anisa dan saat itu muncullah kekhawatiran yang selama ini ditakutkan Anisa akan terjadi hal seperti ini.

“Maksud kamu apa Nis sampai nyuruh-nyuruh Dani buat tetep balesin sms aku, nerima telepon dari aku, nemenin jalan sama aku padahal dia itu cowok kamu Nis!! Maksud kamu apa!!” teriak Christy.

Felly menatap kebingungan kearah Anisa dan Christy.

“Aa a aku bisa jelasin Christ?”

“Ga perlu kamu jelasin, aku udah tau semuanya maksud kamu apa dan tujaun kamu apa, Dani udah cerita semuanya sama aku !!”

“Dani ...” ujar Anisa.

“Iya Dani, cowok kamu pacar kamu yang kamu coba deketin sama aku, kenapa Nis kamu ngelakuin hal itu? Kamu iba?? Kamu kasian sama aku?? Ga mau ngeliat aku sakit hati?? Ga gitu juga Nis!!”

“kamu harus tau Nis, kalau sejak awal aku tau Dani itu pacar kamu aku ga bakalan Nis coba ngejar-ngejar dia, seandainya kamu jujur sama aku dari awal hal ini ga bakal terjadi”

“Tapi Christ aku ga mau kamu kecewa aku ga mau kamu sakit hati, seandainya aku juga tau dari awal kalau kamu juga suka sama Dani ga mungkin aku bakal nerima dia jadi pacar aku, aku takut kalau aku cerita sama kamu kamu bakal marah dan benci sama aku karena udah ngerebut Dani dari kamu” ungkap Anisa.

“Takut?? Lebih baik kamu cerita dari awal. Ngerebut? Ga ada yang rebutan disini. Dani ga salah Nis, dia berhak memilih siapa yang harus dia cintai. Iya memang awalnya dia suka sama aku dan salah aku juga terlalu mengabaikan dia. Akhirnya dia bisa nemuin seseorang yang lebih baik lagi yaitu kamu Nis makanya dia lebih memilih kamu, sebenernya kamu juga ga salah Nis karena udah nerima Dani toh itu pilihan kamu”

“Jujur nis aku ga akan sakit hati seumpama kamu bilang dari awal kalau kamu itu ada hubungan sama Dani malah aku bakal mengalah buat hubungan kalian yang terpenting buat aku adalah kebahagiaan sahabat aku sendiri Nis”

“Aku kecewa kecewa banget Nis, bukan karena hubungan kamu dengan Dani tapi aku kecewa sama keputusan kamu. Kamu seolah-olah ga menghargai aku sebagai sahabat kamu Nis, kamu anggap apa aku ini Nis? Aku bukan pengemis yang harus kamu kasihani, sementara kamu sendiri menyiksa diri kamu. Kita itu sahabatan udah lama aku udah tau sifat kamu seperti apa dan kamu juga sebaliknya, kamu lebih dari sekedar sahabat buat aku kamu udah aku anggap sebagai saudara aku Nis, tapi apa? Kamu masih meragukan aku” ungkap christy.

Anisa menangis mendengar segala ucapan sahabatnya itu, tak menyangka selama ini segala pemikirannya ternyata salah niatnya untuk menjaga kebahagiaan sahabatnya malah justru menyakitinya.

“Christy maafin aku dan aku ga bermaksud gitu sama kamu, jujur aku juga bingung akan keadaan ini sampai-sampai aku berfikiran bahwa kebahagiaan kamu itu lebih penting Christ, aku ga peduli akan kesakitan aku asal kamu bahagia itu udah cukup buat aku”

“Kebahagiaan aku bukan diukur dari kebersamaan aku sama seoranglaki-laki Nis, dengan ngeliat sahabatnya bahagia sama juga dengan kebahagiaan aku, sekarang kamu mau liat aku bahagia sementara kamu ngorbanin perasaan kamu sendiri kamu salah Nis” ungkap Christy.

“iya aku salah aku udah berbuat hal yang bodoh, aku ga pantes disebut sahabat apalagi saudara kamu tapi please maafin aku” Anisa segera meraih dan menggenggam tangan Christy.

“Aku kecewa Nis sama kamu, kecewa atas sikap dan keputusan kamu, ego kamu dan ketakutan kamu, dalam hal ini kamu ga Cuma ngecewain aku, Dani bahkan diri kamu sendiri kamu kecewakan, aku tegasin lagi kalau kamu memang nganggap aku sahabat kamu ga akan melakukan hal ini sampai-sampai menyiksa diri kamu sendiri, maaf Nis aku masih belum bisa maafin kamu untuk saat ini” ungkap Christy sambil melepaskan pegangan tangan Anisa.

“Christ kamu mau kemana?” tanya Anisa kepada Christy yang beranjak pergi keluar kemudian menarik tangannya.

Christy terus saja melepaskan pegangan tangan Anisa setiap kali menahannya pergi, mereka sama-sama menangis pada saat itu akhirnya Christy pergi entah kemana tanpa bisa dicegah oleh Anisa dan Felly.

***

“Udah Nis jangan nangis terus, Christy ga bakal kemana-mana ko sekarang dia butuh menenangkan diri dulu jadi ga usah khawatirkan dia pikirin aja dulu diri kamu” ujar Felly.

“Ga bisa gitu Fell, aku ga bisa mikirin diri sendiri tanpa mikirin sahabatku sendiri”

“Itulah kamu Nis memang kamu begitu sayang sama sahabat kamu tapi terkadang kamu terlalu bodoh dengan mengabaikan diri sendiri”

“Udah tenangin diri kamu, sekarang kamu udah tau kenapa Christy sampai begitu. Aku masih bingung nih jelasin kronologisnya supaya aku juga bisa kasih masukan buat kamu dan juga Christy” ungkap Felly.

Anisa menceritakan semuanya terhadap Fellydari awal hingga permasalahan ini menyeruak kepermukaan.

“Ya ampun Anisa Anisa, wajar aja Christy sampai segitu marahnya sama kamu. Sebenernya dalam hal ini kamu juga ga bisa disalahkan Nis cuma cara kamu yang ga tepat, aku bisa ngertiin posisi kamu tapi kamu juga tau gimana sifat Christy dan aku rasa kamu terlalu berlebihan Nis kalau sampai menganggap Christy bakal sakit hati atau apalah kalau tau kamu sama Dani ada hubungan spesial, kenyataannya ngga kan? Justru dia bakal support kalian”

“Iya aku nyesel Fell ga bilang dari awal, sekarang semuanya jadi berantakan gini aku ga yakin Christy bakal mudah maafin aku, aku hafal sifatnya Fell dia bakal susah maafin orang-orang yang udah nyakiti oerasaannya dia”

“Tapi aku yakin kamu pengecualian Nis, sama orang lain mungkin aja Nis tapi sama kamu pasti beda ceritanya tunggu momen yang tepat aja buat kalian bicara lagi baik-baik, aku yakin pasti kalian bisa akur lagi terkadang wajarlah ada konflik jangankan sahabatan orang berumah tangga aja bisa marahan .. hehe” ujar Felly sedikit menghibur Anisa.

“Telepon kamu tuh Nis coba angkat” ujar Felly.

“Males ah Fell”

“Eh coba angkat dulu siapa tau penting” akhirnya Felly mengambilkan HP Anisa, “eh Dani telepon kamu nih” ujar Felly.

“Dani?” Anisa mengangkat teleponya.

“hallo Nis aku tungguin kamu ga nelepon balik?” tanya Dani.

“Dan, kamu udah cerita semuanya sama Christy?” tanya Anisa.

Dani terdiam, “Iya aku ceritain semua, maaf Nis aku ga bisa nahan itu semua, aku rasa ini yang terbaik buat kita”

“Terbaik buat kamu iya!! Sekarang aku marahan sama Christy kamu puas Dan??!” teriak Anisa.

“Ya maksud aku ga gitu Nis” Dani coba untuk menjelaskan.

“Udah jangan ganggu aku lagi, udah cukup kamu buatsahabat aku pergi!!” kemudian Anisa menutup teleponya.

“Nah loh ko jadi marah ke Dani Nis?” tanya Felly.

“Habisnya dia ..”

“Habisnya dia kenapa? Cerita? Baguslah Dani cerita, coba kalau ngga kalau  masalah ini semakin runyam gimana?” ujar Felly.

“Ya ga gitu juga Fell, kan ada waktunya juga”

“Kapan? Kapan waktunya? Nunggu kamu yang cerita sih kelamaan yang ada Christy keburu makin cinta sama Dani, lagian kamu juga tega nyuruh Dani ngelakuin hal itu”

“Maksud aku kan ga gitu juga Fell, iya deh aku salah aku minta maaf”

“Jangan ke aku donk kamu minta maafnya, Dani sama Christy orang-orang yang pantas nerima maaf kamu”

“Makasih Fell udah mau dengerin cerita aku, aku sedikit lega sekarang tapi Christy nih masih buat aku khawatir mikirinnya” ujar Anisa.

“Sama-sama nis, udah lah tenang aja Christy udah gede laper juga dia balik kerumah”

“Idih bisa aja kamu Fell” ujar Anisa.

***

“Dit lagi sibuk ga? temenin gue ngopi yuk” ajak Dani.

“Ngopi?? Yaudah” jawab Adit.

“Yaudah cerita aja ga usah alesan pake ngajak ngopi, gue udah hafal maksud lu Dan” Adit memulai pembicaraan kepada Dani yang dari tadi hanya memutar-mutarkan gelas kopinya.

“Waduh ketahuan ya maksud gue apa” Dani menjawab.

“Kenapa lagi? Ada masalah apa sih?” tanya Adit.

“Gue lagi berantem dit sama Anisa, jadi gini ceritanya ...”

***

“Fell Christy belum pulang yah?” tanya Anisa khawatir.

“Belum Nis aku coba telepon dia tapi hand phonenya ga aktif Nis”

“Iya sama dari tadi malem aku coba telepon juga memang ga aktif, aku jadi khawatir. Ini semua salah aku ga nyangka Christy bakal semarah itu” Anisa terlihat lemas kemudian dia duduk dikursi meja makan.

“Yaudah sabar aja yakin deh ga bakal terjadi apa-apa sama dia, sekarang kita berangkat kekantor yuk udah makin siang nih”

“Males Fell, aku masih kepikiran Christy ga bakalan fokus aku kerja juga” keluh Anisa.

“Jangan gitu donk Nis, tau sendiri mbak Cherly kaya gimana orangnya semangat donk Nis jangan karena kamu ada masalah terus kamu jadi lesu gini, semangat!!” bujuk Felly sambil menarik-narik lengan Anisa.

“Iya iya Felly ...” jawab Anisa.

“Nah gitu donk, ayo cepet”

***

“Serius Dan!!” Adit terkejut, “Gila ga nyangka gue lu ngelakuin hal itu” ujar Adit.

“Mau gimana lagi Dit gue harus ceritain semua sama Christy, demi kebaikan dia juga, kebaikan gue juga, khususnya Anisa” ungkap Dani.

“Pastinya sekarang mereka berdua lagi marahan deh”

“Iya dit kemarin gue telepon Anisa dan dia marah sama gue karena udah nyeritain semua sama Christy soal hubungan kita”

“Pastilah Dan, ya udah gue bilang dari awal kan konsekuensinya dan inilah hasilnya. Intinya kalian jangan sampai saling menyalahkan, masalah ini harus diselesaikan sesegera mungkin Dan”

“Pengennya sih gitu tau sendiri buat saat ini Anisa minta gue ngejauhin dia dulu, tadi pagi aja gue coba telepon direject mulu sms atau bbm gue ga direply sama sekali”

“Gluk glukk” Adit meneguk kopi kemudian membakar sebatang rokok. “Fuuhh .. diemin dulu aja Dan nanti kalau waktunya udah tepat baru deh kalian selesaikan masalah ini dengan kepala dingin”

“Iya Dit bener juga saran lu, tapi ada satu hal lagi yang bikin kaget gue setelah gue ngobrol banyak sama Christy”

“Apa itu?” Adit bertanya.

“Ternyata Anisa dan Christy itu karyawannya Beauté la femme”

“Apa?!!” Adit juga terkejut. “Ko bisa? Wah bisa gawat nih urusannya, bisa-bisa masalah kerjaan kecampur sama kehidupan pribadi lu Dan bakal jadi kisah Firman dan Cherly jilid 2 nih kalau gitu”

“Jangan donk, masa gue sama Anisa harus musuhan terus dan mengakhiri hubungan Cuma karena kerjaan !!”

“Terus Christy tau lu karyawan éblouissant?”

“Kaga sih, untungnya gue ga bilang. Dari awal kenal Anisa pun memang gue ga bilang gue atau nanya kerjaan Anisa dimana, gue Cuma bilang kalau gue itu fotograper majalah aja, Anisa sama dan ga penting juga buat gue nanya-nanya dia kerja dimana” ungkap Dani.

“Memang di Beauté la femme Anisa sama Christy posisinya apa?”

“Kalau Anisa dia program Design, Christy dia dibagian marketingnya Dit. Ya mereka Cuma magang sih, kalau kerjaanya ya di Beauté la femme Jakarta, meskipun magang mereka punya potensi, katanya edisi kemarin aja mereka berdua yang banyak berperan” ujar Dani.

“Oh gitu, ternyata saingan kita selama ini mereka. Ga nyangka yah dunia sempit banget” ungkap Adit.

“Kenapa Dit?” tanya Dani.

“Nggak apa-apa, dah lanjut lagi cerita and ngopinya”

***

“Hay Anisa lesu banget?” sapa Angel dipagi itu.

“Hai Njel ..” jawab Anisa tak bergairah.

“Aku lagi bingung dan khawatir banget Christy minggat dari apartement Njel, ga tau dimana dia sekarang”

“Christy? Udah ga usah khawatirin dia lah” jawab Angel singkat.

“Ga usah khawatirin? Ko kamu gitu sih Njel !!” Anisa sedikit marah.

“Ih tenang Nis, iya ga usah kamu khawatirin dia berlebihan Christy baik-baik aja ko”

“Maksud kamu?” Anisa bingung.

“Orang semalem dia nginep di apartement aku sama Gigi ko .. hehe” ungkap Angel.

“Ah Njel kenapa baru bilang, kamu ga langsung sms atau telepon aku gitu kalau Christy ada sama kamu, kan aku jadi ga khawatir” Anisa terkejut.

“Iya tadi aku mau ngabarin kamu tapi Christy yang minta jangan kasih tau siapa-siapa kalau dia ada sama aku, kalian marahan ya?” tanya Angel.

“Christy yang minta? Segitu marahnya ya dia sama aku, iya Njel kita marahan bener apa kata kamu waktu itu akhirnya Christy tau semua dan aku ga nyangka bakal jadi gini .. hiks hiks” Anisa mulai menangis.

“Udah jangan nangis, Christy juga udah cerita semua sama aku. Aku sih ga bakal nuduh siapa pun kalian udah dewasa lah bisa saling introspeksi dan jadiin ini sebagai pengalaman dan ujian hubungan persahabatan kalian” Angel coba menyemangati Anisa.

“Terus dia dimana sekarang?” tanya Anisa.

“Ada ko diruangan kerjanya”

“Hah dia kerja? Ko aku ga liat dia briefing pagi”

“Christy langsung keruangan kayanya Nis dan ga ikut briefing”

“Yaudah aku mau keruangannya sekarang” Anisa beranjak dari kursinya.

“Eh Nis sebentar” Angel menarik tangan Anisa.

“Kenapa Njel?”

“Jangan dulu lah, kamu tau kan Christy lagi gimana sekarang keadaannya. Biarin dulu aja dia nenangin dirinya jangan kamu perkeruh keadaanya, maaf nis bukannya aku ngelarang kamu ketemu dia tapi ini bukan saat yang tepat” ungkap Angel.

Anisa terdiam sejenak dan kemudian kembali duduk. “Aku harus gimana Njel? Aku ga bisa diem gini aja !!”

“Tadi pagi Christy bilang sama aku jangan kasih tau kamu kalau dia masuk kerja dan tidur diapartement aku, tapi aku ga bisa nyembunyiin itu dari kamu Nis. Aku ga tega liat keadaan kalian berdua apalagi kamu”

Anisa terdiam dan menghela nafas “Makasih Njel”

***

“Nis mau kemana?” tanya Angel yang melihat Anisa beranjak dari tempat duduknya.

“Toilet Njel, mau ikut? Hehe” jawab Anisa.

“Idih makasih”

“Tap tap” suara langkah kaki. “Christy” sapa seseorang dan Christy menegadahkan kepalanya.

“Anisa?” Christy terkejut.

“Maaf, bukan maksud aku mau ganggu kamu aku Cuma mau ngasih ini” Anisa memberikan sebuah USB kepada Christy.

“Itu konsep design yang udah aku rapihin tinggal kamu kasih ke mbak Cherly kalau dia nanyain” ungkap Anisa.

“Kenapa ga kamu aja yang kasih langsung?” tanya Christy.

