Selasa, 07 April 2015

DELOV part 16 ~Tomorrow is Felly’s Birthday ~



DEVIL ENLOVQER – 16
~Tomorrow is Felly’s Birthday ~
          Rio yang tak tau cara memasak, hanya berfikir masa bodoh yang penting maskannya jadi. Ia sudah memasukkan beras kedalam panci. Tanpa mencuci berasnya dahulu ia langsung memasukkanya. Kemudian ia masukkan air 3 gelas. Dan membiarkannya saja.
“Gue ke rumah tuh anak dulu deh. Kasih tau adiknya “ujar Rio. Dan ia pun meninggalkan masakannya yang dari awal sudah SALAH BANGET !!!
Rio membuka pintu rumahnya. Ia segera keluar dari rumah dan menyebrang jalan menuju rumah Ify .
TOOKK TOOK
Rio mengetuk pintu rumah Kici sedikit kencang. Tak lama menunggu Iqbal keluar dan masih asik bermain PSP.nya.
“Kakka loe ada dirumah gue “ujar Rio. Iqbal mendongakkan kepalanya.
“udah tau “jawab Iqbal dengan wajah datar.
“Dia habis mau bunuh diri “ujar Rio. Iqbal masih menatap Rio dengan datar.
“Gue denger sih tadi dia teriak-teriak. Emang ada apa sih ?”
“Loe gak khawatir sama kakak loe?”
“Dia masih hidup kan ?”
“Masih sih “
“Yaudah jadi gue gak khawatir “jawab iqbal singkat dan padat lantas kembali memainkan PSP,nya.
“Loe adik kandungnya bukan sih ?”gidik Rio. Iqbal menganggukkan kepalanya saja.
“Kakak loe sakit tuh “
“Loe kan dokter kak. “
“Maksud gue seenggaknya loe khawatir dikit kek “
“Kan udah ada loe yang khawatirin dia “jawab Iqbal seenaknya.
“loe sama nyebelinnya ya kayak kakak loe”desis Rio. Iqbal mendongakkan kepalanya lantas nyengir kuda.
“ilmu dia nurun ke gue kayaknya kak hehehe”
“Yaudah gue Cuma mau ngasih tau itu aja. Nanti kakak loe gue lempar pulang “
“Gak usah loe lemparin. Dia aja bisa terbang sendiri “ujar Iqbal santai . Rio melengos saja.
“gue balik dulu “
“Titip kakak gue “
“Loe fikir gue tempat penitipan anak ?”
“Lah ? kalau loe gak mau kenapa loe masih terus mau ngerawat dia ? hayoooo”Skak mat. Rio terdiam sangat lama. Tak dapat menjawab pertanyaan Iqbal.
“iya juga ya?? Gue juga binggung “jawab Rio membungkamkan suaranya .
“Loe suka kali sama kak gue”ujar Iqbal santai. Rio melotokan matanya .
“Amit amit amit amit banget yaah. Gue bisa suka sama kakak loe  jangan sampai . jangan sampai “decak Rio. Tak bisa membayangkan bagaimana jika dirinya benar-benar menyukai gadis gila itu, Rio merinding sendiri lantas lebih memilih meninggalkan Iqbal yang tertawa melihat wajahnya yang seperti itu.
Rio kembali masuk ke rumahnya dan menuju dapurnya. Ia melihat bubur yang telah di masaknya.
“Bodoh amat ah. Yang penting jadi “serah Rio. Ia segera menuangkan bubur yang benar-benar hancur itu kedalam mangkuk. Mendinginkannya sebentar.
Rio mengambil air putih dan menuangkannya kedalam gelas. Setelah semua beres ia membawa semua makananya menuju kamarnya. Dimana Kici sudah berada disana.
*****
Ryn membukakan pintu apartemennya. Benar saja yang dapat adalah seorang Alvin Jo.
“Malam. . “sapa Alvin. Ryn tersenyum mengangguk saja.
“Tuh pacar loe didalam “goda Ryn. Alvin mengernyitkan keningnya.
“Oke gue ralat. Calon pacar hahaha”tawa Ryn.
“Ckk. . masuk yuk “ajak Alvin. Ia mulai masuk duluan. Ryn menutup dulu apartemennya. Setelah itu mengikuti Alvin yang sudah masuk duluan.
Alvin mendapati Felly yang bermain ponsel. Alvin mengembangkan senyumnya melihat gadis dihadapannya sekarang ini, Benar-benar gadis yang sangat manis sekali menurutnya.
“Ngapain ada disini ?”tanya Alvin. Felly mendongakkan kepalanya.
“Ehh. . Gak apa-apa. Main aja. Kak Ryn yang ngajak”jawab Felly. Alvin melototkan matanya.
“Loe manggil dia apa ? kakak? Oh My god !!”cerca Alvin.
“Seumur-umur bahkan tuaan gue dan Rio aja dia gak pernah mau manggil gue kakak. Gak usah sopan sama nih anak “ujar Alvin menyetani Felly. Sedetik kemudian jitakan hangat dari Ryn mendarat pada kepala Alvin .
“Awww . . “ringis Alvin.
“Dengar-dengar Ryn masuk ke SMA ARWANA kan ?”tanya Alvin. Ryn menganggukkan kepalanya antusias.
“Waahhh.Bahaya banget nih “
“Kok gitu sih ? enak aja “sewot Ryn. Felly terkekeh pelan.
“Loe berdua sampai kapan mau berdiri kayak gitu ?”ujar Felly geleng-geleng sendiri.
“Hahahaha. Iya juga ya . .”serah alvin. Ia pun memelih duduk disamping Felly. Sedangkan Ryn duduk di depan mereka berdua.
“gue jarang ketemu sama Rio ya Vin ? tiap kali gue ke kantornya. Dia gak ada”tanya dan cerita Ryn
“Oh Si rio ? . dia lagi ngurusin orang “
“Hah? Maksudnya ?”tanya Alvin tak mengerti .
“besok loe juga tau sendiri. “
“Maksudnya si Alvin apa sih Fel?”tanya Ryn kepada Felly.
“Maksudnya. Sekarang kak Rio itu lagi ngurusin sahabat gue kak. Namanya Kici. Dimana Kici  itu musuh bebuyutan kak Rio. Mereka bukan kayak kucing dan anjing lagi. Tapi kayak apa ya ?? gak bisa tergambarkan lah. Dan Kici itu lagi sakit gara-gara kak Rio”jelas Felly panjang kali lebar dan tinggi.
“Siapa lagi tuh Kici??”binggung Ryn.
“Sahabat gue kak. Yang pernah gue ceritain kalau dia sangat menyeramkan “
“Bener banget Ryn. Lebih menyeramkan dari pada loe”tambah Alvin .
“enak aja loe”sewot Ryn .
“tenang aja besok juga kakak tau mana yang namanya Kici,. Dia pasti datang ke pesta gue kok “ujar Felly
“Ohh gitu “
“Mangkanya kakak datang ya “
“pasti datanglah. Acaranya aja gue tinggal ke lantai bawah hahaha”tawa Ryn,. dan disusul Felly yang seperti menjadi orang bego sendiri.
1 jam sampai 2 jam berlalu tak terasa. Mereka bertiga banyak bicara dan cerita-cerita tak jelas. Sifat Ryn yang loyal dan mudah akrab membuat Felly senang sekali berteman dengan gadis ini. Felly merasa punya teman curhat yang nyambung.
“udah malam nih kak. Gue pulang dulu ya “pamit Ryn.
“gue anterin deh Fel“tawar Alvin .
“Gak ngerepotin kakak ?”
“Kapan sih loe ngerepotin gue. Enggak kok “jawab Alvin tulus.
“Ehhmmm. . “dehem Ryn disengaja .
“udah pulang sono. Gak usah sok romantis disini “lanjut Ryn dan membuat Alvin atau pun Felly salting sendiri.
“yaudah deh. “serah Felly. Alvin berdiri menyusul Felly. Begitu juga dengan Ryn yang mengantarkan kedua orang ini sampai ke depan apartemennya .
“Kak makasih ya. Gue pulang dulu “pamit Felly.
“Sama-sama Fel. Kapan-kapan main lagi ya “
“Sippp”
“Lampir. . gue pulang dulu ya “pamit Alvin .
“gak ada nama yang lebih keren dikit Vin “sinis Ryn yang tak suka dipanggil seperti itu,.
“Gak kebanyakan nawar, itu udah yang paling bagus “
“Sialan loe. “
“hahah. Pulang dulu ya. Bye “pamit Alvin. Ryn menganggukan kepalanya . setelah Alvin dan Felly masuk kedalam Lift, Ryn kembali masuk kedalam dan mengunci apartemennya.
Alvin dan Felly memasuki lift. Jam tangan Alvin telah menunjukkan pukul 21.00 p.m. Alvin memencet tombol lantai 1. Tak ada perbincangan diantara mereka berdua. Menunggu sampai pintu lift terbuka. Itulah yang kini mereka berdua fikirkan.
“Besok gue ajak Rio ke ultah loe yah ?”ujar Alvin memecah keheningan.
“Iya gak apa-apa kok “
“Menurut loe Kici sama Rio cocok gak ?”
“Hah? “
“Jangan bilang kakak mau ngejodohin mereka berdua ??”selidik Felly
“Hehhe. Maunya gitu sih hehhe”cengir Alvin. Felly mengelus dadanya,
“Jangan. Gue bilang jangan !!. Bisa perang dunia mulu yang ada, !! mereka berdua gak akan bisa bersatu kak “
“Benci kan bisa jadi cinta Fel
“Masalahnya ini bukan benci lagi ??tapi BENCI KUADRAT DI KALI 10 PANGKAT 10 kan. Mereka itu sama-sama Iblis . “ujar Felly membayangkan bagaimana wajah Rio dan Kici apabilah sudah bertemu. Benar-benar memancarkan aura setan mereka berdua .
“Iya juga sih. Yaudah deh “
“Emang Kici mau gitu sama anak kuliahan seperti Rio ? gak mungkin lah. “batin Felly berbicara sendiri.
Lift sudah berada pada lantai 3. Tinggal 2 lantai mereka akan segera sampai di lantai pertama . Alvin berdiri dipojok Lift. Bersender pada besi Lift paling pojok kiri. Sedangkan Felly berada tepat disamping Alvin. Ia pun ikut bersender seperti yang dilakukan oleh Alvin .
Mereka berdua kembali terdiam. Asik dengan fikiran mereka sendiri dan aktifitas mereka sendiri. Alvin mengetuk-ketukan jarinya pada pegangan besi yang ia pegang. Sedangkan Felly asik dengan ponselnya. Yang lebih tepatnya sedang online Twitter. Felly memang dijuluki sebagai Miss.Twitty. Dimana dia akan update status apa saja. Baik penting mau pun tidak penting.
Sampai dulu saat kabar Kici mengalami kecelakaan di hotel Luxury yang langsung menyebar itu pun gara-gara Felly. Kici selalu memgumpati Felly karena selalu menceramahinya agar membuat twitter., dan alahasil Felly sendiri yang membuatkan Kici twitter dan dijalan-jalankan sendiri oleh Felly.
“Crazy Miss,twitty “begitulah gidik Kici menatap sahabatnya itu.
DRRKKRRDKKK
Lift tiba-tiba goyang hebat. Felly yang tak berpegangan apa-apa langsung terjatuh dalam dekapan Alvin. Lift pun tiba-tiba terhenti.
Ponsel Felly sudah terjatuh akibat lepas dari tangannya. Alvin yang tersentak karena Felly tiba-tiba mendidih tubuhnya dan semakin memojokkanya kebelakang hanya bisa menelan ludah dalam. Ia refleks memeluk pinggang Felly dimana Felly ingin jatuh. Begitu juga Felly yang kaget dengan perlakuan Alvin.
Jarak antara mereka begitu sangat dekat sekali. Baik Alvin mau pun Felly saling bertatapan sangat lama. Entah hawa yang ada di dalam lift ini semakin panas. Serup jantung Alvin dan Felly saling beradu tak beraturan .
Alvin menguatkan batinnya, menahan nafsu setannya untuk tidak mendekatkan wajahnya ke gadis ini. Namun setan-setan yang ada disekitarnya lebih kuat dari pada iman Alvin saat ini .
Felly pun tak jauh beda dari Alvin. Hatinya memberontak ingin mengalihkan wajahnya. Namun magnet dari wajah alvin terlalu kuat dan membuat  dirinya semakin menatap lekat wajah pria didepannya ini .
Alvin perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Felly, Matanya pun tak sedikitpun teralih dari mata gadis manis didepannya ini.  “Mata yang sungguh indah”batin Alvin mulai berbicara sendiri. Dan perlahan dengan sendirinya. Felly ikut memejamkan matanya. Tangan Alvin yang memegang pinggang Felly kini semakin ia eratkan. Felly dapat merasakan nafas hangat sangat dekat sekali dengan wajahnya. Deguban jantungnya semakin cepat.
Tiinggg . . . .
“Eheemm . . .”dehem seseorang.
Lift yang di naiki oleh Felly dan Alvin sudha terbuka. Menunjukan bahwa mereka telah sampai di lantai 1 dan itu tidak disadari oleh kedua orang ini sampai akhirnya ada seorang satpam yang berdehem kepada dua orang ini.
Seketika itu Felly membuka wajahnya , begitu juga Alvin menjauhkan tubuh Felly darinya. Belum sampai bibir mereka saling bertaupkan malah mereka berdua terpergoki oleh salah satu satpam hotel ini. Sunggu kisah yang sangat memalukkan.
“Misi pak . “ujar Felly menundukan wajahnya dan nyelonong keluar. Begitu juga Alvin. Ia pura-pura seperti tak terjadi apa-apa dan segera menyusul Felly .
“dasar anak muda jam sekarang “ujar satpam tersebut sambil geleng-geleng sendiri,
“Bodoh.  Bodohh . .”gumam Felly. Ia memukul-mukul kepalanya sendiri merutuki apa yang terjadi di lift tadi. Felly terus berjalan menuju mobil Alvin yang terpampang jelas di depan hotel.
Alvin melihat Felly yang sudah jalan duluan dengan cepat mengarah ke mobilnya. Ia segera merogoh kuncinya dan menekan tombol untuk membuka pintu mobilnya .
Cirrttcrrttt . .
Mobil Alvin berbunyi. Felly tak perlu menunggu Alvin lagi, ia langsung saja masuk ke dalam mobil Alvin. Degub jantungnya semakin tak beraturan. Ia menjadi malu sendiri kepada Alvin dengan kejadian tadi.
Alvin membuka pintu mobilnya dan segera duduk di kursinya. Ia sama sekali tak berani menatap Felly. Begitu juga dengan Felly. Keduanya sama-sama jadi salting sendiri. Alvin segera menyalan mesin mobilnya. Ia membenahkan sabuk pengamannya.
“Vi sabuk pengaman loe”ujar Alvin mengingatkan. Mencoba menyairkan suasana yang lebih panas daripada di lift tadi,
“eh ?? iya iya kak . .”salting Sivia. Ia kemudian membenahkan sabuk pengamannya dengan cepat. Kepalanya masih ia tundukkan.
“Langsung pulang?”tanya Alvin. Ia merutuki sendiri pertanyaan macam bodoh apa yang telah ia lontarkan.
“Iya kak “jawab Felly seadanya. Alvin mengangguk lantas menjalankan mobilnya .
Selama diperjalanan pun tak ada dari mereka yang mau berbicara. Keduanya sibuk dengan fikiran mereka masing-masing. Kejadian bodoh tadi sunggu membuat Alvin dan Felly menjadi malu sendiri dan sampai saat ini.
*****
20.00 WIB Kamar Rio
Rio membiarkan Kici tertidur di kamarnya sedari tadi. Ia sendiri duduk di meja belajarnya dan sedang memeriksa berkas-berkas map yang tadi pagi ia bawah dari kantornya. Di samping mejanya sudah ada kopi campur susu coklat hangat yang ia buat sendiri. Untuk membuat dirinya tidak mengantuk.
“kenapa jadi turun gini ?”decak Rio kecewa melihat salah satu berkasnya yang tak sesuai seperti keinginanya. Ia beralih kembali ke map lain dan begitu seterusnya .
Kici bangun dari tidurnya. Ia merasa aneh jika bukan tidur di kamarnya sendiri. Mencoba menggerakan tubuhnya sesaat. Memeriksa apakah tubuhnya sudah tidak selemas tadi . Mungkin tubuhnya masih lemas namun tak bersyukurlah tidak separah tadi.
“Yo . .”panggil Kici yang mendapati Rio konsen dengan laptopnya . Rio yang mendengar suara Kici seketika langsung membalikkan badanya.
“Udah bangun ?”
“Gue mau pulang “ujar Kici pelan. Namun suaranya terdengar sangat dingin sekali.
“loe tau pintu rumah gue kan . ,”sahut rio tak kalah dinginnya. Otaknya sudah sangat pusing dengan pekerjaanya sekarang. Dan ia tak ingin diganggu untuk saat ini. Kici melengos saja.
“Yah . .”jawab Kici seenaknya. Ia mencoba bangun. Perlahan ify mulai berdiri dari kasur Rio. Rio melipatkan tanganya pada ke dua dadanya. Hanya melihat saja gerak-gerik gadis didepannya ini
Dalam hati Rio mulai menghitung sendiri. Entah buat apa hitungan yang ia lakukan itu. Matanya tak lepas dari aktivitas Ify saat ini.
Satu . .
Dua. . .
Tiga . .
Emp  . . . .
BRAAAKKKK
Rio  tersenyum sinis melihat Kici yang terjatuh, Ia dengan malasnya berdiri lantas berjalan mendekati ify .
“Cissh . . “desis Rio. Kici memegangi kepalanya yang masih terasa pusing. Rio mencoba membantu Kici berdiri.
“Gue bisa sendiri. “tepis Kici kasar. Rio pun memundurkan langkahnya .
“terserah loe . .”jawab Rio tak peduli. Ia kembali ke meja belajarnya. Kici membenci saat dirinya seperti ini. Terlihat lemah didepan orang lain. Ia berusaha sekuat tenaganya untuk bangun.
Rio sama sekali tak mempedulikan Kici. Ia meneruskan pekerjaanya. Membiarkan gadis itu berdiri sendiri. Toh dia sebelumnya sudah menawarkan diri untuk menolongnya .
“Gue gak butuh dia. Gue gak butuh bantuan siapapun “batin Kici. Ia kini sudah bisa berdiri. Menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh kembali. Perlahan Kici mulai mengerakan kakinya untuk berjalan. Sedikit demi sedikit ia berjalan. Menahan tubuhnya untuk tetap berjalan. Dan akhirnya Kici sampai di ambang pintu Rio.
Perlahan Kici membuka pintu tersebut.  Rio mendengar suara pintunya terbuka.
“Kuat juga tenaga gadis itu “gumam Rio pelan tanpa membalikkan badanya. Ia jelas tahu bagaimana kondisi Kici saat ini. Namun mau bagaimana lagi. Yang keras kepala bukan dirinya. Dan ini juga bukan masalahnya.
Kici tersenyum senang. Ia berjalan kembali menuju ke arah  tangga yang tak jauh dari kamar Rio.dengan berpegangan tembok akhirnya ia pun sampai di ambang tangga. Kici berfikir sejenak bagaimana caranya dirinya turun. Kepalanya pun semakin terasa pusing. Efek asap begitu ber efek sekali pada tubuhnya.
“satu .. “Kici mencoba menurunkan satu kakinya. Ia memegang kuat-kuat pegangan tangga.
“Dua  ..”satu lagi ia menurunkan kakinya. Perlahan tapi pasti Kici terus mencoba turun. Ia tak mau merepotkan orang lain. Apalagi meminta tolong cowok bodoh itu lagi. Bukan ditolong bisa-bisa dirinya diomeli muluh oleh cowok itu.
“Tiga . . . “Semua pandangan Kici sempat terasa kabur. Namun Kici terus menahannya dan mengontrol kesadarannya .
“Empat . . “kini ia sampai pada tangga ke empat. Dan masih 12 tangga lagi yang harus ia turuni. Kici menghela nafas sejenak., mengambil nafas dalam-dalam. Baru saja empat tangga namun keringat pada wajahnya sudah bercucuran begitu saja.
“Lim. . . . “kaki Kici terasa tak sanggup memapah. Refleks tubunya langsung terjatuh .
“Bodoh !!”bentak orang yang sudah menopang tubuh Kici. Kici mendongakkan kepalanya. Benar saja Rio sudah memegangi tubuhnya yang hampir jatuh kebawah.
Tanpa meminta persetujuan Kici terlebih dahulu. Bahkan tampa pendahuluan, latar belakang dan lain-lainya. Rio langsung mengangkat tubuh Kici. Ia membopong tubuh gadis ini.
“sudah cukup loe buat rumah gue hampir terbakar. “
“gue gak ingin rumah gue jadi penyelidikan TKP. Gadis bodoh tejatuh dari tangga “lanjut rio dengan sinis. Kici tak menanggapi kata-kata Rio. Kepalanya semakin terasa pusing. Ia membiarkans aja Rio membopong tubuhnya.
Rio menuruni tangga dengan kedua tangannya yang membopong tubuh Kici. Entah sudah beraap kali Rio mengangkat tubuh Kici pada minggu-minggu ini . Rio keluar dari rumahnya. Ia terus berjalan menyebrang jalan dan sampai akhirnya tiba di depan rumah Kici .
“Bal. . Iqball. . “teriak Rio begitu kencang,
“gue bisa tuli bego , .”desis Kici pelan. Rio mendengus .
“Diem loe “ujar rio tegas. Tak mengunggu lama Iqbal membukakan pintu rumahnya .
“Minggir . . .”suruh Rio. Iqbal menuruti saja dan hanya bisa melihat pemadangan yang benar-benar membuatnya binggung sebenarnya apa yang sudah terjadi.
Iqbal tersadar dari keheranannya. Ia membuuti rio dari belakang. Sampai didepan kamar Kici, iqbal membantu membukakan kamar Kici .
“Ambilin kompresan .”suruh Rio. Iqbal mengangguk menurut saja dan segera berlari ke dalam dapur. Sedangkan rio segera memasukkan Kici ke kamar gadis ini.
Rio membaringkan tubuh Kici di atas kasur. Melepaskan sandal yang terpasang pada kaki Kici. Ia melakukanya dengan wajah yang begitu serius sekali. Kici memejamkan matanya terus. Merasakan kepalanya benar-benar sakit sekali.
“Ini kak . .”ujar iqbal membawa baskom dan juga kain kompresan. Rio menerimanya. Ia segera menyelupkan kain kompresan tersebut. Lantas memerasnya. Setelah itu menaruhnya di atas dahi Rio.
“bikinin teh hangat bal. Loe bisa kan ?”
“Bisa kok kak”ujar Iqbal. Ia kembali lagi ke dalam dapur.
“Pusingnya udah hilang ?”tanya Rio yang sudah bisa menebak apa yang terjadi pada Kici . Kici menggelengkan kelapanya pelan.
“kalau ke rumah gue lagi. Jangan bawah korek. Sekalian gas elpiji rumah loe bawa ke rumah gue. Bakar sekalian semua rumah gue “
“Kalau ngelakuin sesuatu difikir dulu. Jangan otak ditaruh dengkul mulu”
“Berisik loe “sahut Kici. Kepalanya semakin pusing mendengar ocehan dari Rio. Rio terus mengompres dahi Kici.
“Loe mau gue kembaliin ke rumah sakit ?”
“OGAH “tolak Kici mentah-mentah. Rio tersenyum picik.
“Sama preman aja berani. Sama rumah sakit ? cemen banget loe”
“gue pusing gini juga gara-gara bubur jahanam loe itu “sentak Kici. Rio terdiam. Memang benar dan lagi-lagi Kici seperti ini juga adalah dari kesalahannya.
“Iya. Gue juga salah “serah Rio dengan nada malasnya.
“ loe pulang aja. Gue udah gak apa-apa”usir Kici.
“Oke “jawab Rio singkat. Ia membiarkan kompresan tersebut menempel pada dahi Kici. Ia berdiri dari duduknya.
“kak ini teh hangatnya “ujar iqbal
“Loe kasih aja ke kakak loe. Gue pulang dulu “pamit Rio. Iqbal semakin binggung. Kenapa selalu seperti ini diantara kakaknya dan Rio ? sebenarnya apa yang terjadi,
Rio berjalan keluar dari rumah Kici. Ia menekan-nekan pelan kepalanya. Hari ini sangat melelahkan untuknya. Setelah masuk kedalam rumahnya. Rio berjalan menuju kamarnya. Ia ingin istirahat sebentar saat ini.
Rio langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur. Memejamkan matanya perlahan. 3 hari yang sangat melelahkan untuknya. Ditambah lagi akan ada banyak urusan keesokan paginya di kantor. Kapan semua ini akan berakhir ??
*****
Mobil Alvin telah berhenti didepan rumah Felly. Tak seperti biasanya Alvin membukakan pintu untuk Felly. Melainkan kali ini dirinya masih diam saja. Ia masih binggung harus berlaku bagaimana .
“Kak gue masuk dulu ya “pamit Felly.
“Iya Fel“jawab Alvin
“Makasih untuk dianterinnya kak “lanjut Felly. Ia segera keluar dari mobil Alvin. Tanpa menunggu jawaban dari Alvin , Felly segera masuk kedalam gerbang rumahnya meninggalkan Alvin yang menatapnya dari jauh .
“Apa yang gue perbuat barusan ?? Oh my god “lirih Alvin sedikit frustasi. Ia lantas menjalankan mobilnya kembali. Beranjak dari rumah Felly. Memilih untuk segera pulang menyegarkan fikirannya yang hampir gila dengan kejadian berusan.
*****
Iqbal membantu Kici untuk minum. Kemudian mengompreskan Kici kembali. Iqbal kasihan melihat kakaknya yang sepertinya merasakan sakit.
“kak loe sakit ?”
“enggak “jawab Kici pelan
“Wajah loe pucat ?”
“gue Cuma capek aja “
‘gue panggilin kak ri . . “
“gak usah panggil orang bodoh itu “
“emangnya tadi loe sama dia kenapa sih ?”
“loe balik aja ke kamar loe. Kepala gue tambah pusimg “usir Kici. Iqbal yang tak ingin kakaknya emosi lenih lanjut lantas lebih memelih menuruti omongan kakaknya.
Iqbal segera keluar dari kamar Kici. Dan meninggalkan Kici yang masih mengontrol rasa pusing pada kepalanya.  Untuk beberapa kalinya Kici berusaha untuk berfikir jernih dan sejernih jernihnya.
“Aissh. .gue bego banget sih “gumam Kici ke dirinya sendiri. Perlahan ia memejamkan matanya. Ia berusaha untuk tidur kembali. Setidaknya jika ia sudah bangun kondisinya akan terasa mendingan dari ini tadi.
*****
Iqbal menatap layar ponselnya,  pesan dari pengangum rahasianya kini bertengger kembali ke ponselnya.
From; 081231456789
Bertemu 5 hari lagi di MOS SMP ARWANA ^^

Iqbal tersenyum heran pada orang ini. Sedetik kemudian iqbal membayangkan yang tidak-tidak.
“Kalau dia cowok ? gimana ? Homo dong dia . .”
“Kalau dia ternyata gak normal otaknya gimana ??”
“Kalau kalau.  . .Dia ngincer nyawa gue ??”
“Aduuhh.  Gue kok jadi parno banget gini ya . . “Iqbal menatap layar ponselnya dengan miris,
“Kenapa sih loe pakek main rahasia-siaan segala. Nyoba loe langsung bilang nama loe siapa. Ahelah. Ribet banget ya loe jadi orang. . “omel Iqbal sendiri pada ponselnya.
Iqbal memainkan kembali keyboard ponselnya. Dan menegtik balasan kepadapengirim pesan tersebut.
To : 081231456789
Ya

Iqbal berjalan ke kamarnya. Hari sudah semakin malam. Dan besok dia harus mengambil perlengakapan sekolahnya di sekolah barunya tersebut. Hari spesial akan datang. Di mana dirinya bisa memakai seragam SMP ARWANA seperti kakaknya dulu. Sungguh hal yang sangat mengangumkan bagi dirinya .
“Hoaammmm . .. “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar