Part 9
(Flash
Back)
Cherly
dan Firman bekerja pada perusahan redaksi majalah yang sama yaitu Beauté la
femme, sebuah perusahaan yang sangat maju pada saat itu. Beauté la femme
menempati peringkat teratas dari ranking majalah terlaris, karena konsep dan
penyajian yang mereka suguhkan sangat unik dan berbeda dari majalah atau media
cetak lainnyakhususnya dalam bidang modeling dan fashion di Paris. Semua pencapaian
itu adalah buah kerja dari mereka berdua beserta tim yang sangat loyal dan
berkemampuan tinggi dalam memberikan pengaruh penting bagi perusahaan.
Seiring
berjalannya waktu sebagai team work, kebersamaan mereka semakin menumbuhkan
perasaan tersendiri diantara mereka berdua, sampai hasilnya mereka memutuskan
untuk menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih yang memiliki visi serta misi
yang sama dalam hal membangun perasaan serta karir khususnya pekerjaan, hingga
suatu saat.
“Cher aku
ditawarin kerja di éblouissant” ujar Firman.
“éblouissant?
Terus gimana?” tanya Cherly.
“Aku
masih bingung, tapi mereka nawarin gaji gede Cher. Lumayan kan tabungan aku
bakal cepet kekumpul banyak kalau gaji aku segede gitu” ujar Firman.
“Nawarin
berapa mereka?” tanya Cherly.
“3x lipat
dari gaji kita disini Cher, terus aku bakal direkomendasiin jadi manager
disana” ujar Firman dengan nada bahagia.
“Terserah
kamu lah, kalau aku jadi kamu bakal aku tolak. Kamu ga mikir apa apa yang udah
kita bangun selama ini, loyalitas kita kaya gimana buat perusahaan, totalitas
dan rasa letih kita kaya gimana” ungkap Cherly.
“Ya aku
juga ngerti Cher, tapi kan ini penawaran bagus. Aku pengen jadi orang sukses
dan berhasil aku ga bisa kalau terus disini jenjang karir aku belum jelas Cher,
lagi pula ga masalah kan kita kepisah tempat kerja. Kamu kerja disini sementara
itu aku disana, diluar kerja kita masih bisa ketemuan” ujar Firman.
“Bukan
masalah beda kerjaan, aku maksud disini loyalitas kamu, masa segampang itu kamu
pindah, belum tentu juga kamu disana bakal sukses. Lagipula dengan bersama kita
bisa lebih inovatif masih banyak ide-ide yang bisa kita sharing bersama” ungkap
Cherly.
Firman
terdiam sesaat, melihat suasana yang sudah mulai tidak terasa enak akhirnya
Firman berusaha mengakhiri obrolannya.
“Yaudah
ga baik debatin ini sekarang, hal ini pun masih aku fikirin ko” ujar Firman.
“Bagus
deh kalau gitu, jangan sampai kamu ngecewain aku, khususnya perusahaan” ujar
Cherly.
Beberapa
hari kemudian.
“Cher,
aku mau bilang sesuatu sama kamu” ujar Firman.
“Apa
itu?” tanya Cherly.
“Tapi
jangan marah ya, hal ini udah aku fikirin matang-matang dan yang pasti ini buat
masa depan kita juga” ujar Firman.
“Iya
apa?” tanya Cherly.
“Aku ..
aku udah nerima tawaran dari éblouissant buat gabung sama mereka” ungkap
Firman.
“Oh ..”
ujar Cherly.
“Kamu
kenapa? Ko kaya ga senang gitu?” tanya Firman.
“Ga
apa-apa ko itu kan keputusan kamu, kapan mulai kerja disana?” tanya Cherly
sambil mengetik dikomputer.
“Mulai
minggu depan Cher, jadi minggu ini aku mau ajuin surat resign dan beresin semua
kerjaan aku yang masih ketunda” ungkap Firman.
“Baguslah,
selamat ya dan semoga kamu bisa sukses disana” ujar Cherly dengan nada dan raut
wajah kecewa.
Hari
berjalan menjelang kepergian Firman, setelah mendengar keputusan dari Firman
Cherly lebih banyak berdiam diri dan dia terlihat sedikit menghindari Firman
dan sedikit acuh terhadapnya.
“Kamu
kenapa Cher, akhir-akhir ini kamu ko cuek gitu sama aku” ujar Firman
menghampiri Cherly yang sedang bekerja dimeja kerjanya.
“Ga ada
apa-apa ko” jawab Cherly cuek.
“Tolong
jawab dengan jujur, kamu kenapa?” ujar Firman sambil menggenggam tangan Cherly.
Cherly
terdiam sesaat dan menghela nafas.
“Firman,
kamu bisa pertimbangkan lagi keputusan kamu itu?” ujar Cherly.
“Keputusan
yg mana? Oh soal resign dari sini, jadi ini toh masalahnya. Aku udah
pertimbangin Cher dengan sangat yakin malahan” jawab Firman.
“Kenapa
alasannya? Kalau Cuma jabatan dan gaji asal kamu tau kamu itu udah
direkomendasiin jadi manager juga disini, tapi berhubung kamu memutuskan buat
resign akhirnya malah aku yang ditunjuk gantiin posisi kamu sebagai manager”
ungkap Cherly.
“Wah
bagus donk kalau gitu, di éblouissant aku jadi manager di Beauté la femme kamu
jadi manager juga, wah karir kita kan bisa semakin baik jadinya” ujar Firman.
“Bukan
gitu Man, bukan sekedar loyalitas yang aku bilang kemarin, tapi ini soal aku”
ujar Cherly.
“Maksud
kamu?” tanya Firman.
“Aku
belum siap jauh dari kamu, kebersamaan kita sekian lama hilang begitu aja, kamu
bukan sekedar kekasih buat aku tapi patner kerja juga buat aku, aku ga bakal
bisa kalau ga ada kamu” ujar Cherly.
“Kan aku
udah pernah bilang meskipun jauh toh Cuma beda perusahaan aja, diluar itu pun
kita masih bisa sama-sama, dan ga usah khawatir aku yakin kamu bisa, kamu orang
yang smart Cher, motivasi kamu tinggi dan aku yakin suatu saat kamu bakal
sukses dalam meraih impian kamu” ungkap Firman.
“Hey
jangan nangis donk, kaya mau ditinggal kemana aja” ujar Firman.
“Siapa
yang nangis mata aku kena debu tau” ujar Cherly mengucek-ngucek matanya.
“Cher
kamu tau alasan kuat aku pindah kerja?” tanya Firman.
“kenapa?
Pasti karena penghasilan lebih dan jenjang karir kan?” ujar Cherly.
“Bukan,
kamu tau aturan perusahaan yang melarang karyawannya menikah” ujar Firman.
“Maksud
kamu?” tanya Cherly bingung.
“Iya Cher,
aku mau ngelamar kamu, sehabis ini aku mau kita nikah. Makanya itu pindah kerja
bukan semata aku dapat penghasilan lebih dan jenjang karir juga, tapi ini semua
buat kamu Cher” ujar Firman sambil memandang wajah Cherly.
Cherly
terdiam seraya menatap wajah Firman.
“Hey ko
diem, kamu mau kan nikah sama aku?” ungkap Firman.
Cherly
hanya menjawab dengan anggukan dan kemudian memeluk Firman dengan bahagia.
Beberapa bulan kemudian setelah kepindahan Firman, mereka tetap berhubungan
meskipun sudah tidak satu instansi, rencana merekapun untuk membina mahligai
rumah tangga semakin mantap dan semakin dekat.
Pada
suatu ketika.
“Wah ada
apa ini rame-rame?” Cherly bingung ketika baru sampai dikantor.
“C'est
quoi ça? (Ada apa ini?)” tanya Cherly pada salah satu karyawan.
“éblouissant
dans le classement, maintenant ils sont classés premier dans le magazine
tableau des ventes (éblouissant naik peringkat, sekarang mereka ada diperingkat
pertama pada grafik penjualan majalah)” ungkap karyawan itu.
“Wah ko
bisa?” ujar Cherly dalam hati.
“Cherly,
je peux brièvement spatiale (Cherly bisa keruangan saya sebentar)” ujar salah
seorang atasan Cherly.
“oui
monsieur (Iya Pak)” jawab Cherly.
“Cherly
vous savez ce qui se passe? (Cherly kamu tau apa yang sedang terjadi?)” tanya
atasannya.
“À propos
de éblouissant? (Tentang éblouissant?)” jawab Cherly.
“Oui,
mais cette fois ils ont réussi à dépasser notre. que nous savons, c'est qu'ils
ne sont pas l'un de nos concurrents, mais pourquoi viennent-ils? (iya, baru
kali ini mereka bisa melebihi kita. yang kita tahu adalah mereka bukan salah
satu dari pesaing kita, tapi mengapa mereka bisa demikian?)” ujar atasannya.
“Je ne
sais pas monsieur (tidak tahu pak)” jawab Cherly.
“regarder
cette (coba lihat ini)” ujar atasannya sambil memperlihatkan sebuat majalah éblouissant
edisi saat itu.
Cherly
pun mengambil majalah itu dan kemudian melihatnya halaman per halaman, betapa
terkejutnya dia saat itu, tangannya gemetaran dan yang pertama kali muncul
difikirannya adalah.
“Firman
...” ujar Cherly.
“Désolé
vous avez dit quoi? (Maaf kamu bilang apa tadi?)” tanya atasannya itu.
“euh, non
monsieur, rien du tout (eh, bukan pak, bukan apa-apa)” jawab Cherly.
“Oui
monsieur, je pense à l'avenir seront les dernières stratégies pour accroître
encore les ventes de nos magazines (Baik pak, untuk kedepannya akan saya
fikirkan strategi terbaru untuk dapat lebih meningkatkan penjualan majalah
kita)” ujar Cherly.
“eh bien,
je vais voir les résultats de votre travail (baiklah kalau begitu, saya akan
lihat hasil pekerjaan kamu)” ujar atasannya.
“Excusez-moi
monsieur (Saya permisi pak)” ujar Cherly lalu beranjak pergi.
Sesampainya
diruangannya Cherly terdiam sambil menatap kearah luar jendela ruangannya,
tangannya menggenggam majalah yang tadi diberikan oleh atasannya.
“Firman
.. “ ujar Cherly.
“Arrghhh
..” Cherly berteriak kesal seraya melempar majalahnya itu.
Setelah kejadian
itu setiap Firman menelepon atau mengirimi Cherly pesan singkat tak pernah
Cherly gubris, setiap telepon tidak pernah diangkat, masih terlihat jelas
kekesalan dan kekecewaan pada wajah dan sikap Cherly terhadap Firman, hingga
tak lama kemudian.
“Tuuuut
..” nada sambung telepon.
“Hallo
Cher” jawab Firman mengangkat telepon dari Cherly.
“kamu ko
aku SMS ga dibales, aku telepon dari kemarin-kemarin ga kamu angkat sih? Aku
khawatir jadinya” ujar Firman.
“Bisa
kita ketemuan hari ini?” tanya Cherly.
“Kamu
jawab dulu pertanyaan aku tadi Cher” ujar Firman.
“Maaf aku
sibuk, bisa kita ketemuan?” ujar Cherly.
“Oh gitu,
wah kebetulan Cher aku juga lagi pengen ketemu, aku lagi kangen banget nih sama
kamu sekalian juga ada sesuatu yang aku mau kasih buat kamu” ujar Firman.
“Depan
menara Eifel jam 17.00 sepulang kerja, aku tunggu dekat taman bunga” ujar
Cherly.
“Iya jam
17.00 yah, aku pasti on time, sampai ketemu say .. Je t'aime Cherly (Aku cinta
kamu Cherly)” ujar Firman.
“Tut tut
tut” telepon ditutup oleh Cherly.
“Yah
teleponnya ditutup, dasar cewek sibuk .. hehe” ujar Firman.
Sore itu
tepat pukul 17.00 Cherly sudah menunggu ditempat dimana mereka bertemu, depan
menara Eifel dekat taman bunga disampingnya, Cherly sudah lebih awal berada
disana duduk menunggu disebuah bangku.
“Hai,
maaf aku telat 10 menit, jalanannya lumayan macet nih” ujar Firman yang baru
saja datang menghampiri Cherly.
“Oia kamu
masih inget ternyata, disini kan awal kita ketemu 3 tahun lalu yah. Tempat ini
ga banyak berubah masih tetap sama kaya dulu” ujar Firman, sementara itu Cherly
hanya duduk terdiam.
“Kamu kenapa
Cher? Marah yah karena aku telat? Maaf deh” ujar Firman sambil berlutut
dihadapan Cherly yang sedang duduk kemudian menggenggam tangannya itu.
“Ini aku
bawain bunga buat kamu” ujar Firman sambil memberikan bungan kepada Cherly.
“Taaaasss”
Cherly menepis bunga pemberian Firman hingga terjatuh berceceran diatas tanah.
“kamu
kenapa sih?!!” ujar Firman kemudian beranjak berdiri.
“Aku udah
bilang maaf sama kamu kalau aku datang telat tadi” ujar Firman.
Cherly
kemudian beranjak dari tempat duduknya.
“Kamu
bisa jelasin ini? “Prak” Cherly membanting majalah yang dia bawa keatas bangku.
Firman
terkejut, lalu mengambil majalah itu perlahan dan mulai dia lihat halaman per
halamannya
“Ii ini
bisa aku jelasin Cher” ujar Firman.
“Jelasih
gimana? Ini udah cukup buat aku, sekali lagi kamu buat aku kecewa Man” ujar
Cherly.
“Kecewa
gimana sih Cher?” tanya Firman.
“Pertama
kamu udah ngecewain aku dengan kamu keluar dari Beauté la femme dan lebih
memilih éblouissant, tapi itu semua bisa aku tolerir karena kamu bilang ini
demi kepentingan kita” ujar Cherly.
“Kedua,
apa itu? Liat majalah itu? Jadi gitu cara kamu setelah kamu buat meraih sukses
disana tapi kamu pake cara kotor buat meraih keberhasilan kamu?” ujar Cherly.
“Maksud
kamu gimana Cher aku ga ngerti?” tanya Firman.
“Liat
konsep itu!!design itu!! itu konsep kita ide-ide kita. Hasil jerih payah kita
seenaknya kamu pergunain buat kepentingan kamu sendiri, kamu gunain Cuma buat
muasin hasrat keegoisan kamu menanjaki karir iya kan? Asal kamu tau setelah
kamu pergi ga sedikitpun ide itu aku pake buat kepentingan aku, aku tau itu ide
kita bersama tapi ga gitu juga caranya, sama aj kamu nyuri dan ga menghargai
aku” ungkap Cherly.
“Tapi
Cher, iya memang ini ide kita tapi bisa aku jelasin semua” ujar Firman.
“Udah cukup,
aku kecewa, sangat kecewa dengan cara kamu Man, ibaratnya kamu tikam aku dari
belakang. Satu hal aku ga pernah sepicik kamu dalam bertindak, kalau aku egois
mungkin ide itu, konsep itu udah aku pake dari awal kepergian kamu dari Beauté
la femme dan lebih memikirkan keberlangsungan karir aku sendiri” ungkap Cherly.
“Maka
dari itu Cher dengerin aku dulu, aku bisa jelasin semua kamu ga bisa donk
langsung menjudge aku seperti ini” ujar Firman.
“Aku
kenal kamu Man, sangat kenal kamu, kamu orang yang ga pernah nyerah dalam
meraih impian dan obsesi kamu, aku pun seperti itu Cuma bedanya aku ga pernah
pake cara kotor dan picik kaya kamu” ujar Cherly.
“Cher
dengerin ..” ujar Firman.
“Cukup!!
Mulai sekarang aku udah tau watak kamu, kamu udah banyak berubah sekarang, kamu
terlalu ambisius, tolong jangan pernah kamu muncul dihadapan aku lagi” ujar
Cherly kemudian hendak beranjak pergi.
“Tunggu
Cher” ujar Firman sambil menahan Cherly pergi.
“Kita
punya impian Cher, gimana dengan masa depan kita kalau aku ga boleh ketemu kamu
lagi, ini Cher liat aku bawa cincin buat pernikahan kita, aku udah sangat siap
buat ngelamar kamu” ujar Firman sambil mengeluarkan sebuah kotak kecil
berisikan cincin berlian dari sakunya.
“Liat
Cher ini special buat kamu” ujar Firman sambil membuka kotak itu dan
memperlihatkannya kepada Cherly.
“Plaak”
Cherly menepisnya lagi hingga kotak beserta cincin itu jatuh.
“Lupain
impian kita, selagi masih ada kesempatan daripada aku nanti memulai hidup baru
dengan orang yang salah, lebih baik aku akhiri sekarang juga” ujar Cherly.
Firman
terkejut, seraya terdiam memandangi Cherly yang berkata demikian.
“Cher ..
Cherly, a aa aku masih ga paham maksud kamu apa Cher plis dengerin aku dulu”
ujar Firman menarik tangan Cherly.
“Udah ga
ada yang perlu dijelasin dan aku dengerin lagi, udah cukup buat aku ini semua,
seperti yang udah aku jelasin barusan kita akhiri sampai disini dan jangan
pernah kamu hubungi aku lagi” ujar Cherly kemudian beranjak meninggalkan Firman
yang masih berdiri terdiam.
“Ka ka
kamu tega Cher, Cherly CHERLY!!” teriak Firman tapi Cherly tak sekalipun
menoleh.
Firman
pun masih berdiri kaku terdiam, kamudian memungut cincin yang jatuh tadi,
seraya menitikan air mata tak menyangka akhirnya akan seperti ini, tempat yang
menjadi saksi awal pertemuan mereka sekarang menjadi saksi juga akhir dari
perpisahan mereka.
Setelah
peristiwa itu, Firman mencoba menghubungi Cherly tapi tidak pernah diangkat,
dia mengirim SMS tapi tak pernah dibalas juga. Sehari, dua hari, minggu, hingga
berbulan-bulan tak ada kabar dan respon dari Cherly. Sampai Firman datangi
apartemen serta kantornya Cherly namun tak pernah sekalipun berjumpa sehingga
membuat Firman putus asa.
“Baik
Cher kalau itu mau kamu, aku turutin kemauan kamu. Ini terakhir kalianya aku
menghubungi kamu udah cukup aku ngemis-ngemis cinta dari kamu. Semoga kamu
senang akan ini dan bahagia akan ini. Yang pasti saat ini aku lebih sakit hati dari
pada kamu dan itu semua karena sikap kamu, kamu lebih memilih dedikasi serta
loyalitas kamu buat perusahaan itu ketibang aku sebagai kekasih kamu. kita
lihat nanti akan aku buat hancur perusahaan yang teramat sangat kamu cintai,
perusahaan yang udah menghancurkan hubungan kita juga, kita lihat nanti kita
lihat nanti” ujar Firman dalam hati.
Setelah
kejadian itu tak sekalipun Cherly dan Firman bertemu dan berkomunikasi,
sesekali mereka bertemu dalam suatu event acara atau pertemuan namun mereka tak
saling bertegur sapa, dan semenjak kejadian itu juga mulai tumbuhlah rasa benci
diantara mereka berdua dan menjadikan rival abadi hingga saat ini.
“Mba ..
mba Cherly” ujar Felly sambil menepuk-nepuk pundak Cherly yang masih berdiri
terdiam setelah bertemu Firman tadi.
“Oh iya
maaf maaf saya ngelamun” ujar Cherly.
“Udah mau
mulai acaranya, ayo kita duduk mba” ujar Felly.
“Iya makasih”
jawab Cherly.
“Mba maaf
mba Cherly nangis?” tanya Felly.
“Eh engga
ko, mata saya sedikit iritasi kayanya ACnya terlalu dingin deh jadi buat perih
mata” jawab Cherly yang terlihat sedikit berkaca-kaca matanya.
“Oh gitu
ini tissue mba buat bersihin matanya” ujar Felly memberikan sebungkus tissue
kecil kepada Cherly.
“Makasih
Fell” ujar Cherly.
Acara
pembukaan pun dimulai, semua tamu undangan ikut menyaksikan rangkaian acara dan
media yang hadir sibuk meliput jalannya acara. Sementara itu Cherly hanya terdiam
melamun sepanjang acara, Felly dan Christy yang duduk dibelakang Cherly
sesekali saling menoleh kebingungan melihat atasannya itu.
Part 10
“Fell mba
Cherly kenapa gitu yah? sepanjang acara diem terus ngelamun aku jadi khawatir”
ujar Christy kepada Felly ketika mereka baru saja tiba diapartement.
“Iya
Christ aku juga bingung segitu shocknya dia ketemu pak Firman” ujar Felly.
“Hai
kalian udah pulang? Lama banget acaranya jam segini baru sampai apartemen”
tanya Anisa.
“Iya Nis
acaranya lumayan lama” jawab Felly.
“Nah itu
tadi kalian ngobrolin apa, aku denger Firman Firman itu memang dia siapa?”
tanya Anisa.
“Ituloh
Nis mantannya mba Cherly itu yang waktu itu aku ceritain, yang sekarang jadi
manager éblouissant” jawab Felly.
“Oh itu,
jadi nama mantannya mba Cherly Firman” ujar Anisa.
“Terus
ada kejadian apa? Ceritain donk?” ujar Anisa penasaran.
“Nisa
kepo .. haha” ledek Christy.
“Aih
Christy, ceritain donk” ujar Anisa memelas sambil menarik-narik lengan baju
Christy.
“Iya iya
.. jadi gini ...” ujar Christy dan Felly saling bercerita.
(Setelah
itu).
“Oh gitu
ternyata, sebegitu dinginnya itu cowok,aku rasa kayanya dia memang cowok ga
baik deh” ujar Anisa.
“Bisa
jadi Nis, cara ngomongnya aja kejam gitu aku aja sampe gemeteran denger
ancamannya dia” ujar Felly.
“Kamu
kenal akrab Fell sama dia? Dia kayanya kenal kamu tuh sampai-sampai ngajak kamu
join diperusahaanya dia” ujar Christy.
“Tau
dikit Christ, dulu kan pas awal-awal aku kerja pak Firman masih ada,mba Cherly
kan patner kerja pak Firman dulunya” ujar Felly.
“Wah
patner kerja, terus jadi suka, terus sekarang malah jadi rival yah” ujar Anisa.
“Iya
makanya urusan kerjaan jangan dicampur adukin sama perasaan, bisa kaya mereka
ujung-ujungnya kalau ga karir yang hancur bisa juga perasaan yang hancur” ujar
Felly.
“Yuadah
deh nanti lanjut lagi aku mau mandi dulu ah gerah banget” ujar Christy.
“Habis
itu masakin lagi ya Christ” ujar Anisa.
“Iya tapi
bantuin aku, oia Nis tuh si Dani dari tadi smsn aku terus sama nelepon juga
tapi ga aku tanggepin, biar aja dia .. haha” ujar Christy sambil mengambil
handuk.
“Wah
jahat kamu ngegantungin orang” ujar Anisa.
“Biar lah
biar tau rasa dia, siapakah Christy ini haha” ujar Christy.
“Ih
sombongnya” ujar Felly.
“Udah
sana mandi dulu, kita udah mulai laper nih” ujar Anisa.
“Iya
sabar, princess mau mandi dulu supaya cantik nanti masaknya” ujar Christy
kemudian menutup pintu kamar mandi.
“Yaelah
mau masak juga harus cantik, ada-ada aja kelakuannya” ujar Anisa.
“Temen
kamu tuh Nis” ujar Felly.
“Yeay
temen kamu juga Fell .. haha” balas Anisa.
Setelah
itu mereka bertiga mulai memasak bersamaan, kali ini Christy dibantu oleh dua
asisten koki yang sebenarnya lebih cenderung merepotkan dari pada membantu.
“Ah
kalian bantu juga ga berguna, mending aku sendirian kalian ikutan malah jadi
lama kan prosesnya” ujar Christy.
“Siapa
suruh ya maksa-maksa, kita bilang juga kita Cuma bisa bantu doa sama bantu
makan aja udah cukup” ujar Anisa dan Felly.
“Ah
maunya .. dasar kalian, makan tuh nanti keburu dingin jadi ga enak” ujar
Christy.
“Mari makaaaan
dan berdoa dulu jangan lupa” ujar Anisa.
“Drrtt
Drrtt” HP Christy bergetar diatas meja karena ada SMS masuk, Christy pun
membuka Hpnya.
“Tuh Nis
liat, sms dari siapa?” ujar Christy memperlihatkan Hpnya kepada Anisa.
“Slmt
malam Christy, lagi apa? Jng lupa makan malam ya .. hehe” isi SMS dari Dani
yang Christy perlihatkan kepada Anisa.
“Hahaha
care banget tuh, tapi bagus deh jadi ga ngerepotin aku, akhirnya malah sms kamu
terus kan” ujar Anisa.
“Iya ga
sms kamu lagi, sekarang malah smsin aku terus” ujar Christy.
“Bales
dulu aja Christ smsnya” ujar Felly.
“Males ah
.. mending makan yuk” ujar Christy.
“Kejam-kejam
..” ujar Felly.
“Hahaha
..” Christy hanya tertawa.
Selesai
makan Anisa seperti biasa langsung menyalakan TV dan bersantai didepannya
setelah membantu Felly mencuci perabotan kotor sehabis makan.
“Tuh
Christ sekarang malah sms aku si Daninya” ujar Anisa kepada Christy ketika
sedang asik menonton TV.
“Sms apa
dia?” tanya Christy yang terhenti sejenak dari aktivitasnya membaca novel
sambil melepas kaca mata yang dipakainya.
“Nih, Hai
malam Nis, mau tanya nomor yang kamu kasih bener ga nomornya Christy? Ko aku
sms or tlp ga pernah diangkat dan di bls yah?” Anisa membacakan smsnya.
“Haha
rasain tuh” ujar Christy.
“Bales
gimana nih?” tanya Anisa.
“Ga usah
lah Nis” ujar Christy yang sedang asik membaca novel.
“Yaudah
aku bales aja kalau kamu ga ada pulsa gitu yah” ujar Anisa.
“Terserah
kamu lah Nis, kamu ladenin aja dia” ujar Christy.
“Nanti
malah sukanya sama Anisa loh” ujar Felly tiba-tiba.
“Ih ga
banget, ga mungkin juga kali” ujar Anisa.
“Haha
bisa jadi Nis, kan smsannya sama kamu ciye ciye” ledek Felly.
“Ish
yaudah ga aku bales ah” ujar Anisa.
“Yah Anisa
aku becanda juga, bales aja Nis kasian kalau ga ditanggepin” ujar Felly.
“Iya Nis,
anggaplah kamu itu asisten aku haha” ujar Christy.
“Ahdasar
kamu cewek jutek, juteknya kebangetan sih” ujar Anisa.
“Biarin
yeh” ujar Christy membalas.
Merekapun
bersantai pada malam itu, Christy sibuk membaca novel, Felly asik menonton TV
sementara Anisa malah sibuk smsan.
Singkat
cerita waktu terus berjalan, tak terasa sudah hampir sebulan Anisa dan Christy
berada disana, perlahan mereka mulai bisa menyesuaikan dan beradaptasi disana
pengetahuan dan kemampuan merekapun sudah semakin bertambah seiring proses
pembelajaran yang mereka jalani. Sementara itu di kantor redaksi éblouissant.
“Oi Dan
bengong aja lu, kenapa?” tanya Adit.
“Eh gue
kira siapa, ga ada apa-apa ko” jawab Dani.
“Wah
kalau diliat-liat dari raut mukanya lagi galau nih .. haha” ledek Adit.
“Ah sok
tau” ujar Dani.
“Iya tuh
mukanya dilipet kaya kartu undangan .. haha” ledek Adit.
“Haha
sial lu .. ah tambal ban” balas Dani.
“Ah
centong nasi” balas Adit.
“Ah peyek
gosong” balas Dani lagi.
“Ahh ..”
ujar Adit tiba-tiba terhenti.
“Eh
ngapain lu ledek-ledekan gitu haha” ujar Jibril sambil mengusap wajah Adit.
“Brrr ..
ah kurap, tangan lu bau” ujar Adit.
“Hahaha
.. lu berdua berisik melulu, lagi pada ngapain sih pake acara ledek-ledekan
gitu?” ujar Jibril.
“Nah lu
datang-datang gajebo .. haha” ujar Adit.
“Nah lu
duduk dikursi gue tuh, ruangan lu dilantai 8 woy ..” ujar Jibril.
“Oia gue
lupa hehe” ujar Adit lalu beranjak berdiri.
“Dit
dipanggil pak Firman noh” ujar salah seorang karyawan yang bernama Admi.
“Ada apa
ya?” tanya Adit.
“Kaga tau
coba aja lu samperin dulu” jawab Admi.
“Oke sip
Merci bro” ujar Adit.
“Dan gue
ke ruangan pak Firman dulu ntar kita lanjut lagi ngobrolnya” ujar Adit sambil
beranjak pergi.
“Sip ntar
gue sms lu ya” ujarDani.
“Oke bro”
ujar Adit.
“Dan mana
hasil foto kemarin? Mau gue susun nih sekalian mau gue buat narasi artikelnya”
ujar Jibril.
“Oke
sebentar masih gue edit biar lebih soft hasilnya” ujar Dani.
“Excusez-moi
monsieur (Permisi pak)” ujar Adit ketika sampai diruangan pak Firman.
“entrer
(masuk)” jawab Firman.
“Permisi
pak, bapak manggil saya?” tanya Adit.
“Iya Dit,
bisa minta waktunya sebentar ada yang mau kita diskusikan” ujar Firman.
“Baik
pak” jawab Adit.
(Sementara
itu).
“Gimana
Steff bagus ga?” tanya Angel kepada Steffy diruang ganti.
“Bagus
Njel, aku suka aksesorisnya, motif sama perpaduan warnanya juga bagus banget”
ujar Steffy sambil berkaca didepan sebuah cermin besar.
“Designnya
Anisa tuh, keren kan” ujar Angel.
“Wah Nis
kamu berbakat, aku suka modelnya” ujar Steffy.
“Biasa
aja ko Steff, makasih ya syukur deh kalau kamu suka jadi kan usaha aku ga
sia-sia kalau hasilnya memuaskan” ujar Anisa.
“Ryn
bagus kan?” tanya Steffy kepada Auryn yang sedang dimake up sisampingnya.
“Ya
lumayanlah buat sekelas designer amatir” jawab Auryn ketus.
Angel
hanya melirik-lirik kepada Anisa seraya tertawa kecil.
“Ni baju
kamu Ryn, dicoba dulu aja” ujar Anisa kepada Ryn.
“Taro aja
disitu nanti gue coba” jawab Auryn.
“Yaudah
aku gantung disini yah, semoga suka sama design aku” ujar Anisa.
“Ehem”
jawab Auryn.
“Njel
kamu ga design baju juga kaya Anisa?” tanya Steffy.
“Aku
kadang-kadang, aku lebih sering ngedesign konten majalah sih sama property buat
kalian, kadang Anisa juga bantuin aku” jawab Angel.
“Kalian pasti
kreatif yah, kalau aku ga bakal bisa kaya kalian aku sih bisanya pose pose dan
berpose .. hihi” ujar Steffy dengan wajah polosnya.
“Iyalah
Steff wajar aja, toh kita sih pantesnya ya kaya gini secara kita kan cantik,
sexy, menawan, anggun ga bakal cocok kali kalau kita jadi staff yang kerjanya
Cuma duduk depan komputer bikin laporan bla bla bla” cletuk Auryn.
“Heeeeh
(menghela nafas), aduh panas yah disini bikin gerah” ujar Angel.
“Njel
kamu kegerahan? AC nya kurang dingin, sebentar yah aku turunin suhunya” ujar
Steffy hendak mengambil remote AC.
“Eh ga
usah Steff” ujar Angel.
Anisa
hanya berusaha menahan tawa melihat perilaku Steffy dan Angel.
“Aduh
polos banget sih” ujar Angel dalam hati.
“Steffy
Auryn udah pada selesai, waktunya pemotretan nih” ujar Dimas yang tiba-tiba
masuk.
“Eh Dimas
main masuk aja, ini ruangan khsusus cewek tau!!” ujar Steffy.
“Eh Eh
maaf aku ga sengaja .. hehe, cepet yah kita shoot 5 menit lagi” ujar Dimas.
5 menit
kemudian.
“Ryn,
Steffy, nous sommes prêts à démarrer rapidement (Ryn, Steffy, cepat kita sudah
mau mulai)” ujar salah seorang kru yang masuk kedalam.
“Oui
(iya)” jawab mereka berdua.
“yaudah
yuk Nis kita balik lagi keruangan, aku belum selesai ngedit layout majalah nih”
ujar Angel.
“Yuk
Njel, nanti aku bantu deh biar kamu ga terlalu kerepotan” jawab Anisa.
“Oui”
ujar Angel.
Ketika
hendak pergi, langkah Anisa terhenti dan teralihkan oleh pemandangan para model
yang sedang melakukan sesi pemotretan.
“Kenapa
Nis?” tanya Angel.
“Eh .. ga
kenapa-kenapa, Njel itu Ryn cantik banget yah? Udah Cantik, kulitnya putih,
tinggi badannya pokonya sempurna yah” ujar Anisa.
“Iya sih
dia memang cantik, tapi jangan salah kecantikan itu ga hanya diliat dari luar
aja, Ryn memang cantik dari luar tapi dalamnya belum tentu” ujar Angel.
“Iya juga
sih, tapi tetep aja tipikal kaya Ryn pasti banyak yang suka sama dia” ujar
Anisa.
“Ah ga
juga Nis, tapi jangan salah kamu juga cantik ko, baik hati, ramah dan yang
pasti kamu manis dan istimewaaa” ujar Angel sambil tersenyum.
“Wah kamu
berlebihan Njel aku sih ga ada apa-apanya” ujar Anisa.
“Yaelah
Nis cantik itu yang penting dari hati, aku yakin kamu punya itu” ujar Angel.
“Kaya
lagunya Cherrybelle “kamu cantik-cantik dari hatimu” hehe” Angel bernyanyi.
“Aduh
bisa aja kamu ..” Anisa sedikit tertawa sambil tersenyum tersipu.
“Udah ah
ngapain juga jadi ngobrolin Ryn” ujar Angel.
“Eh iya
yah, yaudah yuk balik lagi keruangan kerja” ujar Anisa kemudian bergegas pergi.
(Dilain
tempat).
“Oi Dan,
belum selesai pemotretannya?” tanya Adit yang baru saja tiba distudio foto.
“Udah
bro, ni gue lagi liat hasil-hasilnya aja” jawab Dani.
“Makan
siang diluar yuk, lagi pengen makan pasta nih gue” ujar Adit.
“Boleh
tuh, yaudah gue simpen kamera gue dulu ya” ujar Dani.
“Lu tadi
mau cerita apa?” tanya Adit didalam mobil sambil menyetir.
“Oh iya,
biasa Dit soal cewek kemerin yang gue ceritain” jawab Dani.
“Cewek
inceran lu itu, siapa namanya gue lupa?” tanya Adit.
“Christy
Dit” jawab Dani.
“Oia
Christy, gimana perkembangannya? Udah dapet orangnya?” tanya Adit.
“Boro
Dit, orangnya cuek pake banget. Sekalipun sms gue ga pernah dia bales” ujar
Dani.
“Wah ko
bisa? Udah coba ditelepon?” tanya Adit.
“Waduh
jangankan ditelepon, disms aja ga dibales gimana gue telepon” ungkap Dani.
“Nah
terus selama ini lu coba cari info tentang dia gimana? Ngedeketinnya gimana?”
tanya Adit kebingungan.
“Justru
itu, sekarang-sekarang gue malah sering smsan sama temennya malahan” ujar Dani.
“Haha ..
bisa gitu, jangan-jangan lu malah suka sama temennya lagi” ujar Adit.
“Ya ngga
lah, gue deket sama temennya kan buat cari info tentang Christy.
“Ya gue
sih ngingetin aja, banyak loh cinta yang salah sasaran kaya model lu begini ..
haha” ledek Adit.
“Haha
ketawa lu puas banget, udah nyetir aja yang bener” ujar Dani.
“Siap bos,
mau kemana kita?” tanya Adit.
“Mall de
Paris aja, banyak kan tuh resto disana” ujar Dani.
“Mau
kemana sih kita Fell, aku banyak kerjan soalnya” ujar Christy.
“Kita mau
makan siang Christy, mau aku traktir ga?” jawab Felly.
“Asik,
yuk berangkat” ujar Christy.
“Nah
kerjaan kamu gimana tuh?” tanya Anisa.
“Santai
Nis, bisa lain kali sekarang jangan pikir yang lain-lain fokusin aja makan”
ujar Christy.
“Hadeh
tadi aja ribet mikirin kerjaan, sekarang berubah lagi udah denger soal makanan
semangatnya membara” ujar Anisa.
“Ga
apa-apa kali Nis, Felly berangkat .. haha” ujar Christy.
“Siap ayo
burgeeer ..” teriak Felly didalam mobil.
Sesampainya
diparkiran basement sebuah pusat perbelanjaan.
“Aduh-aduh
aku kebelet, kalian tunggu disini aku ketoilet dulu” ujar Felly.
“Fell
toilet yang diatas aja” ujar Anisa.
“Ga tahan
Nis yang deket sini aja” ujar Felly bergegas pergi.
“Wahaha
bukan dari tadi dikantor buang airnya” ujar Christy.
“Baru
kepengen buang air sekarang kali Christ hihi” ujar Anisa.
“Nis
mallnya keren yah, ya mirip-mirip sama mall pondok indah” ujar Christy.
“Jauh
kali Christ” ujar Anisa.
“Anissaa”
teriak seseorang dan kemudian menghampirinya.
“Iya ..
eh kamu Dani” ujar Anisa terkejut.
“Wah
masih inget aku nih” ujar Dani.
“Ya masih
ingetlah, daya ingat aku kan masih bagus .. hehe” ujar Anisa.
“Haha
bisa aja kamu, eh hai Christy” ujar Dani kepada Christy yang berdiri
disampingnya Anisa.
Christy
hanya tersenyum sambil menunjukan wajah juteknya.
“Christ
tuh disapa Dani diem aja” ujar Anisa.
“Aduh
gerah ya lama-lama nunggu dibasement panas Nis” ujar Christy mengalihkan
pembicaraan.
“Oia Nis
lagi pada ngapain disini?” tanya Dani.
“Kita
baru aja mau makan siang, nah kamu juga lagi ngapain? Apa mau makan siang
juga?” tanya Anisa.
“Wah
sayang banget, aku baru aja selesai kalau tau kamu mau makan siang pasti kita
bisa makan siang bareng ya” ungkap Dani.
“Iya yah,
kamu juga sih ga ngabari aku” ujar Anisa.
“Mungkin
lain kali boleh kita makan siang bareng” ujar Dani.
“Boleh
juga, tuh Christ kita diajak makan siang bareng sama Dani” ujar Anisa.
“Makasih
..” jawab Christy singkat.
“Kamu
sendirian Dan?” tanya Anisa.
Aku
berdua sama temen, tuh disana lagi sibuk telepon. ADIIT sini!!” teriak Dani
memanggil Adit.
“Oh sama
Adit, aku kira sendirian” ujar Anisa.
“Nah kamu
berdua aja?” tanya Dani.
“Ada satu
lagi, dia ketoilet sebentar” jawab Anisa.
“Apaan
Dan manggil gue” ujar Adit yang baru tiba.
“Eh lu
berdua!!” ujar Adit terkejut.
“Aiih lu
lagi, sekarang mau ngerebut apa lagi nih?” ujar Christy sama terkejutnya.
“Gue mau
ngerebut muka lu terus gue benyek-benyek terus gue masukin ke plastik” ujar
Adit.
“Eh
sembarangan!! Yang ada muka lu gue taro di atas kompor biar musnah supaya gue
ga bakal liat muka lu lagi” ujar Christy.
“Udah
Christ, kalian setiap ketemu pasti ribut aja malu ah” ujar Anisa mencoba
melerai.
“Sabar
Dit jangan gitu sama cewek” ujar Dani.
“Alah dia
samanya mau ke cowok cewek sama aja sikapnya kaya gitu, norak” ujar Christy
sambil berpaling.
“Idiih ..
Dan cabut yuk gue kesel disini apalagi ketemu ni nenek lampir bikin gue jadi
bad mood aja” ujar Adit.
“Yaudah
sono, lu kan hama parasit” ujar Christy.
“Udah
Christ, malu ih diliatin orang” ujar Anisa.
“Yaudah
deh Nis, ngobrolnya kita lanjutin nanti aja” ujar Dani.
“Nah
baguslah” celetuk Christy.
“Cabut
Dan, eh ..” ujar Adit.
“Yaudah
sampai nanti Nis, nanti aku sms kamu yah biasa soal itu tuh .. hehe” ujar Dani.
“Oke
siap” jawab Anisa mengacungkan jempolnya.
Dani dan
Aditpun bergegas pergi meninggalkan Anisa dan Christy setelah sedikit ada
keributan tadi.
“Idih
males gue ketemu mereka lagi, jadi itu yang namanya Dani” ujar Christy.
“Iya
Chrst, kenapa?” tanya Anisa.
“Idih
makin ilfeel aja aku Nis, apalagi liat temennya itu udah lah ga salah lagi
mereka berdua pasti sama” ujar Christy.
“Jauh
Christ, Dani ga seperti apa yang kamu kira” ungkap Anisa.
“Nah loh
jadi belain dia?” ujar Christy.
“Ya .. ya
bukan belain Christ, tapi aku tau aja kan kita suka smsan jadinya aku tau dia
kaya gimana orangnya” ungkap Anisa.
“Ciye
mulai deket nih” ledek Christy.
“Smsan
juga kan banyaknya ngobrolin kamu, aku kan lagi dalam misi nyombalangin kamu ..
haha” ujar Dani.
“Aih
ternyata, awas aja ya kamu aku ga terima” ujar Christy jutek.
“Hii
jutek banget mukanya” ujar Anisa sambil memeluk-meluk Christy.
“Christ,
Nis maaf lama” ujar Felly yang baru datang.
“Eh Felly
..” ujar Anisa.
“Kalian
kenapa ko kaya yang senang gitu?” tanya Felly.
“Christy
tuh Fell, baru ketemu sama gebetannya .. hihi” ujar Anisa.
“Apaan
sih Nis ngaco aja kamu” ujar Christy.
“Si Dani
itu?” tanya Felly.
“Iya
Fell, barusan kita ngobrol tapi Christy parah ni orang ngajak ngobrol malah
dicuekin” ujar Anisa.
“Aduh
aduh Christy kamu tega” ujar Felly.
“Biarin
aja” jawab Christy.
“Hati-hati
loh sekarang kamu cuek tapi suatu saat belum tentu, semua bisa berbalik ..
haha” ujar Felly.
“Ga mungkiiin
yeay” ujar Christy sambil melet-melet lidahnya.
“Udah deh
yuk kita makan, udah mulai laper” ujar Anisa.
“Dari
tadi kali Nis lapernya” ujar Christy.
“Itu sih
kamu badan kecil tapi makannya banyak” ujar Anisa.
“Yeay ..”
ujar Christy.
“Eh tapi
aku jadi penasaran kaya apa sih si Dani itu orangnya” ujar Felly ketika didalam
lift.
“Aduh
dibahas lagi” ujar Christy.
“Hihi ..”
Anisa tertawa geli.
“Ko kamu
ketawa Nis?” tanya Christy jutek.
“Ah ga
apa-apa .. hihi” Anisa dan Felly hanya tertawa.
“Tuh
panjang umurnya si Dani sms aku nanyain kamu lagi Christ” ujar Anisa.
“Euww”
jawab Christy.
“Lucu ya
Nis mukanya Christy kaya mba mba tukang jamu .. haha” ledek Felly.
“Ii apaan
sih Felly ....” ujar Christy.
“Udah-udah
ah kalian bercanda terus, udah sampe nih” ujar Anisa lalu mereka keluar lift.
Singkatnya
Diapartemen mereka pada malam itu.
“Nis kamu
kenapa ketawa-ketawa sendiri gitu?” tanya Felly lalu duduk disamping Anisa.
“Ini aku
lagi smsan, kata-katanya lucu” jawab Anisa.
“Sms apa
sih?” Felly penasaran dan menengok ke HP Anisa.
“Ihh kepo
ga boleh liat ini privasi” ujar Anisa sambil sedikit menghindar.
“Hayo
smsan sama siapa sih?” tanya Felly lagi.
“Ada deh”
jawab Anisa singkat.
“Hemm .. gitu
yah” ujar Felly.
“Hihi iya
iya ih, ni sms dari Dani” jawab Anisa.
“Ya ampun
kirain siapa? Hayo hayo ada apa antara kalian?” ujar felly.
“Ih ga
ada apa-apa ko, kita Cuma smsan biasa aja lagian Dani Cuma pengen tau kabarnya
Christy” ungkap Anisa.
“Nah
lagian kenapa ga sms langsung aja keChristy?” tanya Felly.
“Nah itu
masalahnya, Christy terlalu cuek sampai-sampai sms dari Dani ga pernah dibales
sekalipun” ujar Anisa.
“Oh gitu,
lagan kamu kerajinan banget mau ngedeketin mereka segala” ujar Felly.
“Yah
awalnya sih ga mau Fell ngapain juga kan, tapi lama kelamaan aku jadi kasian sama
Dani dan juga Dani orangnya baik ko ga seperti apa yang Christy duga” ujar
Anisa.
“Cielah
dalem banget ngejelasinnya .. hehe” ujar Felly.
“Ah biasa
aja ko Fell, tapi kamu jangan sampe salah sangka yah semua ini ga seperti yang
kamu duga” ungkap Anisa.
“Iya
tenang aja lagian aku juga ga mikir sejauh itu ko” ungkap Felly.
Tak lama
kemudian.
“Asik
ngobrolin apa sih kalian?” tanya Christy.
“Itu loh
si pangeran kamu Dani” ujar Felly.
“Ya ampun
kalian masih bahas itu aja dari tadi siang, aku aja bosen dengernya” ujar
Christy.
“Hehe ga
apa-apa kali Christ, toh kita ini yang bahas dia” ujar Anisa.
“Nah
betul itu, terus kamu kenapa jealous ya?” ujar felly sambil meledek.
“What!!
Jealous? Ga kali, ga pernah ada sejarahnya aku dibuat cemburu sama cowok” ujar Christy.
“Iyalah
wajar selama ini kamu jarang pacaran, bahkan bisa aku hitung jari berapa kali
kamu pacaran .. haha” ungkap Anisa.
“Ah
serius Nis?” tanya Felly.
“Iya
serius Fell, tanya aja sama orangnya tuh .. hihi” sindir Anisa.
“Apasih
kamu Nis, bete deh” ujar Christy.
“Makanya
kamu jangan kelewat jutek dan cuek donk jadi cewek, kasih kesempatan setiap
cowok yang pengen deket sama kamu” ungkap Anisa.
“Bener
tuh Christ, tapi eh jangan-jangan dia ga suka cowok kali Nis” ledek Felly.
“Aiih
serem amat Fell, aku jadi takut .. hehe” ujar Anisa.
“Tuh tuh
kalian tambah ngaco, aku normal tau aku masih suka cowok tulen tulen, catet itu
yah kalian dua gadis remaja yang sama-sama jomblo juga.. haha” ujar Christy.
“Wah kita
dikatain jomblo Nis, udah berani ngatain dia” ujar Felly.
“Kita
dibully Fell, enaknya dia kita apain yah?” ujar Anisa.
“Nah loh
ko jadi aku yang kalian salahin?” ujar Christy sedikit panik.
“Kita
apain ya Nis?” ujar Felly dengan tatapan sinis.
“Kita ..
kita kelitikin aja Fell” ujar Anisa.
“Hayuuuu”
ujar Felly semangat lalu beranjak berdiri menatap Christy.
“Nah loh
kalian mau ngapain?” tanya Christy terkejut.
“Tangkep
Fell!” ujar Anisa.
“Kkyyaaa”
teriak Christy lalu kabur.
Terjadilah
adegan kejar-kejaran antara mereka bertiga pada malam itu dengan penuh gelak
tawa.
“Udah
Nisaaaaa aku nyerah ampun ampuun” teriak Christy diatas tempat tidur yang
sedang dijahili oleh Anisa dan Felly.
“Apa-apa?
Aku ga denger” ujar Felly.
“Ampuun
Felly peseekk” ujar Christy.
“Apa?
Pesekk?” ujar Felly.
“Iya deh
Felly Filliang yang imut dan cantik membahana” teriak Christy.
“Haha
gitu donk” ujar felly.
“Udah ah
capek akunya, kasian Fell anak orang .. hehe” ujar Anisa. Seketika duduk
dilantai.
“Hahaha
seru Nis” ujar Felly sambil terengah-engah.
“Idih
kalian jahat, aku suka susah tidur loh kalau dikelitikin gini” ujar Christy.
“Hahaha
tapi seru Christ, eh besok lagi yuk Fell” ujar Anisa.
“Besok?
Kenapa ga sekarang lagi aja yuk” ujar Felly.
“Ih
kalian apaan sih, aku mending pindah apartement dari pada tiap hari diisengin
terus .. huh” ujar Christy.
“Wii
segitumya, becanda kali Christy .. peluuk” ujar Anisa sambil memeluk Christy.
“Hii
kalian lucu tapi geli juga liat kalian pelukan gitu” ujar Felly.
“Wah kamu
mau dipeluk juga, yuk Nis kita peluk bareng-bareng” ujar Christy.
“Pelukk
Felly” Anisa dan Christy memeluk Felly sambil sedikit menjahilinya.
“Aaa
Tidaakk” teriak Felly.
Beberapa
saat kemudian ketika mereka sedang makan malam.
“Eh
Christy nih Dani sms, besok kan libur nih dia mau ajak kamu jalan-jalan
katanya, gimana kamu mau?” tanya Anisa.
“Hah
jalan?!! Aduh gimana yah?” ujar Christy terkejut.
“Ciyee
diajak ngedate tuh Christ” ujar Felly.
“Wah
maslahnya aku belum kenal dan males juga sih, pengennya besok tuh aku santai
seharian” ujar Christy.
“Hayo
tadi katanya mau coba ga cuek lagi, tapi
apa salahnya sih Christ kamu coba dulu belajar kenal dia, aku jamin deh Dani
itu orangnya baik ga seperti yang kamu kira” ujar Anisa.
“Tuh
bener Christ coba dulu aja, seengganya hargai dulu orang yang pengen kenal
dekat sama kamu” ujar Felly menambahkan.
“Wah
gimana yah aku bingung” ujar Christy.
“Ya
terserah kamu sih, kalau mau ya syukur ga juga ga apa-apa ko aku ga maksa” ujar
Anisa.
“Yaudah
deh aku coba dulu” ujar Christy.
“Hah
serius??” tanya Anisa.
“Iya ih”
jawab Christy.
“Waduh
aku ga nyangka beneran serius?” tanya Anisa lagi.
“Iya
bawel, apa aku cancel nih .. haha” ujar Christy.
“Hahaha
aku mastiin aja, aku kira kamu ga mau” ujar Anisa.
“Terpaksa!!
Haha” ujar Christy.
“Serius
nih nanti aku kabarin Dani” ujar Anisa.
“Iya
ANISA RAHMA” jawab Christy.
“Ciyee
witiw besok ada yang mau ngedate, first time lagi .. istilah Prancisnya
première date (kencan pertama) asiik” ujar Felly.
“Wiii
keren, selamat Christy semoga bisa berlanjut .. haha” ujar Anisa.
“Apaan
sih berlebihan ah, ketemu aja belum” jawab christy.
“Ciyye
ciyye” Felly dan Anisa terus saja menggoda Christy pada saat itu.
Part 11
Setelah
itu Anisa pun segera mengabari Dani perihal ajakannya mengajak jalan Christy.
“Hai Dan
maaf banget yah soal ajakan kamu itu ...” isi sms Dari Anisa.
Tanpa
basa-basi Dani langsung saja menelepon Anisa.
“Hallo
Nis, gimana?” tanya Dani ditelepon.
“Wah
langsung nelepon gini, penasaran ya?” ujar Anisa.
“Banget
Nis, gimana hasilnya? Aku yakin pasti Christy nolak ajakan aku” ujar dani
pesimis.
“Yah maaf
banget mau gimana lagi, aku juga udah berusaha bujuk Christy. Kamu tau
sendirikan dia kaya gimana orangnya” ungkap Anisa.
“Yah udah
ketebak deh dia jawab apa” ujar Dani yang terdengar lesu.
“Dan
besok siap-siap yah, kamu harus tampil keren, ganteng dan rapi pokonya” ujar
Anisa.
“Siap-siap?
Emang kenapa?” tanya Dani.
“Ih mau
ga nih jalan sama Christy?” ujar Anisa.
“Maksud
kamu? Sumpah Nis aku masih belum ngerti” ujar Dani.
“Christy
nerima ajakan kamu tuh” ujar Anisa.
“AH!!
Serius kamu?? Ga boong kan? Apa kamu lagi becandain aku nih?” ujar Dani dengan
sangat terkejut.
“Yaudah
kalau ga percaya, aku bilang aja sama Christy kamu ngebatalin” ujar Anisa.
“Ih
iya-iya aku percaya, tapi sumpah Nis ga kebayang ko bisa ya dia mau jalan gitu
sama aku?” ungkap Dani.
“Bisa donk
siapa dulu yang comblanginnya .. hehe” ujar Anisa.
“Wah
makasih banyak Nis, aku ga nyangka aja. Kamu memang kereeen, aduh aku jadi
gugup gini yah” ujar Dani.
“Hahaha
segitunya sampai gugup, oke sama-sama Dan. Eh udah dulu yah kamu siapin diri
aja buat besok yang pasti Christy ga suka cowok lebay,good luck ya buat besok
première date nya” ujar Anisa.
“première
date? Kamu ko tau istilah itu? Oke deh kalau gitu makasih banget sekali lagi
kamu memang TOP banget” ujar Dani dengan girangnya.
Telepon
pun ditutup dan tak terbayang ekspresi Dani yang berbunga-bunga pada saat itu,
dia terlihat senyum-senyum hingga tertawa-tawa sendiri.
“TuuuT”
suara nada sambung telepon.
“Hallo”
jawab Adit ditengah keramaian.
“Oi Dit
dimana lu?” tanya Dani.
“Gue lagi
diluar nih, di jalan St. Ville” jawab Adit.
“Gue kira
lu udah dirumah, Dit gue lagi seneng banget pake banget banget” ungkap Dani
dengan nada bahagia.
“Biasa
aja kali ungkapinnya pake teriak-teriak di HP kuping gue bocor nih” ujar Adit.
“Haha sorry
deh kalau gitu, ni gue mau cerita besok gue ngedate sama Christy, makanya gue
seneng banget Dit” ungkap Dani.
“Pantesan
senengnya kebangetan, eh ko bisa sih? Ga nyangka gue” tanya Adit.
“Ga
nyangka kan? Gue juga ga nyangka .. haha, Anisa yang bantuin gue makanya
Christy mau, makanya besok ga bakal gue sia-siakan moment berharga itu” ungkap
Dani.
“Oh
pantesan aja bisa, coba lu usaha sendiri mana bisa .. haha, baguslah kalau gitu
jangan sampai aja lu kena gampar tuh cewek jutek, tau sendiri kan dia kaya gimana
karakternya” ujar Adit.
“Jutek
juga cantik Dit dia itu indah dan istimewa, wanita tercantik yang pernah gue
temuin, gue harus bisa dapetin dia” ungkap Dani.
“Haduh
dasar aneh lu Dan, kadang gue bingung sama selera lu, besok rencana mau
kemana?” tanya Adit.
“Gue
pengen banget ke “Marseille” Dit” jawab Dani.
“Marseille?
Wah bisa aja cari tempat romantis pinggir pantai pasti ngejar sunsetnya ya lu
disana? Gue aja belum kesampean buat kesana eh lu udah duluan” ujar Adit.
“Hii tau
aja lu, iya donk kebayang kan gue jalan-jalan dipinggir pantai pas sore-sore
sama Christy sambil gue pegang tangannya, aduh Dit ga sabar nunggu besok”
ungkap Dani.
“Haha oke
deh kalau gitu gue doain lancar” ujar Adit.
“Merci
bro, yaudah deh gue mau istirahat dulu persiapan buat besok” ujar Dani.
“Sip bro,
awas kaga bisa tidur haha” ujar Adit dan teleponpun ditutup.
“Ciaaa”
teriak Dani dikamarnya kegirangan.
Esok hari
tiba, saat yang ditunggu-tunggu oleh Dani dan diapun sudah berpenampilan
maskulin dengan aroma parfum yang begitu menyegarkan, dengan perasaan yang
berdebar-debar dia mulai bersiap-siap dengan kencan pertamanya bersama wanita
yang dia idam-idamkan yaitu Christy.
“Christy
udah siap belum?” ujar Anisa.
“Sebentar
Nis, tanggung tinggal pake blush on aja” teriak Christy dari kamarnya.
“Kamu mau
kemana Nis? Kamu ikut?” tanya Felly.
“Ga Fell
masa aku ikut acara ngedate mereka, aku mau ke book store jadi sekalian sama
Christy berangkatnya” ujar Anisa.
“Emang
Christy ga dijemput?” tanya Felly.
“Ga Fell
mereka janjian di Alavda Park dan
ketemuan disana” jawab Anisa.
“Oh disana,rencana mau kemana mereka?” tanya Felly
lagi.
“Wah kalau itu aku ga tau Fell, biarlah mereka yang
tau .. hihi” ujar Anisa.
“Yuk berangkat Nis” ujar Christy.
“Kamu cantik banget Christ, ga nyangka kamu kalau
dandan bisa secantik ini” ungkap Felly.
“Baru tau ya aku cantik? Kamana aja kamu selama ini ..
hihi” ujar Christy.
“Iya Fell berhubung dia itu males dandan makanya kucel
.. haha” ledek Anisa.
“Jangan salah Nis kucelnya aku aja cantik, apalagi aku
dandan kan tambah cantik akunya” ujar Christy.
“Iya deh iya .. haha” ujar Anisa.
“Udah yuk berangkat” ujar Christy.
“Tumben kamu yang semangat sekarang?” tanya Felly.
“Bukannya semangat Fell tapi ini si Dani udah sms aku
terus” jawab Christy.
“Oia Nis Alvada Park dimana sih? Gimana sih ngajak
ngedate tapi bukannya jemput aku” ujar Christy.
“Deket ko dari sini, ga tau Christ dia nentuin tempat
ketemuannya disana. Lagian kamu kan bareng aku naik taxi jadi ga mungkin
kesasar deh” ujar Anisa.
“Yaudah kalau gitu, kamu mau cari buku apa Nis?” tanya
Christy.
“Biasa majalah-majalah aja buat referensi aku, yuk
berangkat udah siang nih” jawab Anisa.
Akhirnya Christypun berangkat ditemani Anisa yang
kebetulan satu arah dengannya, sementara itu Dani sudah berada disana 5 menit
yang lalu dengan wajah berseri-seri Dani sedang menantikan saat berjumpa dengan
Christy.
Hampir satu jam Dani menunggu namun Christy belum juga
datang, dengan perasaan khawatir serta bertanya-tanya dia mulai terlihat
gelisah. Bahkan sms serta telepon Danipun kepada Christy tak ada satupun yang
ditanggapi, Dani mencoba menghubungi Anisa namun Hpnya tidak aktif dan tak lama
kemudian.
“Hai Dan” seseorang memanggil Dani dari belakang.
“Iya” Danipun menoleh kebelakang dan betapa
terkejutnya dia melihat sosok seorang wanita yang barusaja memanggil namanya.
“Anisa??!” ujar Dani terkejut.
“Hai pasti udah lama banget nunggu disini, untung kamu
masih disini” ujar Anisa.
“Ko ko
kamu bisa ada disini? Terus Christy mana?” tanya Dani dengan sedikit
kebingungan.
“Nah
justru itu ada yang mau aku jelasin sama kamu” ungkap Anisa.
(30 menit
yang lalu)
“Udah
sampai nih Christ, kamu turun disini aja kayanya Dani udah nungguin kamu deh,
dia bilang dia deket air mancur taman” ujar Anisa.
“Yaudah
Nis aku duluan yah, kamu juga hati-hati pulangnya” ujar Christy setelah turun
dari taxi.
“Heh
jutek, good luck yah” ujar Anisa menyemangati.
“Iya, dah
Nis” ujar Christy melambaikan tangan kepada Anisa.
Christypun
akhirnya berjalan menuju tempat yang dimaksud, beberapa kali Dani menanyakan
posisi Christy dimana namun ketika hendak membalas sms Dani ternyata pulsa
Christy habis dan tidak bisa mengirim sms. Akhirnya Christy terpaksa tidak
membalas sms Dani dan berusaha mencari dia, tak lama kemudian Christy melihat Dani
sedang berdiri didepan air mancur taman mengenakan blazer berwarna hitam.
Ketika Christy hendak menghampiri Dani tiba-tiba telepon Christy berbunyi.
“Hallo,
iya ada apa mba Cherly?” tanya Christy.
“Christ
kamu dimana?” tanya Cherly balik.
“Aku lagi
diluar mba, kebetulan aku lagi di Alvada Park
nih” jawab Christy.
“Kamu lagi sibuk ngga?” tanya Cherly.
“Ga juga sih mba, Cuma lagi ada acara keluar aja,
emangnya ada apa ya mba?” tanya Christy.
“Gini Christ tadinya saya mau minta tolong, kamu
temenin saya rapat media sama menghadiri undangan setengah jam lagi acaranya
dimulai, bisa ga?” tanya Cherly.
“Yaudah deh mba aku bisa, mba dimana sekarang?” tanya
Christy.
“Maaf ya urgent banget soalnya, jadi ganggu acara kamu
nih? Kalau saya sekarang udah stand by dikantor lagi nyiapin bahan rapat kamu
kesini aja jadi ngelembur nih kamunya” ungkap Cherly.
“Iya mba ga apa-apa” ujar Christy.
Dengan berat hati Christy meninggalkan Dani yang
sedang menunggunya disana tanpa bertegur sapa sekalipun, disisi lain Christy
merasa tidak enak menolak ajakan atasannya karena konsekuensi pekerjaan.
“Hallo Nis kamu Dimana?” tanya Christy ditelepon.
“Aku masih ditoko buku nih, eh ini nomor siapa?” tanya
Anisa.
“Aku pake nomor kantor Nis, pulsa aku habis” jawab
Christy.
“Nomor kantor? Kamu dikantor?” tanya Anisa terkejut.
“Iya Nis aku dikantor, tadi mba Cherly nelepon aku
nyuruh kekantor ada kerjaan ngedadak. Kamu bisa ga hubungi Dani kalau akunya ga
bisa ketemu dia, tadi sih sempet liat dia Cuma akunya ga sempet nyapa aku
buru-buru kekantor sih” ungkap Christy.
“Telepon aja sama kamu pake telepon kantor” ujar
Anisa.
“Ga sempet Nis, sekarang aku mau langsung berangkat.
Maaf ya tolong bantu aku, dah Nis” ujar Christy lalu menutup teleponnya.
“Yah Christy ada-ada aja lagi” ujar Anisa.
Kemudian Anisa hendak menelepon Dani namun tiba-tiba
Hpnya Anisa mati karena lowbattery, dengan sangat panik Anisa kebingungan. Akhirnya
Anisa memutuskan untuk menemui Dani dilokasi tersebut dengan harapan Dani masih
disana menunggu Christy dan Anisa akan menjelaskan semuanya kepada Dani.
“Oh gitu ternyata, yah sayang banget kalau gitu” ujar
Dani kecewa dan wajahnya sedikit murung.
“Iya Dan maaf banget yah, tadi serius ko Christy udah
siap-siap mau kesini” ujar Anisa.
“Iya ga apa-apa, pantes aja ga bales sms aku ga ada
pulsa ternyata tapi ko barusan aja aku telepon tetep ga diangkat sama dia?”
tanya Dani.
“Mungkin udah mulai rapat kali Dan jadi ga bisa angkat
telepon” ujar Anisa.
“Yaudah deh kalau gitu, oia kamu habis dari mana Nis?”
tanya Dani.
“Oh ini aku habis dari toko buku, beli majalah” jawab
Anisa.
“Oh gitu, yaudah Nis ini bunga buat kamu aja deh” ujar
Dani memberikan seikat bunga yang tadinya untuk Christy kepada Anisa.
“Ih apaan nih, ga usah ah. Kamu kasih ke Christy aja”
ujar Anisa.
“Ga apa-apa daripada keburu layu” ujar dani.
“Yaudah nanti aku kasih ke Christy deh, Dan aku pamit
pulang yah aku harap sih kamu ga marah ya atas kejadian hari ini” ujar Anisa.
“Ih ga apa-apa ko Nis santai aja aku ngerti ko
kondisinya kaya gimana, kamu mau pulang aja?” ujar Dani.
“Makasih deh kalau kamu ngerti, iya aku langsung
pulang aja lagian libur gini aku sering ngabisin waktu diapartemen dari pada
diluar” ungkap Anisa.
“Yaudah kamu ikut aku aja, daripada pulang kan ga lucu
juga akunya ga ngapa-ngapain” ujar Dani.
“Memangnya kamu tadinya mau kemana?” tanya Anisa.
“Tadinya mau ke Marseille,
pantai disana bagus soalnya” ujar Dani.
“Wah tau aja kamu tempat
romantis buat berdua, dimana itu?” tanya Anisa.
“Ga jauh dari sisni sih,
perbatasan kota Paris. Yaudah yuk lagian kamu juga daripada diapartemen diem
aja mending temenin aku refreshing, please jangan nolak” ungkap Dani.
“Aduh gimana yah, yaudah deh.
Aku juga kan ga enak udah buat kamu kecewa sebagai gantinya aku nemenin kamu
deh hari ini” ujar Anisa.
“Wah bukan salah kamu Nis
acara ngedate aku sama Christy batal, yaudah yuk berangkat” ujar Dani.
Kemudian Dani dan Anisa
berangkat menuju tempat yang dimaksud dengan mobil Dani mereka berkendara
mengitari batas kota Prancis menuju sebuah lokasi bernama Marseillepantai
panjang berpasir dan iklim Mediterania yang cerah, Marseille adalah kota
menakjubkan untuk dikunjungi pasangan, kelompok teman-teman, keluarga, dan
single.Kota terbesar kedua di Prancis ini memiliki warisan yang kaya dan unik,
hotspot budaya yang besar dan lokasi luar biasa di Prancis Selatan.
“Dan kamu udah hafal ya
lokasi-lokasi di Prancis?” tanya Anisa.
“Ya lumayan Nis, udah lama
juga kan aku disini” jawab dani sambil menyetir.
“Oia kenapa kamu bisa
tinggal disini?” tanya Anisa.
“Kenapa? Soalnya aku udah
terlanjur jatuh cinta sama kota ini, kota yang cantik dan indah buat aku merasa
bahagia tinggal disini” jawab Dani.
“Oh gitu ga kangen Indonesia
nih?” ujar Anisa.
“Saat ini aku masih belum
punya alasan kuat untuk pulang kesana, kota ini masih sangat berarti buat aku
dengan segala keindahannya” jawab Dani.
“Wah kamu artistik ya, suka
yang indah-indah dan cantik” ujar Anisa.
“Iya donk segala yang
cantik dan indah itukan yang enak dipandang dan dinikmati oleh mata baru itu menarik”
ujar Dani.
“Hihi bisa aja kamu” ujar
Anisa.
Merekapun melanjutkan
perjalanan sambil mengobrol didalam mobil, hingga selang hampir 2 jam
perjalanan mereka tiba ditempat itu. Sebuah tempat yang menyuguhkan panorama
indah luar biasa, satu kalimat yang pantas untuk mengapresiasikan tempat itu
cantik dan indah seperti apa yang diutarakan Dani.
“Akhirnya sampai juga, aduh
pegel juga nih nyetir mobil” ujar Dani sambil meregangkan badannya dibalik
kursi kemudi.
“Iya nih lumayan jauh ya
perjalannya” ujar Anisa.
“Yuk turun Nis” ujar Dani.
“Wahhh bagus banget
pantainya, bersih, pasirnya putih dan airnyapun bening banget” ungkap Anisa.
“Iya kan ni tempat terkeren
yang sering aku kunjungi kalau aku lagi liburan” ujar Dani.
Merekapun menghabiskan
waktu dipantai itu, sesekali mereka berjalan-jalan atau duduk bersantai
menikmati makanan khas pantai dari Prancis sambil mengobrol-ngobrol tentunya.
Hingga waktu tak terasa sudah hampir senja, sang matahari pun hendak turun
untuk bersembunyi sambil meronakan sinarnya yang berwarna oranye itu.
“Nis udah mau sunset nih,
sebentar yah aku mau ambil kamera dulu di mobil” ujar Dani lalu bergegas
berlalri kemobilnya untuk mengambil kamera.
“Aduh maaf lama” ujar Dani
sambil melepaskan tutup lensa kameranya.
“Iya ga apa-apa, wah kamu
suka photografi yah Dan?” ujar Anisa.
“Iya nih aku suka banget
mengabadikan moment gini, pokonya sesuatu yang indah dan cantik harus aku
abadikan didalam kameraku ini” ujar Dani.
“Tapi sayang yah Christy ga
bisa ikut, awalnya kalau dia ikut aku pengen banget foto dia disaat ini pasti
sempurna dan cantik banget” ujar Dani.
“Iya sayang banget, oia Dan
boleh tanya sesuatu?” tanya Anisa sambil beranjak berdiri memandangi kearah
laut yang terlihat orange itu.
“Boleh mau tanya apa?” ujar
dani sambil duduk ditepian pantai sambil mengoperasikan kameranya.
“Kenapa kamu bisa suka sama
Christy?” tanya Anisa.
“Wah pertanyaan yang sama
kaya Adit nih, kalau dibilang suka Christy aku pasti jawab dia cantik. Ya
cantik sekaligus indah kata-kata pertama yang keluar dari mulut aku sejak
pertama kali ketemu dia, wajahnya, matanya senyumannya sempurna. Itulah yang
aku suka dari sosok dia Nis” ungkap Dani.
“Tapi kan kamu belum tau
sifat serta karakternya seperti apa Dan?” tanya Anisa lagi.
“Iya itu Nis, karena
kecantikannya itu aku abaikan aspek itu karena kecantikan lahiriyahlah yang
selalu aku jadikan patokan dalam hidup aku baik itu seseorang maupun alam
seperti ini, pokonya kecantikan dan keindahan yang enak dipandang mata selalu
jadi acuan dasar buat aku mengagumi sesuatu” ungkap Dani.
“Kamu salah Dan kalau kamu
menilai kecantikan serta keindahan itu hanya dari luarnya saja” ujar Anisa.
“Maksud kamu? Salahnya
dimana?” tanya Dani.
“Itulah Dan jika seseorang
selalu menilai orang lain hanya dari luar, karena kacantikan serta keindahan
menurut aku adalah sesuatu yang memancar dari dalam diri orang tersebut.
Kecantikan luar akan rusak apabila tidak disertai dengan hati yang bersih,
begitu juga jika hatimu memancarkan suatu keindahan maka kekurangan luarmu akan
tertutupi, kecantikan yang sebenarnya akan memncar dari dalam Dan. Karena itu
aku ga suka kalau kamu hanya menilai Christy hanya dari fisik saja, kenali dia
lebih, kagumi hatinya bukan fisiknya” ungkap Anisa.
“Sama seperti halnya alam
ini Dan yang kamu anggap indah belum tentu dalamnya indah, seperti sebuah
kerang jiaka kamu pandang dari luar dia akan nampak menjijikan tapi lihat
isinya ada sebuah mutiara yang bernilai yang sangat berharga berasal dari dalam
kerang itu” ujar Anisa.
“Jadi intinya cantik itu
menurut kamu?” tanya Dani.
“Kamu akan terlihat cantik
dari hatimu, cantik itu dilihat dari hati dengan sendirinya kecantikan itu akan
terpancar sendirinya” ungkap Anisa sambil tersenyum kearah Dani.
Dani terkejut dan hanya
terdiam mendengar ungkapan dari Anisa, entah mengapa presepsinya selama ini
dipatahkan oleh statement seseorang yang berpandangan berlawanan arah
dengannya. Dia terdiam Dani hanya terdiam seraya memandangi Anisa yang sedang berdiri
menatap matahari terbenam disore itu.
“Ternyata gue salah, dengan
berfikir kecantikan dan keindahan itu hanya terpanncar dari fisik semata dan
mengabaikan keindahan serta kecantikan hati seseorang” ujar Dani dalam hatinya.
Matahari senja itu seolah
memberikan rasa hangat, derai suara ombak turut menyejukan hati pada sore itu.
Tak sengaja Dani terus memandangi Anisa yang masih berdiri teridiam saat itu,
hingga tak sadar dia begitu menikmati memandangi gadis itu.
“Kamu bener Nis dan mengapa
aku baru sadar kalau selama ini kamu begitu terlihat “Cantik” ujar Dani pada
dirinya seraya tersenyum kecil sambil mengabadikan sosok Anisa dalam kameranya
itu.
“Nis udah nyampe, ayo
bangun” ujar Dani hendak membangunkan Anisa yang terlelap didalam mobil.
Namun ketika memperhatikan
Anisa yang sedang tertidur Dani terdiam sejenak seraya memandangi wajah Anisa
yang terlihat begitu manis pada saat itu, perlahan tangan Dani mencoba membelai
wajah Anisa, dengan gemetaran tangan Dani mencoba menghampiri wajah yang lembut
itu.
“Hoam” Anisa tiba-tiba
terbangun seraya meregangkan badannya.
“Eh udah bangun Nis” Dani
terkejut.
“Maaf Dan aku ketiduran,
wah udah nyampe ternyata maksih banyak yah hari ini maaf jadi ngerepotin kamu”
ujar Anisa.
“Ga ga apa-apa ko, aku juga
makasih kamu udah mau nemenin aku” ujar Dani sedikit gugup.
“Yaudah aku masuk dulu yah,
sampai ketemu lagi Dan” ujar Anisa kemudian keluar dari dalam mobil Dani dan berpamitan
pergi.
“Nis makasih atas semua,
makasih juga atas segala keindahan yang kamu tunjukan sama aku” ujar Dani dalam
hati dan kemudian beranjak pergi.
Part 12
Sesampainya diapartemennya Dani lalu terbaring disofa
seraya melamun sejenak.
“Oia ..” Dani teringat sesuatu lalu bergegas kestudio
foto diruangannya.
Tak lama kemudian Dani keluar dari studio foto
miliknya dan kembali duduk disofa.
“Kamu cantik Nis” ujar Dani sambil memandangi foto
Anisa yang baru saja dia cetak.
Keesokan harinya.
“Hoi Anisa kamu kemana sampai ga ada kabar?” tanya
Felly.
“Iya Nis kamu pulang jam berapa?” tanya Christy.
“Maaf kemarin HP aku mati jadi ga bisa ngabarin,
kemarin sih aku pulang jam 23.00 kalian udah pada tidur” jawab Anisa.
“Malem amat dari mana tuh?” tanya Felly.
“Aku kemarin dari Marseille Fell” jawab Anisa.
“Waduh
jauh amat pergi sama siapa tuh?” tanya Felly.
“Sama
Dani .. hehe” jawab Anisa.
“Dani?? Ko
bisa?” tanya Christy terheran-heran.
“Jadi
gini ceritanya ..” ujar Anisa kemudian menceritakan semuanya.
“Oh ternyata
gitu, aduh aku jadi merasa bersalah tapi ga apa-apa deh jadi diwakili kamu ..
haha” ujar Christy.
“Ah itu
sih kamu aja jadi keenakan dasar ih” ujar Anisa.
“Wah bisa
gitu yah, tapi wajah kamu kaya ceria gitu jangan-jangan nanti kaya yang aku
pernah bilang malah kamunya yang nanti suka sama dia” ujar Felly sambil
menyisir rambutnya.
“Ih ga
donk lucu banget kalau aku sampai gitu, nanti Christy cemburu haha” ujar Anisa.
“Ih apaan
Nis yang ada aku makasih banget” ujar Christy.
“Haha ..
ga lah Christy tenang aja aku ga bakal segampang itu bisa suka sama cowok” ujar
Anisa.
“Oia sms
Dani sana minta maaf soal kemarin dia pasti agak kecewa sama kamu” ujar Anisa.
“Iya-iya
nanti aku sms, sekarang mending berangkat yuk nanti telat mba Cherly
ngomel-ngomel lagi” ujar Christy.
Tak lama
kemudian mereka bertiga bergegas pergi kekantor.
“Gi
tunggu ..!!” teriak Dimas yang terlihat sedang mengejar Gigi.
“Kenapa
lagi tuh? Pagi-pagi udah ribut aja” ujar Christy terbengong ketika memasuki
lobby kantor.
“Kenapa
tuh mereka Njel?” tanya Felly kepada Angel ketika berpapasan di lobby.
“Wah ga
tau, mereka kadang gitu suka akur kadang suka berantem ga jelas” ungkap Angel.
“Hemm so
complicated” ujar Anisa.
“Apa
Nis?” ujar Christy.
“Mambingungkan
.. gitu aja ga tau” ujar Anisa.
“Haha tau
lah, mereka pacaran?” tanya Christy.
“Setau
aku sih ngga Christ” jawab Angel.
“Udah
biarin aja mereka, sebentar lagi briefing yuk siap-siap” ujar Felly.
Sehabis
briefing Cherly mengajak Felly, Anisa, Christy dan yang karyawan lainnya
meeting bulanan yang diadakan rutin disetiap awal bulan untuk mengevaluasi
kinerja bulan lalu.
“J'applaudis
chaque Christy si vous ne le statut de la formation des employés, mais les
concepts et les stratégies que vous bien, maintenant nous avons vendu 800.000
exemplaires dans le magazine français (Saya salut sama Christy meskipun status
kamu Cuma karyawan training tapi konsep serta strategi kamu bagus, sekarang
kita udah jual 800ribu eksemplar majalah di Prancis” ungkap Cherly pada sesi
rapat.
Semua
peserta rapat bertepuk tangan kearah Christy, dikarenakan Christy tak mengerti
dia hanya tersenyum saja seraya kebingungan.
“Maksudnya
apa tuh Fell?” tanya Christy.
“Intinya
mba Cherly salut buat kinerja kamu” ungkap Felly.
“Oh gitu,
Merci merci” ujar Christy.
“alors
que nous attendons pour la prochaine stratégie d'entre vous, je suis sûr que
vous avez un énorme potentiel et qui sait un jour vous pourriez être recommandé
d'être un employé ici (kalau begitu kami tunggu strategi berikutnya dari kamu,
saya yakin kamu memiliki potensi yang luar biasa dan siapa tau suatu saat kamu
bisa direkomendasikan untuk menjadi karyawan disini)” ungkap CEO Beauté la
femme.
“Wah
keren tuh Christy kamu bisa direkomendasiin jadi karyawan disini” ujar Angel.
“Wah
masa? Hihi” ungkap Christy terkejut.
“Ga
nyangka kamu bisa gitu ayo semangat Christy” ujar Anisa.
“Kamu
juga Nis ayo semangat” ujar Christy.
Sehabis
rapat mereka bersiap kembali keruangan masing-masing, suasana masih sedikit
ramai disana terlihat Cherly sedang mengobrol dengan Christy.
“Nis yuk
keruangan, masih banyak kerjaan nih kita” ujar Angel.
“Iya”
jawab Anisa.
“Christy
hebat yah, aku ga nyangka dia punya potensi kaya gitu jadi inget mba Cherly,
dulu dia juga kaya gitu” ujar Angel.
“Iya dia
memang cerdas, idenya selalu inovatif aku juga salut sama dia dan aku juga
yakin suatu saat dia bakal sukses” ungkap Anisa.
“Ayo Nis
kamu juga semangat, kamu juga berbakat ko makanya bulan sekarang kamu buktiin
kalau kamu juga punya potensi, ayo kita buat desain yang istimewa yang beda
dari yang lain” ujar Angel.
“Oke aku
siap, ayo kita kerja keras” ujar Anisa.
Sementara
itu.
“Dan
gimana kemaren ngedatenya? Lancar?” tanya Adit.
“Gagal
Dit, Christy berhalangan datang” jawab Dani sambil fokus mengoperasikan komputer.
“Loh ko
bisa? Lu balik lagi donk kaga jadi ke Marseillenya?” tanya Adit.
“Jadi
donk, tapi gue perginya sama Anisa .. haha” ujar Dani.
“Anisa?
Ko bisa? Waduh sumpah gue ga ngerti” ujar Adit sedikit kebingungan.
“Oke jadi
gini ..” ungkap Dani kemudian menceritakan semua dari awal.
“Wah wah
bener kata gue kan, bisa jadi salah sasaran nih” ujar Adit.
“Haha gue
juga ga tau Dit dari Anisa gue belajar banyak hal, yang pasti entah kenapa
semenjak kemarin fikiran gue jadi ga fokus, gue jadi keinget dia terus” ujar
Dani sambil memandangi foto Anisa yang dia keluarkan dari dalam sakunya.
“Wah wah
udah punya fotonya” ujar Adit sambil merebut foto itu.
“Eh main
ambil aja, sini balikin!” ujar Dani.
“Iya
bentar gue liat dulu, eh Dani tapi diliat-liat dia memang cantik, cantiknya
natural” ujar Adit.
“Iya sih
gue juga kemana aja ya kemarin-kemarin, baru ngeh sekarang-sekarang” ungkap
Dani.
“Dit
dipanggil pak Firman diruangannya” ujar Jibril.
“Iya
sebentar, Dan gue tinggal dulu nanti kita makan siang bareng. Lu jangan nolak
gue udah pesen tempat soalnya” ujar Adit.
“Gue kaga
diajak?” ujar Jibril.
“Kagak,
ngapain juga gue ajak lu .. haha” ujar Adit sambil beranjak pergi.
“Siaall
..” teriak Jibril.
“Eh Dan
foto siapa tuh? Coba gue liat” tanya Jibril.
“Nih
cantik ga?” tanya Dani.
“Widih
cantik banget, manis bro siapa nih?” tanya Jibril.
“Ada deh
mau tau aja .. hehe” ujar Dani.
“Wah
cewek lu ya?” tanya Jibril.
“Bukaan
yey” jawab Dani.
“Kalau
bukan berati boleh donk ni cewek buat gue .. hehe” ujar Jibril.
“Huu
kagak!!” jawab Dani singkat.
“Aih
samaan jawabannya kaya si Adit .. haha” ujar Jibril.
Sementara
itu.
“Liat ini
Dit” ujar Firman memperlihatkan selembar kertas kepada Adit.
“Wah yang
bener ini pak?” ujar Adit terkejut.
“Itu data
kemarin Dit, Beauté la femme lagi diatas angin sekarang gila aja penjualannya
diatas 800rb eksemplar segitu di Prancis aja belum diluar” ungkap Firman.
“Bulan-bulan
lalu kita bisa melampaui mereka pak, sekarang ko mereka bisa up segini jauhnya
ya, Cherly memang hebat” ungkap Adit.
“Bukan
Dit, itu bukan Cherly” ungkap Firman.
“Bukan
Cherly? Terus siapa pak? Setahu saya Cuma Cherly yang bisa naikin rating
penjualan kaya gini” ungkap Adit.
“Awalnya
saya kira begitu, setelah tim saya survey ternyata bukan dan saya yakin itu
bukan dia, kamu perhatiin juga lembar demi lembar dari cover, sampai konten
majalahnya edisi bulan lalu” ujar Firman.
“Gila ..
beda banget, apa mereka punya tim baru ya pak? Ini ga seperti Beauté la femme
yang kita kenal loh” ujar Adit sedikit terkejut.
“Pastinya,
mereka mengeksplore konsep baru sepertinya saya yakin dibalik ini bukan Cuma
Cherly tapi ada tim pendukung lain yang bisa merubah ini semua, sekarang saya
kasih kamu tugas!!” ujar Firman.
“Tugas
apa itu pak?” tanya Adit.
“Selidiki
mereka, investigasi kenapa mereka bisa berubah seperti ini dan satu hal lagi cari
tau strategi mereka dan konsep-konsep mereka!!” ujar Firman dengan wajah
dingin.
“Oh
seperti biasa yah, oke pak siap hal mudah itu serahin semua sama saya” ujar
Adit sambil tersenyum.
“Bagus,
saya tunggu perkembangannya. Oke silahkan melanjutkan kerjaan kamu lagi” ujar
Firman.
“Baik pak
permisi” ujar Adit.
“Oke
satu, dua, ti .. (Jepprett) oke bagus, sekali lagi ya Steff” ujar Dimas sedang
melakukan sesi pemotretan dengan Steffy.
“Gi kamu
ga motret?” tanya Kezia.
“Eh Kez,
udah tadi lagi break dulu ganti model sebentar lagi” jawab Gigi.
“Kamu
kenapa Gi? Tadi pagi aku liat kamu berantem sama Dimas, kenapa?” tanya Kezia.
“Ga
apa-apa gue lagi bad mood aja nih” jawab Gigi.
“AH masa?
Cerita donk sama aku siapa tau aku bisa bantu” ujar Kezia berbicara kepada Gigi
yang sedang sibuk mengoprek kamera SLRnya.
“Gue
bingung Kez, kenapa sih Dimas selalu belain si Auryn itu, tadi pagi gue udah
debat sama si Ryn eh si Dimas malah belain tuh orang, gimana gue ga kesel coba”
ungkap Gigi.
“Oh Gitu
kirain ada apa, hemm .. kemungkinan Dimas suka kali sama Ryn, ga mungkin juga
kan dia belain habis-habisan apalagi sama cewek” ujar Kezia.
“Oh gitu
pantes aja, dasar cowok sama aja ga bisa liat yang mulus dikit matanya
jelalatan” ujar Gigi.
“Eh tapi
kan itu baru kemungkinan, atau ..” ujar Kezia.
“Atau
apa?” tanya Gigi.
“Atau
bisa jadi juga dia sukanya sama kamu .. hehe” ujar Kezia.
“Hah!!
Masa? Ga mungkin kali jelas-jelas dia belain Ryn kalau misal dia sukanya sama gue,
pasti dia bakal lebih belain aku donk” ujar Gigi.
“Yah ga
tau juga sih .. hihi” ujar Kezia sambil tersenyum.
“Ah kamu
aneh Kez” ujar Gigi.
“Siip
Seff udah dulu, kita break dulu habis makan siang kita lanjut lagi ya” ujar
Dimas.
“Haduuh,
selesai juga akhirnya” ujar Steffy.
“Eh ada
Kezia Karamoy, udah selesai sesi kamu?” tanya Dimas ketika menghampiri Kezia
dan Gigi.
“Udah Dim
dari tadi malahan, tuh Gigi kenapa Dim? Hehe” ujar Kezia sedikit tersenyum
melirik kearah Gigi yang terlihat masam mukanya.
“Tau tuh,
dari tadi pagi. Gi masih marah sama aku?” tanya Dimas kepada Gigi yang masih
terdiam.
“Kez
temenin aku makan siang yuk” ujar Gigi beranjak berdiri seraya menarik tangan
Kezia hendak bergegas pergi.
“Tunggu
Gi aku perlu bicara sama kamu” ujar Dimas menahan Gigi pergi.
“Apaan
sih lepasin tangan gue!!” ujar Gigi.
“Sorry
Gi, kamu kasih Dimas kesempatan dulu aja buat jelasin semua, aku lagi diet jadi
ga makan siang maaf yah .. hehe dadah aku ga mau ganggu kalian” ujar Kezia
kemudian beranjak pergi.
“Eh mau
kemana Kez??” teriak Gigi.
“Sebentar
Gi, aku perlu ngomong sama kamu” ujar Dimas sekali lagi menahan Gigi.
Disebuah
studio foto mereka berdua berbicara 4 mata.
“Gi kamu
masih marah ya?” tanya Dimas.
Gigi
masih terdiam.
“Yaudah
aku minta maaf seumpama aku punya salah sama kamu, tapi please jangan diemin
aku kaya gini donk” ujar Dimas.
“Gue mau
tanya deh sama lu, ada apa sih antara lu sama Ryn? Setiap kali gue ada masalah
sama dia lu selalu aja belain dia, jadi berasa gue yang selalu salah disetiap
posisinya” ujar Gigi.
“Oh jadi
itu alasannya, kita ga ada apa-apa ko Cuma hubungan kerja aja antara photograper
sama modelnya itu aja, ga lebih” ujar Dimas.
“mentir,
tu l'aimes, hein? afin que vous le défendre (bohong, lu suka dia kan? Sampe
segitunya lu belain dia” ujar Gigi.
“Ga
penting banget bahas kaya beginian, maksud aku mau clearin masalah, kamu malah
tambah bikin runyam” ujar Dimas.
“Oke
yaudah kalau lu ga bisa jawab, silahkan urus model kesayangan lu yang cantik
jelita itu” ujar Gigi hendak beranjak pergi.
“Gigi
..!! asal kamu tau aku tuh belain kamu, selalu belain kamu. Kamu tau posisi Ryn
seperti apa? Dia bisa aja dengan mudah ngaduin kamu sama atasan kita terus kamu
dikeluarin karena ga cocok sama dia ditambah karakter kamu yang keras
management selalu ngawasi kinerja dan perilaku kamu, selama ini aku susah payah
bujuk Auryn supaya dia ga lakuin itu sama kamu, makanya aku selalu baikin dan
belain dia. Padahal Gi itu semua demi kamu juga” ujar Dimas.
Gigi
berhenti melangkah dan terdiam sesaat.
“Gi ..,
Je t’aime!! (aku sayang kamu!!)” teriak Dimas.
“Vous .. tu
m'aimes? (kamu .. sayang sama aku)” ujar Gigi.
“Je
t'aime vraiment (sungguh aku sayang kamu)” ujar Dimas.
Tanpa
banyak berkata lagi Gigi hanya menatap Dimas sekejap dan kemudian pergi.
“Je
t’aime Briggita Chintya” ujar Dimas perlahan sambil menatap kearah Gigi yang
sudah berlalu dengan wajah yang sedikit terlihat lesu.
Sore
menjelang, matahari mulai tak nampak lagi cerahnya, Anisa dan yang lainnya
sudah bersiap-siap pulang dikala itu.
“Christy
anter aku yuk ke supermarket sebelah” ujar Anisa.
“Aduh aku
lemes Nis, habis makan jadi ngantuk” ujar Christy.
“Yah kamu
gitu ih, Felly dimana?” tanya Anisa.
“Dia
ditoilet” jawab Christy.
“Yah ga
bisa anter aku donk, yaudah aku sendiri aja” ujar Anisa.
Kemudian
Anisa pergi kesupermarket sendirian jaraknya pun tak jauh dari apartement
mereka tinggal, sehingga Anisa hanya berjalan kaki menuju kesana.
“Anisa
!!” teriak seseorang memanggil namanya dan Anisa pun menoleh kearah sumber
suara itu.
“Hai kamu
Dan, ko bisa disini” ujar Anisa yang berhenti melangkahhendak pulang keapartementnya
setelah dari supermarket.
“Aku ga
sengaja liat kamu lagi jalan, tadinya aku ragu itu kamu eh ternyata bener” ujar
Dani dari dalam mobilnya.
“Kamu
habis dari mana Dan?” tanya Anisa.
“Aku baru
pulang Nis dari kantor habis ngelembur juga, yaudah masuk sini aku anter sampai
apartement kamu” ujar Dani mempersilahkan Anisa masuk kedalam mobilnya.
“Ga usah
Dan aku jalan aja deket ko dari sini” jawab Anisa.
“Ih ga
baik loh nolak ajakan orang ganteng kaya aku .. hehe” ujar Dani.
“Ah dasar
kamu kepedean, yaudah” ujar Anisa yang kemudian masuk kedalam mobilnya Dani.
“Habis
dari mana Nis ko jalan kaki sendirian lagi malam-malam gini” ujar Dani sambil
menyetir mobil sedannya itu.
“Dari
supermarket Dan biasa beli keperluan cewek, lagian jaraknya deket ko jadi
akunya jalan kaki aja sekalian jalan-jalan malam” ujar Anisa.
“Suntuk
ya di apartement terus?” tanya Dani.
“Iya sih
kadang-kadang” jawab Anisa.
“Sip udah
sampai, ko ga kerasa yah cepet banget nyampenya” ujar Dani.
“Iyalah
ga kerasa Cuma 3 blok dari tempat kita ketemu tadi, mampir yuk Dan” ujar Anisa
hendak turun dari dalam mobil.
“Pengen
sih tapi ga enak ah sama temen-temen kamu, Christy pastiada disana yah?” tanya
Dani.
“Ciye
masih kepikiran dia nih, dia udah tidur kayanya” ujar Anisa.
“Oh udah
tidur, eh ngobrol-ngobrol ditaman situ enak kayanya” ujar Dani sambil menunjuk
kepada sebuah taman yang tepat berada didepan apartementnya Anisa.
“Boleh
juga,kebetulan aku beli ice cream nih tadi, kita makan bareng yuk” ujar Anisa.
“Wah asik
nih aku ditraktir ice cream” ujar Dani.
“Nis,
Dan” ujar mereka berbarengan.
“Eh maaf
yaudah kamu duluan deh” ujar Dani.
“Ih
kamuduluan aja deh” ujar Anisa.
“Wah jadi
kaya disinetron .. hehe” ujar Dani.
“Langitnya
cerah ya Dan, bintangnya keliatan jelas banget bagus” ujar Anisa yang sedang
menatap langit sambil menikmati dinginnya ice cream stick ditangannya itu.
“Iya Nis,
ini yang aku suka pemandangan malam kota Paris yang indah, saat ini aku susah
banget buat ninggalin kota ini aku udah terlalu cinta sama paris” ujar Dani
yang duduk disebuah ayunan besi bersebelahan dengan Anisa.
“Kamu ga
kangen negara kamu? Keluarga kamu?” tanya Anisa.
“Kangen
sih Nis terlebih sama ibu, ayah dan adik-adik aku, tapi satu hal hingga saat
ini aku masih belum nemuin alasan yang kuat buat aku pulang. Karena mereka
jugalahkeluargaku, aku bertahan disini” ujar Dani.
“Wah
lama-kelamaan kamu bisa menetap dan jadi warga negara Prancis nih ujung-ujungnya
apalagi kalau kamu sampai ketemu dan nikah sama cewek Prancis .. hehe” ujar
Anisa.
“Wahaha
bisa jadi Nis, tapi ga mungkin juga aku jadi warga negara sini aku ga tega
harus ninggalin kucing-kucing aku dirumah” ujar Dani.
“Kucing?
Wah kamu suka kucing? Ih kita samaan donk, aku juga suka banget sama kucing”
ujar Anisa terkagum-kagum.
“Serius?
Wah kita jodoh berati Nis .. hehe” ujar Dani.
“Ah kamu
ada-ada aja” ujar Anisa sambil menepuk pundak Dani.
“Hihi
bercanda Nis, oia kucing kamu ada banyak?” tanya Dani.
“Ga
banyak sih Cuma 2, sekarang aku juga lagikangen-kangennya sama mereka pengen
banget aku gendong apalagi sama Chibo” ujar Anisa.
“Chibo
nama kucing kamu? Lucu yah namanya” ujar Dani.
“Iya dia kucing
betina warnanya hitam, matanya belo, badannya gendut jenisnya persia lucu deh
kalau kamu liat pasti kamu juga gemes” ujar Anisa.
“Gemesan
juga liat kamu Nis, boleh aku cubit .. haha” ujar Dani.
“Eits ga
boleh sembarang cubit-cubit orang” ujar Anisa.
“Wah
pasti kalau aku cubit ada yang marah yah?” ujar Dani.
“Yang
marah siapa?” ujar Anisa.
“Ya cowok
kamu Nis pastinya dia bakal marah kalau ceweknya yang cantik jelita ini
digodain cowok lain” ujar Dani sambil tersenyum kearah Anisa yang sedang asik
menikmati ice creamnya.
“Ga juga
Dan, siapa juga yang mau marah orang aku masih single ko jadi aku bebas mau
kemana aja dan pergi sama siapa aja” ujar Anisa.
“Wah asik
donk itu” ujar Dani.
“Yah
nikmati aja Dan” ujar Anisa.
“Eh Nis
sebentar” ujar Dani.
“Iya
kenapa?” tanya Anisa.
“Diem
jangen bergerak yah” ujar Dani sambil perlahan jari-jemarinya menyusut bibir
Anisa yang sedikit belepotan oleh ice creamnya.
Anisa
sedikit terkejut, begitupun Dani terasa berdebar-debar dan degup jantungnya
tiba-tiba berdetak semakin cepat. Seketika mereka saling berpandangan ak
disadari tangan Dani masih menyentuh bibir di wajah Anisa.
“Eh ..
Aaaa” Anisa terkejut dan hampir terjatuh dari ayunan dimana dia duduk.
“Nisa ..”
ujar Dani spontan menangkap Anisa yang hampir terjatuh.
“Bruukk”
mereka berdua terjatuh.
“Aduhhh”
ujar Anisa kemudian membuka matanya.
“Eh maaf
Dan” ujar Anisa semakin terkejut ketika tahu dia terjatuh tepat diatas badan
Dani yang menolongnya tadi.
Mereka
terdiam dan masih saling berpandangan pada saat itu, tak sadar Dani memegangi
tangan Anisa dan akhirnya mereka berdua terkejut, terlihat panik dan gugup.
“Eh maaf
Dan maaf yah” ujar Anisa seketika itu langsung terbangun.
“I ii iya
ga apa, kamu ga apa-apa Nis? Ada yang sakit?” ujar Dani.
“Ngga Dan
makasih udah nolongin aku tadi, aduh ya ampun itu ice cream aku jadi kena
sweater kamu” ujar Anisa.
“Ga
apa-apa Nis santai aja nanti bisa aku cuci ko” ujar Dani.
“Aduh aku
jadi ga enak, yaudah sini sweaternya biar aku yang cuci sebagai rasa tanggung
jawab aku” ujar Anisa.
“Biar aja
Nis ga apa-apa ko” ujar Dani.
“Udah
sini biar aku cuciin nanti kalau udah bersih aku kasih lagi kekamu” ujar Anisa.
“Yya
yaudah deh kalau kamu maksa” ujar Dani kemudian melepaskan sweaternya itu.
“Untung
ga tembus kena kemeja kamu yah, kalau kena kamu pulang ga pake baju deh ..
hehe” ujar Anisa.
“Haha ..
iya” ujar Dani sambil tertawa.
“Wah Dan
udah makin malam, yaudah aku pulang yah” ujar Anisa.
“Iya yah
ga kerasa nih saking asiknya ngobrol sama kamu” ujar Dani.
“Oke deh
kalau gitu, makasih ya Dan buat tumpangannya dan sweater kamu nanti aku
balikin” ujar Anisa.
“Iya
tenang aja, makasih juga traktiran ice creamnya” ujar Dani.
“Iya, eh
lagian itu kan jatah ice creamnya Christy jadi kamu bilang makasihnya sama dia
yah .. hihi” ujar Anisa.
“Ih dasar
kirain punya kamu, taunya ...” ujar Dani.
“Haha dah
Dan selamat malam selamat istirahat yah” ujar Anisa yang terlihat berlalri lalu
menyebrang jalan menuju apartemennya.
“Iya Nis
kamu juga Bonsoir Anisa (selamat malam Anisa)” teriak Dani sambil tersenyum.
Entah
kenapa malam itu sangat berbeda, sesampainya didalam apartemen ketika habis
menutup pintu Anisa terdiam sejenak sambil memperhatikan sweater Dani seraya
tersenyum dan tertawa kecil teringat kejadian barusan dan begitu juga Dani yang
tersenyum-senyum kecil sambil mengendarai mobilnya teringat akan peristiwa
barusan dan sosok wanita hitam manis itu, Anisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar