Part 5
“Anisa,
Christy kalian udah tau kan ruangan masing-masing, jadi ga usah aku anter lagi”
ujar Felly.
“Iya
Fell, aku udah tau ko” jawab Anisa.
“Fell,
anter aku lagi yuk ..” ujar Christy sambil menyenggol-nyenggol Felly.
“Ih kan
tadi udah masa aku anterin lagi?” ujar Felly.
“Yah,
plissss aku bingung soalnya aku pelupa” ujar Christy.
“Ah kamu
alesan aja, bilang aja kamu takut soalnya ga ada temennya kan?” ujar Anisa.
“Ih ga
juga Nis” ujar Christy sambil mengedip-ngedipkan matanya.
“Hayo
bener tuh kata Anisa, biarin aja ah aku mau langsung keruangan aku, banyak
kerjaan soalnya” ledek Felly.
“Yah
Felly .. huaaa aku ga ada temennya, Anisa enak ada si Angel nah aku” Christy
merengek.
“Yaudah
bawel, aku anter sampe depan ruangan aja ya?” ujar Felly.
“Sampe
dalem donk” Christy menawar.
“Ih
nawar, eh dari pada ga aku anter hayo” ujar Felly.
“Iya iya
sampe depan .. hehe” ujar Christy.
Lalu
ketika jam kerja berlanjut mereka pun berpisah, Anisa menuju ruangannya bersama
para redaksi sementara Christy yang diantar Felly menuju ruangan marketing.
“Excuse
me! (Permisi!)” ujar Anisa sambil mengintip dari balik pintu.
“Hey Nis
sini, duduk sebelah aku, udah aku siapin meja buat kamu” ujar Angel yang
memanggil Anisa sambil melambai-lambaikan tangan.
“Hai
Njel” sapa Anisa kepada Angel sambil tersenyum kearah yang lainnya.
“Duduk
Nis” ujar Angel.
“Makasih
Njel” jawab Anisa.
“Oia Nis,
ini komputernya sama beberapa berkas yang bisa kamu pelajari tapi kalau ada
yang masih kurang bilang aja yah nanti aku sediain buat kamu” ujar Angel.
“Iya
segini dulu aja Njel, cukup ko” ujar Anisa.
“Oia, hey
hey .. “amis, cette introduire Anisa” (teman-teman, kenalin ini Anisa)” ujar
Angel sambil berdiri dan berteriak.
“Hallo
Anisa” ujar semua karyawan diruangan itu.
“Njel
kamu bilang apa barusan?” tanya Anisa yang kebingungan.
“Oh tadi
aku ngenalin kamu kesemuanya” jawab Angel.
“Njel
tadi kan udah dikenalin sama Felly” ujar Anisa.
“Oh udah
ya? Aduh maaf aku lupa .. hehe” ujar Angel.
“Aduh
Aduh aku jadi malu” ujar Anisa dalam hati.
Sementara
itu diruangan marketing Christy yang sudah diantar Felly akhirnya masuk juga
kedalam.
“Haa
haaalo” ujar Christy gemetaran.
“s’il
vous plaît s’asseoir ici (silahkan duduk disini)” ujar seseorang.
“ici?? Oh
yes my name Christy” ujar Christy.
“Oh no, i
imean sit down here (bukan, maksud saya duduk disini)” ujar orang itu lagi.
“Upss,
i’m sorry” ujar Christy yang malu lalu duduk.
“Hai, my
name is Amara” ujar dia.
“Hai my
name is Christy, nice to meet you Amara (hai nama saya Christy, senang berjumpa
denganmu Amara)” jawab Christy.
“Me too
Christy, You can’t speak French? (saya juga Christy, kamu ga bisa bicara bahasa
Prancis?)” tanya Amara.
“Yes, i
can’t but i can speak english (iya saya ga bisa, tapi saya bisa bahasa
Inggris)” ujar Christy.
“Alright,
no problem here we can speak English too (Baiklah, ga masalah disini kita semua
bisa bicara bahasa Inggrs juga” ujar Amara.
“Oh my
gosh, thank you (Ya tuhan, terima kasih)” ujar Christy.
Singkat
cerita mereka berdua mulai aktifitas mereka saat itu, baik Anisa dan Christy
masih menyesuaikan dengan lingkungan dan situasi kerja. Tak terasa waktu kerja
sudah berakhir merekapun bersiap-siap kembali ke apartemen.
“Hey Nis,
udah selesai belum? Udah mau pulang nih” ujar Angel.
“Belum
sih Njel, eh udah mau pulang ga kerasa yah” ujar Anisa.
“Iya udah
setengah 6 sore nih” ujar Angel.
“Yaudah,
yuk siap-siap” ujar Anisa.
“Krring –
kriiing” suara telepon dimeja Angel.
“Bonjour
.. (hallo)” ujar Angel.
“Angel
ini aku Cherly, Anisa masih sama kamu?” tanya Cherly ditelepon.
“Iya mba,
ni kita baru aja mau pulang” jawab Angel.
“Yaudah
nanti sebelum pulang Anisa suruh keruangan saya dulu yah” ujar Cherly.
“Iya mba”
jawab Angel.
“Yaudah,
makasih ya Njel” ujar Cherly dan telepon ditutup.
“Nis,
kamu disuruh keruangan mba Cherly tuh sebelum pulang” ujar Angel.
“Wah ada
apa yah Njel?” tanya Anisa.
“Wah aku
juga ga tau, pesan mba Cherly tadi gitu sih” ujar Angel.
“Yaudah
makasih ya Njel, aku langsung kesana” jawab Anisa.
“Kalau
gitu aku duluan ya Nis, kamu pulang ke apartemen kantor kan?” tanya Angel.
“Iya Njel
nanti aku bareng sama Felly” jawab Anisa.
“Nanti
aku mampir deh lagian kan kamar aku ga begitu jauh sama kamar Felly” ujar
Angel.
“Iya Njel
nanti aku tunggu yah” ujar Anisa.
“Yaudah
aku duluan Nis, hati-hati pulangnya besok kita lanjut lagi yah, eh jangan lupa
kamu keruangan mba Cherly” ujar Angel.
“Iya Njel
makasih juga pembelajarannya hari ini” jawab Anisa.
(Diruangan
Cherly)
“Permisi”
ujar Anisa sambil mengetuk pintu.
“Iya
masuk” jawab Cherly.
Anisa pun
masuk dan sudah ada Christy serta Felly disana.
“Hai Nis
ayao duduk” ujar Cherly mempersilahkan Anisa duduk.
“Iya
makasih mba” jawab Anisa yang kemudian duduk.
“Ada apa
ya mba aku dipanggil?” tanya Anisa.
“Ga ada
apa-apa ko Nis, saya cuma mau tanya aja tadi gimana hari pertama trainingnya?”
tanya Cherly.
“Oh aku
kirain ada apa? Hehe, tadi lumayan masih bingung tapi sedikit-sedikit aku mulai
paham mba” jawab Anisa.
“Pokonya
saya percaya sama kalian berdua, masa karyawan terbaik ga bisa menyesuaikna
disini buktikan potensi kalian” ujar Cherly.
“Iya mba
makasih” ujar Anisa.
“Yaudah
kalian mau langsung pulang?” tanya Cherly.
“Ga tau
mba kayanya kita mau jalan-jalan dulu” jawab Felly.
“Wah
serius?” tanya Christy.
“Iya kan
kemarin aku udah janji sama kalian” jawab Felly.
“Asiikk
... makasih Feyyii” ujar Christy senang.
“Kamu
ikut ga Nis?” tanya Christy.
“Ikut
donk” jawab Anisa.
“Tapi
kalian hati-hati loh kalau jalan-jalan di Paris” ujar Cherly.
“Wah
kenapa mba? Banyak copet yah?” ujar Christy.
“Ah masa
sih banyak copet disini?” tanya Anisa.
“Hati-hati,
cowok Paris ganteng-ganteng .. hehe” ujar Chrely tertawa.
“Waaa
kirain ada apa” ujar Anisa.
“Wii asik
asik jadi penasaran aku” ujar Christy.
“Hus kamu
mulai deh genitnya” ujar Anisa.
“Hahaha”
semua tertawa.
Akhirnya
mereka pun bergegas pulang dan hendak pergi mengelilingi kota karena kebetulan
besok hari minggu, jadi mereka bisa sedikit bersantai.
“Fell kita
mau kemana nih?” tanya Christy didalam mobil.
“kemana
yah, apa kita keliling-keliling aja” ujar Felly.
“Ketempat
yang seru donk Fell, yang romantis gitu” ujar Anisa.
“Ke
menara Eifel donk, aku pengen liat aslinya kaya gimana” ujar Christy.
“Iya
bener, Christ keseringan liat di TV yah kamu sampai penasaran sama bentuk
aslinya” ujar Anisa.
“Yaudah
kalau gitu kita kesana sekalian liat sunset dari atas menara eifel bagus loh
pemandangannya” ujar Felly.
“Oke
siaap, burger!!” ujar Christy dan Anisa semangat.
Karena
malam minggu disekitar menara eifel banyak pengunjung yang mayoritas wisatawan
disana, meskipun menjelang malam tapi tak menyurutkan minat pengunjung untuk
melihat keindahan menara eifel itu dan turut merasakan romantisme suasana
disana.
“Hey Dan,
santai dikit napa gue cape nih” ujar Adit.
“Cepet
Dit gue ga mau kelewat momen sunset diatas menara, mumpung cuaca bagus nih”
ujar Dani yang berlari menuju menara Eifel.
“Aduh gue
pingsan, aduh gue pingsan” ujar Adit yang terengah-engah.
“Lebay
lu” teriak Dani kearah Adit.
Sesampainya
diatas menara, Dani sedang sibuk memotret pemandangan kota disenja hari dengan
warna langit berwarna orange separuh masih terlihar biru gelap, sungguh suasana
yang sangat dinanti-nanti, serta matahari separuh yang berwarna
kemerah-merahan, suasana romantis yang banyak dinanti orang-orang disana.
“Buset
Dan, cepet amat keatasnya gue sampe lu tinggal” ujar Adit yang baru sampai
keatas.
“Nah lu
kelamaan dari pada gue telat gara-gara nungguin lu, jadi maaf ya gue tinggal ..
haha” ujar Dani.
“Ah ga
setia kawan lu” ujar Adit.
“Eh udah
dapet fotonya coba gue liat” ujar Adit.
“Lumayanlah
masih gue harus seleksi lagi foto-fotonya” ujar Dani.
“Nah lu
ngapain sih foto-foto beginian?” tanya Adit.
“Gue suka
keindahan bro, yang indah-indah harus gue abadikan dilensa kamera gue” ujar
Dani.
“Tiap
hari juga lu fotoin cewek-cewek cantik kurang indah apalagi coba hidup lu Dan”
ujar Adit.
“Weits
beda bro, yang gue cari itu keindahan yang alami yang bukan karena polesan”
ujar Dani.
“Gimana
lu aja deh, pusing gue ngadepin pola pikir lu yang aneh-aneh” ujar Adit.
“Eh balik
yuk, laper nih gue pulang kerja langsung nemenin lu kesini” ajak Adit.
“Hoi
bengong!!” ujar Adit.
“Eh
serius nih gue dikacangin” ujar Adit sedikit geregetan.
“Belle
... (Cantik ...)” ujar Dani sambil terbengong.
“que
c’est beau (Indah Banget) Dit” ujar Dani.
“Cantik??
Gue??” ujar Adit.
“Bukan lu
kali, sebentar Dit gue kesana dulu” ujar Dani yang lalu bergegas pergi.
“Eh
kemana lu Dan?” ujar Adit.
Dani
kemudian bergegas pergi meninggalkan Adit dan mencoba mendekati apa yang dia
lihat apa yang dia sebut indah. Tak lama kemudian Dani kembali dan menghampiri
Adit yang sedang duduk sambil minum sebotol Coca Cola.
“Ah
sial!!” gerutu Dani.
“Kenapa
lu? Eh tadi kenapa sih?” tanya Adit.
“Bagi
donk gue haus” ujar Dani yang langsung mengambil botol minuman yang sedang Adit
pegang.
“Eeee
minuman gue tuh” ujar Adit yang pasrah Coca colanya diminum habis oleh Dani.
“Parah ni
orang, botolnya woy sekalian lu kunyah” ujar Adit kesal.
“Yaelah
ntar gue ganti .. haha” ujar Dani.
“Eh gue
tanya belum lu jawab tadi ada apa sih lu pake lari segala? Dapet momen bukan
buat lu foto?” tanya Adit.
“Objeknya
sih dapet gue foto, tapi ..” ujar Dani.
“Tapi
apa? Lu foto pemandangan kan?” tanya Adit.
“Bukan
Dit, ini bukan sekedar pemandangan tapi bidadari, sosok keindahan yang lebih
dari indah yang baru pertama kali ini gue liat” ujar Dani.
“Maksud
lu? Sumpah gue ga ngerti, bidadari?” ujar Adit bingung.
“Iya Dit,
senyumannya, matanya, wajahnya indah indah banget” ujar Dani.
“Cewek
maksud lu?” tanya Adit.
“Iya Dit,
sumpah baru kali ini gue liat cewek secantik itu” ujar Dani sambil
terkagum-kagum.
“Tumben
lu suka cewek bule, biasanya ga mau” ujar Adit.
“Wah dia
ga bule Dit, kayanya orang asia deh” ujar Dani.
“Mana gue
liat fotonya?” ujar Adit penasaran.
“Nih .. “
ujar Dani sambil memberikan kameranya kepada Adit.
“Mana
kaga jelas gini, ngeblur bro” ujar Adit.
“Ah
masa?” ujar Dani yang penasaran lalu mengambil kameranya dari tangan Adit.
“Wah
bener, ah sial bener sial ini pas dia gerak jadi ngeblur gini gambarnya” ujar
Dani.
“Kenalan
ga?” tanya Adit.
“Justru
itu ga sempet, banyak orang gue sampe susah lewat pas gue sampe situ dia udah
ngilang” ujar Dani.
”Kasian
anda tidak beruntung .. haha” ledek Adit.
“Penasaran
gue Dit, pengen tau siapa namanya mudah-mudahan nanti bisa ketemu lagi” ujar
Dani sambil menatap senja yang mulai gelap.
“Yaudah
bukan jodoh kali .. “ ujar Adit menepuk=nepuk pundak Dani.
Sementara
itu, Anisa, Christy dan Felly yang sedang asik menikmati pemandangan diatas
menara.
“Nis sumpah
ini bagus banget, gw sering liat di film love in Paris, paris i’m in love sampe
kebawa mimpi ni tempat eh sekarang jadi kenyataan, jangan bilang ini mimpi Nis”
ujar Christy yang terlihata kagum.
“Kamu ga
mimpi Christy Saura Noela Unu, ini nyata kita sekarang di Paris di menara Eifel
Christ!!” ujar Anisa.
“KYYYAAAAA”
teriak Christy dan Anisa yang saling bergandengan sambil kegirangan.
“Paris
Paris Paris!!” teriak mereka kompak.
“EH EH ni
orang berdua, udah-udah malu diliat banyak orang!” ujar Felly yang kemudian
menarik mereka kebawah.
“Eh Fell
mau kemana kita?” ujar Christy terkejut yang tiba-tiba tangannya ditarik Felly.
“Iya
Fell, lagi seru nih” ujar Anisa.
“Udah
kita kebawah dulu, kalian bikin aku malu ah” ujar Felly.
“Idih
Felly ga asik” gerutu Christy setibanya dibawah.
“Iya,
Christ naik lagi yuk!” ujar Anisa.
“Yuk Nis”
jawab Christy.
“Udah
nanti lagi aja, lagian kalian ih kegirangan segitunya ga sadar ya diliatin
orang banyak” ujar Felly.
“Biasa
aja yah Nis, cuek aja” ujar Christy kepada Anisa.
“Iya,
padahal kita belum sempet foto-foto kan mau diupload ditwitter Fell” ujar
Anisa.
Ya ampun,
mau foto-foto disini aja kali. Tuh menaranya jelas banget, viewnya juga bagus”
ujar Felly.
“Aiihh
bisa bisa, yuk Nis kita foto-foto kan keliatan banget nih kita di Paris ..
haha” ujar Christy.
“Felly
cantik, boleh minta tolong?” ujar Anisa manja.
“Apa?
Kalau aku disuruh ikut keatas lagi aku ogah” ujar Felly jutek.
“Bukan,
tolong fotoin kita yah .. haha” ujar Anisa.
“Ah siaal
dasar kalian ini” ujar Felly sambil menarik-narik baju Anisa dan Christy.
“HAHAHA”
semuanya tertawa.
Akhirnya
merekapun melanjutkan berfoto-foto disana, kemudian mereka lanjut berkeliling
kebeberapa tempat menarik di Paris, malam itu mereka bertiga habiskan untuk
lebih mengenal seluk beluk kota indah nan romantis itu.
Sementara
itu Dani yang baru saja tiba dirumahnya langsung seperti biasa menuju ruangan
kerjanya untuk mengedit hasil-hasil foto yang sudah dia abadikan dalam
kameranya.
“Aduh
capenya bru kerasa sekarang nih” ujar Dani yang duduk menyalakan laptopnya
sambil minum segelas coklat hangat.
Seperti
biasa dia sibuk dan fokus mengedit serta menyortir foto yang dirasa bagus untuk
segera diterbitkan dibagian redaksikeesokan harinya.
“Eh ..”
Dani terkejut.
“Ini ..
ini foto cewek tadi, ahhaay ada juga yang hasilnya bagus, makasih makasih” ujar
Dani kegirangan sambil mencium-cium kamera kesayangannya.
“Ya ampun
cantik banget, ada yah manusia kaya gini ya ampun ga bosen-bosen gue liatnya”
ujar Dani sambil terus menatapi foto wanita itu.
“Hey gadis
cantik siapa sih nama kamu? Aku Dani, boleh kenalan, oia kamu tinggal dimana,
bla bla bla ..” Dani berujar sendiri sambil menghayal akan wanita itu.
“Aduh,
lupa gue harus edit foto dulu. Yang pasti gue harus harus bisa tau siapa dia
dan bakal gue cari tau siapa namanya” ujar Dani yang semakin penasaran dengan
wanita dalam foto itu.
Part 6
“Woy Dan bengong aja, kenapa lu?”
tanya Adit yang yang baru saja masuk dan tiba-tiba mengambil selembar foto yang
sedang Dani pandangi.
“Eh .. “ Dani terkejut.
“Waduh gue kira kenapa lagi asik
mandangin ni foto cewek .. ckck” ujar Adit.
“Balikin sini, ganggu kesenangan
orang aja” ujar Dani yang merebut kembali foto gadis itu.
“Cielah .. temen gue yang satu
ini lagi jatuh cinta kayanya?” tanya Adit.
“Wah kayanya iya Dit, eh ini foto
cewek yang kemarin gue foto di Eifel tuh” jawab Dani.
“Ah masa? Gue kira lu gagal
fotonya, dapet juga akhirnya” ujar Adit.
“Iya Dit, beruntung gue dapet
fotonya dari semalem gue ga bosen-bosen nih liatin terus fotonya” ujar Dani.
“Iya iya Deh, tapi awas aja lu
jadi gila kebanyakan bengong. Mending sekarang mandi kita kan mau ke acara
festival kota, hari minggu bro pasti rame” ujar Adit.
“Oia, harus gue foto-foto juga
tuh. Tunggu bentar ya, tuh kalau mau bikin kopi ada didapur bro” ujar Dani yang
beregegas pergi mandi.
“Iya santai aja, jangan lama-lama
mandinya” ujar Adit sambil menyalakan remot TV.
Sementara itu diapartemen Felly,
Christy dan Felly masih tertidur karena kelelahan sehabis jalan-jalan tadi
malam.
“Christy .. bangun ih” ujar Anisa
yang menggoyang-goyangkan badan Christy.
“Nisaa .. aku masih ngantuk” ujar
Christy sambil menutupi badannya dengan selimut.
“Ah kamu payah, hari minggu nih
kita olah raga pagi jogging jogging” ujar Anisa sambil berusaha membangunkan
Christy.
“Minggu enaknya tidur sampe siang
Nis” jawab Christy dari balik selimut.
“AH .. yaudah aku mau bangunin
Felly aja” ujar Anisa kemudian beranjak kekamar Felly.
“Fell bangun kita olah raga pagi
yuk” ujar Anisa sambil masuk kedalam kamarnya Felly.
“Fell .. eh ga ada, kemana yah”
ujar Anisa.
(Tak lama kemudian)
“Hey Nis ada apa?” tanya Felly
yang baru saja keluar dari kamar mandi.
“Eh, aku kira kamu kemana? Udah
bangun ternyata .. hehe” ujar Anisa.
“Udah donk, waduh mau kemana kamu
udah pake baju olah raga gitu?” tanya Felly.
“Mau jogging, temenin aku yuk!”
ujar Anisa.
“Jogging .. ?? ehm .. ga deh aku
mau tidur lagi aja” ujar Felly yang langsung berbaring diatas tempat tidurnya.
“Aiihh kamu ...” ujar Anisa.
“Ayolah Fell, temenin aku” ujar
Anisa manja sambil menarik-narik tangan Felly.
“Aku ngantuk, aku ngantuk ..
hemm” ujar Felly sambil terus merebahkan badannya.
“Ah pada payah, ga Christy ga
kamu hobinya tidur melulu, yaudah aku sendiri aja” ujar Anisa sambil beranjak
pergi.
“Hahaha .. iya Nis, yaudah aku
temenin. Sekalian kita ngopi dan sarapan dicafe ujung jalan sana” ujar Felly
sambil beranjank bangun.
“Asiik gitu donk .. “ ujar Anisa
sambil mencubit-cubit pipinya Felly.
“Ihhh .. tunggu sebentar ya, aku
ganti baju dulu” ujar Felly.
“Aku tunggu didepan yah sambil
pake sepatu dulu” ujar Anisa.
“Oke ..” jawab Felly.
(5 menit kemudian)
“Fellyyyyyyy udah belum lama amat
ntar keburu siang” teriak Anisa.
“Iyaaaa ..” jawab Felly sambil
berjalan menghampiri Anisa.
“Lama ih sampe keriput aku
nunggunya” ujar Anisa.
“Idih keriput? cuma 5 menit juga”
jawab Felly sambil mengenakan sepatunya.
“Udah yuk berangkat” ujar Felly.
“Eh tunggu tunggu ...!!” teriak
Christy yang berlari keluar dari kamar.
“Kalian mau kemana?” tanya
Christy.
“Mau jogging pagi terus kita mau
ngopi dicafe deh sambil sarapan” ujar Anisa.
“Ih .. mau, aku ikut” ujar
Christy.
“Ga boleh kita udah telat, kamu
tidur lagi aja” ujar Anisa.
“Ihhh Nisa .. aku mau ikut” ujar
Christy manja.
“Tadi ga mau” jawab Anisa cuek.
“Yuk Nis kita berangkat,
tinggalin aja Christy sendirian” ledek Felly.
“Yuk Fell, eh sarapan apa yah
enaknnya nanti?” tanya Anisa.
“Sandwich tuna kayanya enak tuh
Nis” jawab Felly.
“Wah bener juga, cape jogging
terus makan sandwich enak tuh” ujar Anisa sambil melirik-lirik kearah Christy.
“Ih aku mauuuuuu” ujar Christy
memelas.
“Yaudah cepet sana ganti baju”
ujar Felly.
“Asiik tunggu sebentar yah aku
ganti baju sama gosok gigi sebentar” ujar Christy yang bergegas bersiap-siap.
“5 menit Christy, kelamaan kita
tinggal” teriak Anisa.
“Weee” ledek Christy sambil
memeletkan lidahnya kearah Anisa.
(Kemudian)
“Tadi ga mau ikut?” ujar Anisa
sambil berlari-lari kecil sepanjang jalan.
“Ih denger kalian mau sarapan aku
langsung reflek” ujar Christy.
“Jadi kamu bangun karna pengen
sarapannya bukan joggingnya?” tanya Felly.
“Iya donk .. haha” jawab Christy
tertawa.
“Ih Christy dasar .. !!” ujar
Anisa sambil kejar-kejaran dengan Christy.
“Aduh capeknya” ujar Christy
ketika sampai dicafe.
“Ah segitu aja udah ngeluh gimana
lari maraton bisa mati dijalan kamu” ujar Anisa.
“Ga segitunya juga kali Nis” ujar
Christy.
“Eh kalian berdua mau pesen apa?”
tanya Felly.
“Ada menu apa aja sih?” tanya
Christy juga.
“Sebentar aku panggil pelayannya
dulu” ujar Felly.
“Excusez-moi, peut voi la liste
des menus? (Permisi, boleh lihat daftar menunya?)” ujar Felly memanggil salah
seorang pelayan cafe.
“s’il vous plaît, cette liste de
menus (Silahkan, ini daftar menunya)” jawab Pelayan itu.
“Ni Christy, Anisa kalian mau
pesen apa?” tanya Felly.
“Kamu pesen apa Fell?” tanya Anisa.
“Aku, Sandwich tuna sama Latte
aja” ujar Felly.
“Aku mau sandwich juga,
minumannya coklat panas aja deh” ujar Christy.
“Kamu pesen apa Nis? Disini ga
ada gorengan sama teh pait ya .. haha” ujar Christy meledek.
“Iyalah dikira di Jakarta, aku
samain aja sama kaya kamu” jawab Anisa.
“Udah itu aja?” tanya Felly.
“Iya udah cukup kalau kurang
pesen lagi .. hehe” ujar Christy.
“Notre message trois sandwiches
au thon, chocolat chaud au lait et deux (Kami pesan tiga Sandwich Tuna, latte
satu sama coklat panasnya dua)” ujar Felly kepada pelayan itu.
“Eh bien, s’il vous plaît
patienter un instant (Baik, mohon ditunggu sebentar yah)” jawab pelayan itu.
Sambil menunggu pesanan mereka
mengobrol-ngobrol.
“Fell itu apasih kok rame-rame
gitu orang pada lewat?” tanya Anisa.
“Oh itu ada festival gitu Nis” jawab
Felly.
“Festival apa tuh Fell?” tanya
Christy.
“Wah ga tau yah tepatnya apa, aku
ga pernah liat sih. Ya mirip-mirip sama karnaval gitu Christ, ada yang pake
baju ini itu pokonya aneh-aneh” ujar Felly.
“Wah berarti kostumnya unik-unik
ya Fell” ujar Anisa.
“Iya begitulah Nis” jawab Felly.
“Kesana yuk kita liat, siapa tau
aja aku dapet referensi buat bikin design” ujar Anisa.”
“Wah boleh juga tuh Fell, aku
juga pengen liat kamu juga belum pernah kan?” ujar Christy.
“Yaudah habis selesai sarapan
kita kesana” ujar Felly.
“Asik, yah Nis aku lupa ga bawa
kamera buat kita foto-foto” ujar Christy.
“Tenang aku bawa HP ko .. haha”
jawab Anisa.
“Wah kamu pinter, TOP banget”
ujar Christy.
“Idih kalian ga dimana-mana
foto-foto terus” ujar Felly.
“Mumpung kita di Paris Fell kapan
lagi ya Nis bener ga?” ujar Christy.
“Heeh” ujar Anisa sambil
mengangguk-angguk.
“Excusez-moi, les ordes trois
sandwichs au thon, un café au lait et deux chocolats chauds (Permisi, ini
pesanannya tiga tuna sandwich, satu latte dan dua coklat panas)” ujar seorang
pelayan yang membawakan pesanan mereka.
“merci (terima kasih)” jawab
mereka.
Setelah sarapan Anisa, Christy
dan Felly pergi melihat-lihat festival, acaranya tepat pukul 10.00 pagi tapi
sudah banyak orag yang hendak melihat acara tersebut. Karena jaraknya tidak
terlalu jauh mereka berjalan kaki dari cafe ketempat acara festival berlangsung
disebuah taman kota yang sudah didesain sesuai tema acara.
“Nis itu bagus loh bajunya lucu
ada akar-akar pohonya” ujar Christy.
“Nis .. eh Anisa mana?” ujar
Christy terkejut.
“Tuh didepan” jawab Felly yang
berdiri disamping Christy.
“Ih dasar bikin panik aja, aku
kira ilang dasar Nisa liat beginian paling semangat tuh dia” ujar Christy.
“Namanya juga orang design Christ
makanya semangatnya menggebu-gebu” ujar Felly.
Anisa dengan asiknya
melihat-lihat acara sampai-sampai dia tidak sadar kalau sudah terpisah dengan
teman-temannya.
“Aduh ..” ujar Anisa menyenggol
seseorang.
“Sorry” ujar Anisa.
“vous? (kamu?)” ujar orang itu
terkejut.
“il me semble vous avoir vu (Sepertinya
saya pernah ngeliat kamu deh)” ujar orang itu.
Anisa hanya terdiam sambil
terlihat bingung karena tidak mengerti apa yang orang itu bicarakan.
“Oh, Au moment où vous montez sur
mon pied dans l’avion (Oh, kamu yang waktu itu nginjek kaki saya sewaktu
dipesawat)” ujar orang itu.
“I’m sorry i don’t understan what
are you talking about? (Maaf saya ga ngerti apa yang kamu bicarakan?)” ujar
Anisa.
“Aduh Felly dimana lagi” ujar
Anisa sambil melihat-lihat sekitar mencari Felly.
“Hey kamu orang Indonesia?” tanya
orang itu.
“II .. Iya, kamu juga?” ujar
Anisa terkejut.
“Iya, wah pantesan muka kamu ga
begitu asing saya perhatikan” ujar orang itu.
“Hehe .. maaf tadi udah nyenggol
kamu” ujar Anisa.
“Iya ga apa-apa untung aja kamera
aku ga jatuh” ujar orang itu.
“Oia nama kamu siapa?” tanya
orang itu.
“Aku Anisa” jawab Anisa masih
sedikit gugup.
“Kenalin aku Dani, ga nyangka yah
bisa ketemu sama orang satu negara” sambil bersalaman dengan Anisa.
“Anisaaaa sini” teriak Christy
memanggil Anisa.
“Iya Christy sebentar aku kesana”
jawab Anisa.
“Wah, ii iitu siapa?” tanya Dani.
“Oh itu temen aku, dari Indonesia
juga” jawab Anisa.
“Nis .. !!” teriak Felly.
“Iya Fell aku kesitu” ujar Anisa.
“Yaudah aku kesana dulu yah, maaf
soal yang tadi” ujar Anisa lalu bergegas pergi.
“Eh sebentar Nis .. “ ujar Dani
memanggil Anisa tapi dia telah berlalu.
“Itu Felly, jadi dia temennya
Felly juga, berarti ...” ujar Dani.
Sementara itu Christy dan Felly
yang menunggu Anisa ditepi taman.
“Nis kamu ngobrol sama siapa
tadi?” tanya Christy.
“Oh siapa yah tadi namanya aku
lupa, baru kenal barusan ternyata dia orang Indonesia juga” jawab Anisa.
“Waduh perasaan banyak banget yah
orang Indonesia disini” ujar Christy.
“Yang mana sih? tadi aku ga begitu
jelas liatnya” tanya Felly.
“Ah yaudah deh, diceritain juga kalian
ga bakal tau. Yaudah sekarang kita mau kemana? Terus manggil aku ada apa?” ujar
Anisa.
“Kita pulang yuk, aku gerah ni
pengen mandi” jawab Christy.
“Yaudah deh, yuk kita pulang udah
mulai panas juga nih” ujar Anisa.
“Nanti sore kita lanjut aja
jalan-jalannya mumpung libur” ujar Felly.
“Oke siap bu Felly .. haha” ujar
Anisa dan Christy.
Merekapun bergegas pulang ke
apartemen, sementara itu Dani masih sibuk mencari Anisa kesana kemari.
“Woi Dan, lagi ngapain lu? Gue
cari-cari dari tadi ga ketemu-ketemu” ujar Adit menghampiri Dani.
“Gue lagi caricewek itu bro, tadi
gue liat dia ada disini” jawab Dani.
“Wah serius? Udah tau donk siapa
namanya? Tinggal dimana sama nomor Hpnya dapet?” tanya Adit lengkap.
“Justru itu, kalau nama gue udah
tau siapa namanya tapi alamat sama nomor Hpnya yang gue belum dapet, nah tapi
gue dapet sesuatu nih” ujar Dani.
“Sesuatu apa tuh? Kaya judul
lagunya Syahrini .. haha” ujar Adit.
“Beda kali, ternyata dia temennya
Felly bro” ujar Dani.
“Hah!! Temennya Felly? Karyawan
“Beauté la femme”?” tanya Adit terkejut.
“Iya bro, besok gue mau kesana
mau cari informasi lagi” ujar Dani.
“Gila .. bisa digebukin security
kalau lu kesana, apalagi identitas kita udah diblack list sama mereka” ujar
Adit.
“Ya gue ga bakalan masuk juga
kali, gue bakal nunggu didepan gedung sampai felly keluar” ujar Dani.
“Nekad bener ya lu” ujar Adit.
“Gue masih penasaran bro sama
dia, gue harus bisa tau lebih siapa dia” ujar Dani.
“Dia? Siapa tuh?” tanya Adit.
“Ya cewek itu lah, si cantik dan
juga indah” ujar Dani.
Part 7
“Pagi Anisa” sapa Angel kepada
Anisa yang baru datang.
“Pagi juga Njel” jawab Anisa
sambil menguap.
“Masih mangantuk Nis? Kamu kurang
tidur yah?” tanya Angel.
“Iya nih, kemarin aku sama Felly
dan Christy jalan-jalan sampai larut malam” jawab Anisa.
“Wah seru donk? Tapi efeknya kamu
jadi nagntuk kaya gitu” ujar Angel.
“Iya sih tapi ga apa-apa deh
mumpung kemarin libur jadi kita manfaatin buat hang out sekalian lebih mengenal
kota Paris .. hehe” jawab Anisa.
“Oia Nis, hari ini coba kamu
desain baju yah buat nanti photoshoot, biar aksesoris sama propertynya aku yang
desain” ujar Angel.
“Oh gitu oke deh, lagian aku juga
baru dapet inspirasi pas kemarin liat festival kota” ujar Anisa.
“Eh kamu ke acara festival? Ko
kita ga ketemu yah?” ujar Angel.
“Emang kamu kesana? Kalau aku kesana
sama Christy sama Felly juga” ujar Anisa.
“Iya aku sama pacar aku
kesananya, kalau aku tau kalian juga bakalan kesana kita janjian deh ketemu
disana” ujar Angel.
“Iya itu juga ngedadak Njel
tadinya kita lagi jogging pagi, ada festival karena penasaran akhirnya kita
liat, eh pacar kamu orang Prancis?” tanya Anisa.
“Oh gitu, bukan Nis orang
Indonesia juga ko” jawab Angel.
“Wah bener kata Christy banyak
banget orang Indonesia disini .. hehe´ujar Anisa.
“Ya begitulah Nis, udah yuk kita
kerja date linenya 3 hari baju harus udah selesai dijahit, konsepnya juga ya Nis nanti kamu jelasin” ujar
Angel.
“Oke siap, semangat!!” ujar
Anisa.
Sementara itu ditempat berlainan
dalam sebuah kantor yang terlihat ramai dan sibuk dengan aktifitas seluruh
pegawainya.
“Dan, kita dipanggil pa boss tuh”
ujar Adit kepada Dani yang sedang mengedit hasil fotonya.
“Ada apa ya?” tanya Dani.
“Ga tau tuh katanya ada diskusi
sebentar sama kita” jawab Adit.
“Yaudah kita kesana” ujar Dani
yang kemudian beranjak pergi menuju ruangan atasannya beserta Adit.
Sesampainya didepan ruangan
atasannya mereka, terlihat jelas didepan pintu “Manager’s Room”.
“excusez-moi (Permisi)” ujar Dani
sambil mengetuk pintu.
“entrer (Masuk)” jawab orang
didalamnya.
“vous, s’il vous plait s’asseoir (Eh
kalian, ayo duduk)” ujar orang itu.
“bon monsieur du matin, vous nous
appelez? (Selamat pagi pak, anda memanggil kami?)” ujar Dani.
“Oui (Iya) Dani, Adit, kita
diskusi sebentar ya kalian lagi ga sibuk kan?” tanya orang itu.
“Ga pak, ga terlalu sibuk juga
sih” jawab Adit.
“Oia Dan gimana hasil foto
shootnya? Boleh saya liat?” tanya orang itu kepada Dani.
“Sudah pak sekarang sedang saya
edit untuk komparasi warna serta efeknya, nanti kalau sudah selesai saya
perlihatkan ke bapak” ujar Dani.
“Oke kalau begitu saya tunggu
secepatnya ya” ujar pak manager.
“Baik pak” jawab Dani.
“Kamu Dit gimana strategi
pemasaran kita bulan ini? Udah kamu cek majalah “Beauté la femme”? kita compare
aja sama fitur mereka jangan sampai kita kedahuluan start” ujar orang itu.
“Baik pak rencananya memang hari
ini saya mau ketoko buku sekalian hunting majalah mereka” jawab Adit.
“Siap kalau gitu, nanti kamu
analisa aja kedepannya konsep mereka seperti apa? Memang saya akui startegi
market mereka memang hebat, tim marketingnya memang kompeten semua, maka dari
itu kita ga boleh kalah” ujar orang itu.
“Baik pak saya beserta tim akan
berusaha maksimal” ujar Adit.
“Cuma mereka sainagn kita,
terlebih setelah dipegang sama Cherly perusahaan mereka semakin berkembang saya
akui dia memang pintar tapi kita jauh lebih licik dari mereka” ujar orang itu
beranjak dari tempat duduknya sambil menatap kearah kaca luar.
“Saya percaya kalian berdua punya
kompetensi, karena itu maksimalkan potensi kalian” ujar orang itu kearah Dani
dan Adit.
“Baik pak terimakasih kami akan
berusaha” jawab Adit dan Dani.
“Baiklah kalau begitu, silahkan
lanjutkan pekerjaan kalian masing-masing” ujar orang itu.
“Kalau begitu kami permisi pak,
selamat pagi” ujar Dani dan Adit.
Merekapun keluar dari ruangan
atasannya.
“Aduh .. gila bener, ga tau
kenapa gue suka agak merinding kalau ngobrol sama tuh manager”ujar Dani sambil
duduk dibangku kerjanya.
“Tau sendiri Dan dia itu
ambisius, bener apa yang dia bilang dia itu licik dia bakal ngelakuain cara
apapun buat ngejatuhin “Beauté la femme”” ujar Adit.
“Tapi yang gue perhatiin kenapa
ya Dit, gue analisa sih ini bukan cuma sekedar persaingan ekonomi tapi kayanya
ada kaitannya sama masalah pribadi deh” ungkap Dani.
“Maksud lu?” tanya Adit.
“Lu perhatiin deh setiap si bos
ngomongin “Beauté la femme” apalagi sampai dia sebut-sebut nama Cherly raut
mukanya berubah, kaya benci banget tuh sama yang namanya Cherly” ungkap Dani.
“Apa mungkin ya mereka punya
keterkaitan sebelumnya?” tanya Adit.
“Wah ga tau juga sih, kalau bener
ada itu urusan mereka gue sih bodo amat yang penting gue kerja terus digaji ..
haha” ujar Dani.
“Haha .. bener juga bro biarin
aja jadi urusan mereka, eh lu sibuk ga? Kalau ga anter gue ke toko buku yuk mau
hunting majalah “Beauté la femme” nih, takut keburu habis tau sendiri penjualan
mereka kaya gimana” ujar Adit.
“Sebentar deh 10 menit lagi, gue
beresin editan foto dulu habis itu baru gue anter” ujar Dani.
“Eh sekalian kita ke kantor
“Beauté la femme” yuk, gue penasaran nih sama tuh cewek. Pokonya hari ini gue
harus ketemu Felly buat dapet informasi tuh cewek siapa” ujar Dani.
“Ya ampun masih kepikiran aja lu
sama tuh cewek?” tanya Adit.
“Iyalah Dit kepikiran banget,
temenin gue ya kita kesana pas jam makan siang aja, sehabis lu hunting majalah,
gimana?” ujar Dani.
“Yaudah oke sip, tuh ngedit
jangan lama-lama ya” ujar Adit.
“Wah ini baru temen gue, Iya
bawel lu” jawab Dani.
(Dikantor “Beauté la femme”)
“Anisaaaaa” teriak Christy
menghampiri Anisa diruangannya.
“Eh kenapa kamu? Ganggu orang
aja” jawab Anisa.
“Ih kamu ko gitu, eh kamu lagi
sibuk ga?” tanya Christy.
“Kamu ga liat aku lagi sibuk nih
banyak kerjaan” ujar Anisa.
“Aihh apaan kamu malah twitteran”
ujar Christy.
“Haha .. iya sibuk twitteran maksudnya
wee” ledek Anisa.
“Nis aku disuruh ketoko buku nih
buat ngedata penjualan majalah kita gimana, soalnya datanya mau aku input buat
Data marketing” ujar Christy.
“Terus kenapa bilangnya sama
aku?” tanya Anisa.
“Ya .. maksud aku anter yuk
..hihi” ujar Christy sambil membelai-belai rambut Anisa.
“Walah udah ketauan bakal bilang
kaya gitu” ujar Anisa.
“Iya, yuk Anisa Rahma yang cantik
jelita” rayu Christy.
“Christ kalau kamu ajak aku sama
aja dengan boong, pertama aku ga tau tokobuku deket sini, kedua aku ga bisa
bahasa Prancis, percuma kan? Mending kamu ajak temen sedivisi kamu aja” ujar
Anisa.
“Yah Anisa ... mereka juga pada
sibuk Nis, tolongin aku lah masa kamu tega sama princess kaya aku jalan
sendirian dipinggir jalan terus kalau aku digodaiin cowok-cowok genit gimana,
terus aku diculik gimana, terus aku dijual gimana, terus ..” ujar Christy
bawel.
“STOP!! Idih lebaynya akut” ujar
Anisa.
“Yaudah Nis aku anter kalian,
gimana mau?” ujar Angel.
“Tuh kan bener, ih Angel kamu
bener-bener yah hati kamu sesuai dengan nama kamu kaya malaikat, ga kaya si
cewek Bandung itu tuh” ujar Christy.
“Aku maksudnya? Ii dasar tadi aja
ngerengek-rengek minta anter aku” ujar Anisa sambil mencubit pipinya Christy.
“Yaudah mau berangkat sekarang?
Kita udah ga ada kerjaan juga kan Nis, jadi kita izin aja sebentar alasannya
cari data buat kamu training aja” ujar Angel.
“Wah bener tuh Nis, tumben kamu
Njel ..” ujar Christy.
“Tumben apa?” ujar Angel.
“Tumben tumben .. ya tumben aja
.. hehe” ujar Christy.
“Tumben ga lemot .. haha” ujar
Christy dalam hati.
“Yaudah yuk kebasement aku siapin
mobil dulu” ujar Angel.
“Wah pake mobil, akhirnya si
princess ini ga jadi jalan kaki berpanas-panas dengan teriknya matahari” ujar
Christy.
“Idih .. geli aku dengernya” ujar
Anisa.
“Biar Napa Nis, sirik aja kalau
aku cantik kaya princess .. haha” ujar Christy.
Akhirnya mereka bergegas pergi,
Anisa, Christy serta Angel.
“Gila Dan udah 5 toko buku kita
datengin tuh majalah udah habis, parah bener gue cape nih kaki gue kaya mau
remuk tulangnya” ujar Adit.
“Remuk lu kira kerupuk, haha”
ujar Dani.
“Tuh di depan masih ada satu toko
buku lagi mau datengin ga?” tanya dani.
“Yaudah deh yuk jalan” ujar Adit.
Sesampainya ditoko buku tersebut.
“Nah akhirnya dapet juga pas
banget tinggal satu” ujar Adit langsung mengambil majalah itu.
“Eh” Adit terkejut, karena saat
dia mengambil majalah tersebut berbarengan dengan seseorang yang hendak
mengambil majalah itu juga.
“Je m’excuse d’abord qui vaulent
acheter ce magazine (Maaf saya duluan yang mau beli majalah ini)” ujar Adit.
“Waduh ngomong apa lagi ni orang”
gerutu Christy sambil terus memegangi buku itu.
“Wah orang Indonesia ternyata”
ujar Adit dalam hati.
“Eh, maaf saya duluan yang mau
beli majalah ini” ujar Adit.
“Waduh, bisa bahasa Indonesia
juga ternyata. Maaf mas saya duluan ya, ga liat apa ni saya udah mau ambil
duluan, situ aja yang main rebut” ujar Christy ketus.
“Apa ngerebut? Eh maaf yah kalau
lu ngomong jangan sembarangan, lu juga ga liat apa gue duluan kali yang ngambil
ni majalah” ujar Adit sedikit kesal.
“Waduh kenapa situ yang sewot,
jelas-jelas gue duluan yang ngambil ga malu apa nyolot gitu sama cewek” ujar
Christy.
“Nah lu juga ngapain ngomong
sembarangan, siapa juga yang mau ngerebut dasar cewek rese” ujar Adit.
“Eh apaan? Rese? Lw kali sama cewek
ga mau ngalah” ujar Christy.
“Eh eh ada apa sih ini?” ujar
Dani yang tiba-tiba menghampiri Adit.
“Ni cewek Dan, main rebut aja
majalah yang udah gue ambil” ujar Adit.
“Hah .. ka kamu!!” ujar Dani
terkejut.
“Nah lo, lu kenal dia Dan?” tanya
Adit.
“Ngg ngga Dit” jawab Dani.
“Terus kenapa kagetb segala?”
ujar Adit.
“Mas tolong kasih tau temennya
jangan kasar sama cewek” ujar Christy ketus.
“Maaf ..” jawab Dani.
“Christy udah dapet majalahnya?”
Anisa menghampiri.
“Eh kamu?” ujar Anisa terkejut
melihat Dani.
“Kamu yang waktu itu difestival
kan?” tanya Dani balik.
“Iya, ko bisa ada disini” ujar
Anisa.
”Nis kamu kenal dia?” tanya
Christy.
“Ini yang waktu aku bilang itu
Christ, orang yang ngobrol sama aku waktu difestival” ujar Anisa.
“Oh jadi dia temennya si cowok
rese itu” ujar Christy.
“Apa lu bilang? Lu kali yang
rese” ujar Adit kesal.
“Sebentar-sebentar, ada apa nih?
Ko kalian bisa ribut-ribut gini” ujar Anisa.
“Jadi gini Nis ...” Christy
menjelaskan kronologinya.
Selesai ...
“Oh gitu ..” ujar Anisa.
“Waduh berlebihan tuh, gue ga
terima” ujar Adit.
“Udah lah Dit, ngalah aja napa
sama perempuan” ujar Dani.
“Ga bisa gitu kali Dan, kita udah
keliling-keliling nyari ini majalah masa dibiarin gitu aja” ujar Adit.
“Tuh denger apa kata temen lu,
nagalah sama cewek” ujar Christy sambil merebut majalah yang sedang Adit
pegang.
“Eh ..” Adit terkejut.
“Udah, udah nanti gue bantu cari
lagi” ujar Dani menahan Adit yang terlihat kesal.
“Oia kamu Anisa kan? Masih inget
aku? Nama aku Dani” ujar Dani.
“Hehe .. maaf aku lupa nama kamu,
tapi ga apa-apa deh kenalan sekali lagi Aku Anisa, nah kalau ini Christy temen
aku juga” ujar Anisa.
“Ha hai, kenalin nama aku Dani”
ujar Dani mengajak bersalaman dengan Christy.
“Christy” jawab Christy dengan
jutek.
“Dit kenalan ga sama mereka?”
tanya Dani kepada Adit.
“Ga usah, cabut yuk gue bete
disini” ujar Adit yang terlihat masih kesal.
“Yeay lagian siapa juga yang mau
kenalan sama lu” ujar Christy.
“Idih siapa juga yang mau” balas
Adit.
“Udah Dan cabut males gue disini”
ujar Adit sambil beranjak pergi menarik tangan Dani.
“Eh sebentar, oia Anisa boleh
minta nomor HP kamu” ujar Dani.
“Eh buat apa?” tanya Anisa
bingung.
“Ya .. minta aja deh .. hehe”
ujar Dani gugup.
“Yaudah ni ..” jawab Anisa.
“Nanti aku sms kamu yah Nis” ujar
Dani.
Dani pun menyimpan nomor Anisa di
Hpnya, setelah itu mereka berpamitan pergi. Tak lama Angel datang menghampiri
Anisa dan Christy.
“Hey udah dapet majalahnya?”
tanya Angel.
“Udah donk, meskipun harus
berebut dulu sama mereka” ujar Christy.
“Mereka? siapa?” tanya Angel.
“Tuh ..” tunjuk Christy kepada
Dani dan Adit yang baru saja keluar pintu toko.
“Nah, eh aku kaya kenal mereka
yah” ujar Angel.
“Kamu kenal Njel?” tanya Anisa.
“Kayanya sih, siapa nama mereka?”
tanya balik Angel.
“Dani sama Adit” jawab Anisa.
“Dani? Adit? Wah aku ga kenal ..
hehe” ujar Angel.
“Katanya kenal .. huu” ujar
Christy.
“Iya Christ aku ga kenal, tapi
muka mereka ko ga asing banget yah” ujar Angel berfikir sejenak.
“Yaudah deh ga usah difikirin,
mendingan kita balik lagi kekantor” ujar Anisa.
“Eh Njel data penjualannya udah
dapet?” tanya Christy.
“Udah nih, seharusnya kan itu
tugas kamu kenapa jadi aku yang tanya” ujar Angel.
“Ya kan cuma kamu yang bisa
bahasa Prancis disini, masa aku sama Anisa yang tanya .. hehe” ujar Christy.
“Iyalah aku yang tanya tapi
kalian malah ngilang dasar” ujar Angel.
“Iya iya maaf” ujar Christy dan
Anisa.
“Yaudah yuk kita balik” ujar
Angel.
Sementara itu diluar.
“Ah Dan kenapa sih lu belain tuh
cewek-cewek, sekarang kita jadi harus cari lagi deh tuh majalah udah tau susah
banget ngedapetin tuh majalah sekalinya ada lu biarin diambil gitu aja sama
orang” gerutu Adit kesal.
“Ya bukan gitu juga kali Dit,
coba ngalah aja sama perempuan masa lu ga malu berantem sama perempuan cuma
gara-gara masalah gitu malu kali” ujar Dani.
“Ah ga asik lu” ujar Adit.
“Yaudah selau aja kali gue
temenin lu nyari lagi tuh majalah” ujar Dani.
“Nyari kemana lagi? belum ntar
siang nganter lu nemuin si Felly di “Beauté la femme” tambah cape deh gue” ujar
Adit.
“Ga usah kesana lagi Dit” ujar
Dani sambil tersenyum.
“Ga usah? Kenapa?” tanya Adit
sedikit heran.
“Iya serius ga usah, orang udah
ketemu ko sama dia” ujar Dani.
“Maksud lu? Sumpah gue ga ngerti
Dan” ujar Adit.
“Tuh cewek tadi yang ditoko buku,
itu cewek yang gue maksud temennya Felly” ujar Dani.
“AH, yang bener ko bisa mereka??
Cewek-cewek rese itu?” ujar Adit terkejut.
“Ga rese kali Dit, lunya aja
lebay!” ujar Dani.
“Emang iya kali mereka rese, yang
mana Dan? Ko beda sih sama yang di foto” ujar Adit.
“Masa sih beda? Lu mau tau aja ..
haha” ujar Dani.
“Iyalah lu fotonya dari jauh gitu
mana jelas gue liat mukanya” ujar Adit.
“Haha lu penasaran” ujar Dani.
“Oia Dan, mereka itu ko bisa
temenan sama Felly? Apa jangan-jangan mereka itu karyawan “Beauté la femme”
ya?” tanya Adit.
“Wah ga tau juga Dit” ujar Dani.
“Apa mereka cuma temen biasa aja
sama Felly. Tapi kalau misalkan bener karyawan “Beauté la femme” gawat juga tuh,
bisa ga bakal akur lu berdua .. haha” ledek Adit.
“Wah jangan sampai deh, bisa ga
lancar usaha gue deketin dia” ujar Dani.
“Dia? Eh yang mana? Serius ih
pelit nih ga mau ngasih tau” tanya Adit semakin penasaran.
“Serius mau tau? Tapi jangan
kaget ya?” ujar Dani.
“Iya, selau aja kali” ujar Adit.
“Tuh yang tadi rebutan majalah
sama lu” ungkap Dani.
“Hah .. cewe rese itu, gila lu cewek
kaya gitu lu sukain. Lu udah ga waras Dan!” ungkap Adit terkejut.
“Biasa aja kali, tuh kan gue
bilang lu pasti kaget” ujar Dani.
“Ya ga dia juga kali Dan, gue
kira yang rambutnya item itu” ujar Adit.
“Anisa? Wah bukan Dit tapi
temennya itu” ujar Dani.
“Nah lu kenapa malah minta
nomernya si Anisa?” tanya Adit.
“Gue gugup Dit, apalagi liat muka
juteknya itu sumpah tadi gue down udah kebayang aja situasi lagi kaya gitu gue
malah minta nomornya dia, bisa digampar gue. Makanya gue minta nomor si Anisa
supaya nanti gue bisa tanya nomor Hp temennya lewat Anisa” ujar Dani.
“Iyalah cewek galak gitu lu minta
nomor HP malah dikasih tabokan kali .. haha, Eh siapa sih tadi namanya?” tanya
Adit.
“Namanya Christy, cantik kan?
Namanya juga indah seindah orangnya” ungkap Dani sambil tersipu-sipu.
“Terserah lu dah, gue bingung
sama jalan pikiran lu” ujar Adit.
Part 8
“Aduh cape banget” ujar Christy
langsung duduk disofa sehabis pulang kerja.
“Iya Christ aku juga cape banget,
tadi ngedesain bareng Angel sampe sore” ujar Anisa juga.
“Kalian sibuk amat kayanya” ujar
Felly sambil menuangkan air putih kedalam gelas.
“Huh bukannya sibuk lagi,
meskipun status kita training tapi kerasa banget kerjanya” ujar Anisa.
“Betul Nis” ujar Christy juga.
“Yaudah siapa duluan nih yang mau
mandi? Nanti habis itu bantuin aku siapin makan malam yah” ujar Felly.
“Aku duluan deh yang mandi gerah
banget nih, kalau soal masak Christy tuh jagonya Fell” jawab Anisa.
“Oia? Serius Christ kamu jago
masak?” tanya Felly.
“Wahaha iya donk, aku kan dapet bakat
dari mamah aku” jawab Christy sombong.
“Wah kebetulan donk, kamu masakin
buat kita yah” ujar Felly.
“Oke siap” jawab Christy dengan
penuh semangat.
“Yaudah kamu mandiduluan Nis,
habis itu aku” ujar Christy.
“Iya .. “ jawab Anisa.
“Jangan lama-lama Nis” ujar
Christy.
“Iya ..” jawab Anisa.
“Mandinya pake air Nis” ujar
Christy.
“Iyalah .. bawel ih” gerutu
Anisa.
“Hahaha ..” Christy dan Felly
tertawa.
Sehabis Anisa mandi, Christy dan
juga Felly mereka bertiga saling membantu membuat menu masakan untuk makan
malam. Christy begitu cekatan dan pandai dalam memasak sehingga Anisa dan Felly
hanya terdiam sambil mengamati Christy memasak hingga selesai.
“Ini sih judulnya bukan masak
bertiga, aku doang yang masakin buat kalian” ujar Christy sambil menaruh
masakan dimeja makan.
“Haha .. habisnya kita ga mau
ganggu kamu Christ lagi serius gitu masaknya” ujar Anisa.
“Iya kita mau bantu takutnya
malah ngeganggu kamu lagi” ujar Felly.
“Seengganya bantuin apa kek,
potong ini lah, cuciin itu lah eh ini malah bengong sambil ngeliatin aku, pegen
aku jejelin cabe deh ke mulut kalian tadi” gerutu Christy.
“Kita terpukau ngeliat chef
Christy lagi demo masak” ujar Anisa.
“Demo masak .. ada-ada aja kamu
Nis, bukan demo tapi atraksi” ujar Felly.
“Atraksi dikira aku pemain sirkus
..” ujar Christy.
“iya-iya lain kali kita bantuin,
sekarang makan aja yuk” ujar Anisa.
“Kita bantuin ngeliatin lagi ya
Nis .. haha” ledek Felly.
“Iya Fell, kan ada chef Christy
jadi kita ga usah repot-repot” ujar Anisa.
“Ah dasar kalian udah makan-makan
cepetan” ujar Christy.
Ketika hendak makan bel berbunyi.
“Teng Tong” suara bel.
“Eh ada siapa tuh?” tanya Anisa.
“Wah ga tau nih, sebentar aku
liat” ujar Felly yang beranjak melihat kedepan pintu.
Tak lama kemudian.
“Hai ..” ujar Angel.
“Aiih kamu Njel, Wah aku kirain
siapa taunya kamu” ujar Anisa.
“Iya pas aku liat kedepan taunya
sicadel nongol” ujar Felly.
“Ahh Felly ..” ujar Angel.
“Wah kalian lagi pada makan malam
ni? Tadinya aku mau ngajak kalian makan diluar” ujar Angel.
“Iya nih, baru aja mau makan.
Yaudah kamu makan bareng kita aja Njel” ujar Felly.
“Wah serius nih?” tanya Angel.
“Iya makan bareng kita aja, jadi
seru rame-rame” ujar Anisa.
“Wah asik donk, kebetulan banget
aku jadi ga usah cari makanan diluar” ujar Angel sambil duduk disebelah Felly.
“Ini masakan siapa enak banget
kayanya?” tanya Angel.
“Tuh, special masakannya chef
Christy ..” ujar Anisa.
“Wah Christy kamu jago masak
ternyata, aku bakal sering-sering mampir ah kesini” ujar Angel.
“Wahaha iya donk, bakat terpendam
aku nih. Wah boleh aja asal bantuin masaknya aja jangan kaya mereka tuh berdua
bantuin liat aja” gerutu Christy.
“Aku bantuin makannya aja deh
Christ ..” ujar Angel.
“Yah samanya aja kaya mereka”
ujar Christy dengan wajah juteknya.
“Hahaha ..” semuanya tertawa.
Akhirnya mereka berempat makan
malam bersama dengan masakan yang Christy spesial malam itu. Setelah selesai
mereka berbincang bincang diruang TV sambil menonton acara televisi.
“Wah kenyang” ujar Anisa lalu
menyalakan TV.
“Christy masakan kamu enak” ujar
Angel.
“Iya Christ, udah lama juga ga
makan masakan Indonesia. Kenapa ga bilang kalau kamu bisa masak kan dari
kemaren-kemaren bisa kamu masakin buat kita yah” ujar Felly.
“Yah kalian ga bilang sih, kan
aku udah bilang aku berbakat .. haha” ujar Christy memuji diri sendiri.
HP Anisa berbunyi ada pesan
singkat masuk.
“Malam Anisa, maaf ganggu ni aku
Dani yang tadi ketemu ditoko buku, kamu masih ingat?” isi pesan teks yang
masuk.
Anisa berfikir sejenak.
“Oia, yang tadi siang yah. Maaf
ada apa yah?” tanya balik Anisa di SMS.
SMS berlanjut basa-basi
kesana-kemari dari Dani dan akhirnya selesai.
“Serius amat Nis, SMSan sama
siapa?” tanya Felly.
“Itu loh Fell, cowok yang tadi siang
ketemu sama aku, Christy dan Angel pas waktu kita lagi ditoko buku” jawab
Anisa.
“Cowok? Kalian kenalan sama orang
sini?” tanya Felly.
“Bukan Fell orang Indonesia juga,
jadi ceritanya gini ..” jawab Anisa sambil menceritakan kepada Felly kejadian
tadi siang.
“Oh gitu, seru donk yah dari
berantem sekarang malah SMSan” ujar Felly.
“Eh Christy kamu ditanyain Dani
tuh, cowok yang tadi siang ketemu kita ditoko buku” ujar Anisa kepada Christy
yang baru kembali dari dapur membawa segelas air.
“Cowok? Yang tadi berantem sama
aku yang rebutan majalah bukan?” tanya Christy.
“Bukan Christ, temennya lagi yang
misahin kamu terus yang minta nomer aku” jawab Anisa.
“Oh itu, iya aku inget. Eh ko bisa nanyain akunya lewat
kamu?” ujar Christy.
“Tadi kita SMSan terus
ujung-ujungnya nanyain kamu, minta nomer HP kamu juga lagi” ujar Anisa.
“Wah terus kamu kasih nomer aku?”
tanya Christy.
“Ngga sih, aku izin kamu dulu lah
boleh apa ngga” jawab Anisa.
“Bagus-bagus kamu pinter Nis”
ujar Christy.
“Jadi boleh ga?” tanya Anisa.
“GAK BOLEH, jangan sebarin nomer
aku keorang yang ga jelas OKAY” ujar Christy.
“Wahh .. kaya Artis aja gaya kamu
Christ haha” ujar Anisa.
“Biarin lah, orang kaya mereka
ngapain temenan sama aku idih ga banget, kelakuan temennya aja kaya gitu ya
pastinya si Dani itu ga jauh beda” ujar Christy.
“Eh kenapa tadi siang ga minta
langsung nomer HP Christy aja yah?” tanya Felly.
“Tadi sih dia bilang ga enak,
soalnya suasananya lagi ga memungkinkan. Lagian juga Christy tadi lagi
marah-marah” jawab Anisa.
“Wah bener banget tuh Nis, kalau
dia minta langsung sama aku bakal aku marahin dan pastinya ga bakal aku kasih
nomor HP aku .. haha” ujar Christy.
“Kamu galak juga yah ternyata”
ujar Felly.
“Eh kalian ngobrol apa?” tanya
Angel yang baru saja melepas ear phone dari telinganya.
“Makanya orang ngobrol jangan
keasikan dengerin musik melulu” ujar Felly.
“Ih aku ga tau kalian ngobrolin
apa, makanya aku tanya” ujar Angel.
“Gini Njel ..” ungkap Anisa
menceritakan kembali.
“Oh gitu, wah aku ga tau sih
cowoknya yang mana, tapi kayanya dia suka deh sama Christy” ujar Angel.
“Bisa jadi Njel, dari tadi SMSan
sama ku juga nanyainnya Christy melulu” ujar Anisa.
“Yaudah lah ga usah bahas itu
melulu, ngobrolin yang lain aja” ujar Chrsty.
“Eh semua, aku balik ke kamar aku
lagi yah. Kekenyangan bikin ngantuk jadinya” ujar Angel sambil beranjak dari
tempat duduknya.
“Ih nginep disini aja Njel, kamar
kamu deket ini ko sama kamar kita” ujar Felly.
“Makasih Fell, ga enak ah aku
ngerepotin tadi udah numpang makan juga makasih banget” ujar Angel.
“Yaudah deh kalau gitu” ujar
Felly.
“Semuanya aku pamit yah, makasih
juga buat jamuannya” ujar Angel berpamitan dengan Christy dan Anisa.
“Iya Njel, besok kita makan
bareng lagi” ujar Anisa.
“Tapi bantuin masak yah” ujar
Christy menambahkan.
“Haha iya iya, yaudah semua
sampai ketemu besok yah dikantor, “bonsoir” (selamat malam semua)” ujar Angel
berpamitan kemudian pergi.
“Hoaaam aku juga mulai ngantuk Nis,
bobo yuk Nis” ujar Christy.
“Duluan aja aku mau nonton TV
dulu sebentar” jawab Anisa.
“Idih kaya ngerti aja bahasa
Prancis juga acara TVnya” ujar Christy.
“Ga apa-apa Christ, lagian aku
belum ngantuk juga” jawab Anisa.
“Fell kamu juga belum mau tidur?”
tanya Christy.
“Iya, kamu duluan aja Christ”
jawab Felly.
Yaudah aku duluan yah ngantuk
banget nih” ujar Christy yang kemudian bergegas kekamar tidurnya.
Selang beberapa lama Anisa dan
Felly juga akhirnya beristirahat setelah aktivitas yang cukup melelahkan hari
ini dan bersiap kembali untuk hari esok.
Keesokan Harinya.
“Dan mau kemana?” tanya Adit.
“Mau photoshoot bro, kenapa? Mau
ikut?” ujar Dani.
“Pengen sih sebenernya tapi gue
banyak kerjaan nih” jawab Adit.
“Yah padahal sekarang giliran gue
photoshoot Maria loh, mantep ..” ujar Dani.
“Waduh .. sial-sial padahal udah
gue tunggu-tunggu tuh pas giliran dia” ujar Adit sedikit kecewa.
“Kasian .. haha, yaudah nanti gue
kasih liat hasil fotonya” ujar Dani.
“Tetep beda bro ga kaya pas liat
aslinya” ujar Adit.
“Yaudah belum rejeki lu kali”
ujar Dani.
“Pagi Dan, Dit sibuk apa hari
ini?” tanya Pak Manager yang baru saja tiba dikantor.
“Pagi pak, ni saya mau photoshoot
dulu” jawab Dani.
“Pagi juga pak, saya mau ngedata
grafik penjualan pak sama ada meeting sama divisi marketing” jawab Adit.
“Oh gitu, yaudah selamat bekerja
ya” ujar Pak Manager.
“Baik Pak terimakasih” jawab Dani
dan Adit.
“Yaudah Dit gue cabut dulu ya,
nanti ada yang mau gue obrolin” ujar Dani.
“Obrolin apa nih?” tanya Adit.
“Biasa cewek kemarin .. hehe”
jawab Dani.
“Yaelah kirain apa, yaudah nanti
gue BBM lu kalau gue udah selesai meeting ya” ujar Adit.
“Sip bro, gue cabut dulu si Maria
udah menunggu” ujar Dani.
“Fotonya jangan lupa” teriak
Adit.
Sementara itu.
“Ange, les vêtements sont si (Angel,
ini pakaiannya udah jadi)” ujar salah seorang karyawan.
“Merci (Terimakasih)” jawab
Angel.
“Nis baju design kamu udah jadi
nih, yuk kita anterin ke bagian property sama kostum, draf konsepnya udah kamu buat
kan?” tanya Angel.
“Oh gitu langsung dikasiin
bajunya, Udah Njel udah beres tinggal kita serahin ke photograpernya aja” jawab
Anisa.
“Wah Njel rame banget,
photograpernya banyak juga” ujar Anisa setibanya dilokasi pemotretan.
“Iya memang gini Nis, modelnya
juga banyak. Eh sebentar ya aku nyerahin konsep sama kostumnya dulu” ujar Angel
lalu bergegas meninggalkan Anisa.
“Jangan lama-lama Njel” teriak
Anisa.
“Hey Anisa lagingapain?” tanya
Kezia sedikit mengagetkan Anisa.
“Eh kamu, ngagetin aja aku kira
siapa” jawab Anisa.
“Wah maaf kalau gitu, habisnya
kamu bengong sendirian disini ..hehe” jawab Kezia.
“Iya niha aku lagi nungguin
Angel, dia lagi serahin konsep sama kostum buat photoshoot” ungkap Anisa.
“Oh gitu, aku kira kamu ngapain
sendirian disini makanya aku samperin kamu” ujar Kezia.
“Kez kamu cantik banget, dressnya
elegan tapi keliatannya ga ribet yah dipakenya” ujar Anisa.
“Wah makasih, iya sih simple tapi
tetep elegan yah” ujar Kezia.
“Kamu udah selesai
photoshootnya?” tanya Anisa.
“Belum sih, break aja dulu
sebentar” jawab Kezia.
“Nis ..” sapa Angel.
“Eh ada Kezia, kamu ga
photoshoot?” tanya Angel.
“Hai Njel, lagi break dulu
sebentar. Kamu habis nyerahin kostum kata Anisa barusan” ujar Kezia.
”Iya Nih, itu kostum design Anisa
loh” ujar Angel.
“Wah pastinya keren aku jadi
penasaran, ya ga Nis?” ujar Kezia.
“Ah biasa aja ko” jawab Anisa
sambil tersenyum.
“Oia Njel kostumnya Anisa siapa
nanti yang pake?” tanya Kezia.
“Steffy sama Ryn, kan konsep
temanya Beauty of Asian” jawab Angel.
“Oh cocok sih memang wajah mereka
mendukung” ujar Kezia.
“Waduh pada ngumpul disini” ujar
Felly tiba-tiba datang.
“Haii Felly” ujar Kezia.
“hai Kez, eh ini pada ngapain
bukannya kerja?” tanya Felly.
“Ni juga lagi kerja Fell, kita
habis nyerahin kostum buat photoshoot” jawab Angel.
“Oh gitu” jawab Felly.
“Kamu lagingapain Fell?” tanya
Anisa.
“Aku habis ambil berkas nih”
jawab Felly.
“Santai dulu lah kalian disini,
sekalian kita ngobrol sebentar” ujar Kezia.
“Yaudah lagian aku juga cape dari
tadi jalan-jalan melulu” ujar Felly.
“Ah sial tuh model ngeselin!!”
keluh seseorang sambil melempar tasnya keatas kursi.
“Wah kenapa lagi Gi?” tanya
Kezia.
“Tuh si model manja kebanyakan
request, ngikutin konsep gue aja susah banget maunya apasih tuh orang” gerutu
Gigi.
“Siapa tuh Fell?” bisik Anisa
kepada Felly.
“Itu Gigi photograper kita” jawab
Felly.
“Kenapa lagi sih dia Gi?” tanya
Angel.
“Biasa Njel segala ga mau,
pengennya keinginan sendiri melulu” gerutu Gigi.
“Ko gitu sih, konsepnya udah kamu
kasih tau?” tanya Angel.
“Udah dari awal Njel, tapi serba
ga mau jadi susah gue ngaturnya” ujar Gigi.
“Siapa emangnya?” tanya Anisa
penasaran.
“Itu Nis, si cantik Auryn ..
haha” jawab Angel.
“Oh yang tinggi putih itu yah”
ujar Anisa.
“Yah udah biasa kalau dia sih, ya
ga Kez?” ujar Felly.
“Waduh aku no comment deh ..
hehe” ujar Kezia.
“Gi ..” sapa seseorang yang baru
datang.
“Apaan? Gue lagi bete kalau lu
mau nyuruh gue balik buat photoshoot gue ga mau” ujar Gigi.
“Please Gi
ayo donk ga biasanya kamu gitu” ujar Dimas.
“Sorry
Dim, gue udah ga mood. Kalau mau lu aja deh yang foto dia” jawab Gigi.
“Bukannya
gitu Gi, bisa aja aku yang handle semua tapi kan ini udah kerjaan kamu juga
masa semua aku yang harus kerjain, kita dikejar date line Gi” ujar Dimas.
“Udah
sekarang kamu ikutin aja maunya dia, sambil sedikit kamu arahin” ujar Kezia.
“Ga
segampang itu Kez, lu pasti tau deh si Ryn itu kaya gimana wataknya. Kenapa
juga mesti gue yang handle semua pemotretan dia, mending gue foto lu atau siapa
kek model yang lain asal jangan si Auryn itu” ungkap Gigi.
“Maklumi
dulu aja Gi, toh ga cuma kamu yang kesel sama dia” ujar Dimas.
“Nih
kostum apaan sih, gue ga mau pake!!” teriak Auryn sambil melemparkan kostum
untuk pemotretan.
“Tuh liat
sendirikan kelakuannya gitu” ujar Gigi.
“Nis itu kan
baju yang kamu design” ujar Angel.
Seketika
Gigi menghampiri Ryn yang baru saja melempar kostum pemotretannya itu.
“Heh
model manja, maksud lu apa? Lu ga ngehargain apa usaha yang udah ngedesign ini
baju” ujar Gigi sambil memungut baju yang tergeletak dilantai.
“Suka-suka
gue donk, gue ga suka ngapain juga gue harus pake” ujar Ryn.
“Lu
kebangetan ya” ujar Gigi yang semakin geram.
“Udah Gi
sabar” ujar Dimas mencoba melerai.
“Ga bisa
gitu Dim, gue udah coba sabar tapi ini orang makin ngelunjak” ujar Gigi.
“Udahlah
Ryn, aku suka ko designnya” ujar Steffy menghampiri.
“Idih,
norak gitu kamu bilang suka” ujar Auryn.
“Hey ga
suka ga usah ngatain itu hasil kerja keras aku sama Nisa, tolong deh kamu
hargai” ujar Angel.
“Oh jadi
buatan kalian, pantes ga banget kuno banget designnya” ujar Auryn.
“Eh
memang konsepnya kaya gitu kali, kalau kamu mau protes silahkan protes sama mba
Cherly!” ujar Angel.
“Iya Ryn
buat edisi minggu ini memang konsep majalahnya all about asian, jadi bener tuh
apa kata Angel kalau mau protes silahkan ke mba Cherly” ujar Felly menambahkan.
“Profesional
donk lu!!” ketus Gigi.
“Yaudah
gue pake, Steff anterin aku yuk ke ruang ganti” ujar Auryn sambil menarik
tangannya Steffy.
“Njel Nis
kostumnya keren aku suka, makasih ya” teriak Steffy.
Anisa
hanya tersenyum menanggapi ungkapan Steffy.
“Eh
Steffy itu beda banget ya, dia ramah orangnya” ujar Anisa.
“Iya dia
sih supel berhubung bergaul sama si Ryn aja jadi kebawa-bawa deh dia” ujar
Gigi.
“Tuh kan
beres, kalau yang bilang mba Cherly dia pasti nurut” ujar Angel.
“Iya Njel
bener banget tuh” ujar Felly.
“Memang
kenapa? Ko bisa gitu?” tanya Anisa.
“Iya dulu
dia pernah dimarahin habis-habisan sama mba Cherly karna sifat manjanya itu,
hasilnya sampai sekarang dia nurut banget apa kata mba Cherly” ungkap Angel.
“Oh gitu,
berarti kita bawa-bawa nama mba Cherly aja yah buat nakut-nakutin dia .. hehe”
ujar Anisa.
“Wah bisa
juga tuh biar gampang ngatur dia” ujar Angel.
“Oia Gi
kamu belum kenal kan sama Anisa, kenalan dulu lah” ujar Felly kepada Gigi.
“Iya,
siapa nih? Karyawan baru?” ujar Gigi.
“Bukan,
aku lagi training aja disini. Salam kenal yah aku Anisa” ujar Anisa.
“Oh gue
kira karyawan baru, salam kenal juga gue Gigi” ujar Gigi memperkenalkan
dirinya.
“Wah
nambah lagi nih orang Indonesia disini, jadi berasa kampung halaman hehe” ujar
Dimas.
“Nah
kalau ini Dimas, photograper juga sama kaya Gigi” ujar Angel.
“Oh gitu,
salam kenal juga yah Dimas” ujar Anisa.
“Dimas
ini pacarnya Gigi loh” ujar Kezia.
“Aihh
bukan-bukan kita cuma temen ko satu profesi” ujar Gigi spontan.
“Ah suka
gitu, ya ga Dim” sindir Felly.
“Hehe iya
kita Cuma temenan aja ko” ujar Dimas sambil tersenyum kecil sementara mukanya
memerah.
“Tuh
kayana Ryn udah siap, lanjut Gi pemotretannya” ujar Kezia.
“Bagus
gitu ah model bajunya, dia aja seleranya aneh” ujar Felly.
“Iya Fell
bagus banget, Anisa berbakat ternyata jadi designer” ujar Kezia.
“Ah biasa
aja ko” ujar Anisa.
“Eh ini
bengong kesana Gi, malah diem disini” ujar Kezia.
“Eh iya
maaf, aku terkesima liat bajunya” ujar Gigi lalu beranjak pergi menuju stage
pemotretan.
“Ni juga
bengong mulu” ujar Felly menepuk pundak Dimas yang dari tadi memperhatikan
Gigi.
“Nah
kalau suka hayo diungkapin donk” sindir Kezia.
“Ah Kezia
apa sih, kita temenan ko” jawab Dimas.
“Temen
apa temen?” ledek Kezia.
“Iya
temen aja, yaudah deh aku mau lanjut pemotretan lagi dah semua” ujar Dimas.
“Semangat
ya Dimas!!” ujar Kezia.
“Kenapa
tuh si Dimas, kamu ledekin terus Kez” ujar Felly.
“Hii aku
iseng aja, seneng aja ledekin mereka berdua” ujar Kezia.
“Wah kamu
jahil juga ternyata” ujar Felly.
“Nis kita
disini dulu aja sambil liat pemotretan” ujar Angel.
“Iya Njel
..” ungkap Anisa.
“Yaudah
kalau gitu aku duluan ya, masih ada kerjaan soalnya jadi ga bisa nemenin kalian
disini” ujar Felly kemudian pergi.
Sementara
Anisa, Angel dan Kezia berada distudio pemotretan, Christy sedang
sibuk-sibuknya berdiskusi dengan karyawan lain membahas startegi dan sistem
penjualan yang akan datang. Sedikit demi sedikit dia mulai memahami dan
menyesuaikan dengan lingkungan dimana ia bekerja meskipun tak jarang dia
kebingungan dengan bahasa yang menjadi kendala tetapi over all it was fine
Christy termasuk orang yang cerdas dan mudah untuk beradaptasi.
“Oaalahh
aku puyeng Nis tadi kerjaan aku numpuk, disuruh persentasi juga, analis pasar
juga semuanya deh” ungkap Christy dengan raut wajah keletihan ketika jam makan
siang.
“Wih ni
baru wanita karir .. haha” ledek Anisa.
“Ah kamu
sih enak ya bisa sedikit santai, tadi kamu ngerjain apa aja?” tanya Christy.
“Santai
dimana aku juga sama sibuknya kaya kamu, tadi banyak kalau diceritain ga
sempet” ujar Anisa.
“Huu gaya
kamu Nis, Njel makan apa nih kita?” tanya Christy kepada Angel sambil membaca
list menu.
“Iya Njel
kamu kan yang lebih tau, kita masih belum tau makanan Prancis yang enak apa-aja
jadi kamu pilihin ya” ujar Anisa.
“Ehmm
enak semua sih kalian pilih aja .. hehe” ujar Angel.
“Ah kamu
semua makanan dibilang enak” ujar Christy.
Sambil
menunggu pesanan mereka datang mereka mengobrol bersama, sementara itu Anisa
sibuk memainkan Hpnya.
“Nis
sibuk amat kamu dari tadi mainin HP terus?” tanya Christy.
“Ini
Christ si Dani sms aku terus, nanyain kamu nih. Gimana dia minta nomor HP kamu
terus, kasih aja deh aku puyeng balesin smsnya” ujar Anisa.
“Nanyain
apa sih dia?” tanya Christy.
“Ya
nanyain kamu, dia tanya gimana kabar kamu, udah makan siang apa belum, risih
kan ” ungkap Anisa.
“Haha ga
apa-apa kamu kan asisten aku” ujar Christy.
“Iya
Christ kasih aja nomor kamu, nanti terserah kamu mau diladenin apa ngga kasian
juga Anisa” ujar Angel.
“Iya iya
yaudah kasih aja nomer HP aku Nis” ujar Christy.
“Wah
bener yah, yaudah aku kirim nomor kamu ke Dani” ujar Anisa kegirangan,
“Udah
deh, aku tenang sekarang ga lama pasti dia sms kamu Christ” ujar Anisa.
“Yah kita
liat nanti aja” ujar Christy.
(Tiba-tiba)
“Christy
..” ujar Felly memanggil.
“Iya
kenapa Fell?” tanya Christy.
“Dari
tadi aku tlp ko ga nyambung yah?” tanya Felly balik.
“Ah masa?
Coba aku liat, eh maaf aku silent jd ga berasa hihi maaf maaf, ada apa yah?”
ujar Christy.
“Ah dasar
pantesan aja, ini nanti habis makan siang kamu ikut aku nemenin mba Cherly yah”
ujar Felly.
“Wah
kenapa aku? Acara apa tuh?” tanya Christy.
“Ya ga
tau, aku disuruhnya gitu tolong sampaikan ke Christy nanti temani saya ke acara
launcing apa gitu barengan sama aku, gitu kata mba Cherly” ungkap Felly.
“Udah
ikut aja Christ, ga baik loh nolak ajakan orang apalagi atasan kamu sendiri
hehe” ujar Angel.
“Iya
nemenin doang, kan ada Felly jadi ga usah khawatir” ujar Anisa.
“yaudah
deh, tapi makan dulu yah aku udah pesen makanan nih” ujar Christy.
“Iya habis
makan aja, ngomong-ngomong aku juga lapar ni pesen juga ah” ujar Felly.
“Kirain
kamu udah makan siang ternyata belum” ujar Anisa.
“Iya Nis
aku sibuk baru sempet sekarang” ujar Felly.
Setelah
itu Christy dan Felly bergegas pergi dengan Cherly untuk menghadiri undangan
peluncuran suatu produk disebuah hotel mewah wilayah kota Paris.
“Christy
maaf yah jadi ganggu waktu kerja kamu” ujar Cherly didalam mobil.
“Iya mba
ga apa-apa, makasih juga udah ajak saya” ujar Christy.
“Mba itu
acara apa yah kalau boleh tau?” tanya Felly.
“Oh itu
peluncuran produk kecantikan, kebetulan kita diundang buat menghadiri aja”
jawab Cherly.
“Kita aja
yang diundang?” ujar Christy.
“Ga juga
Christ, ada dari beberapa majalah lain juga yang diundang, media juga banyak”
ujar Cherly.
“Oh gitu”
ujar Christy.
Sesampainya
disana, suasana sudah ramai dengan pers dari beberapa media yang hendak meliput
kegiatan dan juga beberapa tamu undangan.
“Excusez-moi
peux voir la carte d'invitation? (Permisi bisa lihat kartu undangannya?)” tanya
seorang penjaga.
“s'il
vous plaît (Silahkan)” jawab Cherly.
“Messieurs
bien, s'il vous plaît entrer en (Baiklah nyonya, silahkan masuk)” ujar Penjaga
itu.
“Merci
(terimaksih)” jawab Cherly.
Sesampainya
didalam.
“Wah rame
banget yah Fell” ungkap Christy.
“Iya Christ,
udah biasa acara kaya gini pasti selalu rame” ujar Felly.
“Keren
yah” ujar Christy kagum.
“Hai
Cherly, kamu datang juga” sapa seseorang kepada Cherly dari belakang.
“Hai ..
eh ka kamu?” jawab Cherly terkejut.
“Apa
kabar? Makin sukses aja nih kayanya?” ujar orang itu.
“Ya
begitulah” jawab Cherly dengan nada sombong.
“Kamu
diundang juga ternyata, aku kira Cuma redaksi majalah ternama aja yang
diundang, ternyata kamu kebagian juga” ujar Cherly ketus.
“Wah
sindiran kamu selalu pedas ya seperti biasa” ujar orang itu.
“Siapa
itu Fell?” bisik Christy.
“Itu
manager éblouissant Christ” jawab Felly.
“éblouissant??”
ujar Christy.
“Iya
majalah saingan kita, yang dulu waktu itu aku ceritain” ujar Felly.
“Oh iya
aku baru inget” ujar Christy.
“Hai
Felly, apa kabar?” tanya orang itu.
“Eh .. ba
baik pak” jawab Felly.
“Masih
betah aja kamu di Beauté la femme?” tanya orang itu.
“Maksud
kamu apa nanya gitu sama karyawan aku?” ujar Felly.
“Ga ada
maksud apa-apa ko Cuma tanya aja, apa aku salah?” ujar orang itu.
“Maaf yah
Felly bukan tipe orang penghianat kaya kamu, loyalitas dia ga kamu jual Cuma
demi uang dan jabatan” ujar Cherly kesal.
“Wah wah,
omongan kamu makin ga dijaga yah. Hak aku mau ngapain juga, ini hidup aku yang
berhak memutuskan mau kemana dan apa yang aku pilih itu aku, termasuk
menghancurkan Beauté la femme itu juga udah menjadi pilihan aku” ungkap orang
itu.
“Kamu ..
kamu bener-bener ketrlaluan yah Firman!!” ujar Cherly kesal.
“Haha
kenapa? Kamu takut? Kita lihat aja nanti biar waktu yang menjawab, ini juga
hasil dari sikap kamu, kamu terlalu idealis sampai-sampai kamu juga terlalu
menyalahkan aku atas loyalitas dan integritas kamu yang berlebihan” ujar
Firman.
“Dulu
kita ngelewatin masa-masa indah berdua, tapi sekarang kita rival aku udah kubur
perasaan itu dalam-dalam, kalau kamu sakit hati aku berkali-kali lipat lebih
sakit hati lagi karena sikap kamu, camkan ini Cher balasanku bakal lebih pedih
dengan apa yang udah kamu perbuat dulu terhadapku” ungkap Firman.
“Yaudah
Cher ga ada gunanya juga kita ngelanjutin obrolan kita ini, yang pasti senang
bisa berjumpa lagi dengan kamu” ujar Firman.
“Fell
kalau kamu minat, pintu éblouissant selalu terbuka buat kamu. Orang berbakat
seperti kamu lebih layak bergabung dengan kami” ujar Firman sambil beranjak
pergi dengan tatapan sinis.
Cherly hanya terdiam,
tangannya mengepal keras dan wajahnya menunjukan ekspresi kekesalan yang
mendalam, matanya sedikit berkaca-kaca mendengar semua ungkapan dari Firman.
Sementara itu Felly dan juga Christy hanya terdiam menyaksikan kejadian itu
tanpa berkata sedikitpun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar