Sabtu, 11 April 2015

DELOV part 27 ~ Aku telah mencintai gadis bodoh itu ~



DEVIL ENLOVQER – 27
~ Aku telah mencintai gadis bodoh itu ~


Sepulang sekolah SMP Arwana. Iqbal masih berkutik dengan tugas yang diberikan. Dimana ia harus bisa presentasi didepan banyak guru tentang bagaimana kerja MOS teman-teman barunya. Bagaimana caranya KING dan QUEEN menyatuhkan para siswa untuk lebih dekat.
“Bal . . “panggil Adel yang merupakan queennya. Iqbal menoleh ke arah Adel.
“Iya . .”
“Kita ngerjain ini dirumah kamu aja gimana?”
“dirumahku ?”
“Iya ? gak boleh ya ? yaudah gak apa-apa kok”
“Boleh kok. Dirumah ku sekarang ?”
“ya . . “adel tersenyum senang. Iqbal jadi heran sendiri melihat gadis didepannya ini.
“adeeell. . aadeeel. . boleh minta foto bareng gak ?? ahhh gue ngefasn banget sama loe”
“adel. . . salamin ke abel ya. Ke yoriko juga. Aku sukaa lagu kalian “
“abeeel. . .”seketika itu banyak anak-anak yang menerobos ke Abel bukan hanya anak-anak baru saja kakak kelasnya pun menjadi riuh sendiri. Iqbal segera berjalan keluar dari keributan disana. Ia sama sekali tak tertarik dengan hal tak jelas seperti itu.
Iqbal lebih memeilih menunggu di gerbang sekolah. Ia menunggu abel sampai keluar.
“Iqbal dimana ??”abel menengok kanan dan kiri mencari Iqbal sambil mencoba tersenyum dan menandatangani kertas-kertas yang di ajukkan kepaanya.
Adelia Artamevia. Gadis manis dengan kulit kuning sawo matang. Pemain sinetron dan juga penyanyi yang namanya baru-baru ini melejit dan terkenal dimana-mana. Ia menjadi salah satu pemain di sebuah sinetron stripping yang tayang setiap hari.
Gadis manis ini masuk di SMP ARWANA dan langsung membuat SMP ini bergetar. Karena memang banyak sekali fans-fans dari Salsaha. Bukan hanya cewek-ceweknya saja.Banyak anak-anak cowok yang tergila-gila kepadanya. Dan kakak kelas pun banyak yang mengincarnya.
“Apa dia sudah nunggu di luar gerbang ?”Adel pun berfikir positive saja bahwa Iqbal masih menunggunya.
Iqbal duduk di post satpam sepeti anak hilang. Ia melihat ke arah ponselnya. Membuka buka pesannya.
“gue belum ketemu sama pengangum rahasia gue . .”
to : Freak Girl
Loe dimana ?

Iqbal mengirim pesan tersebut. Menunggu dibalasnya pesan itu. Ia mencari MMS yang pernah dikirmkan oleh gadis itu. Menebak-nebak siapa kah gadis ini.
“Aissh, . adel  lama banget sih. .”serah Iqbal yang sedikit merasa bosan. Ia pun memilih mengambil PSP putihnya dan memainkannya dengan asik .
*****
15.00 Range Swim

Kici dibopong dengan diangkat dan ditaruh di bahu. Kici mencoba memberontak namun yang membopongnya tersebut memiliki tenaga kuat sekali. Kici tak bisa melihat apapun. Matanya di tutup, mulutnya dibekap. Kakinya di ikat kencang begitu juga dengan tangannya. Semua tubuhnya terasa kaku sekali.
“lepasin gue!! Lepasin . .”batin Kici memberontak. Ia dapat menghirup aroma kaporit. Ia yakin dirinya saat ini berada di area kolam renang.
“Range Swim ..”lirih Kici. Ia mengingat kata-kata Boss pria-pria ini yang menyuruh Rio ke areha kolam renang. Dan di Range Swim ini adalah kolam renang dengan kedalaman yang tak main-main. Karena disini dibuat oleh para atlit selam untuk latihan. Bukan Kolam renang yang digunakan untuk atlit renang.
“Mampus gue “pekik Kici. Dalamnya kolam renag ini bisa mencapai 8 meter. Itu paling pendek. Dan paling dalam yaitu hampir 20 meter.
“Mamaaa. . .”Kici tiba-tiba teringat mamanya. Ia merasa sendiri disini. Perasaan takutnya mulai bergejolak. Ia menahan agar dirinya tidak menangis. Tidak akan!! Kici tak akan menangis!!!
*****
Rio tiba di Range Swim 15 menit setelah para pria-pria kekar bersama dengan Kici tiba disini. Rio keluar dari mobilnya. Dan bertetapatan dengan itu ponselnya bergetar. Sebuah nomer baru lagi menelfonnya.
“Hallo . . “ujar Rio mengangkat sambungan tersebut.
“Hallo juga Mario sang pengusaha besar terbaru “
“Direktur Jo . .”geram Rio yang dapat menndegar jelas dan mngenali suara berat pria itu.
“Kita bertemu lagi. Dan di samping saja sudah ada kekasihmu yang canti ini . . “
“JANGAN BERANI SENTUH DIA “
“Waaoo. .kamu mengancam saya ?”
“hahahahaha”
“Ciss .. “desis Rio kesal sekali. Ia berjalan melangkahkan kakinya untuk masuk ke area tempat ini yang begitu luas. Untuk menuju ke kolam renang utama saja itu sedikit jauh dari gerbang luar tempat ini.
“Cepat sekarang ke Kolam utama. Atau kekasih mu ini tidak akan bernafas lagi”
PIPPPP
Rio mendecak penuh emosi. Ia segera berlari masuk untuk menuju kolam utama. Ia sedikit berhati-hati karena pastinya sudah banyak perangkap yang di siapkan untuknya. Rio terus berjalan dan sedikit berlari melewati lorong-lorong .
BRAAAKKKK
Rio mendobrak kasar pintu kolam utama. Dan dapat dilihatnya banyak pria kekar disana dengan baju-baju hitam. Dan kali ini lebih banyak dari yang kemarin. Dan disebrang sana juga dapat dilihat Kici disekap dan dipegangi oleh 3 pria kekar itu. Dan disamping Kici ada direkur Jo tersenyum remeh ke arahnya.
“welcome Mario Haling”
“lepaskan dia . . “bentak Rio menunjuk ke Kici .
Kici memejamkan matanya. Ia mendengus merutuku Rio. Kenapa cowok bodoh itu benar-benar berada disini. Kenapa bodoh sekali. Bodoh sekali!!!
“Loe memang bener-bener BODOH!!”batin Kici berkoar-koar.
Rio yang ingin memajukkan langkahnya langsung di pegang erat oleh 3 pria lainnya. Rio mencoba memberontak. Tangannya di kunci kebelakang tanpa ampun.
“Aissh, . “Ringis Rio sedikit kesakitan. Rio menatap tajam direktur Jo.
“LEPASKAN GADIS ITU. URUSAN ANDA DENGAN SAYA BUKAN GADIS ITU !! “
“Hahahaha. . . saya terlalu picik untuk hal ini. . “Direktur Jo memegang sebuah Map kuning dari sebrang sana. Dimana Rio berada diujung kolam didekat pintu. Dan Direktur Jo bersama dengan Kici berad di ujung kolam yang jauh dengan pintu. (mengertikan maksudnya. Pokoknya bersebrangan dihalangi kolam nya oke)
“Kamu mau menandatangi ini? Gadis ini akan saya lepaskan “ujar Direktur Jo sinis. Rio tau apa isi map tersebut. Pasti pengambilan kembali Perusahaan SWAH CORP. Rio berfikir sejenak. Ia menatap Kici yang terdiam disana dengan kepala ditutup tangan diikat dan kaki diikat. Rio sangat tak tega melihat gadis itu.
Walaupun Rio tau bahwa Kici sangat kuat, namun ia merasakan gadis itu kesakitan. Rio masih menatap ke arah Kici. Dan dilihatnya Kici menggelengkan kepalanya berulang kali. Rio mengernyitkan kening.
“BAGAIMANA MARIO ??”Rio masih terdiam. Gelengan Kici semakin cepat. Rio tau bahwa Kici melarangnya untuk melakukan itu.
“HEY GADIS BBRENGSEK!! DIAM . .”bentak direktur Jo dan menapol kepala Kici kasar.
“SUDAH SAYA KATAKAN !! JANGAN SENTUH DIA ! “teriak Rio mengacam.
“baiklah. Baiklah . . .Gimana ? apa kamu mau menandatangi ini ?”
“GAK . “jawab Rio tegas.
“hahahaha.. Kamu bilang apa tadi ??”
“SAYA TIDAK AKAN MENANDATANGANINYA !! “ujar Rio sekali lagi.
Kici yang mendnegar jawaban Rio itu tersenyum sinis. Ia yakin Rio tak akan mudah terjebak dengan kepicikan orang yang berada disampingnya ini.
“Baiklah. . Kalau anda tidak mau. . .”ujar direktur Jo dan langsung membuka penutup kepala Kici dengan kasar.
“Kici . . “lirih Rio. Ia kini dapat melihat jelas wajah Kici. Dimana dua sapu tangan membungkam mata Kici dan mulut Kici . Rio semakin tak tega melihatnya.
“Baiklah. Kita akan sgeera menonton telenovella sebentar  . “Direkur Jo melepaskan penutup mata Kici. Dan kali ini Kici dapat melihat jelas Rio yang ada disebrang sana sedang di sekap juga seperti dirinya. Bedanya lagi Rio tak diikat kasar dengan tali Hanya disekap oleh 3 preman saja.
“Gadis cantik. . Lihatlah kekasihmu disana. . “Kici diam saja dengan wajah dingin. Ia mengalihkan pandangannya untuk tidak menatap Rio. Ia tidak ingin Rio kasihan kepada dirinya.
“Bagaimana jika Mario Haling melihat kekasihnya . . . . . . “
PLAAAAKKKKK
Tamparan kasar kembali mendarat di pipi Kici. Rasanya perih dan panas sekali. Sampai kepala Kici terbelokkan ke arah kanan.
“KICIIII . . “teriak Rio melihat Kici yang diperlakukan seperti itu. Kici masih berusaha diam saja. Ia menundukkan kepalanya.
“Gadis ini begitu kuat ternyata. . “direktur Jo mencengkram erat dagu Rio. Dan berusaha mentapkan wajah Kici menuju ke arah Rio.
“Buka matamu . .”suruh direktut Jo. Kici membuka matanya dengan dingin. Ia melihat Rio ang menghawatirkannya.
‘”Melawanlah gadis bodoh.. lawan . . “umpat Rio. Ia mencoba melepaskan tangannya. Bahkan kakinya pun di injak paksa oleh pria-pria itu.
Kici menatap Rio dengan tajam dan dingin. Tatapannya berharap agar Rio tak kasihan kepadanya dan segera pergi dari sini. Karena sama sekali tidak ada gunanya dia disini. Jika memang nyawa Kici sebgai taruhannya mungkin sudah takdirnya. Kici tak pernah takut akan mati saat ini. Karena sekarang ataupun nanti dia pasti akan mati. Bukankah begitu ??
“Sekarang giliran kamu melihat kekasihmu menderita gadis manis. . .”direktur Jo memberikan aba-aba kepada anak buahnya untuk menghabisi Rio.
BUUUKKKK BUUUUKKKK BUUKKK
Perut Rio dihantam dengan kasar. Wajah Rio dan semuanya. Rio di hantam kasar oleh 5 pria kekar itu sekaligus. Dan Rio hanya berdaya pasrah. Ia tak bisa apa-apa.  Rio tersungkur dengan kasar.
Kici memekik menahan sekuat tenaga. Ia dapat melihat jelas bagaimana Rio diperlakukan tak manusiawi seperti itu. Bahkan sampai ada yang menginjak dada Rio. Kici mengigit lidahnya dari dalam. Ia ingin sekali mengalihkan wajahnya. Namun tak bisa. Dagunya dicengkram erat oleh pria brengsek ini,dan memaskanya untuk melihat adegan yang tak ingin ia lihat itu.
“Bagaimana gadis manis ? apa kamu kasihan  . . ??”Kici mengeratkan tangannya. Menggegam kedua tangannya menahan semua emosinya. Ia masih berusaha untuk bersikap dingin dan tak peduli.
“Mario ?? mau menandatangi ini atau tidak ?”
“GAK AKAN. . “teriak Rio dari sana. Dara segar sudah keluar banyak dari mulutnya. Kici bergidik ngeri melihat banyak darah yang keluar dari mulut Rio.
“Pukul dia lagi sampai tak bisa bergerak !!”teriak Direktur Jo penuh emosi.
BUUUKJKKKK BUUUKKKKKK BUUUKKKK
Kici mencoba memberontak. Matanya dengan jelas melihat Rio dipukuli kembali. Bahkan kali ini menggunakan tongkat basball yang besar. Ingatan Kici kembali. Ia mengalami Dejavu. Saat dimana ia ingat Kak Sion di tembak oleh seseorang. Dan ini sama seperti ini. Sama ia sama. Kici harus melihat kedua kalinya.
Perlahan air mata Kici menetes. Air matanya tak bisa tertaan kembali. Kici tak kuat melihat Rio yang sudah babak belur seperti itu. Darah Rio yang keluar dari mulut Rio sudah meluber-luber.
“Hentikan . . “suruh direktur Jo.
“:Uhuukk Uhuukk. . “Rio terbatuk batuk dengan darah segar keluar dari mulutnya. Rio mencobabangun dan menatap ke arah Kici.  Rio kaget Kici menangis menatap matanya. Berbeda dengan tatapanya tadi. Kini tatapan Kici begitu hangat dan dalam.
“Apakah kamu tidak tahan melihat kekasihmu seperti itu ? Hahahahah.. “
“Lihatlah Mario. . Kekasihmu menangis saat ini hahahha”Rio menatap Kici. Tatapan penuh ketidak sukaan dengan yang dilakukan Kici.
“jangan menangis bodoh!! Jangan menangis .  “lirih Rio. Berharap Kici mendengar lirihannya tersebut. Kici menggelengkan kepalanya pelan. Ia masih terus menangis tanpa suara. Andai dirinya bisa bergerak sedikit saja ia sudah akan menghabisi semua orang disini. Bahkan dia akan membunuh mereka semua secara langsung.
“Oke Oke. Begini saja . biar lebih gampang.. .”
“Mario. . Kamu ingin menandatangani Map ini. Atau silahkan pergi tapi gadis ini akan disini saja. Dan jangan salahkan kita jika ada apa-apa dengan gadis manis ini hahahahaa”semua anak buah Direktur Jo pun tertawa dengan keras membawahan di kolam utama ini.
Rio membelakakan matanya, tak mungkin dirinya meninggalkan Kici sendirian disini. Apa dirinya sudah gila ? Dada Rio terasa sesak dan semakin sesak melihat Kici menangis dan terus menangis.
“gadis bodoh. Berhentilah menangis . . “lirih Rio. Entah menagapa dadanya teras sesak. Sesak sekali. Rasa sakit akibat pukulan-pukulan 5 pria itu tidak berasa. Yang dirasakan adanya rasa sesaknya melihat Kici menangis karenanya. Mungkinkan dia meyanyangi gadis itu ? atau bahkan mencintainya ?.
“Buka bekapan mulut gadis ini”suruh Direktur Jo. Sapu tangan di mulut Kici terlepas sudah. Air mata Kici masih mengalir saja.
“Berhentilah menangis Bodoh . . “teriak Rio semampunya. Teriakannya cukup terdengar sampai telinga Kici. Dan kata-kata Rio semakin membuat air mata Kici tidak bisa berhenti.
“Pulanglah . .”suruh Kici. Tatapannya berubah tatapan tajam kea rah Rio. Rio membelakakan matanya mendengar ucapan Kici seperti itu.
“Loe Gila ? Gak “tolak Rio. Kici menahan untuk tidak menangis kali ini.
“Sudah . pulanglah. Gue gak apa-apa. Pulanglah . . .”
“Mana Mapnya. Akan aku tanda tangani . .”ujar Rio. Ia mencoba untuk berdiri. Memegangi perutnya yang sakit. Rio menghapus darah yang ada di bibirnya sebentar.
“GUE BILANG PERGI YA PERGI BODOH!!”Kici berteriak begitu keras. membuat orang yang ada di kola mini menatapnya. Begitu pun juga Rio. Ia terdiam. Tatapan Kici seperti tatapan memohon kepadanya.
Direkut Jo sudah hampir geram sekali.  Melihat Rio yang tidak mau menandatangani Map tersebut.  Ia mengeluarkan pistolnya dari jasnya.
“Sepertinya lebih baik saya membunuh kamu Mario. Semuanya akan terasa impas”ujar direktur Jo yang mengarahkan pistolnya kea rah Rio yang berada jauh di sebrang sana. Kici langsung melotokan matanya menatap pistol tersebut yang berada di sampingnya. Dan jelas sekali bagaimana arah pistol tersebut tepat mengarah ke tubuh Rio.
“RIOOOOOO AWAAAASSS”teriak Kici karena Rio diam saja disana.
DOOORRRRRRRR
“KIIIICCIIIIIIIIIII”teriak Rio tak kalah kerasnya dari teriakan Kici tadi.
******
Alvin dan Ryn segera bertemu di rumah lama Rio. Rumah yang dekat dengan perumahan Ryn. Mereka berdua segera menuju ke bawah tanah. Mungkin sudah ha,pir 4 tahun mereka tak pernah kesini lagi.
Alvin dan Ryn tak ada waktu untuk bernostalgia. Mereka segera membuka password di ruangan ini.
TREEETTTT
Ruangan putih besar dan bercahaya teran terbuka dengan jelas. Ryn dan Alvin segera masuk kedalam. Dan disana terdapat 5  berangkas besar sekali.  Dan disana teradpat jelas nama-nama pemilik berangkas ke lima-lamanya. Diantaranya adalah Ryn, Alvin, Rio, kakak Rio dan juga Kakak Ryn.
Ryn menghampiri berangkasnya. Ia membukanya dengan menekan jempolnya pada pembuka password brangkasnya. Begitu juga Alvin yang suda duluan membuka berangkasnya.
“Sudah lama gue gak megang pistol”ujar Ryn. Ia melepaskan rompi seragamnya dan segera menggantinya denga jaket hitam yang ada di berangkasnya Jaket anti peluru bahkan pisau sekali pun.
“Ayo cepat Ryn”ujar Alvin. Alvin pun sudah mengganti bajunya dengan rompi hitam layaknya intel. Ryn menguncir rambutnya terlebih dahulu ke belakang. Setelah itu ia mengambil dua pistolnya tadi dan di taruhnya di saku pada rompinya.
Alvin dan Ryn menutup kembali berangkas itu. Keluar dari ruang bawa tanah dengan mengunci kembali paswordnya. Mereka pun beranjak dari sana menuju ke Range Swim menggunakan mobil Alvin. Mobil Ryn dibiarkan saja berada di rumah lama Rio ini.
Sebelum kerumah Rio, Alvin sudah menelfon polisi. Dimana polisi tersebut memang sudah sangat kenal dengan Alvin atau pun Rio. Karena mereka berdua dulunya sangat sering berada di kantor polisi.
Alvin menjelaskan semuanya dengtan cepat di telfon. Dan setelah polisi yang di telfonnya itu mengerti baru Alvin pergi menuju ke Rumah Lama Rio seperti yang disuruh oleh Rio kepadanya.
*****
Felly yang baru pulang sekolah. Ia memilih ingin pergi ke Mall. Ia ingin memberikan hadiah kepada Alvin. Felly sudah berada di dalam mobil. Sang supir pun segera menjalankan mobilnya menuju keluar gerbang rumah Felly.
SREEETTTTT
Felly melihat kearah jendela. Dilihatnya sebuah mobil yang begitu kencang melewati depan rumahnya. Felly kenal dengan mobil itu . Bahkan kenal sekali dengan plat nomer disana,. B 7 JS . Itu adalah plat nomer mobil Alvin .
“Kak Alvin . . “lirih Felly binggung. Mobil tersebut semakin menjauh dengan kencang,
“Pak. .kejar mobil itu. Itu mobilnya kak Alvin. .”suruh Felly. Pak Budi sang supir pun menurut saja. Dan dengan cepat juga segera mengejar mobil Alvin tersebut.
Hati Felly bertanya-tanya. Sepertinya ada yang tidak beres. Hatinya punya mulai merasa tak enak. Ia mulai gelisah sendiri. Entah apa itu. Felly juga tidak mengetahuinya.
*****
Iqbal mendongakkan kepalanya. Dilihatnya sudah ada Adel berdiri didepannya. Iqbal menghelas nfasnya sebentar dan memasukkan kembali PSP.nya.
“Apa gak kurang lama lagi ?”sindir Iqbal. Ia berdiri dari duduknya.
“Sorry. “lirih Adel sangat menyesal sekali.
“Artis.. Artiis. . yasudah ayo ke rumah gue “
“Naik mobil gue aja”cegah Adel yang melihat iqbal mulai berjalan.
Iqbal berfirkir sejanak memang dirinya tadi pagi berangkat pun menggunakan taxi. Yasudahlah untung-untung menghemat uangnya.
“baiklah.. “ujar Iqbal. Adel tersenyum senang. Ia berjalan beriringan dengan Iqbal menuju ke rumah Iqbal. Mereka berdua masuk kedalam mobil CRV Adel yang disana sudah ada sang supir.
“Maaf ya harus menunggu lama tadi.”ujar Adel tak enak sendiri. Ia meminta maaf kepada Iqbal.
“Yah “jawab Iqbal cuek.  Adel sedikit mendengus. Namun setidaknya ia sudah dimaafkan oleh Iqbal.
“Kita kemana non ?”tanya sang supir . Iqbal pun lantas menyahut dan menunjukkan alamat rumahnya. Sang supir mengangguk mengerti dan segera menjalankan mobilnya menuju ke rumah iqbal.
*****
Dalam waktu 20 menit. Mobil Alvin sudah berada di depan Range Swim. Alvin dan Ryn keluar dengan hati-hati. Alvin mengedarkan pandagannya. Ia dapat melihat bahwa tempat ini sudah dikepung oleh banyak polisi yang bersembunyi dengan rapi. Seserang jendral polisi menatap Alvin dan mengangguk mantap kearah Alvin.
“Semuanya sesuai rencana”bisik Alvin pelan ke Ryn. Ryn mengangguk saja.
“kita harus hati-hati Ryn.. “ujar Alvin. Mereka berdua pun dengan gerak cepat namun berhati-hati segera masuk kedalam kolam utama yang sudah dapat ditebak oleh Alvin.
Ryn berjalan duluan. Ditangannya ia memegang satu pistol. Sedangkan Alvin berjaga-jaga dibelakang Ryn. Layaknya Seorang polisi Ryn dan Alvin begitu cekatan.
Diluar sana sebagian polisi pun mulai bergerak. Dan ada yang mengikuti Alvin sperta Ryn dari kejauhan agar tidak menghancurkan rencana yang sudah diatur oleh Rio tadinya.
“RIOOOOO AWAAAASSS”
“KIIICCIIIIIII“
Ryn dan Alvin menghentikkan langkah mereka setelah mendengar suara teriakan Rio dan Kici. Mereka berdua mematung. Jantung mereka berdua terasa berhenti berdetak. Bahkan saat suara keritan Rio memanggil nama Kici. Ada yang beda. Seperti dejavu bagi mereka berdua. Baik Alvin dan Ryn.
****
Felly berhenti di Range Swim. Ia berhasil mengikuti Alvin. Felly semakin bingung melihat banyaknya polisi disana. Felly takut senidiri. Namun hatinya menyuruh dirinya untuk masuk kesana.
“Pak. .tunggu disani saja”Felly mulai membuka pintu mobilnya untuk keluar.
“tapi Non . . “
“Tenang saja Pak. . “Sang supir mengangguk saja walaupun dirinya cemas dengan majikannya tersebut.
Felly berjalan hati-hati agar tidak diketahui oleh para polisi itu. Para polisi yang bergerumbul masuk kedalam.
“Mobil kak Alvin. . “lirih Felly. Didepannya kini teradapt mobil Alvin .
“Sebenarnya ada apa ??”tanya Felly tak mengerti. Setelah para polisi itu sudah masuk semua. Sivia mengikutinya dari belakang dengan langkah pelan-pelan. Mewaspadai dirinya sendiri.
******
BYYUURRRRRRR
Saat peletuk pistol ditekan. Kici langsung memberontak kuat dan sekuatnya hingga akhirnya kedua preman yang memegangnya tak kuat dengan berontakkan Kici. Kici berlari ke depan Direktur Jo . Dan peluru itu dengan tepat tertembak pada dada Kici.
“KIICCIIIII”teriak Rio sekali lagi. Kici terjatuh begitu saja kedalam kolam yang dalam itu. Direktur Jo terpengaga, bukannya Rio yang ia tembah malah peluru itu terkena kearah Kici.
BYUUUUURRRR
Rio langsung ikut masuk kedalam kolam ditengah-tengah kelengahan Direktur Jo dan anak buahnya. Rio tak peduli dengan dadanya yang sakit akibat hantaman tadi, Tak peduli dengan bibrinya yang perih sekali. Tak peduli dengan rasa berantakkanya perutnya saat ini. Yang ia pedulikan adalah Kici dan Kici.
“Kici. . loe dimana. . “Rio terus masuk kedalam kolam dalam ini. Mencari Kici yang berada di ujung kolam lainnya.
Tak lama kemudian Rio dapat menemukan Kici yang tenggelam. Dilihatnya Kici mencoba berontak melepaskan ikatan tangannya dan kakinya. Wajah Kici menahan kesakitan peluru didanya.
Rio dapat melihat jelas darah segar mulai bercambur dengan air. Darah yang keluar dari dada Kici semakin banyak dan banyak. Rio takut Kici akan kehabisan nafas.
“Kici . . “pekik Rio. Ia segera menghampiri Kici.
Kici dapat melihat Rio dari kejauhan. Mulutnya memanggil-manggil nama Rio walau tak dapat terdengar panggilan itu. Suaranya sangat kecil.
“Rio . . . “Kici mencoba tetap bertahan. Walau nafasnya mulai habis. Ia tak bisa apa-apa dengan tangan dan kaki yang diikat seperti itu.
Rio menarik tubuh Kici. Segera ia melepaskan tali yang ada di tangan Kici terlebih dahulu. Kici merasakan dadanya terasa sakit sekali. Banyak darah yang ia keluarkan.
“Rio .. “lirih Kici kembali. Setelah berhasil melepaskan tali ditangan Kici. Rio kembali menatap wajah Kici. Rio menyentuh pipi Kici dengan kedua tangannya.
Dirasakannya air mata hangat Kici mulai mengalir. Kici mencoba tersenyum. Pertama kalinya lah Rio melihat senyum manis Kici yang begitu tulus kepadanya. Senyum yang memberikan ketenangan kepada Rio.
“Uhuukk. .Uhuukk. . “Rio hampir kehabisan nafas. Kici mendelikkan matanya. Nafasnya sepertinya lebih panjang dari Rio. Rio memegang lehernya seperti kehabisan nafas. Kici segera menarik kepala Rio. Kici langsung menempelkan bibirnya pada bibir Rio. memberikkan sisa oksigennya kepada Rio.
Rio kaget dengan apa yang dilakukan oleh Kici. Kici memberikan setidaknya sedikit nafas untuknya. Kici melepaskan bibirnya. Ia menatap Rio dengan cemas. Rio mengelengkan kepalanya bahwa dia tidak apa-apa.
Rio berusaha menarik Kici untuk ke atas. Dalam skeali kolam ino. Mungkin saat ini Rio dan Kici berada di ekdalaman 15 meter. Dan itu sangat dalam. Mangkanya dari tadi rio dan Kici tidak berada di atas permukaan.
Kici memegang dadanya. Sakit sekali dan semakin sakit. Rio dapat melihat Kici mulai memejamkan matanya.
“Kici.. Kici . . “panggil Rio dati mulutnya meskipun tak bisa terdengar. Rio menepuk-nepuk Pipi Kici. Kici membuka matanya kembali. Ia mencoba tersenyum kembali.
Rio menyentuh lembut lagi kedua pipi Kici., menyentuh bibir Kici yang masih terdapat bercak darah. Kici sedikit meringgis karena bibirnya masih terasa sangat perih . Rio menatap dalam mata Kici. Ia tau tau harus berakata apa. Kici mengorbankan nyawanya untuk kesekian kalinya karena dirinya. Padahal dia tak pernah berharap disana aka nada Kici. Kenapa Kici harus selalu bearda di dekatnya ketika nyawanya dalam keadaan terancam.
Kici membalas tatapan dalam Rio. Nafas Kici tinggal sedikit lagi. Namun ia menahannya kuat-kuat. Ia tak ingin mati disini. Tubuhnya pun masih ditarik Rio ke atas.
“Kici. . “panggil Rio pelan. Kici sedikit dapat mendengarnya. Ia menunggu saja Rio melanjutkan kata-katanya.
“Uhuuhh. . Uhuuu.. “Baik Rio dan Kici mulai kehabisan nafas mereka. Sampai mereka sudah banyak meminum banyak Air kola mini.
Rio menatap Kici sangat dalam dan dalam sekali. Tatapan yang tak pernah ditunjukkan oleh Rio kepada siapapun. Hanya kepada Kicilah tatapan ini ia perlihatkan. Kici merasakan ketenangan dengan tatapan Rio.
“Aku cinta sama kamu . . “Rio mengucapkan kata-kata itu dari mulutnya tanpa bersuara. Kici membelakakan matanya. Tangan Rio membelai lembut pipinya. Kici tersenyum sebentar.
“Aku juga”entah mengapa bibir Kici menyuruhnya untuk mengatakkan kata-kata itu. Rio tersenyum dengan senang. Ia tak menyangka bahwa Kici mencintainya. Rio sendiri tidak mengerti sejak kapan ia sudah mencintai Kici ? dan mengapa kata itu yang ingin ia ungkapkan ekpada Kici disaat keadaan seperti ini.
“Kamu mau jadi pacar aku??”lanjut Rio. Kici menatap Rio benar-benar tak percaya. Rio menembaknya disini disaat antara hidup dan mati dirinya.
Kici berfikir tidak lama. Tak ada waktu berfikir untuknya. Rio dengan wajah cemas menunggu jawaban Kici. Tak begitu lakma Kici menganggukkan kepalanya dan tersenyum ebgitu manis kepada Kici. Bukan senyum setan atau senyum remeh biasanya. Namun sebuah senyum yang emngisyaratkan hati Kici sekarang .
Rio membalas senyum Kici itu tak kalah senang. Rio tak menyangka Kici menerima cintanya. Bahkan ia sendiri tak pernah ada rencana untuk mengatakan cinta kepada Kici.
“Uhuuukk. . Uhuuukk.. . . . Uhuukkkk”Rio dan Kici sudah kehabisan nafas. Mereka saling menatap dengan dada yang sesak karena air sudah banyak masuk kedalam dada mereka.
Perlahan disisa nafas yang Rio punya. Rio mendekatkan wajahnya ke Kici. Sata melihat Rio memejamkan mata mendekat ke wajahnya. Kici diam saja, Ia pun perlahan ikut menutup matanya.
Disentuhkannya bibir rio tepat pada bibir Kici. Rio mencium Kici dengan sangat lembut. Kici merasakan bibir Rio yang basah bercampur air. Namunia dapat merasakan ciuman Rio begitu hangat. Dan tak tau mengaap Kici meneteskan air matanya sekali lagi. Kici semakin melemas sekali. Tangan Rio beralih mengenggam kedua tangan Kici karena Rio dapat merasakan Kici yang sudah tak bertenaga. Rio tak melepaskan ciumannya begitu pun dengan Kici. Sampai mereka berdua benar-benar tak punya tenaga lagi untuk ke atas permukaan.
Rio dan Kici sudah tak dapat meraskan apa-apa lagi. Semuanya terasa gelap dan gelap. Sebelum Kici benar-benar tidak sadar. Didalam hati Kici berkata sendiri. Kata-kata yang meyakinkan dirinya dan menguatkan dirinya.
“Walau pun aku akan mati disini. Aku sangat rela sekali. . “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar