Sabtu, 13 Desember 2014

part 9-12



Part 9
(Flash Back)
Cherly dan Firman bekerja pada perusahan redaksi majalah yang sama yaitu Beauté la femme, sebuah perusahaan yang sangat maju pada saat itu. Beauté la femme menempati peringkat teratas dari ranking majalah terlaris, karena konsep dan penyajian yang mereka suguhkan sangat unik dan berbeda dari majalah atau media cetak lainnyakhususnya dalam bidang modeling dan fashion di Paris. Semua pencapaian itu adalah buah kerja dari mereka berdua beserta tim yang sangat loyal dan berkemampuan tinggi dalam memberikan pengaruh penting bagi perusahaan.
Seiring berjalannya waktu sebagai team work, kebersamaan mereka semakin menumbuhkan perasaan tersendiri diantara mereka berdua, sampai hasilnya mereka memutuskan untuk menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih yang memiliki visi serta misi yang sama dalam hal membangun perasaan serta karir khususnya pekerjaan, hingga suatu saat.
“Cher aku ditawarin kerja di éblouissant” ujar Firman.
“éblouissant? Terus gimana?” tanya Cherly.
“Aku masih bingung, tapi mereka nawarin gaji gede Cher. Lumayan kan tabungan aku bakal cepet kekumpul banyak kalau gaji aku segede gitu” ujar Firman.
“Nawarin berapa mereka?” tanya Cherly.
“3x lipat dari gaji kita disini Cher, terus aku bakal direkomendasiin jadi manager disana” ujar Firman dengan nada bahagia.
“Terserah kamu lah, kalau aku jadi kamu bakal aku tolak. Kamu ga mikir apa apa yang udah kita bangun selama ini, loyalitas kita kaya gimana buat perusahaan, totalitas dan rasa letih kita kaya gimana” ungkap Cherly.
“Ya aku juga ngerti Cher, tapi kan ini penawaran bagus. Aku pengen jadi orang sukses dan berhasil aku ga bisa kalau terus disini jenjang karir aku belum jelas Cher, lagi pula ga masalah kan kita kepisah tempat kerja. Kamu kerja disini sementara itu aku disana, diluar kerja kita masih bisa ketemuan” ujar Firman.
“Bukan masalah beda kerjaan, aku maksud disini loyalitas kamu, masa segampang itu kamu pindah, belum tentu juga kamu disana bakal sukses. Lagipula dengan bersama kita bisa lebih inovatif masih banyak ide-ide yang bisa kita sharing bersama” ungkap Cherly.
Firman terdiam sesaat, melihat suasana yang sudah mulai tidak terasa enak akhirnya Firman berusaha mengakhiri obrolannya.
“Yaudah ga baik debatin ini sekarang, hal ini pun masih aku fikirin ko” ujar Firman.
“Bagus deh kalau gitu, jangan sampai kamu ngecewain aku, khususnya perusahaan” ujar Cherly.
Beberapa hari kemudian.
“Cher, aku mau bilang sesuatu sama kamu” ujar Firman.
“Apa itu?” tanya Cherly.
“Tapi jangan marah ya, hal ini udah aku fikirin matang-matang dan yang pasti ini buat masa depan kita juga” ujar Firman.
“Iya apa?” tanya Cherly.
“Aku .. aku udah nerima tawaran dari éblouissant buat gabung sama mereka” ungkap Firman.
“Oh ..” ujar Cherly.
“Kamu kenapa? Ko kaya ga senang gitu?” tanya Firman.
“Ga apa-apa ko itu kan keputusan kamu, kapan mulai kerja disana?” tanya Cherly sambil mengetik dikomputer.
“Mulai minggu depan Cher, jadi minggu ini aku mau ajuin surat resign dan beresin semua kerjaan aku yang masih ketunda” ungkap Firman.
“Baguslah, selamat ya dan semoga kamu bisa sukses disana” ujar Cherly dengan nada dan raut wajah kecewa.
Hari berjalan menjelang kepergian Firman, setelah mendengar keputusan dari Firman Cherly lebih banyak berdiam diri dan dia terlihat sedikit menghindari Firman dan sedikit acuh terhadapnya.
“Kamu kenapa Cher, akhir-akhir ini kamu ko cuek gitu sama aku” ujar Firman menghampiri Cherly yang sedang bekerja dimeja kerjanya.
“Ga ada apa-apa ko” jawab Cherly cuek.
“Tolong jawab dengan jujur, kamu kenapa?” ujar Firman sambil menggenggam tangan Cherly.
Cherly terdiam sesaat dan menghela nafas.
“Firman, kamu bisa pertimbangkan lagi keputusan kamu itu?” ujar Cherly.
“Keputusan yg mana? Oh soal resign dari sini, jadi ini toh masalahnya. Aku udah pertimbangin Cher dengan sangat yakin malahan” jawab Firman.
“Kenapa alasannya? Kalau Cuma jabatan dan gaji asal kamu tau kamu itu udah direkomendasiin jadi manager juga disini, tapi berhubung kamu memutuskan buat resign akhirnya malah aku yang ditunjuk gantiin posisi kamu sebagai manager” ungkap Cherly.
“Wah bagus donk kalau gitu, di éblouissant aku jadi manager di Beauté la femme kamu jadi manager juga, wah karir kita kan bisa semakin baik jadinya” ujar Firman.
“Bukan gitu Man, bukan sekedar loyalitas yang aku bilang kemarin, tapi ini soal aku” ujar Cherly.
“Maksud kamu?” tanya Firman.
“Aku belum siap jauh dari kamu, kebersamaan kita sekian lama hilang begitu aja, kamu bukan sekedar kekasih buat aku tapi patner kerja juga buat aku, aku ga bakal bisa kalau ga ada kamu” ujar Cherly.
“Kan aku udah pernah bilang meskipun jauh toh Cuma beda perusahaan aja, diluar itu pun kita masih bisa sama-sama, dan ga usah khawatir aku yakin kamu bisa, kamu orang yang smart Cher, motivasi kamu tinggi dan aku yakin suatu saat kamu bakal sukses dalam meraih impian kamu” ungkap Firman.
“Hey jangan nangis donk, kaya mau ditinggal kemana aja” ujar Firman.
“Siapa yang nangis mata aku kena debu tau” ujar Cherly mengucek-ngucek matanya.
“Cher kamu tau alasan kuat aku pindah kerja?” tanya Firman.
“kenapa? Pasti karena penghasilan lebih dan jenjang karir kan?” ujar Cherly.
“Bukan, kamu tau aturan perusahaan yang melarang karyawannya menikah” ujar Firman.
“Maksud kamu?” tanya Cherly bingung.
“Iya Cher, aku mau ngelamar kamu, sehabis ini aku mau kita nikah. Makanya itu pindah kerja bukan semata aku dapat penghasilan lebih dan jenjang karir juga, tapi ini semua buat kamu Cher” ujar Firman sambil memandang wajah Cherly.
Cherly terdiam seraya menatap wajah Firman.
“Hey ko diem, kamu mau kan nikah sama aku?” ungkap Firman.
Cherly hanya menjawab dengan anggukan dan kemudian memeluk Firman dengan bahagia. Beberapa bulan kemudian setelah kepindahan Firman, mereka tetap berhubungan meskipun sudah tidak satu instansi, rencana merekapun untuk membina mahligai rumah tangga semakin mantap dan semakin dekat.
Pada suatu ketika.
“Wah ada apa ini rame-rame?” Cherly bingung ketika baru sampai dikantor.
“C'est quoi ça? (Ada apa ini?)” tanya Cherly pada salah satu karyawan.
“éblouissant dans le classement, maintenant ils sont classés premier dans le magazine tableau des ventes (éblouissant naik peringkat, sekarang mereka ada diperingkat pertama pada grafik penjualan majalah)” ungkap karyawan itu.
“Wah ko bisa?” ujar Cherly dalam hati.
“Cherly, je peux brièvement spatiale (Cherly bisa keruangan saya sebentar)” ujar salah seorang atasan Cherly.
“oui monsieur (Iya Pak)” jawab Cherly.
“Cherly vous savez ce qui se passe? (Cherly kamu tau apa yang sedang terjadi?)” tanya atasannya.
“À propos de éblouissant? (Tentang éblouissant?)” jawab Cherly.
“Oui, mais cette fois ils ont réussi à dépasser notre. que nous savons, c'est qu'ils ne sont pas l'un de nos concurrents, mais pourquoi viennent-ils? (iya, baru kali ini mereka bisa melebihi kita. yang kita tahu adalah mereka bukan salah satu dari pesaing kita, tapi mengapa mereka bisa demikian?)” ujar atasannya.
“Je ne sais pas monsieur (tidak tahu pak)” jawab Cherly.
“regarder cette (coba lihat ini)” ujar atasannya sambil memperlihatkan sebuat majalah éblouissant edisi saat itu.
Cherly pun mengambil majalah itu dan kemudian melihatnya halaman per halaman, betapa terkejutnya dia saat itu, tangannya gemetaran dan yang pertama kali muncul difikirannya adalah.
“Firman ...” ujar Cherly.
“Désolé vous avez dit quoi? (Maaf kamu bilang apa tadi?)” tanya atasannya itu.
“euh, non monsieur, rien du tout (eh, bukan pak, bukan apa-apa)” jawab Cherly.
“Oui monsieur, je pense à l'avenir seront les dernières stratégies pour accroître encore les ventes de nos magazines (Baik pak, untuk kedepannya akan saya fikirkan strategi terbaru untuk dapat lebih meningkatkan penjualan majalah kita)” ujar Cherly.
“eh bien, je vais voir les résultats de votre travail (baiklah kalau begitu, saya akan lihat hasil pekerjaan kamu)” ujar atasannya.
“Excusez-moi monsieur (Saya permisi pak)” ujar Cherly lalu beranjak pergi.
Sesampainya diruangannya Cherly terdiam sambil menatap kearah luar jendela ruangannya, tangannya menggenggam majalah yang tadi diberikan oleh atasannya.
“Firman .. “ ujar Cherly.
“Arrghhh ..” Cherly berteriak kesal seraya melempar majalahnya itu.
Setelah kejadian itu setiap Firman menelepon atau mengirimi Cherly pesan singkat tak pernah Cherly gubris, setiap telepon tidak pernah diangkat, masih terlihat jelas kekesalan dan kekecewaan pada wajah dan sikap Cherly terhadap Firman, hingga tak lama kemudian.
“Tuuuut ..” nada sambung telepon.
“Hallo Cher” jawab Firman mengangkat telepon dari Cherly.
“kamu ko aku SMS ga dibales, aku telepon dari kemarin-kemarin ga kamu angkat sih? Aku khawatir jadinya” ujar Firman.
“Bisa kita ketemuan hari ini?” tanya Cherly.
“Kamu jawab dulu pertanyaan aku tadi Cher” ujar Firman.
“Maaf aku sibuk, bisa kita ketemuan?” ujar Cherly.
“Oh gitu, wah kebetulan Cher aku juga lagi pengen ketemu, aku lagi kangen banget nih sama kamu sekalian juga ada sesuatu yang aku mau kasih buat kamu” ujar Firman.
“Depan menara Eifel jam 17.00 sepulang kerja, aku tunggu dekat taman bunga” ujar Cherly.
“Iya jam 17.00 yah, aku pasti on time, sampai ketemu say .. Je t'aime Cherly (Aku cinta kamu Cherly)” ujar Firman.
“Tut tut tut” telepon ditutup oleh Cherly.
“Yah teleponnya ditutup, dasar cewek sibuk .. hehe” ujar Firman.
Sore itu tepat pukul 17.00 Cherly sudah menunggu ditempat dimana mereka bertemu, depan menara Eifel dekat taman bunga disampingnya, Cherly sudah lebih awal berada disana duduk menunggu disebuah bangku.
“Hai, maaf aku telat 10 menit, jalanannya lumayan macet nih” ujar Firman yang baru saja datang menghampiri Cherly.
“Oia kamu masih inget ternyata, disini kan awal kita ketemu 3 tahun lalu yah. Tempat ini ga banyak berubah masih tetap sama kaya dulu” ujar Firman, sementara itu Cherly hanya duduk terdiam.
“Kamu kenapa Cher? Marah yah karena aku telat? Maaf deh” ujar Firman sambil berlutut dihadapan Cherly yang sedang duduk kemudian menggenggam tangannya itu.
“Ini aku bawain bunga buat kamu” ujar Firman sambil memberikan bungan kepada Cherly.
“Taaaasss” Cherly menepis bunga pemberian Firman hingga terjatuh berceceran diatas tanah.
“kamu kenapa sih?!!” ujar Firman kemudian beranjak berdiri.
“Aku udah bilang maaf sama kamu kalau aku datang telat tadi” ujar Firman.
Cherly kemudian beranjak dari tempat duduknya.
“Kamu bisa jelasin ini? “Prak” Cherly membanting majalah yang dia bawa keatas bangku.
Firman terkejut, lalu mengambil majalah itu perlahan dan mulai dia lihat halaman per halamannya
“Ii ini bisa aku jelasin Cher” ujar Firman.
“Jelasih gimana? Ini udah cukup buat aku, sekali lagi kamu buat aku kecewa Man” ujar Cherly.
“Kecewa gimana sih Cher?” tanya Firman.
“Pertama kamu udah ngecewain aku dengan kamu keluar dari Beauté la femme dan lebih memilih éblouissant, tapi itu semua bisa aku tolerir karena kamu bilang ini demi kepentingan kita” ujar Cherly.
“Kedua, apa itu? Liat majalah itu? Jadi gitu cara kamu setelah kamu buat meraih sukses disana tapi kamu pake cara kotor buat meraih keberhasilan kamu?” ujar Cherly.
“Maksud kamu gimana Cher aku ga ngerti?” tanya Firman.
“Liat konsep itu!!design itu!! itu konsep kita ide-ide kita. Hasil jerih payah kita seenaknya kamu pergunain buat kepentingan kamu sendiri, kamu gunain Cuma buat muasin hasrat keegoisan kamu menanjaki karir iya kan? Asal kamu tau setelah kamu pergi ga sedikitpun ide itu aku pake buat kepentingan aku, aku tau itu ide kita bersama tapi ga gitu juga caranya, sama aj kamu nyuri dan ga menghargai aku” ungkap Cherly.
“Tapi Cher, iya memang ini ide kita tapi bisa aku jelasin semua” ujar Firman.
“Udah cukup, aku kecewa, sangat kecewa dengan cara kamu Man, ibaratnya kamu tikam aku dari belakang. Satu hal aku ga pernah sepicik kamu dalam bertindak, kalau aku egois mungkin ide itu, konsep itu udah aku pake dari awal kepergian kamu dari Beauté la femme dan lebih memikirkan keberlangsungan karir aku sendiri” ungkap Cherly.
“Maka dari itu Cher dengerin aku dulu, aku bisa jelasin semua kamu ga bisa donk langsung menjudge aku seperti ini” ujar Firman.
“Aku kenal kamu Man, sangat kenal kamu, kamu orang yang ga pernah nyerah dalam meraih impian dan obsesi kamu, aku pun seperti itu Cuma bedanya aku ga pernah pake cara kotor dan picik kaya kamu” ujar Cherly.
“Cher dengerin ..” ujar Firman.
“Cukup!! Mulai sekarang aku udah tau watak kamu, kamu udah banyak berubah sekarang, kamu terlalu ambisius, tolong jangan pernah kamu muncul dihadapan aku lagi” ujar Cherly kemudian hendak beranjak pergi.
“Tunggu Cher” ujar Firman sambil menahan Cherly pergi.
“Kita punya impian Cher, gimana dengan masa depan kita kalau aku ga boleh ketemu kamu lagi, ini Cher liat aku bawa cincin buat pernikahan kita, aku udah sangat siap buat ngelamar kamu” ujar Firman sambil mengeluarkan sebuah kotak kecil berisikan cincin berlian dari sakunya.
“Liat Cher ini special buat kamu” ujar Firman sambil membuka kotak itu dan memperlihatkannya kepada Cherly.
“Plaak” Cherly menepisnya lagi hingga kotak beserta cincin itu jatuh.
“Lupain impian kita, selagi masih ada kesempatan daripada aku nanti memulai hidup baru dengan orang yang salah, lebih baik aku akhiri sekarang juga” ujar Cherly.
Firman terkejut, seraya terdiam memandangi Cherly yang berkata demikian.
“Cher .. Cherly, a aa aku masih ga paham maksud kamu apa Cher plis dengerin aku dulu” ujar Firman menarik tangan Cherly.
“Udah ga ada yang perlu dijelasin dan aku dengerin lagi, udah cukup buat aku ini semua, seperti yang udah aku jelasin barusan kita akhiri sampai disini dan jangan pernah kamu hubungi aku lagi” ujar Cherly kemudian beranjak meninggalkan Firman yang masih berdiri terdiam.
“Ka ka kamu tega Cher, Cherly CHERLY!!” teriak Firman tapi Cherly tak sekalipun menoleh.
Firman pun masih berdiri kaku terdiam, kamudian memungut cincin yang jatuh tadi, seraya menitikan air mata tak menyangka akhirnya akan seperti ini, tempat yang menjadi saksi awal pertemuan mereka sekarang menjadi saksi juga akhir dari perpisahan mereka.
Setelah peristiwa itu, Firman mencoba menghubungi Cherly tapi tidak pernah diangkat, dia mengirim SMS tapi tak pernah dibalas juga. Sehari, dua hari, minggu, hingga berbulan-bulan tak ada kabar dan respon dari Cherly. Sampai Firman datangi apartemen serta kantornya Cherly namun tak pernah sekalipun berjumpa sehingga membuat Firman putus asa.
“Baik Cher kalau itu mau kamu, aku turutin kemauan kamu. Ini terakhir kalianya aku menghubungi kamu udah cukup aku ngemis-ngemis cinta dari kamu. Semoga kamu senang akan ini dan bahagia akan ini. Yang pasti saat ini aku lebih sakit hati dari pada kamu dan itu semua karena sikap kamu, kamu lebih memilih dedikasi serta loyalitas kamu buat perusahaan itu ketibang aku sebagai kekasih kamu. kita lihat nanti akan aku buat hancur perusahaan yang teramat sangat kamu cintai, perusahaan yang udah menghancurkan hubungan kita juga, kita lihat nanti kita lihat nanti” ujar Firman dalam hati.
Setelah kejadian itu tak sekalipun Cherly dan Firman bertemu dan berkomunikasi, sesekali mereka bertemu dalam suatu event acara atau pertemuan namun mereka tak saling bertegur sapa, dan semenjak kejadian itu juga mulai tumbuhlah rasa benci diantara mereka berdua dan menjadikan rival abadi hingga saat ini.
“Mba .. mba Cherly” ujar Felly sambil menepuk-nepuk pundak Cherly yang masih berdiri terdiam setelah bertemu Firman tadi.
“Oh iya maaf maaf saya ngelamun” ujar Cherly.
“Udah mau mulai acaranya, ayo kita duduk mba” ujar Felly.
“Iya makasih” jawab Cherly.
“Mba maaf mba Cherly nangis?” tanya Felly.
“Eh engga ko, mata saya sedikit iritasi kayanya ACnya terlalu dingin deh jadi buat perih mata” jawab Cherly yang terlihat sedikit berkaca-kaca matanya.
“Oh gitu ini tissue mba buat bersihin matanya” ujar Felly memberikan sebungkus tissue kecil kepada Cherly.
“Makasih Fell” ujar Cherly.
Acara pembukaan pun dimulai, semua tamu undangan ikut menyaksikan rangkaian acara dan media yang hadir sibuk meliput jalannya acara. Sementara itu Cherly hanya terdiam melamun sepanjang acara, Felly dan Christy yang duduk dibelakang Cherly sesekali saling menoleh kebingungan melihat atasannya itu.
Part 10
“Fell mba Cherly kenapa gitu yah? sepanjang acara diem terus ngelamun aku jadi khawatir” ujar Christy kepada Felly ketika mereka baru saja tiba diapartement.
“Iya Christ aku juga bingung segitu shocknya dia ketemu pak Firman” ujar Felly.
“Hai kalian udah pulang? Lama banget acaranya jam segini baru sampai apartemen” tanya Anisa.
“Iya Nis acaranya lumayan lama” jawab Felly.
“Nah itu tadi kalian ngobrolin apa, aku denger Firman Firman itu memang dia siapa?” tanya Anisa.
“Ituloh Nis mantannya mba Cherly itu yang waktu itu aku ceritain, yang sekarang jadi manager éblouissant” jawab Felly.
“Oh itu, jadi nama mantannya mba Cherly Firman” ujar Anisa.
“Terus ada kejadian apa? Ceritain donk?” ujar Anisa penasaran.
“Nisa kepo .. haha” ledek Christy.
“Aih Christy, ceritain donk” ujar Anisa memelas sambil menarik-narik lengan baju Christy.
“Iya iya .. jadi gini ...” ujar Christy dan Felly saling bercerita.
(Setelah itu).
“Oh gitu ternyata, sebegitu dinginnya itu cowok,aku rasa kayanya dia memang cowok ga baik deh” ujar Anisa.
“Bisa jadi Nis, cara ngomongnya aja kejam gitu aku aja sampe gemeteran denger ancamannya dia” ujar Felly.
“Kamu kenal akrab Fell sama dia? Dia kayanya kenal kamu tuh sampai-sampai ngajak kamu join diperusahaanya dia” ujar Christy.
“Tau dikit Christ, dulu kan pas awal-awal aku kerja pak Firman masih ada,mba Cherly kan patner kerja pak Firman dulunya” ujar Felly.
“Wah patner kerja, terus jadi suka, terus sekarang malah jadi rival yah” ujar Anisa.
“Iya makanya urusan kerjaan jangan dicampur adukin sama perasaan, bisa kaya mereka ujung-ujungnya kalau ga karir yang hancur bisa juga perasaan yang hancur” ujar Felly.
“Yuadah deh nanti lanjut lagi aku mau mandi dulu ah gerah banget” ujar Christy.
“Habis itu masakin lagi ya Christ” ujar Anisa.
“Iya tapi bantuin aku, oia Nis tuh si Dani dari tadi smsn aku terus sama nelepon juga tapi ga aku tanggepin, biar aja dia .. haha” ujar Christy sambil mengambil handuk.
“Wah jahat kamu ngegantungin orang” ujar Anisa.
“Biar lah biar tau rasa dia, siapakah Christy ini haha” ujar Christy.
“Ih sombongnya” ujar Felly.
“Udah sana mandi dulu, kita udah mulai laper nih” ujar Anisa.
“Iya sabar, princess mau mandi dulu supaya cantik nanti masaknya” ujar Christy kemudian menutup pintu kamar mandi.
“Yaelah mau masak juga harus cantik, ada-ada aja kelakuannya” ujar Anisa.
“Temen kamu tuh Nis” ujar Felly.
“Yeay temen kamu juga Fell .. haha” balas Anisa.
Setelah itu mereka bertiga mulai memasak bersamaan, kali ini Christy dibantu oleh dua asisten koki yang sebenarnya lebih cenderung merepotkan dari pada membantu.
“Ah kalian bantu juga ga berguna, mending aku sendirian kalian ikutan malah jadi lama kan prosesnya” ujar Christy.
“Siapa suruh ya maksa-maksa, kita bilang juga kita Cuma bisa bantu doa sama bantu makan aja udah cukup” ujar Anisa dan Felly.
“Ah maunya .. dasar kalian, makan tuh nanti keburu dingin jadi ga enak” ujar Christy.
“Mari makaaaan dan berdoa dulu jangan lupa” ujar Anisa.
“Drrtt Drrtt” HP Christy bergetar diatas meja karena ada SMS masuk, Christy pun membuka Hpnya.
“Tuh Nis liat, sms dari siapa?” ujar Christy memperlihatkan Hpnya kepada Anisa.
“Slmt malam Christy, lagi apa? Jng lupa makan malam ya .. hehe” isi SMS dari Dani yang Christy perlihatkan kepada Anisa.
“Hahaha care banget tuh, tapi bagus deh jadi ga ngerepotin aku, akhirnya malah sms kamu terus kan” ujar Anisa.
“Iya ga sms kamu lagi, sekarang malah smsin aku terus” ujar Christy.
“Bales dulu aja Christ smsnya” ujar Felly.
“Males ah .. mending makan yuk” ujar Christy.
“Kejam-kejam ..” ujar Felly.
“Hahaha ..” Christy hanya tertawa.
Selesai makan Anisa seperti biasa langsung menyalakan TV dan bersantai didepannya setelah membantu Felly mencuci perabotan kotor sehabis makan.
“Tuh Christ sekarang malah sms aku si Daninya” ujar Anisa kepada Christy ketika sedang asik menonton TV.
“Sms apa dia?” tanya Christy yang terhenti sejenak dari aktivitasnya membaca novel sambil melepas kaca mata yang dipakainya.
“Nih, Hai malam Nis, mau tanya nomor yang kamu kasih bener ga nomornya Christy? Ko aku sms or tlp ga pernah diangkat dan di bls yah?” Anisa membacakan smsnya.
“Haha rasain tuh” ujar Christy.
“Bales gimana nih?” tanya Anisa.
“Ga usah lah Nis” ujar Christy yang sedang asik membaca novel.
“Yaudah aku bales aja kalau kamu ga ada pulsa gitu yah” ujar Anisa.
“Terserah kamu lah Nis, kamu ladenin aja dia” ujar Christy.
“Nanti malah sukanya sama Anisa loh” ujar Felly tiba-tiba.
“Ih ga banget, ga mungkin juga kali” ujar Anisa.
“Haha bisa jadi Nis, kan smsannya sama kamu ciye ciye” ledek Felly.
“Ish yaudah ga aku bales ah” ujar Anisa.
“Yah Anisa aku becanda juga, bales aja Nis kasian kalau ga ditanggepin” ujar Felly.
“Iya Nis, anggaplah kamu itu asisten aku haha” ujar Christy.
“Ahdasar kamu cewek jutek, juteknya kebangetan sih” ujar Anisa.
“Biarin yeh” ujar Christy membalas.
Merekapun bersantai pada malam itu, Christy sibuk membaca novel, Felly asik menonton TV sementara Anisa malah sibuk smsan.
Singkat cerita waktu terus berjalan, tak terasa sudah hampir sebulan Anisa dan Christy berada disana, perlahan mereka mulai bisa menyesuaikan dan beradaptasi disana pengetahuan dan kemampuan merekapun sudah semakin bertambah seiring proses pembelajaran yang mereka jalani. Sementara itu di kantor redaksi éblouissant.
“Oi Dan bengong aja lu, kenapa?” tanya Adit.
“Eh gue kira siapa, ga ada apa-apa ko” jawab Dani.
“Wah kalau diliat-liat dari raut mukanya lagi galau nih .. haha” ledek Adit.
“Ah sok tau” ujar Dani.
“Iya tuh mukanya dilipet kaya kartu undangan .. haha” ledek Adit.
“Haha sial lu .. ah tambal ban” balas Dani.
“Ah centong nasi” balas Adit.
“Ah peyek gosong” balas Dani lagi.
“Ahh ..” ujar Adit tiba-tiba terhenti.
“Eh ngapain lu ledek-ledekan gitu haha” ujar Jibril sambil mengusap wajah Adit.
“Brrr .. ah kurap, tangan lu bau” ujar Adit.
“Hahaha .. lu berdua berisik melulu, lagi pada ngapain sih pake acara ledek-ledekan gitu?” ujar Jibril.
“Nah lu datang-datang gajebo .. haha” ujar Adit.
“Nah lu duduk dikursi gue tuh, ruangan lu dilantai 8 woy ..” ujar Jibril.
“Oia gue lupa hehe” ujar Adit lalu beranjak berdiri.
“Dit dipanggil pak Firman noh” ujar salah seorang karyawan yang bernama Admi.
“Ada apa ya?” tanya Adit.
“Kaga tau coba aja lu samperin dulu” jawab Admi.
“Oke sip Merci bro” ujar Adit.
“Dan gue ke ruangan pak Firman dulu ntar kita lanjut lagi ngobrolnya” ujar Adit sambil beranjak pergi.
“Sip ntar gue sms lu ya” ujarDani.
“Oke bro” ujar Adit.
“Dan mana hasil foto kemarin? Mau gue susun nih sekalian mau gue buat narasi artikelnya” ujar Jibril.
“Oke sebentar masih gue edit biar lebih soft hasilnya” ujar Dani.
“Excusez-moi monsieur (Permisi pak)” ujar Adit ketika sampai diruangan pak Firman.
“entrer (masuk)” jawab Firman.
“Permisi pak, bapak manggil saya?” tanya Adit.
“Iya Dit, bisa minta waktunya sebentar ada yang mau kita diskusikan” ujar Firman.
“Baik pak” jawab Adit.
(Sementara itu).
“Gimana Steff bagus ga?” tanya Angel kepada Steffy diruang ganti.
“Bagus Njel, aku suka aksesorisnya, motif sama perpaduan warnanya juga bagus banget” ujar Steffy sambil berkaca didepan sebuah cermin besar.
“Designnya Anisa tuh, keren kan” ujar Angel.
“Wah Nis kamu berbakat, aku suka modelnya” ujar Steffy.
“Biasa aja ko Steff, makasih ya syukur deh kalau kamu suka jadi kan usaha aku ga sia-sia kalau hasilnya memuaskan” ujar Anisa.
“Ryn bagus kan?” tanya Steffy kepada Auryn yang sedang dimake up sisampingnya.
“Ya lumayanlah buat sekelas designer amatir” jawab Auryn ketus.
Angel hanya melirik-lirik kepada Anisa seraya tertawa kecil.
“Ni baju kamu Ryn, dicoba dulu aja” ujar Anisa kepada Ryn.
“Taro aja disitu nanti gue coba” jawab Auryn.
“Yaudah aku gantung disini yah, semoga suka sama design aku” ujar Anisa.
“Ehem” jawab Auryn.
“Njel kamu ga design baju juga kaya Anisa?” tanya Steffy.
“Aku kadang-kadang, aku lebih sering ngedesign konten majalah sih sama property buat kalian, kadang Anisa juga bantuin aku” jawab Angel.
“Kalian pasti kreatif yah, kalau aku ga bakal bisa kaya kalian aku sih bisanya pose pose dan berpose .. hihi” ujar Steffy dengan wajah polosnya.
“Iyalah Steff wajar aja, toh kita sih pantesnya ya kaya gini secara kita kan cantik, sexy, menawan, anggun ga bakal cocok kali kalau kita jadi staff yang kerjanya Cuma duduk depan komputer bikin laporan bla bla bla” cletuk Auryn.
“Heeeeh (menghela nafas), aduh panas yah disini bikin gerah” ujar Angel.
“Njel kamu kegerahan? AC nya kurang dingin, sebentar yah aku turunin suhunya” ujar Steffy hendak mengambil remote AC.
“Eh ga usah Steff” ujar Angel.
Anisa hanya berusaha menahan tawa melihat perilaku Steffy dan Angel.
“Aduh polos banget sih” ujar Angel dalam hati.
“Steffy Auryn udah pada selesai, waktunya pemotretan nih” ujar Dimas yang tiba-tiba masuk.
“Eh Dimas main masuk aja, ini ruangan khsusus cewek tau!!” ujar Steffy.
“Eh Eh maaf aku ga sengaja .. hehe, cepet yah kita shoot 5 menit lagi” ujar Dimas.
5 menit kemudian.
“Ryn, Steffy, nous sommes prêts à démarrer rapidement (Ryn, Steffy, cepat kita sudah mau mulai)” ujar salah seorang kru yang masuk kedalam.
“Oui (iya)” jawab mereka berdua.
“yaudah yuk Nis kita balik lagi keruangan, aku belum selesai ngedit layout majalah nih” ujar Angel.
“Yuk Njel, nanti aku bantu deh biar kamu ga terlalu kerepotan” jawab Anisa.
“Oui” ujar Angel.
Ketika hendak pergi, langkah Anisa terhenti dan teralihkan oleh pemandangan para model yang sedang melakukan sesi pemotretan.
“Kenapa Nis?” tanya Angel.
“Eh .. ga kenapa-kenapa, Njel itu Ryn cantik banget yah? Udah Cantik, kulitnya putih, tinggi badannya pokonya sempurna yah” ujar Anisa.
“Iya sih dia memang cantik, tapi jangan salah kecantikan itu ga hanya diliat dari luar aja, Ryn memang cantik dari luar tapi dalamnya belum tentu” ujar Angel.
“Iya juga sih, tapi tetep aja tipikal kaya Ryn pasti banyak yang suka sama dia” ujar Anisa.
“Ah ga juga Nis, tapi jangan salah kamu juga cantik ko, baik hati, ramah dan yang pasti kamu manis dan istimewaaa” ujar Angel sambil tersenyum.
“Wah kamu berlebihan Njel aku sih ga ada apa-apanya” ujar Anisa.
“Yaelah Nis cantik itu yang penting dari hati, aku yakin kamu punya itu” ujar Angel.
“Kaya lagunya Cherrybelle “kamu cantik-cantik dari hatimu” hehe” Angel bernyanyi.
“Aduh bisa aja kamu ..” Anisa sedikit tertawa sambil tersenyum tersipu.
“Udah ah ngapain juga jadi ngobrolin Ryn” ujar Angel.
“Eh iya yah, yaudah yuk balik lagi keruangan kerja” ujar Anisa kemudian bergegas pergi.
(Dilain tempat).
“Oi Dan, belum selesai pemotretannya?” tanya Adit yang baru saja tiba distudio foto.
“Udah bro, ni gue lagi liat hasil-hasilnya aja” jawab Dani.
“Makan siang diluar yuk, lagi pengen makan pasta nih gue” ujar Adit.
“Boleh tuh, yaudah gue simpen kamera gue dulu ya” ujar Dani.
“Lu tadi mau cerita apa?” tanya Adit didalam mobil sambil menyetir.
“Oh iya, biasa Dit soal cewek kemerin yang gue ceritain” jawab Dani.
“Cewek inceran lu itu, siapa namanya gue lupa?” tanya Adit.
“Christy Dit” jawab Dani.
“Oia Christy, gimana perkembangannya? Udah dapet orangnya?” tanya Adit.
“Boro Dit, orangnya cuek pake banget. Sekalipun sms gue ga pernah dia bales” ujar Dani.
“Wah ko bisa? Udah coba ditelepon?” tanya Adit.
“Waduh jangankan ditelepon, disms aja ga dibales gimana gue telepon” ungkap Dani.
“Nah terus selama ini lu coba cari info tentang dia gimana? Ngedeketinnya gimana?” tanya Adit kebingungan.
“Justru itu, sekarang-sekarang gue malah sering smsan sama temennya malahan” ujar Dani.
“Haha .. bisa gitu, jangan-jangan lu malah suka sama temennya lagi” ujar Adit.
“Ya ngga lah, gue deket sama temennya kan buat cari info tentang Christy.
“Ya gue sih ngingetin aja, banyak loh cinta yang salah sasaran kaya model lu begini .. haha” ledek Adit.
“Haha ketawa lu puas banget, udah nyetir aja yang bener” ujar Dani.
“Siap bos, mau kemana kita?” tanya Adit.
“Mall de Paris aja, banyak kan tuh resto disana” ujar Dani.
“Mau kemana sih kita Fell, aku banyak kerjan soalnya” ujar Christy.
“Kita mau makan siang Christy, mau aku traktir ga?” jawab Felly.
“Asik, yuk berangkat” ujar Christy.
“Nah kerjaan kamu gimana tuh?” tanya Anisa.
“Santai Nis, bisa lain kali sekarang jangan pikir yang lain-lain fokusin aja makan” ujar Christy.
“Hadeh tadi aja ribet mikirin kerjaan, sekarang berubah lagi udah denger soal makanan semangatnya membara” ujar Anisa.
“Ga apa-apa kali Nis, Felly berangkat .. haha” ujar Christy.
“Siap ayo burgeeer ..” teriak Felly didalam mobil.
Sesampainya diparkiran basement sebuah pusat perbelanjaan.
“Aduh-aduh aku kebelet, kalian tunggu disini aku ketoilet dulu” ujar Felly.
“Fell toilet yang diatas aja” ujar Anisa.
“Ga tahan Nis yang deket sini aja” ujar Felly bergegas pergi.
“Wahaha bukan dari tadi dikantor buang airnya” ujar Christy.
“Baru kepengen buang air sekarang kali Christ hihi” ujar Anisa.
“Nis mallnya keren yah, ya mirip-mirip sama mall pondok indah” ujar Christy.
“Jauh kali Christ” ujar Anisa.
“Anissaa” teriak seseorang dan kemudian menghampirinya.
“Iya .. eh kamu Dani” ujar Anisa terkejut.
“Wah masih inget aku nih” ujar Dani.
“Ya masih ingetlah, daya ingat aku kan masih bagus .. hehe” ujar Anisa.
“Haha bisa aja kamu, eh hai Christy” ujar Dani kepada Christy yang berdiri disampingnya Anisa.
Christy hanya tersenyum sambil menunjukan wajah juteknya.
“Christ tuh disapa Dani diem aja” ujar Anisa.
“Aduh gerah ya lama-lama nunggu dibasement panas Nis” ujar Christy mengalihkan pembicaraan.
“Oia Nis lagi pada ngapain disini?” tanya Dani.
“Kita baru aja mau makan siang, nah kamu juga lagi ngapain? Apa mau makan siang juga?” tanya Anisa.
“Wah sayang banget, aku baru aja selesai kalau tau kamu mau makan siang pasti kita bisa makan siang bareng ya” ungkap Dani.
“Iya yah, kamu juga sih ga ngabari aku” ujar Anisa.
“Mungkin lain kali boleh kita makan siang bareng” ujar Dani.
“Boleh juga, tuh Christ kita diajak makan siang bareng sama Dani” ujar Anisa.
“Makasih ..” jawab Christy singkat.
“Kamu sendirian Dan?” tanya Anisa.
Aku berdua sama temen, tuh disana lagi sibuk telepon. ADIIT sini!!” teriak Dani memanggil Adit.
“Oh sama Adit, aku kira sendirian” ujar Anisa.
“Nah kamu berdua aja?” tanya Dani.
“Ada satu lagi, dia ketoilet sebentar” jawab Anisa.
“Apaan Dan manggil gue” ujar Adit yang baru tiba.
“Eh lu berdua!!” ujar Adit terkejut.
“Aiih lu lagi, sekarang mau ngerebut apa lagi nih?” ujar Christy sama terkejutnya.
“Gue mau ngerebut muka lu terus gue benyek-benyek terus gue masukin ke plastik” ujar Adit.
“Eh sembarangan!! Yang ada muka lu gue taro di atas kompor biar musnah supaya gue ga bakal liat muka lu lagi” ujar Christy.
“Udah Christ, kalian setiap ketemu pasti ribut aja malu ah” ujar Anisa mencoba melerai.
“Sabar Dit jangan gitu sama cewek” ujar Dani.
“Alah dia samanya mau ke cowok cewek sama aja sikapnya kaya gitu, norak” ujar Christy sambil berpaling.
“Idiih .. Dan cabut yuk gue kesel disini apalagi ketemu ni nenek lampir bikin gue jadi bad mood aja” ujar Adit.
“Yaudah sono, lu kan hama parasit” ujar Christy.
“Udah Christ, malu ih diliatin orang” ujar Anisa.
“Yaudah deh Nis, ngobrolnya kita lanjutin nanti aja” ujar Dani.
“Nah baguslah” celetuk Christy.
“Cabut Dan, eh ..” ujar Adit.
“Yaudah sampai nanti Nis, nanti aku sms kamu yah biasa soal itu tuh .. hehe” ujar Dani.
“Oke siap” jawab Anisa mengacungkan jempolnya.
Dani dan Aditpun bergegas pergi meninggalkan Anisa dan Christy setelah sedikit ada keributan tadi.
“Idih males gue ketemu mereka lagi, jadi itu yang namanya Dani” ujar Christy.
“Iya Chrst, kenapa?” tanya Anisa.
“Idih makin ilfeel aja aku Nis, apalagi liat temennya itu udah lah ga salah lagi mereka berdua pasti sama” ujar Christy.
“Jauh Christ, Dani ga seperti apa yang kamu kira” ungkap Anisa.
“Nah loh jadi belain dia?” ujar Christy.
“Ya .. ya bukan belain Christ, tapi aku tau aja kan kita suka smsan jadinya aku tau dia kaya gimana orangnya” ungkap Anisa.
“Ciye mulai deket nih” ledek Christy.
“Smsan juga kan banyaknya ngobrolin kamu, aku kan lagi dalam misi nyombalangin kamu .. haha” ujar Dani.
“Aih ternyata, awas aja ya kamu aku ga terima” ujar Christy jutek.
“Hii jutek banget mukanya” ujar Anisa sambil memeluk-meluk Christy.
“Christ, Nis maaf lama” ujar Felly yang baru datang.
“Eh Felly ..” ujar Anisa.
“Kalian kenapa ko kaya yang senang gitu?” tanya Felly.
“Christy tuh Fell, baru ketemu sama gebetannya .. hihi” ujar Anisa.
“Apaan sih Nis ngaco aja kamu” ujar Christy.
“Si Dani itu?” tanya Felly.
“Iya Fell, barusan kita ngobrol tapi Christy parah ni orang ngajak ngobrol malah dicuekin” ujar Anisa.
“Aduh aduh Christy kamu tega” ujar Felly.
“Biarin aja” jawab Christy.
“Hati-hati loh sekarang kamu cuek tapi suatu saat belum tentu, semua bisa berbalik .. haha” ujar Felly.
“Ga mungkiiin yeay” ujar Christy sambil melet-melet lidahnya.
“Udah deh yuk kita makan, udah mulai laper” ujar Anisa.
“Dari tadi kali Nis lapernya” ujar Christy.
“Itu sih kamu badan kecil tapi makannya banyak” ujar Anisa.
“Yeay ..” ujar Christy.
“Eh tapi aku jadi penasaran kaya apa sih si Dani itu orangnya” ujar Felly ketika didalam lift.
“Aduh dibahas lagi” ujar Christy.
“Hihi ..” Anisa tertawa geli.
“Ko kamu ketawa Nis?” tanya Christy jutek.
“Ah ga apa-apa .. hihi” Anisa dan Felly hanya tertawa.
“Tuh panjang umurnya si Dani sms aku nanyain kamu lagi Christ” ujar Anisa.
“Euww” jawab Christy.
“Lucu ya Nis mukanya Christy kaya mba mba tukang jamu .. haha” ledek Felly.
“Ii apaan sih Felly ....” ujar Christy.
“Udah-udah ah kalian bercanda terus, udah sampe nih” ujar Anisa lalu mereka keluar lift.
Singkatnya Diapartemen mereka pada malam itu.
“Nis kamu kenapa ketawa-ketawa sendiri gitu?” tanya Felly lalu duduk disamping Anisa.
“Ini aku lagi smsan, kata-katanya lucu” jawab Anisa.
“Sms apa sih?” Felly penasaran dan menengok ke HP Anisa.
“Ihh kepo ga boleh liat ini privasi” ujar Anisa sambil sedikit menghindar.
“Hayo smsan sama siapa sih?” tanya Felly lagi.
“Ada deh” jawab Anisa singkat.
“Hemm .. gitu yah” ujar Felly.
“Hihi iya iya ih, ni sms dari Dani” jawab Anisa.
“Ya ampun kirain siapa? Hayo hayo ada apa antara kalian?” ujar felly.
“Ih ga ada apa-apa ko, kita Cuma smsan biasa aja lagian Dani Cuma pengen tau kabarnya Christy” ungkap Anisa.
“Nah lagian kenapa ga sms langsung aja keChristy?” tanya Felly.
“Nah itu masalahnya, Christy terlalu cuek sampai-sampai sms dari Dani ga pernah dibales sekalipun” ujar Anisa.
“Oh gitu, lagan kamu kerajinan banget mau ngedeketin mereka segala” ujar Felly.
“Yah awalnya sih ga mau Fell ngapain juga kan, tapi lama kelamaan aku jadi kasian sama Dani dan juga Dani orangnya baik ko ga seperti apa yang Christy duga” ujar Anisa.
“Cielah dalem banget ngejelasinnya .. hehe” ujar Felly.
“Ah biasa aja ko Fell, tapi kamu jangan sampe salah sangka yah semua ini ga seperti yang kamu duga” ungkap Anisa.
“Iya tenang aja lagian aku juga ga mikir sejauh itu ko” ungkap Felly.
Tak lama kemudian.
“Asik ngobrolin apa sih kalian?” tanya Christy.
“Itu loh si pangeran kamu Dani” ujar Felly.
“Ya ampun kalian masih bahas itu aja dari tadi siang, aku aja bosen dengernya” ujar Christy.
“Hehe ga apa-apa kali Christ, toh kita ini yang bahas dia” ujar Anisa.
“Nah betul itu, terus kamu kenapa jealous ya?” ujar felly sambil meledek.
“What!! Jealous? Ga kali, ga pernah ada sejarahnya aku dibuat cemburu sama cowok” ujar Christy.
“Iyalah wajar selama ini kamu jarang pacaran, bahkan bisa aku hitung jari berapa kali kamu pacaran .. haha” ungkap Anisa.
“Ah serius Nis?” tanya Felly.
“Iya serius Fell, tanya aja sama orangnya tuh .. hihi” sindir Anisa.
“Apasih kamu Nis, bete deh” ujar Christy.
“Makanya kamu jangan kelewat jutek dan cuek donk jadi cewek, kasih kesempatan setiap cowok yang pengen deket sama kamu” ungkap Anisa.
“Bener tuh Christ, tapi eh jangan-jangan dia ga suka cowok kali Nis” ledek Felly.
“Aiih serem amat Fell, aku jadi takut .. hehe” ujar Anisa.
“Tuh tuh kalian tambah ngaco, aku normal tau aku masih suka cowok tulen tulen, catet itu yah kalian dua gadis remaja yang sama-sama jomblo juga.. haha” ujar Christy.
“Wah kita dikatain jomblo Nis, udah berani ngatain dia” ujar Felly.
“Kita dibully Fell, enaknya dia kita apain yah?” ujar Anisa.
“Nah loh ko jadi aku yang kalian salahin?” ujar Christy sedikit panik.
“Kita apain ya Nis?” ujar Felly dengan tatapan sinis.
“Kita .. kita kelitikin aja Fell” ujar Anisa.
“Hayuuuu” ujar Felly semangat lalu beranjak berdiri menatap Christy.
“Nah loh kalian mau ngapain?” tanya Christy terkejut.
“Tangkep Fell!” ujar Anisa.
“Kkyyaaa” teriak Christy lalu kabur.
Terjadilah adegan kejar-kejaran antara mereka bertiga pada malam itu dengan penuh gelak tawa.
“Udah Nisaaaaa aku nyerah ampun ampuun” teriak Christy diatas tempat tidur yang sedang dijahili oleh Anisa dan Felly.
“Apa-apa? Aku ga denger” ujar Felly.
“Ampuun Felly peseekk” ujar Christy.
“Apa? Pesekk?” ujar Felly.
“Iya deh Felly Filliang yang imut dan cantik membahana” teriak Christy.
“Haha gitu donk” ujar felly.
“Udah ah capek akunya, kasian Fell anak orang .. hehe” ujar Anisa. Seketika duduk dilantai.
“Hahaha seru Nis” ujar Felly sambil terengah-engah.
“Idih kalian jahat, aku suka susah tidur loh kalau dikelitikin gini” ujar Christy.
“Hahaha tapi seru Christ, eh besok lagi yuk Fell” ujar Anisa.
“Besok? Kenapa ga sekarang lagi aja yuk” ujar Felly.
“Ih kalian apaan sih, aku mending pindah apartement dari pada tiap hari diisengin terus .. huh” ujar Christy.
“Wii segitumya, becanda kali Christy .. peluuk” ujar Anisa sambil memeluk Christy.
“Hii kalian lucu tapi geli juga liat kalian pelukan gitu” ujar Felly.
“Wah kamu mau dipeluk juga, yuk Nis kita peluk bareng-bareng” ujar Christy.
“Pelukk Felly” Anisa dan Christy memeluk Felly sambil sedikit menjahilinya.
“Aaa Tidaakk” teriak Felly.
Beberapa saat kemudian ketika mereka sedang makan malam.
“Eh Christy nih Dani sms, besok kan libur nih dia mau ajak kamu jalan-jalan katanya, gimana kamu mau?” tanya Anisa.
“Hah jalan?!! Aduh gimana yah?” ujar Christy terkejut.
“Ciyee diajak ngedate tuh Christ” ujar Felly.
“Wah maslahnya aku belum kenal dan males juga sih, pengennya besok tuh aku santai seharian” ujar Christy.
“Hayo tadi katanya mau coba  ga cuek lagi, tapi apa salahnya sih Christ kamu coba dulu belajar kenal dia, aku jamin deh Dani itu orangnya baik ga seperti yang kamu kira” ujar Anisa.
“Tuh bener Christ coba dulu aja, seengganya hargai dulu orang yang pengen kenal dekat sama kamu” ujar Felly menambahkan.
“Wah gimana yah aku bingung” ujar Christy.
“Ya terserah kamu sih, kalau mau ya syukur ga juga ga apa-apa ko aku ga maksa” ujar Anisa.
“Yaudah deh aku coba dulu” ujar Christy.
“Hah serius??” tanya Anisa.
“Iya ih” jawab Christy.
“Waduh aku ga nyangka beneran serius?” tanya Anisa lagi.
“Iya bawel, apa aku cancel nih .. haha” ujar Christy.
“Hahaha aku mastiin aja, aku kira kamu ga mau” ujar Anisa.
“Terpaksa!! Haha” ujar Christy.
“Serius nih nanti aku kabarin Dani” ujar Anisa.
“Iya ANISA RAHMA” jawab Christy.
“Ciyee witiw besok ada yang mau ngedate, first time lagi .. istilah Prancisnya première date (kencan pertama) asiik” ujar Felly.
“Wiii keren, selamat Christy semoga bisa berlanjut .. haha” ujar Anisa.
“Apaan sih berlebihan ah, ketemu aja belum” jawab christy.
“Ciyye ciyye” Felly dan Anisa terus saja menggoda Christy pada saat itu.
Part 11
Setelah itu Anisa pun segera mengabari Dani perihal ajakannya mengajak jalan Christy.
“Hai Dan maaf banget yah soal ajakan kamu itu ...” isi sms Dari Anisa.
Tanpa basa-basi Dani langsung saja menelepon Anisa.
“Hallo Nis, gimana?” tanya Dani ditelepon.
“Wah langsung nelepon gini, penasaran ya?” ujar Anisa.
“Banget Nis, gimana hasilnya? Aku yakin pasti Christy nolak ajakan aku” ujar dani pesimis.
“Yah maaf banget mau gimana lagi, aku juga udah berusaha bujuk Christy. Kamu tau sendirikan dia kaya gimana orangnya” ungkap Anisa.
“Yah udah ketebak deh dia jawab apa” ujar Dani yang terdengar lesu.
“Dan besok siap-siap yah, kamu harus tampil keren, ganteng dan rapi pokonya” ujar Anisa.
“Siap-siap? Emang kenapa?” tanya Dani.
“Ih mau ga nih jalan sama Christy?” ujar Anisa.
“Maksud kamu? Sumpah Nis aku masih belum ngerti” ujar Dani.
“Christy nerima ajakan kamu tuh” ujar Anisa.
“AH!! Serius kamu?? Ga boong kan? Apa kamu lagi becandain aku nih?” ujar Dani dengan sangat terkejut.
“Yaudah kalau ga percaya, aku bilang aja sama Christy kamu ngebatalin” ujar Anisa.
“Ih iya-iya aku percaya, tapi sumpah Nis ga kebayang ko bisa ya dia mau jalan gitu sama aku?” ungkap Dani.
“Bisa donk siapa dulu yang comblanginnya .. hehe” ujar Anisa.
“Wah makasih banyak Nis, aku ga nyangka aja. Kamu memang kereeen, aduh aku jadi gugup gini yah” ujar Dani.
“Hahaha segitunya sampai gugup, oke sama-sama Dan. Eh udah dulu yah kamu siapin diri aja buat besok yang pasti Christy ga suka cowok lebay,good luck ya buat besok première date nya” ujar Anisa.
“première date? Kamu ko tau istilah itu? Oke deh kalau gitu makasih banget sekali lagi kamu memang TOP banget” ujar Dani dengan girangnya.
Telepon pun ditutup dan tak terbayang ekspresi Dani yang berbunga-bunga pada saat itu, dia terlihat senyum-senyum hingga tertawa-tawa sendiri.
“TuuuT” suara nada sambung telepon.
“Hallo” jawab Adit ditengah keramaian.
“Oi Dit dimana lu?” tanya Dani.
“Gue lagi diluar nih, di jalan St. Ville” jawab Adit.
“Gue kira lu udah dirumah, Dit gue lagi seneng banget pake banget banget” ungkap Dani dengan nada bahagia.
“Biasa aja kali ungkapinnya pake teriak-teriak di HP kuping gue bocor nih” ujar Adit.
“Haha sorry deh kalau gitu, ni gue mau cerita besok gue ngedate sama Christy, makanya gue seneng banget Dit” ungkap Dani.
“Pantesan senengnya kebangetan, eh ko bisa sih? Ga nyangka gue” tanya Adit.
“Ga nyangka kan? Gue juga ga nyangka .. haha, Anisa yang bantuin gue makanya Christy mau, makanya besok ga bakal gue sia-siakan moment berharga itu” ungkap Dani.
“Oh pantesan aja bisa, coba lu usaha sendiri mana bisa .. haha, baguslah kalau gitu jangan sampai aja lu kena gampar tuh cewek jutek, tau sendiri kan dia kaya gimana karakternya” ujar Adit.
“Jutek juga cantik Dit dia itu indah dan istimewa, wanita tercantik yang pernah gue temuin, gue harus bisa dapetin dia” ungkap Dani.
“Haduh dasar aneh lu Dan, kadang gue bingung sama selera lu, besok rencana mau kemana?” tanya Adit.
“Gue pengen banget ke “Marseille” Dit” jawab Dani.
“Marseille? Wah bisa aja cari tempat romantis pinggir pantai pasti ngejar sunsetnya ya lu disana? Gue aja belum kesampean buat kesana eh lu udah duluan” ujar Adit.
“Hii tau aja lu, iya donk kebayang kan gue jalan-jalan dipinggir pantai pas sore-sore sama Christy sambil gue pegang tangannya, aduh Dit ga sabar nunggu besok” ungkap Dani.
“Haha oke deh kalau gitu gue doain lancar” ujar Adit.
“Merci bro, yaudah deh gue mau istirahat dulu persiapan buat besok” ujar Dani.
“Sip bro, awas kaga bisa tidur haha” ujar Adit dan teleponpun ditutup.
“Ciaaa” teriak Dani dikamarnya kegirangan.
Esok hari tiba, saat yang ditunggu-tunggu oleh Dani dan diapun sudah berpenampilan maskulin dengan aroma parfum yang begitu menyegarkan, dengan perasaan yang berdebar-debar dia mulai bersiap-siap dengan kencan pertamanya bersama wanita yang dia idam-idamkan yaitu Christy.
“Christy udah siap belum?” ujar Anisa.
“Sebentar Nis, tanggung tinggal pake blush on aja” teriak Christy dari kamarnya.
“Kamu mau kemana Nis? Kamu ikut?” tanya Felly.
“Ga Fell masa aku ikut acara ngedate mereka, aku mau ke book store jadi sekalian sama Christy berangkatnya” ujar Anisa.
“Emang Christy ga dijemput?” tanya Felly.
“Ga Fell mereka janjian di Alavda Park dan ketemuan disana” jawab Anisa.
“Oh disana,rencana mau kemana mereka?” tanya Felly lagi.
“Wah kalau itu aku ga tau Fell, biarlah mereka yang tau .. hihi” ujar Anisa.
“Yuk berangkat Nis” ujar Christy.
“Kamu cantik banget Christ, ga nyangka kamu kalau dandan bisa secantik ini” ungkap Felly.
“Baru tau ya aku cantik? Kamana aja kamu selama ini .. hihi” ujar Christy.
“Iya Fell berhubung dia itu males dandan makanya kucel .. haha” ledek Anisa.
“Jangan salah Nis kucelnya aku aja cantik, apalagi aku dandan kan tambah cantik akunya” ujar Christy.
“Iya deh iya .. haha” ujar Anisa.
“Udah yuk berangkat” ujar Christy.
“Tumben kamu yang semangat sekarang?” tanya Felly.
“Bukannya semangat Fell tapi ini si Dani udah sms aku terus” jawab Christy.
“Oia Nis Alvada Park dimana sih? Gimana sih ngajak ngedate tapi bukannya jemput aku” ujar Christy.
“Deket ko dari sini, ga tau Christ dia nentuin tempat ketemuannya disana. Lagian kamu kan bareng aku naik taxi jadi ga mungkin kesasar deh” ujar Anisa.
“Yaudah kalau gitu, kamu mau cari buku apa Nis?” tanya Christy.
“Biasa majalah-majalah aja buat referensi aku, yuk berangkat udah siang nih” jawab Anisa.
Akhirnya Christypun berangkat ditemani Anisa yang kebetulan satu arah dengannya, sementara itu Dani sudah berada disana 5 menit yang lalu dengan wajah berseri-seri Dani sedang menantikan saat berjumpa dengan Christy.
Hampir satu jam Dani menunggu namun Christy belum juga datang, dengan perasaan khawatir serta bertanya-tanya dia mulai terlihat gelisah. Bahkan sms serta telepon Danipun kepada Christy tak ada satupun yang ditanggapi, Dani mencoba menghubungi Anisa namun Hpnya tidak aktif dan tak lama kemudian.
“Hai Dan” seseorang memanggil Dani dari belakang.
“Iya” Danipun menoleh kebelakang dan betapa terkejutnya dia melihat sosok seorang wanita yang barusaja memanggil namanya.
“Anisa??!” ujar Dani terkejut.
“Hai pasti udah lama banget nunggu disini, untung kamu masih disini” ujar Anisa.
“Ko ko kamu bisa ada disini? Terus Christy mana?” tanya Dani dengan sedikit kebingungan.
“Nah justru itu ada yang mau aku jelasin sama kamu” ungkap Anisa.
(30 menit yang lalu)
“Udah sampai nih Christ, kamu turun disini aja kayanya Dani udah nungguin kamu deh, dia bilang dia deket air mancur taman” ujar Anisa.
“Yaudah Nis aku duluan yah, kamu juga hati-hati pulangnya” ujar Christy setelah turun dari taxi.
“Heh jutek, good luck yah” ujar Anisa menyemangati.
“Iya, dah Nis” ujar Christy melambaikan tangan kepada Anisa.
Christypun akhirnya berjalan menuju tempat yang dimaksud, beberapa kali Dani menanyakan posisi Christy dimana namun ketika hendak membalas sms Dani ternyata pulsa Christy habis dan tidak bisa mengirim sms. Akhirnya Christy terpaksa tidak membalas sms Dani dan berusaha mencari dia, tak lama kemudian Christy melihat Dani sedang berdiri didepan air mancur taman mengenakan blazer berwarna hitam. Ketika Christy hendak menghampiri Dani tiba-tiba telepon Christy berbunyi.
“Hallo, iya ada apa mba Cherly?” tanya Christy.
“Christ kamu dimana?” tanya Cherly balik.
“Aku lagi diluar mba, kebetulan aku lagi di Alvada Park nih” jawab Christy.
“Kamu lagi sibuk ngga?” tanya Cherly.
“Ga juga sih mba, Cuma lagi ada acara keluar aja, emangnya ada apa ya mba?” tanya Christy.
“Gini Christ tadinya saya mau minta tolong, kamu temenin saya rapat media sama menghadiri undangan setengah jam lagi acaranya dimulai, bisa ga?” tanya Cherly.
“Yaudah deh mba aku bisa, mba dimana sekarang?” tanya Christy.
“Maaf ya urgent banget soalnya, jadi ganggu acara kamu nih? Kalau saya sekarang udah stand by dikantor lagi nyiapin bahan rapat kamu kesini aja jadi ngelembur nih kamunya” ungkap Cherly.
“Iya mba ga apa-apa” ujar Christy.
Dengan berat hati Christy meninggalkan Dani yang sedang menunggunya disana tanpa bertegur sapa sekalipun, disisi lain Christy merasa tidak enak menolak ajakan atasannya karena konsekuensi pekerjaan.
“Hallo Nis kamu Dimana?” tanya Christy ditelepon.
“Aku masih ditoko buku nih, eh ini nomor siapa?” tanya Anisa.
“Aku pake nomor kantor Nis, pulsa aku habis” jawab Christy.
“Nomor kantor? Kamu dikantor?” tanya Anisa terkejut.
“Iya Nis aku dikantor, tadi mba Cherly nelepon aku nyuruh kekantor ada kerjaan ngedadak. Kamu bisa ga hubungi Dani kalau akunya ga bisa ketemu dia, tadi sih sempet liat dia Cuma akunya ga sempet nyapa aku buru-buru kekantor sih” ungkap Christy.
“Telepon aja sama kamu pake telepon kantor” ujar Anisa.
“Ga sempet Nis, sekarang aku mau langsung berangkat. Maaf ya tolong bantu aku, dah Nis” ujar Christy lalu menutup teleponnya.
“Yah Christy ada-ada aja lagi” ujar Anisa.
Kemudian Anisa hendak menelepon Dani namun tiba-tiba Hpnya Anisa mati karena lowbattery, dengan sangat panik Anisa kebingungan. Akhirnya Anisa memutuskan untuk menemui Dani dilokasi tersebut dengan harapan Dani masih disana menunggu Christy dan Anisa akan menjelaskan semuanya kepada Dani.
“Oh gitu ternyata, yah sayang banget kalau gitu” ujar Dani kecewa dan wajahnya sedikit murung.
“Iya Dan maaf banget yah, tadi serius ko Christy udah siap-siap mau kesini” ujar Anisa.
“Iya ga apa-apa, pantes aja ga bales sms aku ga ada pulsa ternyata tapi ko barusan aja aku telepon tetep ga diangkat sama dia?” tanya Dani.
“Mungkin udah mulai rapat kali Dan jadi ga bisa angkat telepon” ujar Anisa.
“Yaudah deh kalau gitu, oia kamu habis dari mana Nis?” tanya Dani.
“Oh ini aku habis dari toko buku, beli majalah” jawab Anisa.
“Oh gitu, yaudah Nis ini bunga buat kamu aja deh” ujar Dani memberikan seikat bunga yang tadinya untuk Christy kepada Anisa.
“Ih apaan nih, ga usah ah. Kamu kasih ke Christy aja” ujar Anisa.
“Ga apa-apa daripada keburu layu” ujar dani.
“Yaudah nanti aku kasih ke Christy deh, Dan aku pamit pulang yah aku harap sih kamu ga marah ya atas kejadian hari ini” ujar Anisa.
“Ih ga apa-apa ko Nis santai aja aku ngerti ko kondisinya kaya gimana, kamu mau pulang aja?” ujar Dani.
“Makasih deh kalau kamu ngerti, iya aku langsung pulang aja lagian libur gini aku sering ngabisin waktu diapartemen dari pada diluar” ungkap Anisa.
“Yaudah kamu ikut aku aja, daripada pulang kan ga lucu juga akunya ga ngapa-ngapain” ujar Dani.
“Memangnya kamu tadinya mau kemana?” tanya Anisa.
“Tadinya mau ke Marseille, pantai disana bagus soalnya” ujar Dani.
“Wah tau aja kamu tempat romantis buat berdua, dimana itu?” tanya Anisa.
“Ga jauh dari sisni sih, perbatasan kota Paris. Yaudah yuk lagian kamu juga daripada diapartemen diem aja mending temenin aku refreshing, please jangan nolak” ungkap Dani.
“Aduh gimana yah, yaudah deh. Aku juga kan ga enak udah buat kamu kecewa sebagai gantinya aku nemenin kamu deh hari ini” ujar Anisa.
“Wah bukan salah kamu Nis acara ngedate aku sama Christy batal, yaudah yuk berangkat” ujar Dani.
Kemudian Dani dan Anisa berangkat menuju tempat yang dimaksud dengan mobil Dani mereka berkendara mengitari batas kota Prancis menuju sebuah lokasi bernama Marseillepantai panjang berpasir dan iklim Mediterania yang cerah, Marseille adalah kota menakjubkan untuk dikunjungi pasangan, kelompok teman-teman, keluarga, dan single.Kota terbesar kedua di Prancis ini memiliki warisan yang kaya dan unik, hotspot budaya yang besar dan lokasi luar biasa di Prancis Selatan.
“Dan kamu udah hafal ya lokasi-lokasi di Prancis?” tanya Anisa.
“Ya lumayan Nis, udah lama juga kan aku disini” jawab dani sambil menyetir.
“Oia kenapa kamu bisa tinggal disini?” tanya Anisa.
“Kenapa? Soalnya aku udah terlanjur jatuh cinta sama kota ini, kota yang cantik dan indah buat aku merasa bahagia tinggal disini” jawab Dani.
“Oh gitu ga kangen Indonesia nih?” ujar Anisa.
“Saat ini aku masih belum punya alasan kuat untuk pulang kesana, kota ini masih sangat berarti buat aku dengan segala keindahannya” jawab Dani.
“Wah kamu artistik ya, suka yang indah-indah dan cantik” ujar Anisa.
“Iya donk segala yang cantik dan indah itukan yang enak dipandang dan dinikmati oleh mata baru itu menarik” ujar Dani.
“Hihi bisa aja kamu” ujar Anisa.
Merekapun melanjutkan perjalanan sambil mengobrol didalam mobil, hingga selang hampir 2 jam perjalanan mereka tiba ditempat itu. Sebuah tempat yang menyuguhkan panorama indah luar biasa, satu kalimat yang pantas untuk mengapresiasikan tempat itu cantik dan indah seperti apa yang diutarakan Dani.
“Akhirnya sampai juga, aduh pegel juga nih nyetir mobil” ujar Dani sambil meregangkan badannya dibalik kursi kemudi.
“Iya nih lumayan jauh ya perjalannya” ujar Anisa.
“Yuk turun Nis” ujar Dani.
“Wahhh bagus banget pantainya, bersih, pasirnya putih dan airnyapun bening banget” ungkap Anisa.
“Iya kan ni tempat terkeren yang sering aku kunjungi kalau aku lagi liburan” ujar Dani.
Merekapun menghabiskan waktu dipantai itu, sesekali mereka berjalan-jalan atau duduk bersantai menikmati makanan khas pantai dari Prancis sambil mengobrol-ngobrol tentunya. Hingga waktu tak terasa sudah hampir senja, sang matahari pun hendak turun untuk bersembunyi sambil meronakan sinarnya yang berwarna oranye itu.
“Nis udah mau sunset nih, sebentar yah aku mau ambil kamera dulu di mobil” ujar Dani lalu bergegas berlalri kemobilnya untuk mengambil kamera.
“Aduh maaf lama” ujar Dani sambil melepaskan tutup lensa kameranya.
“Iya ga apa-apa, wah kamu suka photografi yah Dan?” ujar Anisa.
“Iya nih aku suka banget mengabadikan moment gini, pokonya sesuatu yang indah dan cantik harus aku abadikan didalam kameraku ini” ujar Dani.
“Tapi sayang yah Christy ga bisa ikut, awalnya kalau dia ikut aku pengen banget foto dia disaat ini pasti sempurna dan cantik banget” ujar Dani.
“Iya sayang banget, oia Dan boleh tanya sesuatu?” tanya Anisa sambil beranjak berdiri memandangi kearah laut yang terlihat orange itu.
“Boleh mau tanya apa?” ujar dani sambil duduk ditepian pantai sambil mengoperasikan kameranya.
“Kenapa kamu bisa suka sama Christy?” tanya Anisa.
“Wah pertanyaan yang sama kaya Adit nih, kalau dibilang suka Christy aku pasti jawab dia cantik. Ya cantik sekaligus indah kata-kata pertama yang keluar dari mulut aku sejak pertama kali ketemu dia, wajahnya, matanya senyumannya sempurna. Itulah yang aku suka dari sosok dia Nis” ungkap Dani.
“Tapi kan kamu belum tau sifat serta karakternya seperti apa Dan?” tanya Anisa lagi.
“Iya itu Nis, karena kecantikannya itu aku abaikan aspek itu karena kecantikan lahiriyahlah yang selalu aku jadikan patokan dalam hidup aku baik itu seseorang maupun alam seperti ini, pokonya kecantikan dan keindahan yang enak dipandang mata selalu jadi acuan dasar buat aku mengagumi sesuatu” ungkap Dani.
“Kamu salah Dan kalau kamu menilai kecantikan serta keindahan itu hanya dari luarnya saja” ujar Anisa.
“Maksud kamu? Salahnya dimana?” tanya Dani.
“Itulah Dan jika seseorang selalu menilai orang lain hanya dari luar, karena kacantikan serta keindahan menurut aku adalah sesuatu yang memancar dari dalam diri orang tersebut. Kecantikan luar akan rusak apabila tidak disertai dengan hati yang bersih, begitu juga jika hatimu memancarkan suatu keindahan maka kekurangan luarmu akan tertutupi, kecantikan yang sebenarnya akan memncar dari dalam Dan. Karena itu aku ga suka kalau kamu hanya menilai Christy hanya dari fisik saja, kenali dia lebih, kagumi hatinya bukan fisiknya” ungkap Anisa.
“Sama seperti halnya alam ini Dan yang kamu anggap indah belum tentu dalamnya indah, seperti sebuah kerang jiaka kamu pandang dari luar dia akan nampak menjijikan tapi lihat isinya ada sebuah mutiara yang bernilai yang sangat berharga berasal dari dalam kerang itu” ujar Anisa.
“Jadi intinya cantik itu menurut kamu?” tanya Dani.
“Kamu akan terlihat cantik dari hatimu, cantik itu dilihat dari hati dengan sendirinya kecantikan itu akan terpancar sendirinya” ungkap Anisa sambil tersenyum kearah Dani.
Dani terkejut dan hanya terdiam mendengar ungkapan dari Anisa, entah mengapa presepsinya selama ini dipatahkan oleh statement seseorang yang berpandangan berlawanan arah dengannya. Dia terdiam Dani hanya terdiam seraya memandangi Anisa yang sedang berdiri menatap matahari terbenam disore itu.
“Ternyata gue salah, dengan berfikir kecantikan dan keindahan itu hanya terpanncar dari fisik semata dan mengabaikan keindahan serta kecantikan hati seseorang” ujar Dani dalam hatinya.
Matahari senja itu seolah memberikan rasa hangat, derai suara ombak turut menyejukan hati pada sore itu. Tak sengaja Dani terus memandangi Anisa yang masih berdiri teridiam saat itu, hingga tak sadar dia begitu menikmati memandangi gadis itu.
“Kamu bener Nis dan mengapa aku baru sadar kalau selama ini kamu begitu terlihat “Cantik” ujar Dani pada dirinya seraya tersenyum kecil sambil mengabadikan sosok Anisa dalam kameranya itu.
“Nis udah nyampe, ayo bangun” ujar Dani hendak membangunkan Anisa yang terlelap didalam mobil.
Namun ketika memperhatikan Anisa yang sedang tertidur Dani terdiam sejenak seraya memandangi wajah Anisa yang terlihat begitu manis pada saat itu, perlahan tangan Dani mencoba membelai wajah Anisa, dengan gemetaran tangan Dani mencoba menghampiri wajah yang lembut itu.
“Hoam” Anisa tiba-tiba terbangun seraya meregangkan badannya.
“Eh udah bangun Nis” Dani terkejut.
“Maaf Dan aku ketiduran, wah udah nyampe ternyata maksih banyak yah hari ini maaf jadi ngerepotin kamu” ujar Anisa.
“Ga ga apa-apa ko, aku juga makasih kamu udah mau nemenin aku” ujar Dani sedikit gugup.
“Yaudah aku masuk dulu yah, sampai ketemu lagi Dan” ujar Anisa kemudian keluar dari dalam mobil Dani dan berpamitan pergi.
“Nis makasih atas semua, makasih juga atas segala keindahan yang kamu tunjukan sama aku” ujar Dani dalam hati dan kemudian beranjak pergi.
Part 12
Sesampainya diapartemennya Dani lalu terbaring disofa seraya melamun sejenak.
“Oia ..” Dani teringat sesuatu lalu bergegas kestudio foto diruangannya.
Tak lama kemudian Dani keluar dari studio foto miliknya dan kembali duduk disofa.
“Kamu cantik Nis” ujar Dani sambil memandangi foto Anisa yang baru saja dia cetak.
Keesokan harinya.
“Hoi Anisa kamu kemana sampai ga ada kabar?” tanya Felly.
“Iya Nis kamu pulang jam berapa?” tanya Christy.
“Maaf kemarin HP aku mati jadi ga bisa ngabarin, kemarin sih aku pulang jam 23.00 kalian udah pada tidur” jawab Anisa.
“Malem amat dari mana tuh?” tanya Felly.
“Aku kemarin dari Marseille Fell” jawab Anisa.
“Waduh jauh amat pergi sama siapa tuh?” tanya Felly.
“Sama Dani .. hehe” jawab Anisa.
“Dani?? Ko bisa?” tanya Christy terheran-heran.
“Jadi gini ceritanya ..” ujar Anisa kemudian menceritakan semuanya.
“Oh ternyata gitu, aduh aku jadi merasa bersalah tapi ga apa-apa deh jadi diwakili kamu .. haha” ujar Christy.
“Ah itu sih kamu aja jadi keenakan dasar ih” ujar Anisa.
“Wah bisa gitu yah, tapi wajah kamu kaya ceria gitu jangan-jangan nanti kaya yang aku pernah bilang malah kamunya yang nanti suka sama dia” ujar Felly sambil menyisir rambutnya.
“Ih ga donk lucu banget kalau aku sampai gitu, nanti Christy cemburu haha” ujar Anisa.
“Ih apaan Nis yang ada aku makasih banget” ujar Christy.
“Haha .. ga lah Christy tenang aja aku ga bakal segampang itu bisa suka sama cowok” ujar Anisa.
“Oia sms Dani sana minta maaf soal kemarin dia pasti agak kecewa sama kamu” ujar Anisa.
“Iya-iya nanti aku sms, sekarang mending berangkat yuk nanti telat mba Cherly ngomel-ngomel lagi” ujar Christy.
Tak lama kemudian mereka bertiga bergegas pergi kekantor.
“Gi tunggu ..!!” teriak Dimas yang terlihat sedang mengejar Gigi.
“Kenapa lagi tuh? Pagi-pagi udah ribut aja” ujar Christy terbengong ketika memasuki lobby kantor.
“Kenapa tuh mereka Njel?” tanya Felly kepada Angel ketika berpapasan di lobby.
“Wah ga tau, mereka kadang gitu suka akur kadang suka berantem ga jelas” ungkap Angel.
“Hemm so complicated” ujar Anisa.
“Apa Nis?” ujar Christy.
“Mambingungkan .. gitu aja ga tau” ujar Anisa.
“Haha tau lah, mereka pacaran?” tanya Christy.
“Setau aku sih ngga Christ” jawab Angel.
“Udah biarin aja mereka, sebentar lagi briefing yuk siap-siap” ujar Felly.
Sehabis briefing Cherly mengajak Felly, Anisa, Christy dan yang karyawan lainnya meeting bulanan yang diadakan rutin disetiap awal bulan untuk mengevaluasi kinerja bulan lalu.
“J'applaudis chaque Christy si vous ne le statut de la formation des employés, mais les concepts et les stratégies que vous bien, maintenant nous avons vendu 800.000 exemplaires dans le magazine français (Saya salut sama Christy meskipun status kamu Cuma karyawan training tapi konsep serta strategi kamu bagus, sekarang kita udah jual 800ribu eksemplar majalah di Prancis” ungkap Cherly pada sesi rapat.
Semua peserta rapat bertepuk tangan kearah Christy, dikarenakan Christy tak mengerti dia hanya tersenyum saja seraya kebingungan.
“Maksudnya apa tuh Fell?” tanya Christy.
“Intinya mba Cherly salut buat kinerja kamu” ungkap Felly.
“Oh gitu, Merci merci” ujar Christy.
“alors que nous attendons pour la prochaine stratégie d'entre vous, je suis sûr que vous avez un énorme potentiel et qui sait un jour vous pourriez être recommandé d'être un employé ici (kalau begitu kami tunggu strategi berikutnya dari kamu, saya yakin kamu memiliki potensi yang luar biasa dan siapa tau suatu saat kamu bisa direkomendasikan untuk menjadi karyawan disini)” ungkap CEO Beauté la femme.
“Wah keren tuh Christy kamu bisa direkomendasiin jadi karyawan disini” ujar Angel.
“Wah masa? Hihi” ungkap Christy terkejut.
“Ga nyangka kamu bisa gitu ayo semangat Christy” ujar Anisa.
“Kamu juga Nis ayo semangat” ujar Christy.
Sehabis rapat mereka bersiap kembali keruangan masing-masing, suasana masih sedikit ramai disana terlihat Cherly sedang mengobrol dengan Christy.
“Nis yuk keruangan, masih banyak kerjaan nih kita” ujar Angel.
“Iya” jawab Anisa.
“Christy hebat yah, aku ga nyangka dia punya potensi kaya gitu jadi inget mba Cherly, dulu dia juga kaya gitu” ujar Angel.
“Iya dia memang cerdas, idenya selalu inovatif aku juga salut sama dia dan aku juga yakin suatu saat dia bakal sukses” ungkap Anisa.
“Ayo Nis kamu juga semangat, kamu juga berbakat ko makanya bulan sekarang kamu buktiin kalau kamu juga punya potensi, ayo kita buat desain yang istimewa yang beda dari yang lain” ujar Angel.
“Oke aku siap, ayo kita kerja keras” ujar Anisa.
Sementara itu.
“Dan gimana kemaren ngedatenya? Lancar?” tanya Adit.
“Gagal Dit, Christy berhalangan datang” jawab Dani sambil fokus mengoperasikan komputer.
“Loh ko bisa? Lu balik lagi donk kaga jadi ke Marseillenya?” tanya Adit.
“Jadi donk, tapi gue perginya sama Anisa .. haha” ujar Dani.
“Anisa? Ko bisa? Waduh sumpah gue ga ngerti” ujar Adit sedikit kebingungan.
“Oke jadi gini ..” ungkap Dani kemudian menceritakan semua dari awal.
“Wah wah bener kata gue kan, bisa jadi salah sasaran nih” ujar Adit.
“Haha gue juga ga tau Dit dari Anisa gue belajar banyak hal, yang pasti entah kenapa semenjak kemarin fikiran gue jadi ga fokus, gue jadi keinget dia terus” ujar Dani sambil memandangi foto Anisa yang dia keluarkan dari dalam sakunya.
“Wah wah udah punya fotonya” ujar Adit sambil merebut foto itu.
“Eh main ambil aja, sini balikin!” ujar Dani.
“Iya bentar gue liat dulu, eh Dani tapi diliat-liat dia memang cantik, cantiknya natural” ujar Adit.
“Iya sih gue juga kemana aja ya kemarin-kemarin, baru ngeh sekarang-sekarang” ungkap Dani.
“Dit dipanggil pak Firman diruangannya” ujar Jibril.
“Iya sebentar, Dan gue tinggal dulu nanti kita makan siang bareng. Lu jangan nolak gue udah pesen tempat soalnya” ujar Adit.
“Gue kaga diajak?” ujar Jibril.
“Kagak, ngapain juga gue ajak lu .. haha” ujar Adit sambil beranjak pergi.
“Siaall ..” teriak Jibril.
“Eh Dan foto siapa tuh? Coba gue liat” tanya Jibril.
“Nih cantik ga?” tanya Dani.
“Widih cantik banget, manis bro siapa nih?” tanya Jibril.
“Ada deh mau tau aja .. hehe” ujar Dani.
“Wah cewek lu ya?” tanya Jibril.
“Bukaan yey” jawab Dani.
“Kalau bukan berati boleh donk ni cewek buat gue .. hehe” ujar Jibril.
“Huu kagak!!” jawab Dani singkat.
“Aih samaan jawabannya kaya si Adit .. haha” ujar Jibril.
Sementara itu.
“Liat ini Dit” ujar Firman memperlihatkan selembar kertas kepada Adit.
“Wah yang bener ini pak?” ujar Adit terkejut.
“Itu data kemarin Dit, Beauté la femme lagi diatas angin sekarang gila aja penjualannya diatas 800rb eksemplar segitu di Prancis aja belum diluar” ungkap Firman.
“Bulan-bulan lalu kita bisa melampaui mereka pak, sekarang ko mereka bisa up segini jauhnya ya, Cherly memang hebat” ungkap Adit.
“Bukan Dit, itu bukan Cherly” ungkap Firman.
“Bukan Cherly? Terus siapa pak? Setahu saya Cuma Cherly yang bisa naikin rating penjualan kaya gini” ungkap Adit.
“Awalnya saya kira begitu, setelah tim saya survey ternyata bukan dan saya yakin itu bukan dia, kamu perhatiin juga lembar demi lembar dari cover, sampai konten majalahnya edisi bulan lalu” ujar Firman.
“Gila .. beda banget, apa mereka punya tim baru ya pak? Ini ga seperti Beauté la femme yang kita kenal loh” ujar Adit sedikit terkejut.
“Pastinya, mereka mengeksplore konsep baru sepertinya saya yakin dibalik ini bukan Cuma Cherly tapi ada tim pendukung lain yang bisa merubah ini semua, sekarang saya kasih kamu tugas!!” ujar Firman.
“Tugas apa itu pak?” tanya Adit.
“Selidiki mereka, investigasi kenapa mereka bisa berubah seperti ini dan satu hal lagi cari tau strategi mereka dan konsep-konsep mereka!!” ujar Firman dengan wajah dingin.
“Oh seperti biasa yah, oke pak siap hal mudah itu serahin semua sama saya” ujar Adit sambil tersenyum.
“Bagus, saya tunggu perkembangannya. Oke silahkan melanjutkan kerjaan kamu lagi” ujar Firman.
“Baik pak permisi” ujar Adit.
“Oke satu, dua, ti .. (Jepprett) oke bagus, sekali lagi ya Steff” ujar Dimas sedang melakukan sesi pemotretan dengan Steffy.
“Gi kamu ga motret?” tanya Kezia.
“Eh Kez, udah tadi lagi break dulu ganti model sebentar lagi” jawab Gigi.
“Kamu kenapa Gi? Tadi pagi aku liat kamu berantem sama Dimas, kenapa?” tanya Kezia.
“Ga apa-apa gue lagi bad mood aja nih” jawab Gigi.
“AH masa? Cerita donk sama aku siapa tau aku bisa bantu” ujar Kezia berbicara kepada Gigi yang sedang sibuk mengoprek kamera SLRnya.
“Gue bingung Kez, kenapa sih Dimas selalu belain si Auryn itu, tadi pagi gue udah debat sama si Ryn eh si Dimas malah belain tuh orang, gimana gue ga kesel coba” ungkap Gigi.
“Oh Gitu kirain ada apa, hemm .. kemungkinan Dimas suka kali sama Ryn, ga mungkin juga kan dia belain habis-habisan apalagi sama cewek” ujar Kezia.
“Oh gitu pantes aja, dasar cowok sama aja ga bisa liat yang mulus dikit matanya jelalatan” ujar Gigi.
“Eh tapi kan itu baru kemungkinan, atau ..” ujar Kezia.
“Atau apa?” tanya Gigi.
“Atau bisa jadi juga dia sukanya sama kamu .. hehe” ujar Kezia.
“Hah!! Masa? Ga mungkin kali jelas-jelas dia belain Ryn kalau misal dia sukanya sama gue, pasti dia bakal lebih belain aku donk” ujar Gigi.
“Yah ga tau juga sih .. hihi” ujar Kezia sambil tersenyum.
“Ah kamu aneh Kez” ujar Gigi.
“Siip Seff udah dulu, kita break dulu habis makan siang kita lanjut lagi ya” ujar Dimas.
“Haduuh, selesai juga akhirnya” ujar Steffy.
“Eh ada Kezia Karamoy, udah selesai sesi kamu?” tanya Dimas ketika menghampiri Kezia dan Gigi.
“Udah Dim dari tadi malahan, tuh Gigi kenapa Dim? Hehe” ujar Kezia sedikit tersenyum melirik kearah Gigi yang terlihat masam mukanya.
“Tau tuh, dari tadi pagi. Gi masih marah sama aku?” tanya Dimas kepada Gigi yang masih terdiam.
“Kez temenin aku makan siang yuk” ujar Gigi beranjak berdiri seraya menarik tangan Kezia hendak bergegas pergi.
“Tunggu Gi aku perlu bicara sama kamu” ujar Dimas menahan Gigi pergi.
“Apaan sih lepasin tangan gue!!” ujar Gigi.
“Sorry Gi, kamu kasih Dimas kesempatan dulu aja buat jelasin semua, aku lagi diet jadi ga makan siang maaf yah .. hehe dadah aku ga mau ganggu kalian” ujar Kezia kemudian beranjak pergi.
“Eh mau kemana Kez??” teriak Gigi.
“Sebentar Gi, aku perlu ngomong sama kamu” ujar Dimas sekali lagi menahan Gigi.
Disebuah studio foto mereka berdua berbicara 4 mata.
“Gi kamu masih marah ya?” tanya Dimas.
Gigi masih terdiam.
“Yaudah aku minta maaf seumpama aku punya salah sama kamu, tapi please jangan diemin aku kaya gini donk” ujar Dimas.
“Gue mau tanya deh sama lu, ada apa sih antara lu sama Ryn? Setiap kali gue ada masalah sama dia lu selalu aja belain dia, jadi berasa gue yang selalu salah disetiap posisinya” ujar Gigi.
“Oh jadi itu alasannya, kita ga ada apa-apa ko Cuma hubungan kerja aja antara photograper sama modelnya itu aja, ga lebih” ujar Dimas.
“mentir, tu l'aimes, hein? afin que vous le défendre (bohong, lu suka dia kan? Sampe segitunya lu belain dia” ujar Gigi.
“Ga penting banget bahas kaya beginian, maksud aku mau clearin masalah, kamu malah tambah bikin runyam” ujar Dimas.
“Oke yaudah kalau lu ga bisa jawab, silahkan urus model kesayangan lu yang cantik jelita itu” ujar Gigi hendak beranjak pergi.
“Gigi ..!! asal kamu tau aku tuh belain kamu, selalu belain kamu. Kamu tau posisi Ryn seperti apa? Dia bisa aja dengan mudah ngaduin kamu sama atasan kita terus kamu dikeluarin karena ga cocok sama dia ditambah karakter kamu yang keras management selalu ngawasi kinerja dan perilaku kamu, selama ini aku susah payah bujuk Auryn supaya dia ga lakuin itu sama kamu, makanya aku selalu baikin dan belain dia. Padahal Gi itu semua demi kamu juga” ujar Dimas.
Gigi berhenti melangkah dan terdiam sesaat.
“Gi .., Je t’aime!! (aku sayang kamu!!)” teriak Dimas.
“Vous .. tu m'aimes? (kamu .. sayang sama aku)” ujar Gigi.
“Je t'aime vraiment (sungguh aku sayang kamu)” ujar Dimas.
Tanpa banyak berkata lagi Gigi hanya menatap Dimas sekejap dan kemudian pergi.
“Je t’aime Briggita Chintya” ujar Dimas perlahan sambil menatap kearah Gigi yang sudah berlalu dengan wajah yang sedikit terlihat lesu.
Sore menjelang, matahari mulai tak nampak lagi cerahnya, Anisa dan yang lainnya sudah bersiap-siap pulang dikala itu.
“Christy anter aku yuk ke supermarket sebelah” ujar Anisa.
“Aduh aku lemes Nis, habis makan jadi ngantuk” ujar Christy.
“Yah kamu gitu ih, Felly dimana?” tanya Anisa.
“Dia ditoilet” jawab Christy.
“Yah ga bisa anter aku donk, yaudah aku sendiri aja” ujar Anisa.
Kemudian Anisa pergi kesupermarket sendirian jaraknya pun tak jauh dari apartement mereka tinggal, sehingga Anisa hanya berjalan kaki menuju kesana.
“Anisa !!” teriak seseorang memanggil namanya dan Anisa pun menoleh kearah sumber suara itu.
“Hai kamu Dan, ko bisa disini” ujar Anisa yang berhenti melangkahhendak pulang keapartementnya setelah dari supermarket.
“Aku ga sengaja liat kamu lagi jalan, tadinya aku ragu itu kamu eh ternyata bener” ujar Dani dari dalam mobilnya.
“Kamu habis dari mana Dan?” tanya Anisa.
“Aku baru pulang Nis dari kantor habis ngelembur juga, yaudah masuk sini aku anter sampai apartement kamu” ujar Dani mempersilahkan Anisa masuk kedalam mobilnya.
“Ga usah Dan aku jalan aja deket ko dari sini” jawab Anisa.
“Ih ga baik loh nolak ajakan orang ganteng kaya aku .. hehe” ujar Dani.
“Ah dasar kamu kepedean, yaudah” ujar Anisa yang kemudian masuk kedalam mobilnya Dani.
“Habis dari mana Nis ko jalan kaki sendirian lagi malam-malam gini” ujar Dani sambil menyetir mobil sedannya itu.
“Dari supermarket Dan biasa beli keperluan cewek, lagian jaraknya deket ko jadi akunya jalan kaki aja sekalian jalan-jalan malam” ujar Anisa.
“Suntuk ya di apartement terus?” tanya Dani.
“Iya sih kadang-kadang” jawab Anisa.
“Sip udah sampai, ko ga kerasa yah cepet banget nyampenya” ujar Dani.
“Iyalah ga kerasa Cuma 3 blok dari tempat kita ketemu tadi, mampir yuk Dan” ujar Anisa hendak turun dari dalam mobil.
“Pengen sih tapi ga enak ah sama temen-temen kamu, Christy pastiada disana yah?” tanya Dani.
“Ciye masih kepikiran dia nih, dia udah tidur kayanya” ujar Anisa.
“Oh udah tidur, eh ngobrol-ngobrol ditaman situ enak kayanya” ujar Dani sambil menunjuk kepada sebuah taman yang tepat berada didepan apartementnya Anisa.
“Boleh juga,kebetulan aku beli ice cream nih tadi, kita makan bareng yuk” ujar Anisa.
“Wah asik nih aku ditraktir ice cream” ujar Dani.
“Nis, Dan” ujar mereka berbarengan.
“Eh maaf yaudah kamu duluan deh” ujar Dani.
“Ih kamuduluan aja deh” ujar Anisa.
“Wah jadi kaya disinetron .. hehe” ujar Dani.
“Langitnya cerah ya Dan, bintangnya keliatan jelas banget bagus” ujar Anisa yang sedang menatap langit sambil menikmati dinginnya ice cream stick ditangannya itu.
“Iya Nis, ini yang aku suka pemandangan malam kota Paris yang indah, saat ini aku susah banget buat ninggalin kota ini aku udah terlalu cinta sama paris” ujar Dani yang duduk disebuah ayunan besi bersebelahan dengan Anisa.
“Kamu ga kangen negara kamu? Keluarga kamu?” tanya Anisa.
“Kangen sih Nis terlebih sama ibu, ayah dan adik-adik aku, tapi satu hal hingga saat ini aku masih belum nemuin alasan yang kuat buat aku pulang. Karena mereka jugalahkeluargaku, aku bertahan disini” ujar Dani.
“Wah lama-kelamaan kamu bisa menetap dan jadi warga negara Prancis nih ujung-ujungnya apalagi kalau kamu sampai ketemu dan nikah sama cewek Prancis .. hehe” ujar Anisa.
“Wahaha bisa jadi Nis, tapi ga mungkin juga aku jadi warga negara sini aku ga tega harus ninggalin kucing-kucing aku dirumah” ujar Dani.
“Kucing? Wah kamu suka kucing? Ih kita samaan donk, aku juga suka banget sama kucing” ujar Anisa terkagum-kagum.
“Serius? Wah kita jodoh berati Nis .. hehe” ujar Dani.
“Ah kamu ada-ada aja” ujar Anisa sambil menepuk pundak Dani.
“Hihi bercanda Nis, oia kucing kamu ada banyak?” tanya Dani.
“Ga banyak sih Cuma 2, sekarang aku juga lagikangen-kangennya sama mereka pengen banget aku gendong apalagi sama Chibo” ujar Anisa.
“Chibo nama kucing kamu? Lucu yah namanya” ujar Dani.
“Iya dia kucing betina warnanya hitam, matanya belo, badannya gendut jenisnya persia lucu deh kalau kamu liat pasti kamu juga gemes” ujar Anisa.
“Gemesan juga liat kamu Nis, boleh aku cubit .. haha” ujar Dani.
“Eits ga boleh sembarang cubit-cubit orang” ujar Anisa.
“Wah pasti kalau aku cubit ada yang marah yah?” ujar Dani.
“Yang marah siapa?” ujar Anisa.
“Ya cowok kamu Nis pastinya dia bakal marah kalau ceweknya yang cantik jelita ini digodain cowok lain” ujar Dani sambil tersenyum kearah Anisa yang sedang asik menikmati ice creamnya.
“Ga juga Dan, siapa juga yang mau marah orang aku masih single ko jadi aku bebas mau kemana aja dan pergi sama siapa aja” ujar Anisa.
“Wah asik donk itu” ujar Dani.
“Yah nikmati aja Dan” ujar Anisa.
“Eh Nis sebentar” ujar Dani.
“Iya kenapa?” tanya Anisa.
“Diem jangen bergerak yah” ujar Dani sambil perlahan jari-jemarinya menyusut bibir Anisa yang sedikit belepotan oleh ice creamnya.
Anisa sedikit terkejut, begitupun Dani terasa berdebar-debar dan degup jantungnya tiba-tiba berdetak semakin cepat. Seketika mereka saling berpandangan ak disadari tangan Dani masih menyentuh bibir di wajah Anisa.
“Eh .. Aaaa” Anisa terkejut dan hampir terjatuh dari ayunan dimana dia duduk.
“Nisa ..” ujar Dani spontan menangkap Anisa yang hampir terjatuh.
“Bruukk” mereka berdua terjatuh.
“Aduhhh” ujar Anisa kemudian membuka matanya.
“Eh maaf Dan” ujar Anisa semakin terkejut ketika tahu dia terjatuh tepat diatas badan Dani yang menolongnya tadi.
Mereka terdiam dan masih saling berpandangan pada saat itu, tak sadar Dani memegangi tangan Anisa dan akhirnya mereka berdua terkejut, terlihat panik dan gugup.
“Eh maaf Dan maaf yah” ujar Anisa seketika itu langsung terbangun.
“I ii iya ga apa, kamu ga apa-apa Nis? Ada yang sakit?” ujar Dani.
“Ngga Dan makasih udah nolongin aku tadi, aduh ya ampun itu ice cream aku jadi kena sweater kamu” ujar Anisa.
“Ga apa-apa Nis santai aja nanti bisa aku cuci ko” ujar Dani.
“Aduh aku jadi ga enak, yaudah sini sweaternya biar aku yang cuci sebagai rasa tanggung jawab aku” ujar Anisa.
“Biar aja Nis ga apa-apa ko” ujar Dani.
“Udah sini biar aku cuciin nanti kalau udah bersih aku kasih lagi kekamu” ujar Anisa.
“Yya yaudah deh kalau kamu maksa” ujar Dani kemudian melepaskan sweaternya itu.
“Untung ga tembus kena kemeja kamu yah, kalau kena kamu pulang ga pake baju deh .. hehe” ujar Anisa.
“Haha .. iya” ujar Dani sambil tertawa.
“Wah Dan udah makin malam, yaudah aku pulang yah” ujar Anisa.
“Iya yah ga kerasa nih saking asiknya ngobrol sama kamu” ujar Dani.
“Oke deh kalau gitu, makasih ya Dan buat tumpangannya dan sweater kamu nanti aku balikin” ujar Anisa.
“Iya tenang aja, makasih juga traktiran ice creamnya” ujar Dani.
“Iya, eh lagian itu kan jatah ice creamnya Christy jadi kamu bilang makasihnya sama dia yah .. hihi” ujar Anisa.
“Ih dasar kirain punya kamu, taunya ...” ujar Dani.
“Haha dah Dan selamat malam selamat istirahat yah” ujar Anisa yang terlihat berlalri lalu menyebrang jalan menuju apartemennya.
“Iya Nis kamu juga Bonsoir Anisa (selamat malam Anisa)” teriak Dani sambil tersenyum.
Entah kenapa malam itu sangat berbeda, sesampainya didalam apartemen ketika habis menutup pintu Anisa terdiam sejenak sambil memperhatikan sweater Dani seraya tersenyum dan tertawa kecil teringat kejadian barusan dan begitu juga Dani yang tersenyum-senyum kecil sambil mengendarai mobilnya teringat akan peristiwa barusan dan sosok wanita hitam manis itu, Anisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar