Senin, 06 April 2015

DELOV part 10 ~ Jadi loe Cuma PHP.in Gue ?? Cihh ~

DEVIL ENLOVQER – 10
~  Jadi loe Cuma PHP.in Gue ?? Cihh  ~

                                                            13.00 SMA ARWANA

Seperti ajakanya tiga jam yang lalu. Kini Alvin pun sudah berada di depan gerbang SMA ARWANA . tak perlu menunggu lama, Felly sudah berjalan menuju ke arahnya. Felly mengembangkan senyumnya saat melihat Alvin yang berdiri didepan mobilnya.
“Lama ya ? maaf “ujar Felly merasa tak enak. Alvin menggelengkan kepalanya dan membalas senyum Felly. Berharap itu adalah senyum terbaiknya untuk gadis manis ini.
“Berangkat sekarang ?”tanya Felly lagi.
“Let’s go !!”ujar Alvin semangat. Ia berjalan membukakan pintu mobil untuk Felly. Felly pun menerima dengan senang hati lantas masuk ke dalam mobil. Alvin pun ikut masuk juga melalui pintu sebelahnya. Setelah itu Alvin menjalankan mobilnya menuju rumah sakit dimana Kici dirawat sekarang.
Semua siswa-siswi hanya bisa menatap kepergian mobil Alvin dengan iri. Beruntungnya Felly bisa dekat dengan sesosok Alvin Jo. Siapa yang tidak jatuh hati kepada pangeran seperti Alvin. Semuanya pun bermimpi seperti Felly. Sungguh beruntung menjadi Felly.
****
Setelah kepergin Felly yang cukup lama Kici binggung ingin melakukan apa. Tidak ada yang bisa ia kerjakan saat ini. Batrai ponselnya pun sudah habis. Kici menatap miris kearah pintu. Berharap ada yang datang. Kici merasa sangat haus ingin minum.
“Mana sih si bodoh itu. “decak Kici kesal.
“Aisshhhh .  .”Kici menahan rasa hausnya. Tangan kananya yang susah digerakan sungguh menyulitkannya melakukan semua aktifitas.
1 jam Kici masih tetap menunggu dan belum juga ada yang masuk ke kamarnya. Karena merasa bosan menunggu dan lelah menunggu, membuat gadis ini ketiduran juga. Ia terlelap secara perlahan.
“hoaammm “
*****
17.00 Rumah Kici dan Iqbal

Iqbal mengambil beberapa pakaian untuk Kici. Ia juga membawa kamera serta PSP untuk kakaknya.berharap kakanya tersebut tidak akan merasa bosan lagi. Iqbal sangat rindu kepada sang kakak. Ujian hari ini telah selesai. Dan ia pun bisa menjaga sang kakak dengan leluasa.
Setelah merapikan semua barang-barangnya kedalam tas. Iqbal memesan taxi. Ia menunggu taxi tersebut datang sambil memainkan ponselnya.
Sedari dua hari yang lalu. Ada nomer yang tak dikenal oleh Kici. Entah itu nomer siapa iqbal pun tak pernah tau. Iqbal yang penasaran juga karena nomer tersebut selalu mengirim pesan “ ;) “ dan ini sudah pesan ke 8. Iqbal pun membalas pesan tersebut.
/ To : 081231456789/
Siapa ya ?

Dan tak perlu menunggu lama lagi. Balasan dari nomer tersebut sudah terpampang di ponsel iqbal.
/ from : 081231456789 /
Aku . . . . .

             Iqbal mengernyitkan keningnya membaca pesan yang hanya satu kata tersebut. Ia berdecak kesal. Ada saja orang tak jelas seperti ini. Iqbal dengan malas-malas membalas pesan itu lagi.
/ to : 081231456789 /
Aku siapa ?

            Iqbal menatap terus layar ponselnya. Menunggu balasan orang tersebut. Iqbal sangat merasa penasaran dengan siapa sesosok itu.
Drttdrrrtttt
Iqbal segera membuka pesan tersebut.
/ from : 081231456789 /
Aku pengangummu. “) .

            What? . Masih jaman pakai pengangum pengagum rahasiaan segala ? ayolaah. Ini sudah tahun 2015. Iqbal menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tak mau melanjutkan pesan yang tak jelas itu lagi. Ia memasukkan ponselnya kedalam sakunya.  Melihat di luar jendela. Ternyata taxi pesanannya sudah tiba. Iqbal meminta bantuan sang pembantu untuk membawa barang-barannya kedalam taxi .
Iqbal masuk ke dalam taxi tersebut dan ia pun menyuruh supir taxi itu untuk menuju ke “RUMAH SAKIT ARWANA”.
*****
18.00 Rumah Sakit Arwana

Seperti hari-hari biasanya. Rio memeriksa kondisi Kici. Di rumah sakit Arwana ini rio sudah memiliki peran penting. Bahkan pemilik rumah sakit ini pun sudah meminta Rio agar nanti jika ia lulus mau bekerja di rumah sakit mewah ini. Namun Rio masih memikirkan tawaran tersebut. Dan untuk pasien satu ini Rio meminta agar dia sendiri yang mengurusnya. Karena ia yang telah menyebabkan gadis setan ini menjadi sakit seperti ini.
“Hmm . . .”Kici menggeliat. Ia terbangun dari tidurnya. Ia melihat Rio yang sudah memeriksa lengannya dan mengganti gipsnya.
“Loe dari mana sih ?’”tanya Kici dengan nada tak ada baik-baiknya.
“Kenapa? Loe kangen sama gue?”
“Idihh pede gila. Gak bakal”
“terus ?”
“Gue dari tadi haus. Ambilin minum “suruh Kici seenaknya.Rio menatap Kici dan hanya bisa mendengus kesal. Ia mengambilkan segelas air untuk Kici.
“Nih. .”ujar Rio sambil menjulurkan gelasnya. Kici berdecak kesal untuk kedua kalinya.
“Gimana caranya gue minum coba ? bantuin “bentak Kici . Ingin rasanya Rio menyiramkan air ini ke wajah gadis Kici. Namun ia mencoba untuk bersabar saja. Rio membuka laci kecil di meja. Dan menemukan sedotan kecil untuk minum. Ia pun membantu Kici untuk minum.
“Huuftt, . . dari tadi kek. Haus banget “
“Banyak omel loe. Gue jahit juga tuh mulut”ancam Rio. Kici malah memeletkan lidahnya tak mempedulikkan omongan dari Rio.
“Luka loe udah mendingan . Mungkin besok coba perlahan loe gerakkan”
“Kalau masih sakit ?”
“Berarti loe belum sembuh bodoh!!”bentak Rio balik.
“Jangan panggil gue bodoh !!”
“Emang dasar loe cewek bodoh !!”
“Loe berasa pinter aja ? hah?”’
“Emang gue pintar ? napa ? Iri ? hah?”
“Pintar ? pintar apaan loe ?”
“Pintar memperbudak cewek kayak loe. Puas!!”
“YAAHHHHH!!!”teriak Kici. Kakinya langsung ia tendangkan ke badan Rio dengan sangat keras.
“Awwww”ringgis Rio. ia merasakan pinggangnya hampir patah.
“Loe mau gue patah tulang kayak loe juga ?”
“Kalau bisa mati sekalian !!”
“dasar gadis gila”
“Dasar Cowok Bodoh!!”
“Loe setan bodohhh!!”
“Loe Cowok Pikopat super Bodoh!!”
“Loe cewek SUPER SUPER BODOH!!!”
“LOE SUPER SUPER LEBIH SUPER BODOH !!!”
“LOEEE BODOOHHHHH!!!”teriak Kici dan Rio begitu kencangnya. Dan suara tersebut hampir terdengar dari loby depan rumah sakit .
“TERSERAH LOE “bentak Kici dan Rio bersamaan. Karena percuma saja mereka terus bertengkar tak akan pernah ada yang mau mengalah. Rio mengoles beberapa salap penahan rasa sakit pada tangan Kici dengan hati-hati. Meskipun emosinta belum meredah tapi Rio bisa seprofesional mungkin.
Seseorang datang langsung membuka pintu kamar Kici. Orang tersebut geleng-geleng dengan tangan kanan dan kirinya membawa banyak barang bawaan.
“LOE GILA ? APA SUDAH SARAP HAH??”bentak orang tersebut kepada dua insane manusia didepannya.
“Kenapa loe datang-datang pakek marah ? masih ingat juga kalau gue kakak loe?”sindir Kici begitu tajam saat melihat orang yang baru saja datang tersebut. Kici mengira bahwa iqbal sama sekali tak menjenguknya.
“Aslinya gak mau ingat. Tapi wajah loe memprihatinkan”balas Iqbal tak kalah tajam.
“Sialan loe”
“Suara loe berdua terdengar sampai depan parkiran. Gila ya loe berdua. Ini rumah sakit bukan ring tinju”omel Iqbal. Namun Kici dan Rio sama sekali tak menghiraukan omelan anak kecil seperti iqbal.
“Gue mau pulang dulu bal. Loe jagain kakak loe. Kalau ada apa-apa loe panggil dokter atau suster yang ada disini”ujar Rio setelah mengembalikkan perband an gips ditangan kanan Kici.
“Pulang pulang pulang deh “gumam Kici pelan dengn anda tak enak. Rio yang dapat mendengarnya hanya diam saja. Ia sangat malas untuk bertengkar dengan gadis labil semacam KIci. Rio membereskan barang-barangnya terlebih dahulu yang suadah berserakkan di sofa.
“Kak Rio gak kesini lagi ?”tanya Iqbal
“Nanti aja kalau ada kabar kakak loe mati overdosis”jawab Rio tanpa berekspresi. Mendengar jawaban Rio yang seperti itu. Kici melotokan matanya. Ia melihat kea rah sampingnya yang terdapat meja. Dimana diatasnya terpampang jelas ponsel Rio.
Kici yang sudah muak dan penuh emosi dengan lelaki itu segera meraih ponsel Rio yang ada disana. Kici mencengkram erat ponsel tersebut lalu melemparkannya kea rah Rio;.
PLAAAKKKKK
“Aaaaaaaaawwwwwwwwwww”Ringis Rio benar-benar kesakitan. Ponsel tersebut tepat sekali menimpuk kepala Rio. dan untung saja ponsel Rio itu jatuh diatas sofa.
“LOE MAU BUAT GUE GAGAR OTAK ?”
“nanananan. . nananan. . nanananna. . nanananaa”Kici bernyanyi ria tak mempedulikkan Rio. pura-pura bukan dia yang melakukannya. Dalam hati Kici berteriak dengan sangat puas.
“Kakak loe gak usah di kasih obat. Kasih formalin aja biar cepet sembuh oke”pesan Rio. Ia sudah membawa semua barang-barangnya. Sebelum ia keluar dari kamar rawat Kici. Ia melirik kea rah Kici sebentar. Rio melirik Rio dengan tatapan penuh kelicikan. Dan sama halnya juga dengan Kici. Ia membalas tatapan keji dari Rio. sungguh sungguh mereka berdua memang dua insane yang sangat memiriskan.
Iqbal hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah kakaknya dan tetangganya tersebut. Iqbal menaruh barang-barangnya di sofa yang sebelumnya ditempati oleh Rio.
“Gimana keadaan loe?”tanya Iqbal. Kici mengangguk-anggukan saja kepalanya.
“Ujian loe gimana ?”
“Kabarnya baik”
“Loe gak tanya kabar gue gimana ?”lanjut Iqbal. Kici menyiniskan senyumannya.
“Loe mau ngelucu disini ?”sindir Kici sambil menatap Iqbal dari atas sampai bawah dan tidak ada lecet sedikitpun dari tubuh cowok ini.
“Kali aja loe kangen sama gue”
“gak bakal”
“Thanks . .”jawab Iqbal singkat padat dan tanpa makna sama sekali;.
“Welcome sayang”balas Kici tak kalah manisnya.
Iqbal mengambil kamera dan juga PSP.nya. Kici hanya memperhatikan sang adik saja.
“Loe gak cerita kan sama papa??”tanya Kici sedikit cemas.
“Gak lah”
“Oke pinter”ujar Kici merasa sedikit legah dengan jawaban Iqbal yang seperti itu.
“Pinjem Psp loe”pinta Kici. Iqbal langsung melemparnya begitu saja. Dan dengan sigap Kici segera menangkap PSp Iqbal.
“Kak Gue foto loe yah”pinta Iqbal. Iy mengernyitkan keningnya sejenak.
“terserah “jawab Kici seadanya. Ia lantas bermain PSP sepuasnya. Sedangkan Iqbal terus bermain dengan kameranya .
DRRTDDRTTT
Iqbal meraskan ponsenya berdering kembali. Ia segera mengambilya dari saku celananya. Dan melihat siapa pengirim pesannya .
DRRTDDRTTTT
/ from : 081231456789 /
;))

Iqbal hanya geleng-geleng saja melihat isi pesan tersebut. Ia segera memasukkan kembali ponselnya, tak peduli sama sekali dengan sang pengirim pesan tersebut.
“Besok loe masuk sekolah?”tanya Kici sambil masih bermain PSP
“gak tau”
“Gimana ujian loe?”
“Gak tau”
“Lulus gak ??”
“Gak tau “
“Loe sekali lagi bilang gak tau, Gue banting PSP loe”ancam Kici gregetan juga sama adiknya ini.
“Emang gue gak tau”balas Iqbal seenaknya. Ia masih sibuk mempotret Kici sebanyak mungkin. Iqbal hari-hari ini memang sedang tertarik dengan fotografi. Kici hanya geleng-geleng saja melihat tingkah laku abnormal adiknyanya itu.
******
20.00 Rumah Felly

Felly  sedang asik duduk di teras rumahnya. Ia melihat sebuah mobil yang sudah sangat ia kenali masuk kedalam pagar rumah tersebut. Raut wajah Felly berubah menjadi kebahagiaan. Ia lantas berdiri dengan senyum yang tak hilang dari bibirnya. Felly berlari ke orang yang keluar dari mobil itu.
“PAPA . . .MAMA . . .”teriak Felly penuh kehisterisan. Felly segera memeluk sang papa yang sudah turun duluan.
“Waahh kayaknya ada yang kangen berat nih ma sama kita”goda sang papa sambil melirik amma Felly. Felly mempererat pelukannya ke papanya dan papa Felly pun membalas pelukan Felly.
“Gimana kabarmu ?”tanya sang Mama dan bergantian memeluk Felly.
“Baik kok Ma. “
“Ujian kamu?”
“Besok pengambilan rapot hasil ujian. Doain ya Ma, Pa nilai Felly bagus”
“pastinya dong”serempak sang Mama dan papa. Mereka bertiga segera masuk kedalam rumah.
Felly merindukkan kedua orang tuanya. Sudah 2 bulan ini mama dan papanya berada di luar negri untuk urusan pekerjaan. Dan Felly sangat merindukkan mereka. Buat Felly mereka berdua adalah harta paling berharga buatnya.
“urusan mama dan papa udah selesai?”tanya Felly kepada papanya yang sedang berduduk santai meregangkan otot kepalanya.
“Untuk satu minggu ini sudah. Kita sangat merindukkan anak tercinta kita”jawab sang Papa dan membuat Felly tersenyum senang.
“Terus balik lagi kesana??”tanya Felly dengan wajah yang sedih.
“Kalau papa kamu iya. Tapi mama memilih disini saja menemani kamu”jawab Mama Felly. Ekspresi Felly berubah kembali. Ia sangat senang dan tidak menyangka dengan ucapan sang mama.
“Beneran Ma?”
“Iya sayang.  .”ujar Mama Felly meyakinkan sang anak. Felly jadi kegirangan sendiri. Ia memeluk sang mama yang ada disampingnya.
“Alasan mama dan papa pulang juga ada satu lagi . .”ujar sang mama melepaskan pelukan Felly.
“Hah? Apa?”tanya Felly penasaran.
“kayaknya ada yang lupa ulang tahun sendiri Ma”sindir sang papa sambil tersenyum kea rah anaknya. Felly menepok jidatnya. Ia teringat bahwa 5 hari lagi Ulang tahun dirinya.
“Hahaha. Felly gak inget Pa”cengir Felly.
“Mau di rayain dimana ?”tanya sang Papa.
“Terserah Papa dan Mama aja. Felly nurut aja. Toh belum sweet seventeen hehhe”
“Yaudah . Papa nanti minta sama asisten papa buat ngurusin semuanya buat anak papa yang cantik ini”
“Makasih ya Pa “
“Oh ya Pa,Ma. Felly mau cerita nih .. . “Felly menceritakan tentang Alvin. Sosok orang yang masuk kedalam hatinya saat ini. Orang tua Felly mendengarkannya dengan seksama. Senang sekali melihat sang anak yang begitu bahagia. Felly termasuk anak yang sangat manja. Semuanya pasti akan ia ceritakan kepada kedua orang tuanya. Tak terkecualipun semua rahasiannya akan ia ceiritakan. Orang tuanya adalah orang yang paling ia percaya di dunia ini.
“Waahh. . . kenalin dong sama Mama dan papa”ujar sang Mama setelah mendengar cerita Felly.
“Waktu ulang tahun Felly aja ya Ma , Pa. Pokoknya kak Alvin itu baik baik dan super baik “uajr Felly begitu antusias.
“Kamu jatuh cinta ya sama dia?”goda sang Papa.
“Apaan sih papa. Felly masih kecil tau “
“Masih kecil apa masih kecil ?”
“Iya masih kecil. Belum boleh pacaran “ujar Felly sok dramatis.
“Katanya kemarin-kemarin gak mau dibilang anak kecil”
“Ihhh Papa ngeselin banget Sih. ., mamaaaaa. Papa tuh . . “Aduh Felly ke sang Mama.
“Udahlah Pa. kasihan Felly selalu di goda terus “tutur sang Mama menasehati Papa Felly. Felly yang merasa menang karena di bela mamanya lantas memeletkan lidahnya ke sang papa yang tertawa sendiri melihat anaknya yang seperti itu.
“Kalau pacaran papa sama mama gak bakal ngelarang. Asal sekolah kamu gak di nomer duakan. Terus. . Pacar kamu harus yang baik-baik dan bisa jaga kamu. “pesan sang Mama.
Felly berasa mau nyari jodoh aja Ma . . “
“Bukanya setelah lulus sekolah kamu maunya nikah Fel?”goda sang papa lagi.
“PAPAAAAAAAAA”teriak Felly kesal dan melempar papanya dengan bantal Sofa.
“hahahah. Ampun Ampun nak hahahah”
Fel .. Papa kamu beliin makanan di restoran kesukaan papa kamu. Kasihan dari tadi ngidam terus”ujar sang Mama yang baru teringat bahasan papa Felly sedari di pesawat saat menuju Indonesia.
“Restoran putih itu kan Pa?”tanya Felly mencoba mengingat.
“Betul. Papa beliin ayam goreng sama nasi goreng spesiall. Papa kangen sama masakan restoran itu”ujar sang papa Felly sambil membayangkan enaknya makanan tersebut.
“Iye. Iye. Buat Papa apa sih yang enggak hhahaha”tawa Felly. Mama Felly mengeluarkan 3 lembar uang seratus ribu. Felly menerima uang tersebut.
“Minta antar sama Pak Budi “pesan Mama Felly yang melihat sang anak sudah sampai di ujung pintu.
“Sipp deh Ma . . “jawab Felly. Ia segera memanggil supirnya dan minta antarkan ke Restoran putih.
*****
Restoran Putih

Dua orang ini diam kembali.  Bahkan sudah 5 jam yang lalu mereka berada di tempat ini. Mereka berdua mengingat kejadian dulu. Dulu sekali. Mereka saling menatap dengan tatapan aneh dan lucu sekali.
“Kenapa balik lagi ke Indonesia ?”tanya Alvin yang memecah keheningan. Sang gadis mendongakkan kepalanya .
“Loe tanya seperti ini, karena loe dendam sama gue atau gimana ?”jawab gadis tersebut dengan senyum manisnya mencoba mencairkan suasana yang tegang ini.
JTAAAKKK
“Awwww”gadis tersebut meringis kesakitan. Karena Alvin memukulnya mamakai sendok yang dipakainya untuk makan.
“Sakit tau . . “
“Loe gak berubah ya dari dulu”
“Emang gue harus berubah kayak gimana? Porengers gitu ?”gadis tersebut menunjukkan wajah sok imutnya didepan Alvin.
“Najis gue “gidik Alvin dan membuat gadis tersebut langsung tertawa dengan puasnya.
“Gimana di Prancis ? ada cowok bule yang nyangkut ?”
“Ada sih . .”
“Wiuusshhh. . . .Laku juga loe. . .”sindir Alvin dan berhasil membuat gadis ini memanyunkan bibirnya. Alvin tertawa puas. Ia mengacak-acak rambut gadis ini dengan lembut.
“Kangen banget gue sama loe”
“Loe kira gue juga gak ??”
“Loe sih. Ke prancis gak bilang-bilang. Patah jantungkan gue “
“Hahahahaha. . Sorry ,. . Sorry deh. . Jangan bilang loe masih suka sama gue ?”
“Idiih najis gilaa”sahut Alvin. Dan membuat dua orang ini tertawa dengan kerasnya.
“Udah malam nih. Yuk pulang. Udah 5 jam kita disini gak jelas”ajak gadis itu kepada Alvin.
“Loe tinggal dimana sekarang ? gue anterin pulang yah”pinta Alvin.
“gak usah. Gue besok juga mau nemuin satu orang lagi “Alvin mengernyitkan keningnya sebentar dan tau maksud gadis ini.
“Loe pasti akan kaget kalau udah ketemu sama dia”pesan Alvin dan membuat gadis tersebut terkekeh penasaran.
“Beneran nih gak gue anter ?”tanya Alvin sekali lagi yang mengikuti gadis tersebut berdiri.
“Iya Alvin sayangku . . “goda sang gadis . Ia pun memberikan pelukan hangat kepada Alvin .
“Loe masih kayak dulu. Dan gak ada yang berubah “bisik Alvin membalas pelukan gadis tersebut.
“Loe juga masih kayak dulu dan gak ada yang berubah “balas gadis tersebut.  Alvin melepaskan pelukannya. Dan menatap gadis itu sebentar .
“Jangan lihatin gue terus. Entar loe suka lagi sama gue “goda gadis itu. Alvin terkekeh kembali.
“Pede banget loe. Udah pulang sana “suruh Alvin. Ia mencium kening gadis ini sebentar dengan lembut. Dan dibalas senyum mereka dari gadis tersebut .
“Iya iya iya iya  . . .”jawab Gadis itu. Lalu ia  dengan cepat mencium pipi kanan Alvin sontak membuat Alvin melongo tak percaya.
“Ciuman pertemuan kembali hahah”tawa gadis tersebut. Alvin hanya geleng-geleng saja. Gadis tersebut pun lantas meninggalkan Alvin yang masih berdiri disana. Alvin menatap gadis itu terus sampai berada diluar ambang pintu.
Namun saat melihat gadis itu melewati ambang pintu, Alvin melihat sosok gadis yang lain yang sangat dan sangat ia kenal. Alvin membelakakan matanya. Gadis itu menangis menatapnya. Alvin tau pasti gadis itu melihat semuanya dan ia mengira bahwa dirinya mempermainkannya.
FELLYY”panggil Alvin ke gadis yang menangis itu. Felly yang sudah menangis melihat semuanya segera berbalik arah dan berlari menuju mobilnya kembali. Alvin yang sudah panik sendiri segera menyusul Felly. Ia berlari dengan cepat.
*****
Restoran Putih
Felly memasukkan uangnya kedalam sakunya. Ia telah tiba di restoran Putih. Ia pun segera turun dari mobil.  Felly melangkahkan kakinya dengan senyum yang masih ia kembangkan karena ulah jail papanya tadi . Felly berjalan sampai ambang pintu. Pandagannya ia edarkan ke semua penjuru. Matanya berhenti di sebuah sosok yang snagat ia kenal. Benar sekali orang itu Alvin. Felly tersenyum senang saat melihat cowok tersebut. Namun sedetik kemdudian senyum Felly menghilang. Ketika melihat satu orang gadis yang berdiri dan memeluk Alvin bahkan Alvin sendiri langsung membalas pelukan orang tersebut.
“Kak Alvin ? sama Siapa ?”Felly mulai bertanya-tanya sendiri.
“Tapi ? Kak Alvin kan gak punya pacar ? Ahhh. . mungkin keluarganya atau saudaranya “serah Felly meyakinkan hatinya. Felly ingin melangkahkan kakinya untuk menemui Alvin , namun langkahnya terhenti kembali saat Alvin mencium kening gadis tersebut .
“Bukan saudara atau sepupu yah . . .”lirih Felly mulai merasakan bahwa tak mungkin Alvin mencium saudara sendiri .
“Benar . .bukan saudaranya . . “dada Felly terasa sesak saat ini. Kakinya terasa sangat lemas melihat ketika cewek itu mencium pipi kanan Alvin. Dan Alvin tersenyum kearah cewek itu. Entah mengapa Air mata Felly langsung terjatuh begitu saja. Ia menangis. Felly menatap Alvin dengan tak menyangka.
“Benar kata Ify .. “batin Felly. Ia mengingat apa yang dikatakan sahabatnya tersebut saat di rumah sakit tadi. Felly mencengkram erat kedua tangannya. Meredam semua emosinya.
Gadis tersebut melewati Felly begitu saja, Namun Felly masih tidak mengalihkan pandangannya dari Alvin. Sampai Alvin melihatnya. Melihatnya menangis.
FELLYYYY”teriak Alvin memanggil namanya. Felly sudah tak kuat lagi. Dan muak sekali dengan Alvin. Ia memilih kembali kedalam mobilnya dan segera masuk kedalam mobilnya. Ia dapat mendengar Alvin memanggilnya terus-menerus dan berlari menyusulnya .
*****
Felly segera menyuruh supirnya agar menjalankan mobilnya. Alvin sampai di samping kaca jendela mobilnya. Alvin mengetuk-ngetuk keras kacanya berharap Felly membukannya.
“Dengerin gue dulu. Itu bukan yang loe lihat sebenanrnya”Felly tak mempedulillakan Alvin. Air matanya terus saja mengalir.
“Pak CEPAT !!”bentak Felly dalam isakannya Mobil Felly pun meninggalkan Alvin yang terlihat begitu panik dan cemas. Alvin  langsung menuju mobilnya dan berusaha untuk bisa menyusul Felly.
*****
21.30 Rumah Felly
Felly keluar dari mobilnya. Ia membanting pintunya dengan keras. Air matanya masih sama seperti tadi yang terus mengalir. Felly membuka pintunya dan melihat mama serta papanya yang masih disana.
Felly . . “kaget papa dan mamanya melihat Felly yang datang-datang dengan menangis. Felly menggelengkan kepalanya kearah sang amam. Setelah itu ia segera berlari kembali menuju kamarnya .
BRAAAAAKKKK
Suara bantingan keras pintu kamar Felly. Mama dan Papa Felly sgerea berdiri dan menuju ke kamar sang anak. Mereka khawatir dengan Felly kenapa tiba-tiba seperti ini.
“ARRGSSSHHHSS”teriak Felly dari dalam. Felly menangis sejadinya. Meluapkan semuanya.
Pertama kalinya Ia menyukai orang seperti ini. Dan pertama kalinya dirinya sudah disakiti seperti ini .
Diluar kamar Felly sang papa semakin cemas. Bahkan Mama Felly terus mengetuk-ketuk pintu kamar Felly.
“Sayang kamu gak apa-apa kan? Kamu kenapa ??”
Felly. Buka pintunya sayang “pinta Papa Felly.
Felly mau bistirahat Ma , Pa . Tinggalin Sivia sendiri “teriak Felly dari dalam. Terdengar sekali iaskan Felly disela kata-katanya tersebut.
Papa Felly mengangguk faham. Ia sangat hafal bagaimana sifat sang anak ini. Papa Felly menenagkan istirnya sejenak. Dan mengajak istrinya untuk meniggalkan kamar Felly.
“tapi Pa . . .”
“Sudahlah ma. Felly sudah besar. Besok bisa kita tanya sama dia. Pasti dia sedang ada masalah”ujar sang Papa mencoba menenangkan isrinya.
“Iya Pa . .”lirih sang Mama
Felly kalau ada apa-apa panggil Mama ya “pesan Mama Felly sebelum meninggalkan kamar Felly bersama suaminya .
******
Felly terus menangis. Ia mengambil ponselnya yang ia rasa terus bergetar dari tadi. Dan sudah dipastikan bahwa itu dari Alvin .Felly merejectnya. Dan panggilan itu terus ada kembali. Karena kesal sendiri Felly segera mencabut batrai ponselnya .
“Brengseek  Breengseekk Brengseeekk”teriak Felly sangat emosi. Pertama Ia membuang batrainya, Lalu membuang kartunya dan terakhir  . . .
PYAAAAARRRRR
Ponsel yang tanpa dosa tersebut harus menjadi sasaran Felly. Ia membanting ponselnya begitu keras. Felly tak peduli. Ia membenamkan wajahnya di bawah bantal. Mengingat kembali apa yang ia lihat tadi, Sungguh dada Felly terasa sakit. Dan hati Felly pun terasa sakit.
“Seharusnya gue gak percaya sama loe !!! kenapa gue percaya sama loe”isak Felly .
“Loe emang jahat kak. Loe ngasih gue harapan palsu. Gue udah terlanjur cinta sama loe. Tapi loee . . . . “
“BRENGSEKKK !!!!”teriak Felly dalam benamannya. Tangisannya pun semakin menjadi .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar