Minggu, 19 April 2015

DELOV part 31 ~Masih tetap MENUNGGU !!~



DEVIL ENLOVQER – 31
~Masih tetap MENUNGGU !!~


2 minggu berlalu

Yah. . semuanya masih setia untuk menunggu. Menunggu setan cantik ini untuk tersadar. Dan kini sudah 2 minggu dan dia belum juga tersadar dari tidur panjangnya. Hari ini Iqbal sendirian yang menunggu kakaknya di rumah sakit. Rio ada urusan di Eropa untuk pekerjaan pentingnya. Iqbal menjaga kakaknya dengan penuh sayang. Ia begitu kasihan melihat kakaknya seperti ini.
“Kak . . gue semalam mimpi kalau loe ninggalin gue.  . “lirih Iqbal lemas. Ia duduk di kursi disamping kasur Kici.
“Loe gak akan tinggalin gue kan? Loe janji kan kak?”
“Kalau loe tinggalin gue ,  , gue ikut loe aja deh . . “
“tapi gue yakin kok. Mimpi hanya bunga tidur kan kak?”
“Gerakin tangan loe sekali aja ya. Please . . .”
DRRTTDRRTTT
Ucapan Iqbal terhenti, ia merogoh ponselnya yang bergetar.
Freak Girl
Kakak kamu cepat sembuh ya :D.

Iqbal tersenyum melihat pesan dari pengangum rahasianya itu. Mungkin sudah hampir 1 bulan ia menjalin pendkatan dengan gadis itu. Meskipun Iqbal sendiri tak pernah bertemu dengan gadis tersebut.  Hari-hari iqbal selalu di berikan penyemangat oleh pengangum rahasianya tersebut.
Freak Girl
Iya makasih.  “) .

Iqbal menatap kakaknya kembali. Ia menunjukkan ponselnya di hadapan sang kakak. Seolah-olah Iqbal ingin menceritakan sesuatu kepada kakaknya.
“Kak . gue punya pengangum rahasia, dan gue sendiri belum tau siapa dia. Dan saat ini gue mungkin suka sama dia”ujar Iqbal sambil menunjuk ke layar ponselnya.
“Dia selalu ada buat gue. Disaat gue kangen sama loe. Yah . . meskipun gue gak pernah ketemu sama dia. “
“Kak gu  . . . .”
CKLEEKKKK
Ucapan Iqbal terhenti kembali. Ia mendengar ada seseorang yang membuka pintu kamar rawat tersebut. Iqbal menoleh ke arah belakang. Benar saja ada seorang gadis yang masuk sambil memamerkan senyum indahnya.
“Sore Bal. . “sapa gadis tersebut. Iqbal masih menatap dengan bingung.
“gue boleh masuk?”tanya gadis itu lagi. Iqbal langsung tersadar dan menganggukkan kepalanya. Gadis tersebut menutup terlebih dahulu pintu kamar rawat lantas berjalan ke arah Iqbal dan Kici yang terbaring disana.
“Kak Kici masih belum sadar ya?”tanya gadis tersebut yang tak lain adalah Adel
“belum “jawab Iqbal seadanya. Adel menaruh seranjang kecil buah-buahan yang terbungkus rapi.
“Ini buat kak Kici, semoga cepat sembuh”ujar Adel
“Loe gak apa-apa kan? Kak Kici belum sadar dan loe bawain buah buat dia?loe fikir kak Kici malam-malam bangun teru makan tuh buah lalu gak sadar lagi?”ujar Iqbal seperti orang bego. Adel langsung melongo mendengar ucapan iqbal yang dingin seperti itu.
“Maksud gue . gue . gue doain kak Kici biar cepat sembuh. Buanya loe yang makan juga gak apa-apa kok”ralat Adel sedikit takut. Iqbal memang seperti ini yang selalu dingin kepada cewek apabila cewek tersebut belum seberapa dekat dengannya.
“Iya makasih. Duduk gih “suruh Iqbal dan menyeret satu kursi di sampingnya. Adel tersenyum begitu senang.
“sama-sama”jawab Adel
“Loe gak ada syuting ??”
“Gue ada break 1 jam kok. Mangkanya gue sempetin kesini”
“artis-artis, sibuk banget gitu ya ., , “gerutu Iqbal sambil geleng-geleng sendiri, namun Adel yang berada di samping Iqbal pun dapat mendengarnya.
“Emangnya kamu gak pingin jadi artis ?”
“Gak sama sekali”
“Kamu gak pingin punya   . . mmmm,  . punya pacar artis ?”tanya Adel tiba-tiba.
“Gak deh makasih”jawab Iqbal jujur. Adel yang mendengar pernyataan Iqbal tersebut langsung tersenyum dipaksakan. Dibenaknya entah saat ini dia berfikir apa.
‘”kenapa loe tanya gitu? Loe suka sama gue?”tanya Iqbal dengan pedenya. Dan membuat Adel salting sendiri.
“Hah?? Apa suka sama loe? Haha. Ngaco loe. Enggak lah. Gu. . gue kan nganggep loe sahabat gue hehehe”
“Sahabat? Yah sayang sekali. Padahal gue suka sama loe”ujar Iqbal dengan wajah yang begtiu serius namun matanya tak menoleh sedikit pun kehadapan Adel. Iqbal menatap kakaknya yang terpejam.
“Lo . . loe. Suka sama gue??”kaget Adel. Kini jantungnya berdegub begitu kencang. Melihat Adel yang sepertinya kaget seperti itu Iqbal lantas menolehkan kepalanya.
“Ya enggaklah bego . .”jawab Iqbal penuh penekan. Adel menghela nafas panjangnya. Dihatinya entah sudah bercampur tak karuan perasaannya saat ini.
“Gue Cuma bercanda. Gak usah dimasukkan hati. Lagian gue males pacaran. “
“Iya. . gue juga kok”
“ikut-ikut aja hidup loe”sinis Iqbal. Mendengar ucapan Iqbal tersebut Adel hanya bisa melengos pasrah. Memang beginilah sifat iqbal setiap hari kepadanya.
******
Alvin menunggu Felly yang sedang mengerjakan tugasnya. Alvin membantu pacarnya ini yang dari tadi mengeluh tak jelas dengan tugas yang begitu banyak.
“Aishhh. . . . pusing gue sama rumus-rumus matematika ini”teriak Felly yang sudah frustasi sendiri.
“kak Bantuiinnn.. .”renggek Felly. Alvin menarik buku Felly dan mencermati soal-soal yang berada di buku Felly tersebut.
“Gini aja enggak bisa”sindir Alvin. Ia langsung merebut pensil ditangan Felly dan dengan cepat Alvin menyelesaikan 5 soal matematika yang menurut Felly begitu sulit.
Felly hanya menatap kekasihnya itu begitu serius menyelesaikan soal-soalnya. Wajah Felly begitu kagum dan takjub. Ternyata pacarnya memang begitu pintar sekali. Ia sangat beruntung mendapatkan pacar seperti Alvin.
“Waahhh. . kak Alvin pinter banget”puji Felly.  Alvin menganggguk-angguk saja masih mengerjakan soal yang keterakhir.
“Beruntung deh Felly pacacaran sama Kak Alvin . jadi Felly kalau ada PR gak usah susah-susah lagi. Tinggal dikerjain sama kak Alvin . “
“Yaahh. Enak aja. Kamu juga harus belajar”
“Kayak kak Alvin belajar aja. Tiap hari tugas-tugas kak Alvin juga di kerjain kan sama kak rio”tuding Felly
“Hha?Kata siapa ? sotoy kamu”
“Kata kak rio”Alvin berhenti mengerjakan soal tersebut. Membalalakkan matanya sambil menatap ke Felly.
“Rio? Dia cerita apa aja tentang gue??”tanya Alvin yang mulai keypo sendiri
“Mmmmm . Banyak”
“Iya. Apa aja?”
“Rahasia dong”
“Gak asik loe Fel
“Biarin aja weekkk”
“awas aja tuh perjaka tua sampai bilang aneh-aneh”dengus Alvin dan menyelesaikan kembali pekerjaan Felly.
Felly tersenyum sendiri melihat ekspresi Alvin yang begitu lucu. Felly merasa benar-benar yakin bahwa dirinya sangat cinta dengan cowok dihadapannya saat ini.
“selesai”serah Alvin dan memberikan hasil pekerjaanya kepada Felly.
“wahhh. Kak Alvin hebat banget. “ujar Felly seperti anak kecil. Alvin menatap Felly dengan heran.
“loe kayaknya paling bego dipelajaran Matematika ya Fel?”tanya Alvin serius. Felly berhenti tertawa dan menganggguk dengan wajah sedikit sedih.
“Bukannya gak bisa. Tapi kamu sudah benci dari awal sama pelajaran ini. coba kamu suka sama pelajaran ini”
“gak bisa kak Alvin”
“pasti bisa Felly sayang. ..”ujar Alvin mencoba meyakinkan Felly. Mendengar perkataan Alvin seperti itu Felly jadi malu sendiri.
“kalau kak Alvin mau ngajarin Felly nyoba suka deh”
“Berani bayar berapa?”tanya Alvin sambil menggoda.
“maunya berapa?”
“Emmm. . gak mau dibayar sama uang  . . “ujar Alvin sambil senyum jail.
“terus sama apa?”tanya Felly bingung. Alvin tersenyum lantas menunjuk telunjuknya ke arah bibirnya. Felly membelakakan matanya.
“Apaan sih kak Alvin? Dasar mupeng ahh. . “gerutu Felly dan langsung menoyor wajah Alvin. Wajah Felly jadi merah sendiri.
“hahahahhaa. Canda canda Fel beneran kok Cuma bercanda”
“Yee. .emang Felly mau apa. Ogah deh”
“tapi kalau beneran dikasih juga gak apa-apa kok”
“KAK ALVINNNN”
“Hahahahahahha. . . ampun ampun Fel. Iya Cuma bercanda. Buat Felly sayangku apapun gratis deh. Kak Alvin bakalan ngajarin Felly sampai pacarku ini gak bego matematika lagi”
“YEEEEE . . kak  Alvin memang baik TOP banget”
“Iya dong pacar siapa dulu “
“Pacar Felly dong”
“hahahahahahahahahhaahahah”
Mereka meneruskan berncanda kembali. Alvin hari ini hanya ada kuliah pagi. Dan dia mempunyai waktu banyak untuk pacarnya itu. Alvin begitu cinta kepada Felly begitu pun sebaliknya. Dan mungkin hampir 2 bulan mereka menjalani sebagai kekasih seperti ini.
******
Ryn memandang web camenya,. Air matanya sama sekali tak bisa diajak kompromi. Dan dilayar laptopnya sudah tertampak jelas seorang pria yang begitu manis sekali. Pria itu menatap Ryn dengan sedikit iba dan kasihan.
“Don’t cry honey .. .”ujar Cowok tersebut. Ryn menggelengkan kepalanya sambil terisak-isak.
“I miss you. . “
“I miss you too”
“Kapan kamu ke Indonesia ? katanya kamu akan kesini ?”
“aku belum tau sayang. . masih banyak yang harus aku lakukan disini. Kamu sabar ya, jangan nangis dong”
“Kangen banget sama kamu”
“Iya aku juga. Sudah cepat tidur sana. Sudah malam”Ryn menggelengkan kepalanya. Hampir 4 jam dua sosok ini melakukan perbincangan tak jelas. Dan selama 4 jam itu Ryn terus menangis tak ada hentinya. Sang cowok sampai binggung bagaimana meredahkan air mata kekasihnya itu.
“Yaudah aku temenin sampai kamu tidur. “Ryn mengangguk untuk kali ini.
“bernyanyilah”suruh Ryn. cowok tersebut menatap sang pacar dengan bingung.
“Nyanyi ? apa?”
“Whatever”
“Oke. I will sing for you”ujar cowok itu. Untuk sesaat cowok tersebut menghilang entah kemana. Dan saat ia kembali. Di tangannya sudah ada sebuah gitar yang begitu dikenal oleh Ryn.
“My gitar . .”ujar Ryn dan merasakan kerinduan lagi dengan disana. Di prancis ia merindukan kota itu.
“Aku akan membawanya saat aku ke Indonesia”ujar cowok itu. Ia sudah siap dengan sebuah gitar putih yang sangat cantik. Dan perlahan mulai memetik gitar tersebut dengan alunan suara yang merdu.
Because I can Sleep till you’re next to me.
So I cant live without you no more
Oh I say up till you’re next to me
Till this house feels like it before
Feels like insomnia ah ah ah
Feels like insomnia ah ah ah
Feels like insomnia ah ah ah
Feels like insomnia ah ah ah
“I Love you”ujar cowok tersebut.
“Love you too . . “
“Good night my sweety. “
“Thank you. Bye. Night  . .”
Ryn menutup laptopnya, ia melirik ke arah jam dinding berwarna pink yang ada di kamarnya itu. Kini sudah hampir pukul 1 pagi. Ryn merasakan matanya sedikit membengkak. Ia pun memilih untuk tidur saja. Toh dia besok juga harus pergi ke sekolah.
******
10.00 Prancis HARDBITH HOTEL
Rio berada di puluhan para pengusaha terkenal dunia. Dan ia begitu bangga karena diantara yang lainnya ia begitu mudah sendiri. Dan tak ia duga namanya begitu dikenal oleh banyak senior-senior pengusaha disini. Rio merasa sangat tersanjung. Hari ini merupakan peresmian suatu perusahaan milik FREMOND CORP. Dan Rio merasa sangat terhormat ia di undang oleh pengusaha besar dunia yang begitu di takuti oleh banyak pengusaha lainnya. Dan hari ini, salah satu impian Rio bisa terwujud karena ia bisa bertemu dengan pemnilik dari Perushaan terkenal di Dunia tersebut.
“Hallo. Mr.Haling. You are the best. I proud for you”ujar salah satu pengusaha bernama Mr.Kris
“Thank you. “jawab Rio mencoba tersenyum menghormati. Ia pun berbincang-bincang dengan banyak pengusaha lainnya. Bahkan Tak menyangka lagi di Prancis ini ada salah satu majalah yang membicarakan dirinya. Bahkan di televisi-televisi luar negri pun namanya terdaftar sebagai pengusaha muda terhebat. Itu menunjukkan  bahwa nama Rio begitu terkenal saat ini.
“Hallo . Good morning every body. .”ujar seorang lelaki yang begitu tinggi dan sedikit besar. Namun wajahnya menunjukkan bahwa kharisma yang berada pada diri lelaki paruh baya itu begitu nampak. Semua orang disana begitu terkabung dengan sosok itu.
“Awesome”lirih Rio begitu melihat sosok tersebut telah berdiri di atas panggung dengan menggunakan jas hitam dan kemeja putih serta celana putih. Dan bisa dipastikan pakaian yang dikenakan tersebut adalah Pakaian kualitas kelas atas. Wajahnya sungguh memang seorang pengusaha besar yang begitu berkarisma.
Rio menatap terus orang tersebut berbicara dengan bahasa inggris. Bukan saja dirinya, banyak pengusaha lainnya pun begitu tercenggang dan terpenganga takjub melihat orang tersebut.
Tepuk tangan meriuh kembali setelah pemilik acara ini selesai berpidato memberikan kata-kata sambutan. Pengusaha yang tak lain bernama FREDI BOV tersebut turun dari panggung. Semua pengusaha menyelamaninya dengan begitu sopan. Mr.BOV yang terlihat ramah membalas jabatan tangan mereka semua dan sedikit menyunggingkan senyumnya.
Rio menghela nafasnya sangat senang. Ia bisa bertemu langsung dengan pengusaha besar seperti MR.BOV. bahkan ia sempat menjabat tangan orang tersebut. Tak lama setelah itu fikiran Rio kembali terbayang oleh kekasihnya yang berada di Indonesia. Rio melirik jam tangannya.
“ Jam 12? 1 jam lagi pesawat gue take off. Gue aharus cepat kebandara”gumam Rio pelan. Ia berpamitan terlebih dahulu kepada senior-seniornya yang ada disana. Setelah itu Rio segera beranjak untuk ke hotel di mana Cherly sang sekertaris yang selalu menemaninya ke mana pun sudah menyiapkan semua barang-barangnya untuk kembali ke Indonesia.
******
MR.BOV masuk kedalam mobilnya. Ia menghela nafas panjangnya. Dan segera menyuruh asistentnya untuk segera menjalankan mobilnya. Dan dengan tunduk asistent kepercayaannya itu menyuruh sang supir menjalankan mobil.
“Are you fine Mr?”tanya sang assitent kepada tuannya tersebut.
“Yah. I just miss to my childrens”ujar Mr.BOV, ia memejamkan matanya menghilangkan sedikit penatnya tersebut. Wajahnya terlihat seperti begitu kelelahan. Entah difikirannya sekarang sedang sedikit kacau. Masalah perusahaan begitu banyak. Sampai ia sendiri tak sempat untuk mengunjungi anaknya atau pun menghubungi sang buah hati.
“Apakah kita pe … “
“tidak usah Loris. Mereka pasti baik-baik saja. Mereka sudah besar dan selama ini mereka akan baik-baik saja bukan?”
“Baiklah Mr. “
Mobil melaju menelusuri jalanan Tol kota MODE ini. kota yang begitu besar dan sangat cantik. Banyak orang yang ingin mengunjungi negara ini, Yah, dibidang bisnis pun begitu sangat dan sangat maju sekali. Bila dibilang pusat perbisnisan adalah kota ini.
*******
19.00 WIB Bandara Soekarno-Hatta
Baru saja Rio keluar dari pintu Bandara, sudah banyak para gadis-gadis yang menunggunya di luar dengan membawa berbagai fotonya yang beberapa minggu ini sudah ter ekspose begitu saja. Rio mengenakan baju santai. Ia menggunakan kemeja putihnya saja yang ia gulung sama sikunya dan 2 kancing kemeja yang sengaja ia buka. Rio pun mengenakan kacamata hitamnya. Saat Rio melangkah di kanan dan kirinya sudah ada bodygard yang menjaganya. Rio benar-benar begitu charming. Banyak gadis bahkan ratusan gadis disana meriuh dibandara menriaki namanya. Kali ini sepertinya artis-artis Indonesia saja terkahalahkan oleh Pengusaha Muda besar Mario Haling. Rio tak pernah bermain sinetron namanya pun baru akhir-alhir ini Booming. Namun ketenarannya sudah seentro Nusantara.
“Terima kasih semuanyaa”teriak Rio melambaikan tangannya kepada para Fansnya yang telah menamakan dirinya sebagai RISE. Rio sendiri tak pernah tau kpan telah terbentuknya fans-fansnya itu. Ia hanya bisa menghargainya saja asal tidak mengusik ketenanganya itu saja sudah lebih dari cukup.
Cherly yang berada di belakang Rio mengeluh tak jelas. Merasa dirinya terrsaingi oleh beribu gadis ini, Cherly menatap tajam  gadis-gadis tersebut.
“Alay banget sih mereka. “
“Ihh. Gak banget”
“Aiishh. . “gidik Cherly tak jelas. Ia pun segera membuntuti Rio yang sudah masuk ke dalam mobil. Cherly segera masuk dan duduk disamping Rio.
Rio membuka kacamatanya, ia segera menyuruh sang supir menjalankan mobil tersebut untuk segera beranjak dari bandara yang semakin meriuh. Dan sudah dipastikan foto-fotonya yang baru saja keluar dari bandara akan terskpose dimana-mana.
“Nama Pak Mario sekarang begitu terkenal ya? buktinya banyak sekali fans-fansnya”ujar Cherly membuka pembicaraan.
“Hahaha. Entahlah. Aku hanya dapat berterima kasih saja kepada mereka”
“Apakah bapak menyanyangi fanas-fanas bapak itu?”
“Pastinya. Tanpa mereka namaku juga tak akan setenar ini. Bukan begitu ?”
“Jadi bapak setelah ini akan memilih terjun ke dunia entertaiment?”
“Hah?? Enggaklah. Ngurusin perusahaan saja gue hampir gila. Malah disuruh jadi artis”gidik Rio. Cherly ngangguk-angguk saja.
Mobil terus berjalan. Rio bsengaja untuk pergi ke Kantornya dulu. Ia harus menadatangi berkas-berkas yang belum ia selesaikan. Sebenarnya ia juga ingin langsung ke rumah sakit namun mau bagaimana lagi. Ia tak ingin meninggalkan kewajibannya disini. Dan oleh itu Rio memutuskan untuk menjenguk kekasihnya itu besok pagi saja.
******
06.00 SMP ARWANA

Iqbal sengaja berangkat pagi-pagi. Ia hanya ingin menenangkan hatinya saja di tempat sepi seperti ini. Iqbal berjalan di lorong sekolahnya yang masih saja sepi.
Iqbal melihat seorang gadis berjalan dengan sempoyongan. Iqbal memandangi gadis tersebut yang berada didepannya sedikit agak jauh. Gadis itu lama-lama semakin tidak jelas cara berjalannya.
BRUUUKKKKKK
“Ehhh. . . “kaget Iqbal melihat gadis itu ambruk. Dengan cepat Iqbal segera berlari ke arah gadis itu.
“Ehh. Bangun dong bangun. . .”iqbal menepuk-nepuk pelan pipi gadis itu. Iqbal melihat ke kanan dan ke kiri belum ada yang datang. Dari kejauhan Iqbal melihat ada satpam yang tak sengaja lewat. Segera Iqbal memanggil satpam tersebut.
“SATPAAAMMM”teriak Iqbal dan menyuruh satpam itu membantunya. Dengan bantuan satpam tersebut Iqbal emmbwa gadis itu ke UKS. Untung saja UKS selalu terbuka kapanpun. Iqbal menemani gadis itu disana.
Gadis tersebut adalah kakak kelas Iqbal. Wajahnya begitu pucat. Iqbal hanya dapat mendengar suara riuh-riuh temannya yang sepertinya sudah banyak yang datang. Ia melihat ke jam tangannya sendiri. Benar saja sekarang sudah hampir jam 7 dan sebentar lagi bel akan berbunyi.
“Masak gue tinggal??’binggung Iqbal.
“Mana sih nih suster UKS? Biasanya disini kok sekarang g ada”gumel Iqbal sendiri.
Iqbal menatap gadis itu. Wajahnya begitu tenang sekali. Entah mengapa Iqbal tersenyum begitu manis dan lembut. Tangan Iqbal membelai lembut rambut gadis ini.
“Kayaknya gue kenal . . “lirih Iqbal . Tak berapa lama kemudian iqbal melihat mata gadis ini sedikit membuka perlahan. Seketika itu Iqbal jadi binggung sendiri dan menurunkan tangannya dari rambut gadis ini.
“Aww .. “ringis gadis ini memegangi kepalanya.
“Kakak udah gak apa-apa?”tanya Iqbal begitu sopan. Gadis itu langsung syok dan terperanga melihat Iqbal. Ia terlihat kebingungan sendiri.
“Kak gak apa-apa kan?”tanya Iqbal sekali lagi.
“Oh. Enggak. Enggak. Makasih.”jawab gadis itu dan mencoba bangun.
“Awww . . :”gadis tersebut langsung ambruk kembali di kasur. Tubuhnya begitu melemah. Iqbal menghela nafasnya sebentar.
“Dasar cewek . .”desis Iqbal.
“kakak istirahat saja. Aku ambilin minum dulu”ujar Iqbal gadis itu mengangguk menurut saja. Iqbal mengambil satu botol air yang sudah disediakan di etalase UKS. Dan dengan berbaik hatinya Iqbal membukakan minuman itu.
“Ini kak minum”Iqbal membantu gadis itu untuk meminum. Setelah itu Iqbal meletakkan botol tersebut di meja kecil dekat kasur UKS.
“Kakak kenapa bisa pingsan?”tanya Iqbal penasaran.
“Gak apa-apa kok. Mungkin belum makan”
“Kamu Iqbal kan? King Mos dulu?”ujar gadis itu, ia tersenyum ke arah Iqbal. Iqbal blushing melihat senyum yang begitu manis. Dan mata gadis itu yang begitu tenang.
“Iya kak, Kakak., kak Rika kan? Kakak kelasku SD dulu. “Iqbal menjulurkan tangannya. Entah mengapa untuk kedua kalinya Iqbal merasa sudah mengenal gadis ini. Bahkan sebelumnya ia tak pernah berbuat seperti ini kepada siapapun.
“iya. Gak usah panggil kakak”
“Baiklah kak. Eh . . Rika. Kamu Ketua cheers kan?”:tanya Iqbal balik. Karena memang nama gadis ini begitu terkenal di sekolah. Lebih tepatnya gadis ini merupakan Mantan Queen MOS tahun kemarin.
“Iya. Makasih ya udah nolongin aku”
“Oh iya sama-sama”
“kamu gak ikut pelajaran ?”
“Sudah ketinggalan satu jam. Aku juga sudah minta izin ke temanku kok”
“sekali lagi maaf ngerepotin ya”
“Gak apa-apa kok. Kakak  eh . .kamu istirahat saja “
“Iya”gadis itu mencoba memejamkan matanya. Di tangan gadis tersebut ia memegang ponsel Flip berwarna hijau muda. Iqbal memilih untuk tetap disana.
Iqbal membuka ponselnya, ia tidak mendapati ada pesan masuk satu pun. Biasanya saja pengangum rahasiannya itu akan mengirim pesan penyemangat untuknya. Dan Iqbal merasa ada yang berbeda pagi ini. Iwbal pun memilih untuk mengirim pesan duluan kepada pengangumnya itu.
Freak girl
Pagi “) kamu sibuk ?

Iqbal memasukkan kembali ponsel disakunya.
TRIINGGGGG.. . .. .
Iqbal kaget mendegar bunyi ponsel yang dipegang gadis didepannya itu yang berbunyi dan warna pada lampu ponsel itu berkelap-kelip. Iqbal jadi heran sendiri. Namun ia tak begitu memfikirkanya. Toh gadis itu pun masih saja terlelap.
15 menit berlalu. Iqbal mengeluarkan ponselnya kembali. Ia merasa kesal karena pesannya tidak dibalas. Biasanya gadis pengagum rahasia nya itu tidak akan mengirim pesan lebih dari 10 menit. Bahkan iqbal pastikan sesibuknya gadis itu pasti masih sempat mengirim pesan kepadanya. Iqbal memberanikan diri mencoba menelfon pengangum rahasiannya itu.
Iqbal memencet tombol hijau dan mendekatkan ponselnya ke telinganya.
TRIIINGGGGGGG TRIIIINGGGG TRIIIINGGGGGGGG
Iqbal membalalakkan matanya, ia melihat ponsel gadis didepannya ini berbunyi berkali-kali. Iqbal merasa ada yang aneh. Ia mencoba mematikan sambungannya. Dan benar saja ponsel gadis itu langsung tak berbunyi kembali.
Sekali lagi iqbal mencoba menelfonnya dan saat itu juga ponsel Rika berdering kembali.
“Jangan-jangan . . . “Rika terbangun merasakan ponselnya yang terus brgetar. Rika membuka ponselnya dan langsung terbelalak melihat siapa yang menelfonnya.
“Iqbal???”lirih Rika sambil menatap Iqbal tak percaya. Iqbal tersenyum dengan penuh arti. Entah senyum apa yang ditunjukkan oleh Iqbal. Rika sedikit takut sendiri degan senyum yang ditujukkan oleh Iqbal itu.
“Jadi selama ini. . . kamu ???”ujar Iqbal tak percaya. Rika terbungkamkan. Ia tak bisa berkata apa-apa.
“Kenapa gak jawab ?”
“benarkan?? Pengagum rahasiaku itu kamu ??”
“Maaf. Maafin aku”hanya itu yang dapat Rika katakan.
“Maaf?buat ?”:
“Maaf karena karena.  Karena. ..”
“Terima kasih . .”Iqbal tersenyum begitu tulus ke gadis ini. Rika lebih kaget lagi karena Iqbal malah mengucapkan kata yang tak terduga olehnya. Ia kira bahwa Iqbal akan memarahinya.
“Makasih buat ??”
“Buat semuanya. Sudah menjadi pengangum rahasiaku selama berbulan-bulan dan sampai saat ini. Makasih untuk semuanya . . “
“Yah. Aku . aku.  Sudah menyukaimu sejak 3 tahun lalu”
“HAH??”iqbal membalalakkan matanya kaget dan benar benar kaget. Bisa dibilang saat dirinya kelas 4 SD gadis ini telah menyukainya.
“beneran ??”
“Yah .. Maaf . . “Iqbal tertawa pelan. Ia tak menyangka ada gadis yang menyukainya seperti ini. keberanian dari mana Iqbal mengacak-acak rambut Rika dengan pelan.
“Aku juga menyukaimu. Bahkan mencintaimu . . . .”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar