Jumat, 10 April 2015

DELOV part 25 ~ Mungkinkah aku menyukai Gadis bodoh itu ?? ~



DEVIL ENLOVQER – 25
~ Mungkinkah aku menyukai Gadis bodoh itu ??  ~
Jam tangan Rio dan jam tangan Kici telah menunjukkan pukul 8 malam. Mereka di danau ini cukup lama sekali. Kici merasakan seluruh badanya sudah basah dengan air. Dirinya bermain air di pinggir danau gara-gara Rio yang kesal dengannya lantas menceburkannya ke danau.
“Kita tidur dimana ?”tanya Kici. Ia mencoba mengeringkan rambutnya yang sudah basah. Begitu pun dengan Rio. semua baju dan jasnya pun ikut basah akibat ulah Kici.
“Kita ke hotel saja “
“HAH? HOTEL? GAK! GAK MAU!” Rio menatap sinis sesinis mungkin.
“Yah. . gadis bodoh. Loe fikir kita akan sekamar. Apa fikiran loe sekotor itu terhadap gue ? hah??”Kici menelan ludah. Ia memang seperti orang bodoh jika sudah berhadapan dengan Rio. Kici pura-pura mengalihkan pandangannya.
Mereka duduk berdua di depan danau. Disana hanya diterangi oleh Lampu Mobil Rio. Karena ditempat tersebut memang tidak pernah di kunjungi banyak orang. Tidak banyak orang yang tau akan tempat bagus ini.
“Sorry . . “serah Kici pelan. Rio cukup terdengar dengan lirihan Kici. Ia tersenyum sebentar melihat ke polosan gadis di sampingnya tersebut.
“Loe sudah bilang ke Iqbal”
“Sudah barusan. .”
“Loe bilang gimana ?”Rio menatap saja kedepan kea rah danau. Kici menolehkan wajahnya kea rah Rio.
“Kenapa loe jadi kepo banbget gitu ? Loe pingin gue bilang ke Iqbal kalau gue lagi sama loe ?”sindir Kici blak-blakan. Rio membelakakan matanya.
“YAAHH.  Gadis bodoh. . pede banget loe. .  Gue gak bakal nanya lagi sama loe”ujar Rio kesal. Ia menyesal menanyai hal tersebut kepada Kici. Namun Ia sendiri binggung kenapa ia mengajukkan pertanyaan sepeeti kepada Kici. Apa mungkin??? . . Ah . . tidak mungkin. Tidak. . tidak . . .
“Ayo kita ke hotel. Gue udah kedinginan”ajak Kici. Ia berdiri dari duduknya. Tubuhnya memang sudah terasa kedinginan sejak tadi. Bajunya masih basah dan dirinya sendiri hanya memakai kaos pendek serta celana pendek.
Rio ikut berdiri, Ia menatap Kici dari atas sampai bawah. Rio baru menyadari apa yang dipakai gadis ini.
“gue sudah bilang jangan pakai baju mini seperti ini”ptores Rio. ia langsung menjitak dahi Kici.
“Awww . .”ringgis Kici. Ia mengelus dahinya.
“Bodoh. . terserah guelah!!. Berhenti jitakin kepala gue ! ngerti!”protes Kici. Rio tersenyum remeh saja lantas berjalan duluan ke mobil. Kici mengumpati Rio dari belakang dan menyusul Rio yang berjalan duluan.
Mereka berdua sudah masuk kedalam mobil. Rio segera menutup atap mobilnya. Agar angin malam tidak semakin membuat tubuh mereka berdua menggigil. Rio menatap Kici yang sepertinya benar-benar kedinginan. Rio meraih jasnya yang sedari tadi memang sudah ia sampirkan di kursi mobilnya.
“Pakai . . “Suruh Rio melemparkan begitu saja jasnya.
“Aissh. . . loe bisa pelan dikit kek”
“Gak usah banyak protes. Cewek kaya loe gak bisa dipelanin”
“Apa maksud loe ? hah? Loe fikir gue preman ?”
“Tuh loe nyadar. “Kici diam saja tak meneruskan untuk menanggapi pria disampingnya ini. Ia mengalihkan pandangannya kea rah jendela. Bersamaan dengan Rio yang menjalankan mobilnya mencari hotel terdekat di tempat tersebut.
*****
Alvin mengantarkan Felly pulang. Ia tau kekasihnya tersebut sudah mulai lelah. Apalagi besok Felly sudah sekolah. Alvin merasa kasihan dengan Felly.
“Masuklah . . “suruh Alvin. Yang baru saja membukakan pintu mobil untuk Felly.
“kakak hati-hati pulangnya “ujar Felly didepan pintu rumahnya.
“Iya sayang . . “sahut Alvin di depan mobilnya.
“Kalau sudah sampai telfon yah .. “
“Iya “
Felly masuk dulu ya kak”pamit Felly. Ia mengembangkan senyumya sebentar kearah Alvin setelah itu masuk kedalam rumahnya.
Alvin kembali masuk kedalam mobil dan segera beranjak dari rumah megah Felly. Ditengah perjalanan Alvin berfikir sejenak. Ia sedang malas untuk pulang kerumah karena dirumahnya selalu sepi. Papanya sering keluar kota , dan Mamanya pun sudah lama meninggalkannya sejak ia masih bayi. Mangkanya Alvin sayang sekali dengan Mama manda yang sudah ia anggap sebagai mamanya sendiri.
“Lebih baik geu tidur di apartemen Ryn. Kangen juga gue sama kamar gue yang disana “serah Alvin. Ia pun segera melajukkan mobilnya menuju ke Hotel MarkKans .
****
22.00 WIB Hotel Antariksa

Rio dan Kici turun dari mobil. Perjalanan ke hotel ini cukup jauh. Kici sudah meraskan kantuk yang tak tertahan. Perjalanan menjadi 2 jam dikarenakan Rio bernti di sebuah distro untuk membeli bajunya dan baju untuk Kici. Tidak mungkin mereka masih memakai baju basah seperti itu.
“Hotelnya ramai banget. . “ujar Kici. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh parikiran dimana mobil penuh disana.
“Hari liburan bodoh . .”jawab Rio.Kici lantas menganggukkan kepalanya. Ia baru menyadari hal itu.
Mereka berdua masuk kedalam hotel yang megah ini. Hotel yang berkelas. Rio memang sengaja untuk menyewa hotel ini. Rio berjalan kea rah resepsionis.
“Mbak . Kamar VVIP untuk 2 kamar “ujar Rio. Ia yang ingin mengambil dompetnya di sakunya ia urungkan. Dilihatnya Kici sendiri sudah mengambil dompet dan mengeluarkan kartu kreditnya.
“Ngapain loe?”tanya Rio binggung saat Kici mengulurkan kartu kreditnya ke arahnya.
“Bayar hotel “jawab Kici polos
“masukkan kembali ke dompet loe”suruh Rio. Ia mengeluarkan dompetnya dan menyerahkan kartu kredit ke rsepsionos tersebut.
“gak Gak. Gue gak suka hutang-hutang atau di bayarin “
“Gue gak bayarin loe. Udah diem aja. Gue yang bayar”
“Gue gak Mau”keukeuh Kici, ia masih menyodorkan kartu kreditnya. Rio mendengus kesal.
“Loe keras kepala banget sih “
“Biarin. Ini pakai kartu gue”
“Oke gini aja. Loe yang bayarin makan gue , gimana ? impaskan ?”ujar Rio mencari jalan tengah. Ia berfikir sebentar lantas mengangguk setuju. Dari pada dirinya harus dibayari oleh orang lain mending dirnya tidur di mobil saja.
“Maaf Mas.. Kamarnya hanya tinggal satu yang VVIP. Disini sudah penuh semuanya “
“APA?”sontak Kici dan Rio memebelakakan mata mereka. Kata resepsionis itu seperti hantaman bom bagi dua orang ini.
“Yaudah mbak gak apa-apa kita ambil”ujar Rio tak ada pilihan. Kici menatap ke Rio tajam.
“gue gimana ?”
“Udah diem aja. Loe mau gembel .. “Rio mendapatkan kunci kamarnya. Ia kembali mengambil kartu kreditnya lantas berjalan menuju lift untuk ke kamarnya. Kici mengikuti Rio dengan masih emosi. Tak tau jalan fikiran Pria bodoh itu.
“Yahhh bodoh!!! . Gue gak mau sekamar sama loe!!. Anterin gue pulang aja. Gue mau pulaaanggg!!!”
“Ini sudah malam gadis bodoh.  Loe bisa nyetir ? noh pulang sendiri”Kici mendengus kesal. Mereka keluar dari lift lantas mencari kamar mereka.
201
202
203
204
205
‘”Ahh. . “ujar Rio menemukan kamarnya. Dengan cepat ia membuka pintu kamar hotel tersebut. Kici memilih berdiri saja di depan kamar. Tak mau masuk kedalam sana.
“Mau sampai kapan loe berdiri disana ? Masuk”suruh Rio yang melihat Kici hanya mematung saja.
“GAK MAU”tolak Kici
“Loe tidur di kasur. Gue tidur di sofa. Tenang aja gue gak bakal ngapa-ngapain loe”jelas Rio. wajah Ify langsung sumringah.
“benarkah ? Oke gue masuk”tanpa menunggu babi bu babibu lagi Kici langsung masuk dan langsung merebahkan badanya di Kasur besar itu. Kasurnya cukup luas dan muat sekali sebenarnya untuk dua orang.
Rio geleng-geleng saja melihat tingkah Kici yang seperti anak kecil.Ia menutup pintu kamar hotel dan mengikuti Kici yang sudah berada di kasur. Ia menatap kamarnya yang cukup luas. Namun ia mencari satu benda yang sama sekali ia tidak temukan.
Kici . . “panggil Rio ragu.
“Apa ?”sahut Kici datar. Ia masih merasakan nyamannya kasur tersebut.
“Gak ada sofanya . .”ujar Rio pelan dan sangat ragu. Kici langsung membuka matanya dan mendudukan posisinya seketika itu.
“Loe gfak bercanada kan ??”Kici mengedarkan pandangannya berharap Rio bohong akan hal itu. Kamar seluas ini sama sekali tak ada sofa. Oh my God .
“LO TIDUR DI BAWAH !!”ujar Kici sangat tegas sambil menunjuk ke bawah lantai
“ Loe gila? Mau bunuh gue ??”protes Rio tak terima
“Bodoh amat!! Pokoknya loe gak bileh tidur dikasur..”
“Loe gdis kejam . gadis bodoh . . Kamar ini gak pakek AC aja udah dingin kayak gini. Please Kici ini Bogor. Dan hotel ini letaknya di pegunungan. Loe mau bunuh gue karena kedinginan. Gue tidur di aksur juga “
“GAK GAK GAK!!”
“Gue gak akan apa-apain loe bodoh!!. Lihat aja tubuh loe krempeng ! gak ada yang berkesan. Hah? Tubuh loe sama sekali gak menarik. Ngerti!!”Kici melototkan matanya.
“Apa loe bilang tadi??Hah? emangnya tubuh loe juga kekar ? Lihat tuh tubuh cungkring loe. Cihhh. . heran gue sama gadis-gadis bodoh yang bilang loe tampan ?berwibawa?? Amit-amit deh “balas Kici tak mau kalah.
“Pokoknya gue tidur di kasur juga “Rio langsung duduk di kasur di sebelah kiri Kici. Kici membelakakan matanya.,
“LOE TURUN !!”bentak Kici. Namun Rio semakin menjadi. Ia segera merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya.
“YAAAHHH. . PRIA BODOH!! LOE TURUN !!! “
“Hmm . .”Rio hanya berdehem tak jelas. Tak menanggapi Kici yang semakin kesal kepadanya.
“Kalau loe gak turun gue akan. . . “Kici merogoh tasnya yang berada di sampingnya. Ia mengeluarkan pistol yang diberikan oleh Rio kepadanya tadi pagi.
“Akan apa??”Rio sadar bahwa sekarang pistol Kici sudah berada tepat di pelipisnya. Kici menatap Rio dengan tajam. Ditanganya pistol tersebut sudah ia dekatkan pada pelipis Rio. entah Kici benar-benar akan menembak atau tidak. Namun Kici tak pernah bercanda dengan semua yang telah ia lakukan.
“Lakukan aja , . .”suruh Rio. Ia membuka matanya. Menatap atap-atap kamar ini yang berwarna keemasan. Sedetik kemudian ia menolehkan kepalanya menghadap ke Kici. Membalas tatapan Kici tak kalah tajam. Kici sendiri sapai takut dengan tatapan Rio.
“Tembak sekarang .. “suruh Rio. Kici memegang pistol tersebut dengan kedua tangannya. Tatapanya masih saling beradu dengan Rio. lama-lama Kici terbiasa dengan tatapan Rio itu. Ia tak merasa seperti tatapan membalas kebenciannya.
BRUUUKKKK
Rio seketika itu menarik tangan Kici sehingga Kici terjatuh terbaring di sampingnya . Dan Rio mengalihkan pisinya menjadi diatas Rio. Kedua tangan Rio ia tahan di antara tubuh Kici agar tidak mendidihi Kici. Kici menelan ludahnya dalam-dalam, Hatinya ingin sekali memebrontak namun entah mengapa ia hanya bisa diam saja. Dan masih menatap mata tajam Rio.
“Loe fikir otak gue sekotor itu ?”
“Loe fikir gue akan melakukan hal diluar otak kepada loe?”kata-kata dingin Rio semakin membuat Kici berdetak-detak tak karuan. Tubunya sudah panas dingin.
Untuk beberapa saat Rio tersenyum picik kepada Kici. Senyum evil Rio terlihat begitu mengerikan. Kini Rio tidak memandang mata Kici lagi. Namun pandangannya beralih menatap bibir mungil Kici.
“Lo . . loe . . ma . ma . mau .. ap . . apa??”tanya Kici dengan gemetar. Untuk kedua kalinya Rio melakukan seperti ini kepadanya.
“Bukannya loe yang mengira gue cowok picik seperti itu ? mungkin loe ingin tau . . “
“Loe. . loe. .loe. . ja . . jang. . “Rio perlahan mendekatkan wajahnya kepada Kici tanpa menutup matanya. Semakin dekat dan perlahan dekat. Tubuh Kici semakin dingin. Ia mencengkram erat sprai kasur dan langsung memejamkan matatanya.
Kici merasakan nafas hangat Rio yang begitu dekat sekali dengan wajahnya. Detakan jantungnya sudah tak karuan, berharap sekali Rio tidak mendengar suara detakan jantungnya tersebut.
DEEGHHDEGHHH
“Gadis Bodoh . . “suara bisikkan tajam tersebut langsung membuat Kici membelalakkan matanya. Ia mebuka matanya dan melihat Rio menjauhkan wajahnya lantas membalikkan posisinya seperti semula.
“Sialan . . “desis Kici dalam hati. Ia dipermainkan kembali oleh Rio.
“Tidurlah. Gue akan tidur dibawah seperti yang loe inginkan”ujar Rio datar tanpa ekspresi. Ia mengambil bantal dan satu selimut lantas ia menatanya di bawah lantai. Kici melihat saja apa yang dilakukan oleh Rio.
Rio merebahkan tubuhnya di ats selimut yang telah ia tata sebagai lapisan pada tubuhnya. Meskipun dingin sekali yang ia rasa. Namun mau bagaimana lagi. Ia tak ingin menyakiti siapapun. Apalagi Seorang gadis.
“Aissh . . “desah rio mengehalas nafas panjangnya. Ia mencoba menutup matanya.
Kici mengigit bibir bawahnya. Ia bangun dengan wajah bingung. Ia merasa tak enak sendiri dengan Rio. Dilihatnya ke samping, memang sisa kasur ini sangat banyak. Bahkan kasur ini begitu besar sekali., untuk 5 orang saja akan muat.
“Aduuhh. . “batin Kici bingung. Ia harus apa sekarang. Kici perlahan merogoh ponsel yanga ada di tasnya. Dan menuliskan sebuah pesan pada ponselnya tersebut.
DRTTTDRRTTT
Rio merasakan ponselnya bergetar. Ia terbangun kembali dan membuka pesan yang masuk di ponselnya.
From : Gadis Bodoh
Tidurlah diatas.

             Rio mengernyitkan keningnya. Ada angin apa tiba-tiba gadis itu berubah fikiran. Rio tak memperdulikannya dan meletakkan begitu saja ponselnya.
Lama sekali Kici menunggu balasan dari Rio., ataupun Rio pindah ke atas kasur. Namun 15 menit ia menunggu tak ada reaksi apapun dari Rio.
“Apa dia sudah tidur ?”
“Atau dia marah sama gue ?”sejak kapan Seorang Kici cemas dengan hal sepeleh seperti ini? Oh God ?? ada apa dengan gadis ini? Apa dia sudah benar-benar mempunyai rasaan yang lebih kepada pria musuhnya tersebut. Apa benar dia menyukainya ??
Perlahan Kici turun dari kasurnya. Ia berjalan kea rah samping kasur untuk melihat apakah Rio sudah tidur atau belum.
“Ahh.  . dia sudah tidur “serah Kici melihat Rio terlelap dengan posisi layaknya orang kedinginan. Kici merasa sedikit kasihan.
Kici berjalan mengambil selimut satunya yang untuk dirinya. Bahkan ia melepaskan sprei yang melapisi kasur tersebut. Dilipatnya selimut dan sprei lebar itu menjadi beberapa bagian .
Setelah itu Kici menyelimutkannya ke tubuh Rio. berharap Rio tidak akan kedinginan. Kici duduk diamping Rio yang sudah tertidur. Ia membenahkan kepala Rio yang akan terjatuh dari bantalnya.
“tidur nyenyang Mario . .”lirih Kici pelan sekali. Setelah itu ia kembali berjalan ke kasur dan merebahkan dirinya. Tak perlu menunggu lama Kici sudah tertidur sendiri. Tubuhnya memang sudah sangat lelah.
Rio diam-diam membuka matanya, melirik sebentar, memastikan Kici benar-benar sudah berbaring di tempat tidurnya dan tertidur. Rio tersenyum sekilas memegang selimut yang di berikan Kici dan diselimutkan pada tubuhnya.
“Dasar gadis yang sangat bodoh .. .”desis Rio pelan. Ia pun mencoba memejamkan matanya lagi. Menarik selimut yang dikenakan Kici tersebut. Senyumnya masih terhiasi dilekuk manis bibir Rio.
****
Pagi kembali datang. Matahari menampakkan jelas sinarnya untuk bumi ini. ARWANA masuk kembali. Dan semua siswa dan siswi bahkan mahasiswa harus masuk kembali menjalankan aktifitas mereka sperti biasa.
Iqbal telah memakai seragamnya barunya. Ia akan ada MOS hari ini. Tentunya MOS ARWANA berbeda dengan MOS yang ada di sekolah lain-lainnya yng selalu disiksa sana-sini. MOS di ARWANA lebih kepada pendidikan mengenalkan tentang ARWANA.
“Ahh. . SMP BARU. . SMP BARU “seru Iqbal sangat senang sekali. Diliriknya jam dindin di ruang tamu.
“Sudah jam 6 ? kok kak Ify belum pulang ??”
“Hmm. . . sudahlah. Paling nanti dia juga sudah nonggol sendiri di sekolahnya”serah Iqbal. Ia pun segera beranjak untuk berangkat ke sekolahnya. Memang karena ia diharuskan masuk tidak lebih dari setengah 7. Iqbal berangkat dengan menaiki taxi karena dirinya tidak ingin telat pagi ini.
*****
06.45 Depan Rumah Kici

Kici segera turun dari mobil Rio. Ia masih berskipa  biasa saja namun terlihat sekali kalau dia tergesa-gesah, Hari ini hari pertama dia masuk sekolah.  Tanpa pamit terlebih dahulu atau apa Kici lansgung keluar dan masuk ke dalam rumahnya untuk mengganti bajunya.
“Ckk. . “decak Rio skeptic melihat Kici seperti itu. Rio turun dari mobilnya. Ia menatap jam tangannya. Ia hanya bersender didepan mobilnya seperti menunggu sesuatu.
Dengan gerak kilat Kici mengganti seragamnya dan menarik tasnya. Ia keluar dari kamarnya dan keluar dari rumah dengan tergesah-gesah karena jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 06.50. dan 10 menit lagi, SMA ARWANA sudah masuk.
“Loe ngapain masih disini ?”tanya Kici dengan nada seperti mengusir melihat Rio masih didepan pagar rumahnya sambil bersender di depan mobilnya sendiri
“Masuk. Gue anterin loe sekolah. 10 menti lagi bel masuk”ujar Rio. Ia tak mau bertengkar lagi dan lebih memilih masuk duluan kedalam mobilnya. Kici sedikit terkejut, namun ia masih ingat bahwa dirinya harus cepat-cepat ke sekolah.
Rio pun langsung menancap gas mobilnya. Ia mengantarkan Kici ke sekolah. Dan pertama kalinya lah dia melakukan hal seperti ini kepada Seorang gadis. Sekali lagi BARU PERTAMA KALI.
Tak sampai 10 menit Rio sudah sampai didepan gerbang Arwana.Kici menghela nafas legah karena gerbang sekolahnya belum di tutup. Ia tak mau kena hokum di sekolah ini.
“thanks . . “ujar Kici dan ingin membuka mobil Rio.
SREEEKKKK BRUUUKKK
Rio langsung menarik tangan Kici kembali masuk dan segera menutup pintu mobilnya kembali. Kici meringis sedikit karena tarikan Rio begitu kuat. Kici mendegus kesal kea rah Rio.
“Gue mau msauk. 5 menit lagi gue masuk. Lepasin gue “serah Kici. Rio menatap Kici dengan penuh keremehan.
“Lihat belakang loe . .”suruh Rio. dan benar saja dibelakang Rio sudah banyak wartawan yang sepertinya telah mengejarnya. Bukan hanya wartawan. . Rio bisa melihat cowok-cowok kekar yang pernah hampir membunuhnya di atap gedung. Para pria itu sembunyi tak jauh dari para wartawam.
“Aishh. Terus ? Hubungannya sama gue apa? Loe kan yang sekarang terkenal. Gue mau masuk sekolah. ! NGERTI ??”ujar Kici penuh penekanan. Rio perlahan melepaskan tangan Kici yang ditariknya tadi. Rio mencari sesuatu yang bisa membantunya.
“Bentar. . “cegah Rio sebelum Kici benar-benar keluar.
“Apa lagi ??’kesal Kici
“Pakai ini dan langsung masuk ke sekolah “Rio memakaikan sebuah topi ke rambut Kici. Kici menatap Rio dengan aneh .
“Lebay loe ah . . “Kici melemparkan begitu saja topi yang diberikan oleh Rio. dan langsung keluar dari mobil Rio. Ia langsung berlari menghindari wartawan-wartawan tersebut.
“Dasarrr gadis bodohh. . .”serah Rio. ia pun lebih memilih untuk meninggalkan gerbang sekolah SMA ARWANA yang sudah mulai sangat ramai karena para wartawan tersebut.
*****
08.00 Apartemen Ryn

Alvin dan Rio bertemu disana tanpa Ryn. Karena Ryn sudah masuk ke SMA ARWANA pagi tadi. Rio merebahkan tubuhnya di kursi ruang tamu.
“kenapa loe?”tanya Alvin.
“Biasa wartawan . . “
“Hahaha. . sabar ya Bro. kini loe kan sudah menjadi pengusaha terkaya. Bayangin boss. Terkayaa haha haha haha”
“ Dan 2 mingu lagi gue akan pindah ke Prancis  . .”ujar Rio. karena memang ia berencana melakukan pengalihan pusat perusahaanya disana. Agar lebih menguntungkan baginya.
“Yakin loe ?”
“Yah. . gue akan tinggal disana. Mungkin . . .”
“Kuliah loe ??”
“Gue bisa melakukannya dengan cara  jarak jauh dengan para dosen. Toh sekarang sudah canggih kan tekhnologi”
“Gue gak nyangka. Loe bisa sesukses ini Yo”
“dan akan sesibuk dari sibuknya yang kemarin”
“Dan loe akan jadi perjaka tua ha ha ha “hina Alvin. Rio hanya mendegus saja tak mau menaggapi Alvin. Alvin meraih remote Tv . mencoba mengalihkan kebosanannya.
CKLEEEKKKK
Alvin dan rio menatap kea rah layar persegi datar itu. Disana langsung terapat berita dimana Rio berhasil menjadi pengusaha terkaya di Indonesia dengan merebut perusahaan SHAW CORP.
Namun berita itu tiba-tiba beralih mempertanyakan Rio mengantarkan Seorang gadis pagi-pagi di SMA ARWANA.
Kici kan itu Yo ?”tanya Alvin sangat dan sangat kaget. Rio awalnya pun tak percaya dengan berita ini. Apakah dirinya sampai sepenting itu hingga hal ini harus terekspos.
“Yah. . “
“Kok bisa ?? Loe nganterin Kici ? Loe pacaran sama dia ?”tudung Alvin bertubi-tubi.
“Diem loe. Berisik banget. Gue gak ada apa-apa sama cewek bodoh itu.”
“terus ?? kok . . ., ??”
“Kebetulan doang. Emang tuh berita di lebih-lebihkan aja”ujar Rio santai. Ia lebih memilih tak menghiraukan berita tersebut.
Alvin masih sibuk melihat berita heboh tersebut. Ia begitu masih kaget kenapa Rio bisa bersama dengan Kici. Banyak pertanyaan Alvin yang terlontarkan untuk Rio. namun begitulah Seorang Rio hanya menanggapi dengan deheman deheman tak jelas.
****
Pertama kali saat Kici masuk kedalam kelasnya. Semua mata tertuju kepadanya. Kici menjadi binggung kenapa mereka skiptis seperti itu kepadanya.
“Kenapa loe semua ? Hah?”sinis Kici menatap tajam satu-satu anak di kelasnya. Anak-anak kelas baru untuknya di kelas 11 ini. Dan sesuai pengacakan ternyata dirinya sekelas dengan Felly. Mimpi yang terlalu buruk untuk ify karena harus mendengar kicauan cempreng Felly.
“Kenapa ? Hah?”tanya Kici sekali lagi karena tidak ada yang berani menjawab. Mereka hanya menunduk takut. Baik yang cewek maupun yang cowok. Namun suara televisi kelas yang menyala begitu jelas di telingannya.
             Apakah Mario Haling mempunyai pacar seoranga Anak SMA ? dan sebenarnya bagaimanakah seorang mario haling dalam hidupnya tersebut. Seorang pengusaha terkaya di Indonesia dengan wajah yang sangat menawan dan masih muda siapa saja wanita pasti akan terpikat olehnya. Dan benarkah > gadis SMA ini yang berhasil merebut hati seorang MARIO?

            Kici membelalakkan matanya. Jelas sekali wajahnya terekspos disana. Giginya bergetar geram. Tatapanya tajam menatap berita di televisi tersebut. Hanya dalam waktu kurang dari satu jam gambar itu diambil dan berita tersebut langsung saja terdengar dimana-mana.
“MATIKAN .. .”suruh Kici tajam kepada siapa saja yang membwa remote televisi itu. Tanpa menunggu selesainya satu detik. Televisi tersebut sudah mati.
Felly dan Ryn masuk kedalam kelas Kici. Mereka berdua langsung mendekati Kici. Dan tak banyak pula mata anak-anak menatap Ryn dengan tatapan terpesona. Apalagi para kaum adam yang begitu tertarik dengan gadis cantik itu.
“Kak. . kayaknya pesona loe terlalu over deh. Dari tadi semua mentingin loe terus “bisik Felly kepada Ryn. Ryn hanya tersenyum saja. Mereka berdua melanjutkan jalan dan menuju ke bangku Kici.
“ecieee. .yang dianter pengusaha muda terkaya di Indonesia. Pak Mario haling . . “goda Felly, Kici yang baru saja meletakkan tasnya lantas mengalihkan matanya menatap tajam ke arah Felly.
“Sepertinya loe salah ngomong Felly sayang . . “bisik Ryn yang takut akan tatapan maut Kici itu.
“berita alay “ujar Kici dingin. Baik Felly maupun Ryn sudah dapat mengartikan bahwa Kici tidak suka dengan adanya berita itu.
“Loe kok bisa bareng  Rio?”tanya Ryn pensaran juga, karena melihat Kici sudah lumayan mendingin.
“Kebetulan aja”jawab Kici seadanya
“kebetulan ? kebetulan ?”kini giliran Felly yang tak percaya dengan kata-kata Kici.
“loe  berdua mau diam ? apa tetep ngomong tapi mulut loe bakal gue sobek pakek silet ?”ancam Kici mengerikkan. Felly dan Ryn meneguk ludah mereka dalam-dalam. Kici memang terlalu sadis bahkan sangat sadis sekali.
“Loe sudah mulai masuk?”tanya Kici mengalihkan pembicaraan kepada Ryn.
“yups.. Gue msauk di kelas 3 saince sekarang “jelas Ryn. Kici manggut-manggut saja .
“. Kici sekarang Kak Ryn gabung dengan kita berdua ya . , ya ya “
“terserah loe aja. Gue laper sekarang. Ayo ke kantin “ajak Kici. Ryn dan Felly mengangguk saja menuruti Kici yang layaknya Boss bagi mereka.
Ketiga cewek ini berjalan melewati lorong. Semua mata pun tak ada yang tidak menatap ke arah mereka. Yang satu merupakan pewaris tunggal sebuah perusahaan terkenal di Indonesia. Semuanya pun bahkan mengemal siapa Ayah Felly, yang tengah adalah seorang jiplakan Setan yang ditakuti oleh semua orang. Meskipun semuanya tak sebgeitu tau bagaimana seluk beluk ekonomi keluarga Kici namun banyak yang bilang Kici dari keluarga yang mampu. Bisa dilihat dari besarnya rumah Kici tersebut. Dan terakhir sebelah kanan Kici terdapat Ryn. murid pindahan dari Prancis dan memiliki wajah sedikit balsteran dan wajah putih yang cantik sekali. Senyumnya membawa pesona dimana-mana. Apakah ketiga gadis ini bisa dibilang perfect??
Dan sejak ketiganya berjalan bersama ke kantin tersebut. Nama mereka bertiga lantas menjadi bahan pembicaraan utama di SMA ARWANA, ditambah lagi dengan gosip Kici merupakan kekasih dari pengusaha Kaya terbaru yaitu Mario Haling. Dan semua pasti mengenal seorang mario.
“ Hidup kenapa kalian alay sekali . . Cisshh. . .”

1 komentar:

  1. AFL premiership odds 제왕카지노 제왕카지노 메리트 카지노 고객센터 메리트 카지노 고객센터 제왕카지노 제왕카지노 486lucky streak slot【WG】sultan, daftar dan casino

    BalasHapus