“Tugas aku Cuma sampai design konsep aja ko selebihnya tinggal kamu, kalau oke tinggal jalanin aja ke bagian produksi sama fotography. Maaf udah ganggu kamu kalau soal kerjaan kita masih akan berhubungan seengganya profesionalitas kerja harus tetep dijaga meskipun aku tau saat ini entah sampai kapan kamu masih ga mau nemuin aku, makasih Christy” ujar Anisa.

Christy terdiam seraya menatap kepergian Anisa, tak lama kemudian Handphone Christy berbunyi.

“hallo” segera Christy mengangkat telepon yang sedang dicharge itu.

“Dengan Christy?” tanya seseorang ditelepon.

“Iya ini siapa?”

“Ga usah tau ini siapa?”

“Eh kalau ga penting ga usah nelepon gue ya, gue lagi sibuk siapa lu? Cepet jawab kalau nggak gue matiin teleponya ya !!” ujar Christy emosi.

“Santai donk, gue ga bermaksud apa-apa ko ya ini sekedar info tentang Anisa sih kalau lu anggap ga penting silahkan tutup aja ini telepon” jawab orang itu.

“Anisa?” ujar Christy.

“Iya sahabat tercinta lu itu”

“Eh ini siapa sih jangan main-main ya sama gue !!” Christy semakin kesal.

“Ups jangan marah dulu, jam 17.00 di café pâtes gue tunggu disana. Inget ini tentang Anisa loh kebayang kan kalau dia kenapa-kenapa .. haha!!”

“Hei mau lu ap .. tut tut tut” telepon terputus.

“Sial, siapa sih tuh orang pake bawa-bawa Anisa segala” Christy bergumam.

***

“Udah dari toiletnya Nis?” tanya Angel ketika Anisa baru memasuki ruangan kerjanya.

“Udah Njel, kenapa?”

“Tadi mba Cherly telepon kamu sama Christy disuruh keruangannya, dia nanyain konsep design kamu sama Christy katanya”

“Oh itu, biarlah Christy aja yang kesana” jawab Anisa sambil mulai mengetik di komputer.

“Loh ko gitu? Sekalian kamu ketemuan sama Christy loh Nis” ujar Angel.

“Ga usah Njel, lagian datanya ada sama Christy ko”

“Sama Christy? Aih jangan-jangan barusan kamu habis nemuin Christy yah?” tanya Angel.

“Iya .. hihi” jawab Anisa.

“Ih dasar bandel ya, bilangnya aja mau ke toilet”

“Maaf Njel, tapi tenang tadi aku Cuma kasih data aja kita ga sampai adu omongan ko disana, sekarang aku udah mutusin aku mau nunggu Christy sampai dia maafin aku dan mau ketemu sama aku”

“Yakin bakal nunggu sampai dia maafin kamu?”

“Yakin Njel, aku juga yakin banget kalau dia bakal maafin aku karena kita sahabatn udah lama jadi aku tau siapa dia”

“Aku bisa lihat tatapan mata kamu Christ kalau kamu itu sebenarnya ga marah sama sekali sama aku .. hihi, makasih sahabatku” ujar Anisa dalam hati.

“Kenapa Nis senyum-senyum sendiri?” tanya Angel.

“Ga ada apa-apa ko lanjut kerja yuk” ujar Anisa.

***

“Masuk christ, silahkan duduk” ujar Cherly.

“Ada apa mbak manggil saya?”

“Ehm Anisa mana yah?”

“Anisa??” ujar Christy.

“Iya saya kan panggil kalian berdua mau nanyain udah sejauh mana perkembangan tugas yang saya kasih buat kalian” ujar Cherly.

“Oh itu, maaf mbak Anisanya lagi sibuk banyak kerjaan katanya, makanya ini datanya tadi dia titip sama saya” ujar Christy.

“Oh gitu, yaudah mana coba saya lihat” Cherly menerima USB dari Christy dan membukanya dikomputer miliknya.

“Hemm .. bagus-bagus, bagus banget malahan ini original ide kalian?”

“Iya mbak, gimana mbak oke dengan konsep dan designnya?” tanya Christy.

“Oke sip, bagus kerjaan kalian. Sekarang tinggal kasih data ini kebagian produksi buat dilakuin sesi photoshoot dulu sesuai konsep kalian nanti kalau udah lanjut ke editor dan terakhir produksi baru ke market pasarnya nanti terakhir tugas kamu itu, oia jelasin coba strategi market kamu kaya gimana buat sekarang?” ujar Cherly.

“Oh itu baik mbak jadi gini ...”

***

“Pulang duluan ya Nis” ujar Angel.

“Iya Njel, oia Njel Christy masih nginep ditempat kamu?” tanya Anisa.

“Kayanya sih, kenapa Nis?”

“Nggak ko tanya aja, titip dia yah”

“tumben kamu ga khawatir Nis? Oia kamu pulang bareng Felly?”

“Udah ga terlalu khawatir Njel kan kamu yang jagain .. hehe, iya bareng Felly aku pulangnya” sambil berjalan mereka mengobrol menuju lobby.

Sementara itu Christy sudah pulang terlebih dahulu dan bergegas menuju tempat dimana pertemuan Christy dengan seseorang yang tadi siang meneleponnya, seseorang yang tidak Christy ketahui siapa identitasnya.

“Apa gue diboongin ya, gue udah nunggu 15 menit ga datang juga tuh orang” gerutu christy sambil melihat-lihat hasil design Anisa dilaptopnya.

“Tap tap tap” suara langkah kaki dan kemudian berhenti tepat dihadapan Christy yang sedang duduk, seseorang berjaket hitam tebal dengan kepala tertutup oleh kupluk jaketnya itu.

“Christy ya?” tanya orang itu kemudian membuka kupluk kepalanya.

“Hah lu !!” Christy terkejut.

“Ngapain disini? Awas minggir gue lagi ada janji sama orang ngerusak pemandangan gue aja lu” ujar Christy.

“Idih biasa aja kali, eh itu gue yang nelepon lu tadi siang”

“Serius? Eh jangan bercanda yah?! Terus tau dari mana nomor telepon gue?” ujar Christy.

“Iya itu gue ga percaya banget, tau dari mana yah ga penting juga kan gue jelasin .. haha” kemudian duduk berhadapan dengan Christy.

“Idih, terus maksud lu apa bawa-bawa nama Anisa? Awas aja ya lu ngapa-ngapain dia, lu berurusan sama gue!!” ujar Christy mengancam.

“Galak banget santai napa, kalau gue ga bilang gitu lu ga bakalan datang kesini kan?” ujar orang itu.

“Ah dasar tukang tipu, kalau tau bakal ketemuan sama lu mending ga usah deh buang-buang waktu gue aja, udah ah gue mau balik” ujar Christy.

“Eh sabar dulu” sambil menarik tangan christy, “serius ni memang ada sangkut pautnya sama Anisa, biar gue jelasin dulu kenapa”

“sebentar gue ketoilet dulu” Christy beranjak pergi.

“Oh gue kira lu mau balik, jangan lama-lama ya!!”

Tak lama kemudian Christy kembali.

“Yaudah ada apaan? Omongan lu ga penting gue balik” ujar Christy.

“Oia sebelumnya masih inget gue kan? Nama gue tau kan?”

“ga penting banget buat inget dan tau siapa dan nama lu” jawab christy singkat.

“Parah dasar!! Gue Adit woy temennya Dani”

“Iya iya nama lu Adit, udah cepetan deh to the point aja”

“Jadi gini, gue udah tau permasalahan lu, Anisa dan Dani maka dari itu gue ma ..”

“Jadi lu ngajak ketemu gue ngajak ngobrol gue Cuma mau bahas hal ga penting gini? Basi tau ga!!” Christy kesal.

“Sebentar napa, gue ngomong jangan main potong aja. Iya intinya gue udah tau ceritanya dari Dani, tapi yang gue ga nyangka ko bisa yah Anisa ngelakuin hal itu sama lu sama Dani juga, jujur gue sebagai sahabatnya Dani agak kecewa sih” ujar Adit.

“Kecewa gimana? Maksud lu apaan sih?” tanya Christy.

“Ya awalnya kan Dani sukanya sama lu Christ, lu juga pasti tau lah dan seharusnya juga dari awal tuh Dani seharusnya ya jadian sama lu ya kan? Tapi berhubung temen lu si Anisa itu sering nongol dikehidupan Dani ya otomatis aja donk Dani jadi kepincut sama dia, terus harusnya Anisa juga sadar diri lah kalau cowoknya itu suka sama temennya meskipun dia tau awalnya lu ga suka sama Dani ga seharusnya juga kan dia nerima begitu aja cintanya Dani kalau ..”

“Kalau apa?” tanya Christy.

“Kalau dari awal Anisa memang udah suka juga sama Dani, berarti kesimpulannya Anisa itu secara ga langsung ngerebut Dani dari tangan lu, Dani yang seharusnya jadi milik lu malah sekarang jadi miliknya Anisa. Bener ga? Coba fikir Christ temen macam apa itu tega nikam temennya dari belakang, lu kepikiran ga sampai sejauh ini?” tanya Adit.

“Gila lu ga mungkin kali Anisa kaya gitu, gue tau dia gue kenal dia udah lama dan pemikiran lu itu bener-bener ngaco Dit!!” tegas Christy.

“Nagco dimana Christ ini analisa gue, setiap hari gue sama Dani dia sering curhat dari awal suka sama lu, seharusnya Dani itu milik lu Christ dan Cuma lu yang pantes dapetin dia karena memang lu orang pertama yang Dani suka dan bukan Anisa!!” ungkap Adit.

Christy terdiam dan merenung sejenak mencoba mencerna semua perkataan dan informasi dari Adit.

“Ga mungkin juga dia bohong secara dia itu sahabat deketnya Dani kaya gue sama Anisa” ujar Christy dalam hati.

“Jadi inti topik obrolan kita itu apa? Maksud lu apa ceritain hal ga penting beginian sama gue!!” ujar Christy.

“Nah pinter lu nanya maksud gue, maksud gue baik Christ gue Cuma mau bantu lu”

“Bantu? Bantu apa? gue ga perlu bantuan lu!!” jawab Christy.

“Gue bakal bantu lu untuk dapetin Dani lagi, Cuma lu Christ cewek yang pantes buat dia dan gue dukung itu, gue bakal balikin sesuatu yang memang dari awal udah jadi hak lu, Niat gue baik lo Christ gue tau lu juga suka kan sama Dani dan lu ga bisa nutupin itu dari gue, gua bakal bantu lu sampai Dani berakhir dan tunduk dalam pelukan lu gimana setuju?” bujuk Adit.

Christy terdiam dan sedikit menunduk seraya mengepalkan kedua tangannya, tak menyangka dan tak mengira akan informasi yang Adit berikan kepadanya.

“Yaudah kalau lu mau bantu gue gimana caranya? Dan yang pasti gue ga yakin lu nawarin ini secara gratis kan?” ujar Christy.

“Sumpah lu bener-bener cewek cerdas Christ gue suka banget dan memang cewek cerdas dan cantik kaya lu Cuma cocok buat Dani .. haha”

 “Memang bener ga ada yang gratis di dunia ini satu hal lagi gue juga pengen lu ngelakuin sesuatu buat gue ada timbal baliknya loh”

“Apa?” tanya Christy.

Dan pembicaraan mereka terus berlanjut beserta rencana-rencana yang Adit coba jabarkan kepada Christy pada saat itu.

***

“Nis kamu kenapa ko senyum-senyum sendiri terus dari tadi dimobil sampai diapartement sekarang masih aja kaya gitu, lagi seneng ya? Udah baikan sama Christy? Atau sama Dani?” tanya Felly.

“ga Fell aku masih marahan ko sama Chrsity” jawab Anisa.

“Nah loh terus kenapa kamu senyum-senyum terus? Udah ga khawatir sama Christy?”

“Ya ga ada apa-apa, aku ga khawatir ko aku udah sedikit lebih tenang sekarang. Aku sangat percaya sama dia karena dia itu sahabat terbaik aku, apapun yang dia lakuin aku percaya dia bakal ngasih yang terbaik buat sahabatnya, sekarang aku Cuma harus nunggu dia kembali aku yakin ga lama lagi kita bakal bersama lagi” ungkap Anisa dengan senyum lebar terpapar diwajahnya.

“Baguslah kalau gitu salut sama jalinan persahabatan kalian Nis” ujar Felly.

Waktu terus berlalu sudah beberapa hari ini Christy masih belum bertegur sapa dengan Anisa, namun Anisa tak sedkit pun khawatir akan itu dia percaya spenuhnya kepada sahabatnya itu, meskipun demikian tak jarang mereka dipertemukan dalam urusan pekerjaan. Proyek kerja mereka pun berlanjut banyak divisi yang terlibat dalam proses pengerjaan ini, majalah edisi ini adalah pertaruhan jati diri sebelum ajang penghargaan The best magazine of the year diselenggarakan di Paris, semua redaksi berjuang semaksimal mungkin.

***

“Tinggal penyerahan data ke bagian produksi aja nih Christ buat dicetak dan diterbitkan bulan depan, bulan berikutnya jadi klimaks kita saat survey persentase pasar kita bakal ada diperingkat berapa” ungkap felly kepada Christy.

“Ga nyangka yah hasilnya memuaskan, hasil kinerja kalian berdua aku juga seneng banget dengan konsep ini makanya aku semangat banget pas bagian fotoshoot” ujar Kezia.

“Kan aku juga ikut bantu loh kasih saran ya kan? Hehe” ujar Angel.

“Kepala bagian disetiap divisi juga kagum loh, bisa-bisa sehabis magang kalian direkomendasiin loh jadi karyawan disini” ungkap Angel.

“Tapi belum Njel, hasilnya pas bagian market seller nanti kalau hasilnya memuaskan bisa jadi” ujar Felly.

“Ah kalian bisa aja” timpal Christy.

Anisa hanya tersenyum tak berkata apa-apa merasa bahagia melihat sosok Christy dan kinerja kerja keras semua pihak akan kontribusinya. Selang beberapa hari kemudian hal yang tidak diduga-duga terjadi.

“Permisi mbak Cherly manggil kita?” tanya Anisa ketika dia dan Christy tiba diruangan Cherly.

Cherly menaruh sebuah majalah diatas meja dihadapan Anisa dan Christy. Anisa dan Christy merasa kebingunan apa yang hendak ditunjukan Cherly kepada mereka.

“Kalian lihat itu, coba lihat covernya dan isinya !!” ujar Cherly.

Maka Anisa dan Christy segera melihat majalah itu yang diperlihatkan Cherly barusan.

“Edisi terbaru éblouissant Magazine” Christy membacanya perlahan.

“Ya ampun ini !!” Anisa terkejut, segera dia mebuka halaman demi halaman majalah tersebut.

“Kenapa Nis?” Christy jadi penasaran “coba aku lihat, hah ini ...” ujar Christy.

“Kalian udah liat kan? Coba jelaskan sama saya siapa yang bertanggung jawab akan hal ini?” ujar Cherly.

“Ko ko bisa ya mbak?” tanya Christy gugup.

“Ya mana saya tau?” jawab Cherly singkat.

“Anisa bisa kamu jelaskan sama saya?” tanya Cherly.

“Aa aku aku juga ga tau mba ko bisa gini ya, ini kan design dan konsep yang aku sama Christy buat buat terbitan terbaru, kenapa bisa sama sama mereka aku jadi bingung” Anisa gugup.

“Jawab jujur ini ide konsep kalian atau memang kalian copy ide orang lain?” tanya Cherly.

“Ini asli ide kita mbak, lagi pula kalau kita copy konsep orang gimana caranya sedangkan ini aja baru terbit” ujar Christy.

“Silahkan tanya Angel aja mbak dia bantu kita ko untuk proses pengerjaannya” ungkap Anisa.

“Panggil Angel kesini!!” ujar Cherly.

Tak lama kemudian, “Ada apa mbak manggil saya?” tanya Angel.

“Coba lihat ini Njel” ujar Cherly.

“Apa mbak?, Hah ko ko bisa sih ii iini kan konsep serta design yang udah anisa christy buat kenapa bisa sama dengan terbitan éblouissant yang terbaru” Angel terkejut.

“Justru itu yang mau saya tanyakan sama kamu, beneran ini buatan Anisa dan Christy?” tanya cherly.

“Ii iya mbak, saya saksinya saya kan bantu mereka meskipun Cuma ngasih saran sedikit tapi saya bisa jamin itu buatan mereka ko” jelas Angel.

“Huuuff” menghela nafas, “Yaudah maafin saya Christy, Anisa, Angel, karena udah nuduh originalitas kalian, sekarang udah jelas kalau ini memang asli buatan kalian. Cuma ada satu kemungkinan kenapa ini semua terjadi” ujar Cherly.

“Apa itu mbak?” tanya mereka.

“ide serta konsep kalian dicuri” jawab Cherly.

“Dicuri? Tapi siapa mbak? Apa masih orang éblouissant juga” tanya Angel.

“Pastinya Njel, tapi kita ga tau siapa orang yang bertanggung jawab akan ini, apa Firman ada kaitannya dengan hal ini, kalau terbukti udah bener-bener kurang ajar dia bersaing secara ga sehat” ujar Cherly.

“Terus gimana mbak, ini udah hampir produksi loh, bahkan tinggal cetak” ujar Angel.

“Mau ga mau harus dicancel Njel, gimanapun posisi kita sulit mau nuntut pun kita ga cukup bukti, udah terlalu sering mereka ngelakuin hal curang kaya gini” ujar Cherly geram.

“Biar masalah ini saya yang jelasin ke semua kepala divisi mereka pasti udah paham akan kejadian ini, Anisa Christy maaf untuk sementara tugas kalian saya hold, terpaksa bulan depan kita ga bakal buat edisi terbaru, meskipun berusaha ngejar kayanya ga mungkin kita Cuma waktu kurang dari 10 hari buat nyusun materi aja dan editing sampai produksi bisa makan waktu lebih ini” ujar Cherly.

Anisa dan Christy hanya terdiam mendengarkan dan tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya mereka keluar ruangan dengan wajah sendu.

***

“Akhirnya terbit juga ni majalah, gue yakin ini edisi terbaik dan The best magazine of the year pasti milik éblouissant sekarang .. hahaha” Adit berujar sendiri di ruangannya.

“Makasih Christy atas semuanya, atas ide yang briliant dan lu terlalu ceroboh dan bodoh ngebiarin ini pindah tangan jadi milik gue”

(Flash back)

Ketika pertemuan Christy dan Adit di cafe itu.

“sebentar gue ketoilet dulu” Christy beranjak pergi.

“Oh gue kira lu mau balik, jangan lama-lama ya!!”

Christy pun pergi ketoilet meninggalkan Adit sejenak.

“Anjir  galak banget tuh cewek, bakal susah nih buat kesepakatan sama dia” gerutu Adit.

“Eh lagi buka apaan sih dia?” pandangan Adit tertuju pada laptop Christy yang menyala diatas meja.

“Ah palingan juga buka twiter atau semacamnya lah, coba liat ah .. hehe, eh gila ini ini kan design dan konsep majalah Beauté la femme wah bener kata Dani mereka beneran kerja disana, ini sih gue ga usah repot-repot ngebujuk dan mempengaruhi dia nih matep”

betapa terkejutnya Adit melihat konsep istimewa itu, dia tak pernah menyangka konsep design itu begitu brilliant tanpa fikir panjang dan segera dia mengambil USB di dalam tasnya dan kemudian mengcopy semua data serta konsep majalah tersebut dengan mudahnya.

“Sip beres gampang banget, untung dia ga tau kalau gue itu karyawan éblouissant. Supaya ga terlalu mencurigakan basa-basi dikit ah sedikit ngomporin dia”

Tak lama kemudian Christy kembali.

(Kembali lagi)

“Awalnya gue mau buat perjanjian sama lu Christy, tapi udah kebaca jawaban lu apa tapi ga masalah ternyata misi gue bisa lebih mudah ga seperti yang gue kira” ujar Adit dalam hatinya.

“Yang penting sekarang gue menang, posisi manager udah didepan mata .. haha”

***

“Christy maafin aku yah, aku harap kita bisa seperti dulu lagi” ujar Anisasambil bersandar didinding koridor.

“Mita maaf soal apa Nis?” tanya Christy.

“Soal masalah yang kemarin itu, kamu sama Dani”

“Ya ampun Nis masalah itu udah aku lupain sejak lama ko, aku diemin kamu Cuma mau kasih pelajaran aja ko buat kamu, kalau soal Dani sih ga masalah buat aku .. hehe” ungkap Christy.

“Christy ..” Anisa menatapnya, “lagi pula aku udah tau juga kalau kamu udah ga marah sama aku”

“Sok tau kamu Nis”

“tau lah mata kamu ga bisa bohong Christ kita itu temenan udah lama aku tau ketika kamu pura-pura dan serius malah kamu bohong atau nggak aku juga tau”

“Nah kalau udah tau ko ga nyapa aku duluan sih?” tanya Christy.

“Ga ah aku juga kan mau ngerjain kamu, aku malah nunggu kamu juga nyapa aku duluan akhirnya kamu nyapa aku juga pas tadi didalam ruangan mba Cherly”

“Ih dasar ya Anisa kamu, udah kamu yang salah malah balik ngerjain aku awas ya ga ajdi aku maafin Huh!!”

“Aku salah kamu juga tuh salah .. suka sama orangnya telat haha” ujar Anisa.

“Nah kamu pacaran ga bilang-bilang takut diambil pacarnya? Tapi malah ngorbanin pacar sama perasaan sendiri yey” ujar Christy.

“dasar dagu panjang” ledek Anisa.

“Eh item ..” balas Christy.

“Hahaha ..” mereka berdua tertawa dan tidak sadar sedang berada dikoridor gedung kantor.

“Nis Dani gimana kabarnya?” tanya Christy.

“Ga tau Christ semenjak itu aku ga pernah hubungi dia lagi, sms atau telepon dia juga ga pernah aku jawab”

“Wah tega kamu Nis, jangan gitu ah Dani itu lelaki baik loh buktinya dia sampe rela nyeritain semua sama aku itu semua demi kamu loh Nis”

“Yah gimana lagi Christ, saat ini kamu yang terpenting” ujar Anisa.

“Tapi kamu juga harus mikirin orang lain juga nis Dani itu kan cowok kamu, temui dia selesain masalah kamu, masalah dengan aku seharusnya kamu jadiin sebagai pelajaran Nis”

“Kalau soal itu nanti bisa aku selesain, tapi gimana nih kerjaan kita aku jadi ga enak sama mbak Cherly dan sama yang lain juga mereka udah kerja keras tapi jadi sia-sia” ujar Anisa.

“Nah aku juga berfikiran gitu aku jadi bingung juga harus ngapain sekarang” jawab Christy.

“Ko bingung sih!!” ujar Angel tiba-tiba ada dibelakang Christy dan Anisa yang sedang duduk mengobrol dikoridor.

“Ciye udah akur nih ye” Felly juga muncul.

“Eh Njel Felly ko ada disini?” tanya Christy dan Anisa.

“Angel udah ceritain semua sama kita, maka dari itu Yuk kita mulai lagi dari awal” ujar Felly.

“seperti biasa aku bantu deh kita sharing konsep dan ide lagi” ucap Angel.

“Njel serius?” ujar Anisa.

“Aku juga deh siap bantu kalian” ucap Felly.

“Felly!!” Christy terkejut.

“Aku juga deh, biar aku yang sibuk foto-foto”tiba-tiba Gigi dan Dimas muncul.

“Kalau perlu model cantik aku pastinya” Kezia juga datang, “Masih kurang nih aku bawa 2 lagi, ya ngga Steffy Ryn.”

“Kalau bukan karena kepepet aku ga bakal mau yah bantuin kalian” ucap Auryn sinis.

“Aku siap!!” ujar Steffy.

“Ya ampun kalian semua serius?” Anisa dan Christy terkejut.

“Yup, kita siap bantu makin banyak kepala makin banyak ide jadinya” ujar Kezia.

“Yaudah kita ga punya banyak waktu lagi, kita gerak sekarang Anisa sama Angel siapin design dan materi, Kezia, Steffy sama Ryn siap-siap fotoShoot setelah dapet konsep dari Anisa. Gigi, dimas siapin latar background sama properti buat fotoshoot, terakhir Christy urusin market sellingnya ntar” ujar Felly memberi arahan.

“Nah Felly kamu ngapain?” tanya Angel.

“Aku .. ya ngarahin kalian .. haha”

“Woooo ...“ bersorak berbarengan mereka semua.

“Bercanda ko, bagian aku nanti sama Christy yang pasti Nis, Njel, kita buktikan sama mba Cherly kita bisa, kalau design kemarin itu sudah baik sekarang kita buat paling terbaik oke!!” ujar felly.

“Oke!!” semua menjawab.

“Makasih ya semuanya, maaf karena kesalahan kita dan kelalaian kita kalian semua jadi kerja dua kali” Christy dan Anisa meminta maaf.

“Yaudah ga apa-apa namanya juga musibah, yang penting sekarang kita berusaha lagi kalau gagal berusaha lagi ayo semua!!” Felly menyemangati.

Mereka semua saling bekerja sama, memulai lagi dari awal semua dikonsep secara rapi dan yang paling terpenting adalah kebersamaan mereka saat berbagi pekerjaan bersama.

“Serius kalian mau ngerjain lagi dari awal?” tanya Cherly.

“Iya mbak ini konsep designya udah jadi kita tinggal nunggu instruksi dari mbak Cherly aja” jawab Christy dan Anisa.

***

“Saya salut sama kalian, yaudah saya instruksikan silahkan lanjutkan dan berikan yang terbaik yah” ujar Cherly sambil tersenyum.

Jam berlalu, hari pun berlalu tanpa terasa sudah satu minggu berjalan hingga tiba di fase produksi, setelah proses yang lumayan panjang akhirnya bulan depan edisi terbaru majalah Beauté la femme sudah siap diedarkan dan mulai mendapatkan perhitungan selling poin dari panitia acara, Christy dan Felly berupaya menerapkan strategi mereka pada tahap ini dengan mendistribusikan majalah sebanyak-banyaknya dan perjuangan keras mereka membuahkan hasil untuk semua.

“Akhirnya beres tinggal proses pencetakan yah berarti” ujar Angel.

“Iya akhirnya kekejar juga, kita buktiin sama tuh redaksi majalah kurang ajar kita bisa lebih baik seengganya ga pake acara curi-curi ide segala” ujar Felly.

“Nih kalau kalian ma liat muka-muka redaksi tuh majalah ada nih dihalaman belakang majalahnya” ujar Gigi.

“Mana coba liat” Christy menjawab.

“Tuh liat banyak muka-muka mencurigakan ya .. haha” ledek Angel.

“Tuh kalau mau liat Pak Firman yang paling depan” tunjuk Felly.

“Mana-mana?” anisa penasaran.

“Eh Nis ini kan Adit” ujar Christy.

“Mana?” tanya Anisa, “Iya Christ itu dia, ah tapi masa sih”

“Kalian kenal sama dia?” tanya Felly.

“Kenal, dia kan temennya Dani pacarnya Anisa” jawab Christy.

“Kalau memang Adit itu karyawan éblouissant, pantes aja waktu itu” ungkap Christy.

“Kenapa Christ?” tanya Felly.

(Flash Back)

Ketika itu Adit menawarkan akan membantu Christy mendekatkan dia kembali dengan Dani namun ada syaratnya.

Dan pembicaraan mereka terus berlanjut beserta rencana-rencana yang Adit coba jabarkan kepada Christy pada saat itu.

“Apa lu minta gue bantuin lu buat ngedapetin konsep materi Beauté la femme? Buat apa? Terus tau dari mana gue kerja disana?” tanya Christy.

“Tau dari Dni lah, ga buat apa-apa sih kebetulan gue juga lagi training di salah satu redaksi majalah dan gue pengen mempelajari aja konsep serta materi kalian kaya gimana” jawab Adit.

“Jangan-jangan lu training di éblouissant berarti Dani juga sama donk?”

“Bukan lah hebat amat gue bisa kerja disana, Dani sama gue sih lebih freelance jadi ga ada kaitannya, ayolah simpel kan lu tinggal keruangan produksi atau design lu ambil deh data-data pentingnya”

“Oh lu mau nyuruh gue jadi penghianat perusahaan gue terus nyuruh gue ngehianatin sahabat gue buat ngerebut cowoknya!! Otak lu picik ya, mau lu bayar gue ratusan juta bahkan miliar ga bakal gue ngelakuin hal sekotor itu apalagi harus nyakitin sahabat gue”

“Obrolan ini ga mutu yah, apalagi gue harus ngobrol sama orang kaya lu” segera Christy meninggalkan Adit dan mengakhiri pertemuannya. Tanpa Christy ketahui sudah dari awal Adit mencuri materi miliknya.

“Silahkan pergi, gue udah duga lu bakal bilang gitu yang pasti apa yang gue mau udah gue dapetin tanpa harus minta bantuan lu .. haha” ujar Adit.

(kembali lagi)

“Oh gitu, ini sih ga salah lagi pasti dia yang nyuri konsep materinya” ujar Felly.

“Tapi gimana Fell, sedangkan Adit ga berhasil ngebujuk Christy?” tanya Angel.

“Dia sempet minjem, atau ngambil barang berharga lu ga? USB, hard disk eksternal atau laptop atau apa kek?” tanya Gigi.

“Wah kalau itu gue ga tau setau gue ga ada yang ilang deh, tapi sebentar apa dia copy data dilaptop gue ya soalnya waktu itu gue lagi ngeliat-liat design buatan Anisa di laptop gue” ujar Christy.

“Nah bisa jadi Christ” ujar yang lainnya.

“Wah kalau bener gitu ini semua salah gue, kecerobohan gue ya ampun bodohnya gue, jujur gue ga tau kalau dia itu karyawan éblouissant” ungkap Christy.

“Yaudah lah Christ bukan salah kamu juga, berarti dia memang nutipi dari kamu makanya dia manfaatin kamu” ujar Angel.

“kalau Adit sih aku tau, nah kalau Dani berteman sama si Adit. Apa dani yang kamu maksud ini Christ? Anisa?” ujar Dimas memperlihatkan beberapa foto dari kameranya.

“Iiya .. ini Dani” jawab Anisa.

“Jadi selama ini Dani yang kamu maksud dia Nis?” tanya Felly.

“Iya fell itu pacar aku” jawab Anisa.

“Sial, seandainya gue tau dari awal. Apa jangan-jangan tujuan utama Dani itu memang ini sengaja ngerencanain deket sama kamu supaya Adit juga atau Dani bisa leluasa ngambil data-data penting perusahaan kita” ungkap felly.

“Dani ngelakuin hal itu?!!” Anisa terkejut mendengarnya.

Part 20

“Dani ngelakuin hal itu?!!” Anisa terkejut mendengarnya.

“Gak mungkin Dani, selama ini Dani gak pernah tau soal tempat kerja aku dimana begitu juga sebaliknya” ungkap Anisa.

“Mungkin dia udah tau tapi pura-pura ga tau Nis” ujar Felly.

“Kayanya memang ga tau deh, soalnya Dani tuh baru tau pas waktu itu ngobrol sama aku” ujar Chrsty.

“Udah ga penting tau apa nggak soalnya sekarang kita udah punya materi baru ko” ujar Kezia.

***

“Dit kenapa lu senyum-senyum sendiri?” tanya Dani.

“Haha ga kenapa-kenapa”

“Lagi seneng ya lu dipuji-puji sama pemimpin redaksi soal materi yang lu kasih? gak nyangka lu bisa kreatif juga” ujar Dani.

“Iya donk Adit gitu loh .. haha, dan gue yakin Dan di acara the best magazine award nanti kita pasti menang”

“Yakin banget lu?”

“iyalah udah pasti itu hasil karya terbaik gue dan udah saatnya éblouissant jadi majalah teratas di Paris dan posisi manager bakal ada di genggaman gue” ujar Adit.

“Oh ngejar itu ternyata lu anak buah kepercayaan pak Firman eh sekarang malah nikung dia ya” ujar Dani.

“Gue ga mau selamanya jadi bawahan dia terus Dan udah 10 taun gue jadi ekor dia terus”

“Ya terserah lu deh mau jadi apa juga asal gak merugikan orang lain itu kan kerja keras lu sendiri” ujar Dani dan beranjak pergi.

(Flash Back)

“Pagi pak” sapa Adit kepada atasannya itu.

“Pagi Dit” jawab Firman.

“Oia ini berkas laporan bulanan pak tolong ditanda tangan pak” ujar Adit.

Sambil menandatangani berkas Firman berbincang “Dit kemungkinan bulan depan saya gak disini lagi nih” ujar Firman.

“Maksud bapak?” tanya Adit bingung.

“Sayan mau pindah kerja Dit”

“Pindah Pak, kemana?”

“Saya dapet tawaran dari éblouissant buat jadi project manager marketing disana” ujar Firman.

“Hah di éblouissant, gak salah itu pak? Terus mbak Cherly gimana?” tanya Adit.

“Justru itu saya pindah demi dia dit, tau sendiri kan aturan kantor gak boleh karyawnnya ada yang nikah maka dari itu mumpung ada peluang tawaran ini saya ambil deh, yah meskipun beda tempat kerjaan dan hubungan perusahaan kita sama éblouissant bisa dibilang buruk tapi ga masalah lah” ungkap Firman.

“Oh jadi gitu pak alasannya” ujar Adit.

“sebenernya sayang sih kalau saya harus keluar dari Beauté la femme, saya udah terlalu jatuh cinta sama perusahaan ini kebetulan Cherly juga mau diangkat jadi manager kalau seumpama dia yang keluar kan sayang banget yaudah aku yang ngalah akhirnya, sebenernya saya sama Cherly baru aja selesain materi baru buat perusahaan, kamu mau liat Dit?” ujar Firman.

“Boleh Pak” jawab Adit, Firman memperlihatkan konsep materi design terbaru kepada Adit, “wah keren pak, bagus banget kalian berdua memang team work yang luar biasa pak” ujar Adit.

“Haha biasa aja Dit, yah tapi sayang konsep ini ga bakalan dipake”

“Kenapa pak? Sayang lo bagus banget padahal”

“Ini kesepakatan saya sama Cherly Dit, kalau salah satu dari kita ada yang keluar materi ini ga bakal dipake soalnya ini kan hasil kerja kita berdua Dit” ujar Firman.

Firman dan Adit adalah adalah rekan kerja semasa di Beauté la femme, Adit adalah bawahan Firman sejak lama namun ketika Firman memutuskan untuk pindah kerja tak lama kemudian Adit pun mengikuti jejak Firman pindah ketempat kerja yang sama dengannya di éblouissant. Namun tak semudah itu untuk bergabung dengan perusahaan redaksi sekelas éblouissant hanya karyawan berkriteria khusus saja yang bisa diterima bekerja disana.

“que pouvez-vous me donner, c'est comme vous avez reçu dans cette entreprise? (apa yang bisa kamu berikan seumpama kamu diterima di perusahaan ini?)” pertanyaan yang diterima Adit saat proses interview di éblouissant.

“Je peux vous donner la meilleure idée du concept, différentes stratégies de vente et de haute fidélité à l'entreprise (saya bisa memberikan ide konsep terbaik, strategi penjualan yang berbeda dan loyalitas tinggi untuk perusahaan)” jawab Adit.

Akhirnya Adit pun berhasil bergabung dengan perusahaan redaksi éblouissant mengikuti jejak Firman yang lebih dahulu berada disana.

“Bonjour monsieur (selamat pagi pak)” sapa Adit.

“Bonjour .. eh Adit?” firman terkejut, “Ya ampun Adit ko bisa? Wah sumpah saya kaget gak nyangka kamu gabung disini juga”

“Hehe iya pak suasana di kantor lama udah ga asik, saya ngikutin jejak bapak aja bedanya kalau bapak kan gampang masuk kesini kalau saya harus kerja keras pak, aduh seleksinya parah tapi akhirnya saya bisa juga” ujar Adit.

“Baguslah kalau gitu kita kan bisa kerja sama lagi, selamat bergabung ya ayo tunjukin kinerja kamu disini” ujar Firman.

***

“Adit, je veux lancer le mois prochain je vous soumets complètement pour le concept, le design et les matériaux, donner le meilleur ajustement avec votre promesse avant de rejoindre cette société (Adit, saya ingin untuk edisi bulan depan sepenuhnya saya serahkan kepadamu untuk konsep, materi dan disain, berikan yang terbaik sesuai dengan janji kamu sebelum bergabung dengan perusahaan ini)” ujar salah seorang pemimpin redaksi kepada Adit dengan memberikannya tugas khusus.

Adit kebingungan karena pada saat itu dia sedang tidak fokus bekerja, pikirannya sedang blank dikarenakan jiga dia gagal maka kontraknya akan berakhir, namun dia teringat sesuatu dia teringat konsep design yang ditunjukan Firman sewaktu di Beauté la femme dulu, dengan segala pertimbangan akhirnya dia memutuskan untuk mencuri konsep tersebut. Pada saat semua karyawan sudah pulang dia diam-diam mengendap-endap masuk keruangan Firman dan mencari data tersebut dikomputer milik firman, akhirnya dia menemukan data itu, dengan merubahnya sedikit dia menjadikan konsep itu sebagai miliknya tanpa diketahui Firman.

“Ce pack mon travail, le concept, le design et le meilleur matériel que j'ai fait travailler dur (ini pak hasil kerja saya, konsep, desain dan materi terbaik yang telah saya buat dengan kerja keras)” ujar Adit saat memberikan konsep materi tersebut kepada atasannya.

“exceptionnelle, incroyable travail très agréable, bien que j'ai décidé que nous allons utiliser ce concept pour le numéro de la revue le mois prochain (luar biasa, menakjubkan, pekerjaan yang sangat bagus, baiklah sudah saya putuskan kita akan memakai konsep ini untuk edisi majalah bulan depan)” ucap atasannya.

“merci monsieur, mais je vous prie de garder le secret à personne de ce que je ne veux pas que les gens savent que c'est mon travail (terima kasih pak tapi saya mohon untuk merahasiakan kepada siapa pun mengenai hal ini saya tidak ingin orang-orang tahu bahwa ini pekerjaan saya)” ujar Adit.

***

Pada saat sore itu pertemuan Cherly dan Firman di dekat menara eifel (Part 9)

“Kamu bisa jelasin ini? “Prak” Cherly membanting majalah yang dia bawa keatas bangku.

Firman terkejut, lalu mengambil majalah itu perlahan dan mulai dia lihat halaman per halamannya

“Ii ini bisa aku jelasin Cher” ujar Firman.

“Jelasih gimana? Ini udah cukup buat aku, sekali lagi kamu buat aku kecewa Man” ujar Cherly.

“Kecewa gimana sih Cher?” tanya Firman.

“Pertama kamu udah ngecewain aku dengan kamu keluar dari Beauté la femme dan lebih memilih éblouissant, tapi itu semua bisa aku tolerir karena kamu bilang ini demi kepentingan kita” ujar Cherly.

“Kedua, apa itu? Liat majalah itu? Jadi gitu cara kamu setelah kamu buat meraih sukses disana tapi kamu pake cara kotor buat meraih keberhasilan kamu?” ujar Cherly.

“Maksud kamu gimana Cher aku ga ngerti?” tanya Firman.

“Liat konsep itu!! design itu!! itu konsep kita ide-ide kita. Hasil jerih payah kita seenaknya kamu pergunain buat kepentingan kamu sendiri, kamu gunain Cuma buat muasin hasrat keegoisan kamu menanjaki karir iya kan? Asal kamu tau setelah kamu pergi ga sedikitpun ide itu aku pake buat kepentingan aku, aku tau itu ide kita bersama tapi ga gitu juga caranya, sama aj kamu nyuri dan ga menghargai aku” ungkap Cherly.

“Tapi Cher, iya memang ini ide kita tapi bisa aku jelasin semua” ujar Firman.

“Udah cukup, aku kecewa, sangat kecewa dengan cara kamu Man, ibaratnya kamu tikam aku dari belakang. Satu hal aku ga pernah sepicik kamu dalam bertindak, kalau aku egois mungkin ide itu, konsep itu udah aku pake dari awal kepergian kamu dari Beauté la femme dan lebih memikirkan keberlangsungan karir aku sendiri” ungkap Cherly.

“Maka dari itu Cher dengerin aku dulu, aku bisa jelasin semua kamu ga bisa donk langsung menjudge aku seperti ini” ujar Firman.

“Aku kenal kamu Man, sangat kenal kamu, kamu orang yang ga pernah nyerah dalam meraih impian dan obsesi kamu, aku pun seperti itu Cuma bedanya aku ga pernah pake cara kotor dan picik kaya kamu” ujar Cherly.

“Cher dengerin ..” ujar Firman.

“Cukup!! Mulai sekarang aku udah tau watak kamu, kamu udah banyak berubah sekarang, kamu terlalu ambisius, tolong jangan pernah kamu muncul dihadapan aku lagi” ujar Cherly kemudian hendak beranjak pergi.

Firman pun terkejut melihat konsep itu, megapa bisa menjadi bahan redaksi terbitan saat itu. Dia mencoba mencari informasi keberbagai pihak dari produksi hingga atasannya namun dia tak mendapatkan hasil yang dia peroleh adalah itu adalah perintah dari atasannya kepada semua divisi tapi entah dari mana atasannya itu memperoleh data tersebut.

(Kembali lagi)

“Haha sampai sekarang ga ada yang pernah tau kejadian itu bahkan si Firman bodoh itu masih aja percaya sama gue, udah saatnya lu tinggalin jabatan itu saatnya Adit dikenal dan sanjung-sanjung semua orang” ujar Adit dengan wajah sinis kaya di sinetron .. wkwk.

***

“Dan bisa kita ketemuan?” ujar Anisa menelepon Dani.

“Wah Nis akhirnya kamu hubungi aku juga, kalau buat kamu selalu ada waktu ko, ditempat biasa yah” jawab Dani.

Sesampainya disana.

“Hai Nis kamu kehujanan?” tanya Dani setibanya Anisa disana, jaketnya sedikit basah terkena air hujan, memang hujan cukup deras di luar sana.

“Ga Dan aku bawa payung barusan”

“Yaudah silahkan duduk” Dani mearik sebuah bangku untuk Anisa dan mempersilahkannya duduk.

“Yaudah ada apa Nis, jujur aku kangen banget loh Nis udah 2 minggu kamu ga ngabarin aku telepon atau sms aku juga kamu cuekin terus, kamu udah ga marah lagi kan sama aku?” ujar Dani.

Anisa masih terdiam tak menjawab segala pertanyaan Dani.

“Nis kamu kenapa? Masih marah? Yaudah aku minta maaf” ucap Dani sambil mengepal tangannya Anisa.

“Aku udah gak marah ko Dan, malah sebaliknya aku yang harusnya minta maaf sama kamu karena udah salah ngambil keputusan kemarin-kemarin dan gak bisa ngertiin kamu” ungkap Anisa.

“Serius Nis? Ya ampun aku seneng banget dengernya, yaudah ga usah difikirin kamu ga salah ko aku ga mau kita saling menyalahkan dalam hal ini” ujar Dani.

“Dan, bukankah dalam menjalin hubungan itu harus saling terbuka?” tanya Anisa.

“Iya Nis harus banget”

“Ga ada yang ditutup-tutupi kan? Saling jujur kan?”

“Iya kenapa Nis?”

“Aku mau kamu jujur sama aku, kamu karyawannya éblouissant? Dan kamu juga udah tau aku kerja di Beauté la femme?” tanya Anisa.

“Ma maksud kamu?”

“Tolong jawab jujur Dan!!”

“Iya Nis aku memang karyawan éblouissant aku kerja disana dan soal kamu kerja di Beauté la femme jujur aku baru tau kemarin-kemarin dari Christy” jawab Dani.

“Kenapa kamu ga bilang kalau kamu kerja disana? Apa aku ga perlu tau?”

“Ga penting juga Nis buat aku kamu atau aku kerja dimana bukan hal yang patut aku ketahui juga ko dan selama ini diantara kita ga ada yang saling tanya kan?” ujar Dani.

“Yaudah kaau itu alasannya, tapi setelah kamu tahu aku kerja di Beauté la femme perusahaan saingan kamu terus kamu bisa brbuat curang gitu?” ujar Anisa.

“Curang? Curang gimana aku ga ngerti Nis maksud omongan kamu apaan sih”

“Iya curang sampai-sampai nyuri hasil kerja orang lain”

“Nyuri? Curang? Aku bener-bener ga ngerti? iya aku tau memang keadaan perusahaan kita kaya gimana tapi kamu kok tiba-tiba nuduh aku kaya gitu mentang-mentang perusahaan kita itu saingan” ujar Dani.

“Kamu udah liat majalah terbitan perusahaan kamu edisi bulan ini, asal kamu tau itu konsep dan kerja keras aku sama teman-teman aku!! Gimana bisa itu pindah ke tangan kalian kalau kalian gak nyuri, apa selama ini kamu ngedeketin Christy atau kamu ngedeketin aku Cuma karena ini” ujar Anisa.

“Ya ampun Nis pikiran kamu kejauhan, ga mungkin banget Nis sedangkan aku tau kamu atau Christy kerja di Beauté la femme aja baru nis, masa juga aku tega ngebohongin kamu bahkan hubungan ini Cuma karena kerjaan apa untungnya buat aku, aku cinta kamu itu tulus Nis, aku ga nyangka kamu bisa nuduh aku sejauh itu” ujar Dani.

“Terus gimana donk? Kalau bukan siapa lagi? Perusahaan Kalian itu kan memang curang dan licik!! Aku kecewa Dan”

“Kan udah aku bilang Nis gak mungkin kalau aku sampai gitu alasan kamu gak logis nis itu Cuma tuduhan yang gak beralasan, kalau memang itu benar curian banyak pelaku lain yang bisa berpotensi selain aku”

“Terus siapa yang bertanggung jawab akan materi itu? Itu ide aku sama Christy jadi Cuma aku sama Christy yang punya sedangkan yang deket sama aku atau Christy kan Cuma kamu Dan” ujar Anisa.

“Adit bilang itu hasil karya dia?”

“Adit? Hasil karya Adit, wah kamu nuduh sahabat kamu sekarang, bisa aja kamu yang curi terus kamu kasih ke adit gitu. Cukup Dan aku udah sangat kecewa akan hal ini kamu yang aku kira laki-laki baik ternyata maksud kamu deketin aku itu buruk!”

“Nis sabar dulu ini semua bisa aku selidiki Nis, kamu jangan asal nuduh gitu aja”

“Udah cukup obrolan ini ga usah diperpanjang sama seperti hubungan kita Dan aku harap ini pertemuan terakhir kita dan kita gak akan pernah ketemu lagi karena aku bakal balik ke Jakarta” Anisa beranjak pergi.

“Nis tunggu” Dani menahan Anisa.

“Lepasin Dan !!” ujar Anisa menepis pegangan Dani dan beranjak pergi.

“Nis Anisa .. “ teriak Dani melihat Anisa pergi, “Adit .. Adit, sialan lu harus jelasin ini ke gue!!” gerutu Dani.

***

“Eh Dan, buset lu hujan-hujanan ayo masuk dulu gue buatin coklat panas deh” ujar Adit mempersilahkan Dani masuk ke dalam apartement miliknya.

“Dit ga usah basa-basi, lu bisa jelasin ke gue soal design lu?” tanya Dani.

“Design gue? Kenapa emangnya?”

“Udah jangan banyak omong dapet dari mana design itu?” tanya Dani menarik baju Adit.

“Eh sabar bro, itu hasil gue lah asli buatan gue!!” jawab Adit sambil menepis tangan Dani.

“Bulshit!! Buukkk” Dani memukul Adit hingga terjatuh.

“Gue tau itu buatan Anisa sama Christy, gimana ceritanya bisa ada ditangan lu?” teriak Dani.

“Maksud lu apaan sih!!” ujar Adit sambil menyeka bibirnya yang berdarah.

“Tadi Anisa bilag sama gue kalau itu materi buatan dia sama Christy, dia bilang konsep mereka ada yang nyuri nah sekarang lu bilang itu hasil buatan lu gara-gara itu Anisa jadi nuduh gue terus mutusin gue!!” teriak Dani.

“Oh jadi lu lebih percaya mereka ketibang gue temen lu, kita temenan udah lama Dan, kalau lu putus sama anisa kenapa lu sangkut pautin gue dalam masalah lu, mau marah jangan ke gue lah” ujar Adit.

“Gue lebih percaya Anisa Dit meskipun gue baru kenal dia, soal lu gue udah hafal watak lu kaya gimana lu tipe orang ambisius yang bakal ngelakuin cara apapun buat dapetin apa yang lu mau” ujar Dani.

“Haha .. ga salh denger nih gue, orang yang gue anggap sahabat ternyata dengan mudahnya ngebuang sahabatnya Cuma karena cewek bodoh norak kampungan kayak Anisa” ujar Adit.

“Apa lu bilang!! Bukk bukk” dani emosi dan memukuli Adit habis-habisan.

“Buuk” Adit membalas pukulan Dani dan dani pun terjatuh.

“Haha .. “ Adit tertawa, “Kalau gue yang ngambil itu konsep memang kenapa? Gue yang nyuri memang kenapa? Lagian itu semua demi kemajuan perusahaan juga apapun itu gue lakuin dan udah terlanjur kan itu konsep udah dicetak lu sendiri juga ikut ngejalanin photograpynya kan .. haha”

“Demi perusahaan? Itu demi ambisi lu!!”

“jusqu'à ce que vous avez déjà dit tout (terserah apa yang lu bilang semua udah terlanjur)” ujar Adit.

“Makasih Dan udah ngasih tau kalau Anisa sama Christy itu kerja di Beauté la femme gue jadi bisa lebih mudah ngambil data penting dari mereka karena kebodohan mereka juga .. haha”

“Lu bakal dapet balesannya Dit, gue bakal aduin sama pak Firman dan atasan lainnya kalau lu itu curang” ujar Dani.

“Silahkan kalau lu ada bukti, lagian sebentar lagi acara penghargaan ga mungkin juga majalah yang beredar ditarik atasan yang lain pasti ngedukung gue” ujar Adit lalu mengusir Dani dan menutup pintunya.
“Sial lu Dit gak nyangka di balik ini semua lu dalangnya”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar