Senin, 06 April 2015

DELOV part 12 ~ Tatapan pertama~



DEVIL ENLOVQER – 12
~ Tatapan pertama~

            Jam dinding di kamar rawat kici sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Kici sudah merasa penat di dalam rumah sakit ini tapi mau dibagaimanakan lagi. Tanganya masih belum sembuh juga. Tadi pagi dokter sudah memeriksa kondisi Kici dan tanganya. Untung saja perkembangan sangat pesat. Kici selalu berusaha melatih tangan kanannya untuk di gerakkan. Dan baru saja ia lakukan sekali-kali.
Kici memberhentikkan aktifitasnya. Ia teringat dengan janjinya kepada Iqbal. Kici meraih ponselnya lantas menelfon “500-600” . Kici sudah hafal dengan nomer itu karena sang adik sering sekali memesan Pizza hut delivery.
Kici menunggu sampai ada yang mengangkat telfonnya tersebut.
“Mbak saya pesan 5 Pizza keju, jamur dan  sosis . ukuran medium . .”
“Atas nama Christy Saura Noela Unu. Rumah sakit Arwana kamar VVIP no.12.” Setelah memesan Kici memutuskan sambungannya. Ia menaruh kembali ponselnya di samping lagi .
Di hati Kici, walau pun nanti adiknya tidak diterima di SMP ARWANA ia pun akan tetap membelikkan Iqbal pizza tersebut. Dan sekarang dirinya juga ikut takut dengan hasil tes adiknya. Kici takut jika Iqbal tidak masuk ke SMP ARWANA dan membuat Iqbal bersedih .
Sambil menunggu Iqbal, Kici memilih untuk menonton Televisi, Sudah sangat lama dirinya tidak menonton televisi .
Waktu terus berjalan, mungkin sudah hampir 1 jam lamanya Kici menonton televisi. Tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka. Kici menoleh kea rah ambang pintu dan dilihatnya Iqbal sudah berdiri disana dengan wajah yang tak bisa ditebak.
“Gimana hasilnya ?”tanya Kici yang sedikit gugup namun sama sekali tak ia tunjukkan. Gadis ini memang pintar sekali menyembunyikan semua ekspresinya.
“Sorry kak. . . “lirih Iqbal menundukkan kepalanya lebih dalam lagi. Kici melengos. Nafasnya ia hembuskan secara perlahan.
“udah gak usah kecewa. Toh masih ada kan SMP yang lebih bagus lagi. Gak usah sedih loe”coba hibur Kici kepada sang adik. Iqbal mendongakkan kepalanya sambil tersenyum licik.
“Maksud gue Sorry harus buat uang loe habis kali ini. MANA PIZZA GUE ?MANA PIZZA GUE ?MANAA?? MANA ? MANA??”Teriak Iqbal kayak orang kelaparan. Kici mendecak penuh kekesalan melihat wajah adiknya ini yang berhasil mengerjainnya.
“SETAN LOE”bentak Kici. Ia melemparkan bantalnya ke adiknya tersebut. Dan bantal tersebut berhasil mendarat di kepala Iqbal
“Awww . .”ringis Iqbal meraskan kepalanya sedikit sakit.
“Gue masuk SMP ARWANA. Dan . dan. Dan. . . loe tau kak?? Gue dapat peringkat pertamaaaa”ujar Iqbal dengan bangganya ,
“Gue akan buat prestasi baru disana. Iqbal dhiafakhri Ramadhan bisa mengalahkan alumni Christy Saura Noela Unu dengan nilai yang luar biasa. Tunggu itu kak “
“Gue seneng seneng seneng banget banget hari ini kak . .”girang Iqbal sambil loncat-loncat didepan Kici. Kici mengembangkan senyumnya. Senyum kebahagiaan atas keberhasilan adiknya ini. Lama juga ia tak melihat iqbal sebahagia ini.
“Sebentar lagi Pizza loe datang . .”sela Kici. ‘
“Beneran ?”
“Iya. Senang kan loe ?”
“Banget dong hehehe “cengir Iqbal. Ia pun memilih mengambil baju gantinya dan segera ke kamar mandi untuk mengganti baju seragamnya .
Kici tersenyum sendiri. Ia ingat dulu dirinya juga sama seperti iqbal. Sangat sangat senak sekali. Namun yang Kici sedihkan, saat dia masuk ke SMP tersebut kebahagiaanya ia curahkan kepada sang Mama dan Papa yang juga ikut mengantarnya melakukan tes masuk,. Sedangkan Iqbal harus berangkat sendiri dan mengurusnya sendiri.
Kici merasa kasihan kepada adiknya itu. Dia masih terlalu kecil, namun ia yakin Iqbal anak yang sangat kuat seperti dirinya. Karena selama mereka berdua tinggal bersama. Kici telah mengajari banyak hal kepada sang adik. Banyak sekali dan membuat Iqbal seperti ini.
Tookk Tookkk
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Kici. Dirinya sudah dapat menebak siapa yang datang itu.
“Masuk . . “ujar Kici dari dalam. Dan benar saja seorang petugas dari Pizza Hut mengirimkan 5 kotak Pizza untuknya. Kici mengambil dompet yang ada disampingnya. Ia mengambil beberapa lembar uang seratus ribu kemudian ia berikan kepada petugas tersebut.
“Ditaruh di atas meja aja pak”suruh Kici menunjuk meja depan sofa. Sang petugas menuruti saja.
“Makasih mbak “Kici menganggukkan kepalanya. Sang petugas pun beranjak dari sana.
Iqbal keluar dari kamar mandi dan sudah berganti baju. Matanya langsung berbinar-binar ketika melihat setumpuk Pizza dia atas meja.
“PISSSAAAAAA”teriak Iqbal kegirangan. Ia berlari dan langsung mengobrak abrik Pizza tersebut.
“Pizza begooo. Bukan Pisssaa”
“Serah gua. . protes mulu lohh”balas Iqbal tak mau kalah. Kici hanya melengos saja,.
“Gue juga mau bal “renggek Kici. Iqbal melirik kakaknya dengan senyum licik.
“ Mau? Yaudah kesini aja. Yang sakit tangan loe kan? Bukan kaki loe. Hihihih”kekeh Iqbal. Ia sudha membuka satu bungkus Pizza dan melahapnya seperti orang kelaparan. Kici hanya bisa menelan ludah melihat adiknya tersebut.
“GUE JUGA MAAAUUUU”teriak Kici dengan nada merengek.
“Ambil sendiri”balas Iqbal tak kalah keras
“IQBAAAALLLLL”
“APAAAA?? Ganggu mulu loe”
“GUE PINGINNN”
“KESINI AJAAAAAAA”
“GAK BISAAAAA”
CKklllkk . . .
Suara pintu dibuka. Seorang cowok datang dengan wajah yang penuh kekesalan menatap dua anak manusia dikamar ini.
“Loe berdua bisa gak kayak orang hutan ? hah? Ini rumah sakit bukan hutan rimba”protes cowok tersebut dengan sinisnya. Siapa lagi kalau bukan Rio cowok tersebut. Rio menutup kembali pintunya dan berjalan mendekati Iqbal.
“Pizza kak. Mau mau mau ?? yuukk makan”Rio tersenyum dengan wajah kelaparan. Ia pun juga sangat menyukai Pizza seperti Iqbal. Bahkan bisa dibilang dirinya sangat maniak dengan Pizza.
“Minta Bal. Mintaa”ujar Rio antusiasnya, ia lupa bahwa diirnya telah marah-mara sebelumnya. Rio langsung menaruh tasnya yang seperti bom tersebut ke sembarang lantai. Ia melepas jasnya dan segera menghampiri Iqbal yang asik melahap pizza.
“Nih kak. Masih banyak. Ayoo kita habiskaann”teriak Iqbal belepotan. Rio mengangguk-angguk sambil mencomot Pizza di tangan kanan dan kirinya. Kici mendegus kesal untuk kesekian kalinya.
“Gue juga maauuuu”bentak Kici kesal. Ia melemparkan bantalnya ke arah Rio menggunakan tangan kirinya .
“Apaan sih loe? Ganggu mulu “sahut Iqbal karena bantal tersebut malah mengenai dirinya bukan Rio.
“Gue juga lapar taauuuu “
“Entar aja loe dapat bungkusnya doank oke”sahut Rio dan membuat Iqbal tersneyum puas.
“Loe berdua sama aja yaa. Biadaaann loe berdua “
“BAWEL LU “bentak Rio dan Iqbal bersamaan.
Iqbal yang sudah menghabiskan 2 kotak langsung berbaring dengan tak berdaya. Demi apa perutnya sangat kenyang sekali. Dengan kemampuan yang tersisa Iqbal berdiri. Ia menuju ke kamar mandi karena perutnya sudah terasa sangat sakit.
“Aww . . “lirihnya. Dengan gerak cepat Iqbal segera masuk kedalam kamar mandi.
“SUKURIN LOE. SUKURIINNN “teriak Kici mengkapokkan adiknya. Rio terkekeh sendiri melihat ekspresi iqbal tadi. Ia mengambil tissue yang ada dimeja tersebut dan mengelap kedua telapak tangannya serta mulutnya. Rio hanya memakan 3 potong saja.
Rio melirik ke arah Kici yang menatap satu bungkus Pizza lagi. Melihat ekspresi Kici seperti anak kelaparan membuatnya tertawa begitu keras.
“Hahahaahahhaa. Ekspresi loe kayak gelandangan di emperan lampu merah hahahha”tawa Rio tiada henti sambil menunjuk ke arah Kici.
“Diem loe”
“Loe mau ?”tanya Rio dengan nada serius.
“Iyalah. Gue lapar bego dari tadi “omel Kici. Rio menampakkan wajah tak enaknya lagi ketika Kici memanggilnya bego.
“Apa loe bilang tadi ? Bego ?? yasudah . gue udah baik-baik loe malah kayak gitu”serah Rio seenaknya. Ia lantas duduk di sofa dan membaringkan tubuhnya sejenak.
“Hmmm., enak banget pizzanya tadi. Berasa melayang ke langit tujuh “gumam Rio sengaja membuat Kici kesal.
“Lebay loe ah. .Ambilin kek”paksa Kici
“Ogah !!!”
“Iya iya. Loe gak bego, loe pinter iya deh loe pinter. Pinter banget malah “ujar Kici dengan anda sangat sangat terpaksa. Rio menoleh ke arah Kici. Ia menundukkan tubuhnya.
“Gue akan kasih. Tapi loe harus minta yang baik-baik “ujar Rio,Ia menyeret satu bungkus Pizza tersebut. Kici mendengus kesal. Kalau bukan perutnya sudah mengaong ngaong untuk dimakankan Pizza mungkin dirinya tidak akan pernah ! ingat seklai lagi tidak akan pernah melakukan hali ini ! Ini semua terpaksa !!!
“Kak Rio. Kici minta Pizzanya dong. Yah yah. . .”wajah dan suara Kici dibuat semanis mungkin. Bulu kuduk Rio langsung merinding sendiri melihat wajah dan suara Kici yang seperti itu.
“Pingin muntah gue. Hueeee . . “gidik Rio sambil memegangi perutnya .
“Udah cepet sini pizzanyaa “bentak Kici kesal juga lama-lama dengan cowok satu ini. Rio pun mengalah saja . Ia mendekati Kici dan memberikan satu bungkus Pizza tersebut.
“Nih . . “ujar Rio menyerahkan Pizzanya, Kici tersenyum kegirangan. Ia segera membuka bungkus pIzza tersebut. Dan dengan gesitnya langsung memakan pizza itu.
“Makan pakai tangan kanan saja “suruh Rio
“masih sakit “
“Buat dilatih. Turutin saja kata gue “suruh Rio. Dengan pasrahnya lagi Ify menuruti Rio. Meskipun tangan kanannya terasa sedikit nyeri namun Kici menahannya. Dan lama kelamaan ia merasa tak sakit lagi.
Rio menatap Kici yang asik memakan Pizza tersebut. Rio geleng-geleng melihat gadis ini makan dengan berantakkan. Dalam waktu tak lebih dari 5 mrnit sudah 3 potong Pizza dihabiskan oleh Kici .
“Loe laper atau gimana sih ?”gidik Rio yang masih berdiri disamping gadis ini. Rio meeriksa infuse Kici seperti biasanya.
“Gue satu bulan gak makan Pizza”
“Ngeri gue lihat setan makan kayak loe”
“Diem aja lu ahh . .Ambilin minum dong . . “pinta Kici. Rio berjalan ke arah meja dekat sofa dan mengambilkan sebotol minuman disana, Rio membukkan segelnya dan kembali berjalan ke samping Kici.
“Nih. “Rio menyodorkan  minuman  tersebut. Kici meraihnya dan meminum minumannya. Rio menggeleng-gelengkan wajahnya melihat mulut Kici sudah belepotan semua.
“Tuh mulut loe ada saosnya “ujar Rio menunjukkannya ke Kici. Kici pun segera membersihkannya.
“Ckkk. . “decak Rio karena yang dilakukan Kici tadi semakin membuat saos tersebut mengotori semua wajah gadis ini. Rio mengambil sapu tangan dari saku celannya. Dan segrea mengelap bibir Kici.
“Mangkannya makan itu yang bener. Kayak anak kecil loe”omel Rio. Namun yang dilakukan Rio tersebut berhasil membuat Kici terdiam sejenak. Karena jarak wjah Rio begitu dekat dengan wajahnya. Kici terdiam ketakutan. Rio masih membersihkan mulut Kici tanpa menyadari ekspresi Kici yang telah berbeda saat ini.
“Udah bersihkan. .”Rio mendongakkan wajahnya. Dan bertepatan saat itu Kici menatap tepat pada mata Rio. Begitu pun juga dengan Rio. Mata mereka saling bertemu. Tangan Rio pun belum lepas dari sapu tangannya yang masih berada di bibir Kici.
Mereka masih saling terdiam untuk beberapa saat. Saling menatap dengan tatapan entah apa itu. Cukup lama sekali tatapan tersebut. Tak ada yang mengalihkan pandagan mereka.
CKLEEEEKKK
Suara pintu kamar mandi terbukakan oleh Iqbal. Anak ini bernafas legah. Merasakan perutnya yang sudah tidak sakit lagi. Iqbal mengedarkan pandangannya dan melihat sebuah pemandangan yang sangat langkah.
“Langkah banget nih . . “batin iqbal dalam hati., Dengan mengendap-endap Iqbal meraih kameranya yang berada di atas meja.
Rio dan Kici masih belum bergeming sedikit pun. Suara Iqbal keluar dari kamar mandi pun tak menyadarkan dua orang ini. Iqbal sudah mengambil kameranya. Dengan gerak cepat ia langsung mepotret adegan langkah seperti ini.
JPREEETTTTTT
“Aisshh . , “Rio dan Kici langsung tersadarkan. Mereka berdua langsung salting sendiri. Tak tau apa yang harus dilakukan . Rio membenarkan posisinya berdiri. Ia memasukkan kembali sapu tangannya ke sakunya .
“Gue mandi dulu”ujar Rio yang tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia segera masuk kedalam kamar mandi tanpa menatap ify maupun Iqbal. Begitu juga dengan Kici yang pura-puta meminum air di botok yang dikasihkan oleh Rio tadi.
“Ecieeeee. . .”goda Iqbal ke sang kakak. Namun Kici menanggapinya biasa saja. Ekspresi wajahnya ia sembunyikan dari sang adik. Sebisa mungkin ia membuat wajahnya sedatar mungkin. Kici meraih PSP yang ada disampingnya dan memainkan PSP tersebut tanpa menanggapi sang adik yang terus menggodanya .
“Hahahahahahahha”tawa Iqbal melihat adegan lucu yang barus aja terjadi beberapa menit yang lalu. Iqbal segera mengeluarkan notebooknya yang ada di tasnya. Ia mengcopy semua data fotonya sebelum Rio atau pun sang kakak akan menghapusnya .
“Foto bersejarah. Akan mahal nih harganya hihihih”kekeh Iqbal pelan seperti anak yang paling licik.
20 menit Rio keluar dan sudah mengganti bajunya dengan baju santai biasa. Ia menaruh asal kemeja dan juga celananya di atas sofa. Rio menatap Iqbal yang sudah tidur. Dan melihat Kici yang masih asik bermain PSP.
Mata Rio tertarik dengan sebuah kamera yang berada di atas meja. Rio segera meraih kamera tersebut dan melihat semua isi foto-foto yang ada disana.
“hppppphhpp . . “Rio menahan tawanya saat melihat beberapa foto yang diambil oleh Iqbal. Dimana foto tersebut adalah foto Kici yang diam-diam diambil oleh Iqbal.
“HAHAHAHAHHAHA”Akhirnya Rio yang tak sanggup untuk menahan tawanya.  Meluapkan semua tertawanya. Kici melirik ke arah Rio dengan heran .Penasran juga ia meletakkan sejenak PSP.nya
“Kenapa loe tertawa ?”tanya Kici. Rio membalikkan kamera yang dibawahnya. Dan menujukkan foto Kici yang berpose ancur banget dan wajah ancur banget. Dimana itu diambil dulu oleh Iqbal saat Kici masih belum dirumah sakit. Dimana Kici memelotokan wajahnya dan memanyunkan bibirnya sangat panjang sekali.
“YAAAAAAA!!! JANGAN DILIHAAATTTT”teriak Kici sangat malu dengan foto aibnya itu .
“Hahahahah. Percuma gue udah lihat semuanyaaa . Hahahahha”
“RIOOOOOO JANGAN DILIHAATTTT “bentak Kici. Ia sangat malu sekali saat ini. Rio masih tertawa tiada henti sambil menunjuk-nunjuk layar kamera SLR tersebut.
“Jangan dilihat dong . . Udah siniin kameranyaaaaa”kesal Kici. Ia menadahkan tangan kirinya kearah Rio. Tatapanya sangat tajam dan penuh membunuh. Namun Rio malah tidak takut dan tidak menggubris Kici.
Otak Rio pun mempunyai ide yang semakin jail . Ia mengalungkan sabuk tali kamera tersebut di lehernya, dengan gerak cepat Rio mengambil foto Kici yang sedang mengomelinya barus aja.
“YAAAAAHHH”teriak Kici. Ia langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya tersebut,
“Kesiniin gak ? sini kameraaanyaaaaaa”teriak Kici. Rio melihat hasil jepretannya dan semakin tertawa terpingkal-pingkal .
“Gue peringatan seklai lagi ya Rio. SINI GAK ??”Rio menghentikan ketawanya. Ia sudah melihat aura tak enak yang ditunjukkan oleh Kici. Dengan tatapan sedikit ngeri sendiri Rio berjalan mendekati Kici dan memberikan kamera tersebut.
“Setaaann loe “bentak Kici kesal. Ia meraih kasar kamera Iqbal dari tangan Rio. Dengan wajah yang masih penuh kekesalan. Kici segera menghapus semua foto yang ada disana. Tak terkecuali satu pun. Karena  hasil jepretan yang ada dikamera tersebut adalah rata-rata foto dirinya .
“Ckkk .  “decak Kici kesal . Rio tersenyum puas mengerjai Kici. Ia pun memelih duduk dibawah lantai karena sofa tersebut dipakai oleh Iqbal. Rio mengambil tas kerjanya. Ia mengeluarkan laptopnya dan menyibukkan dirinya dengan hal-hal biasanya .
“Mati hidup kerjaan loe laptop mulu “sinis Kici .
“Dari pada loe. Mati hidup ngomel mulu”balas Rio tak kalah tajam. Kici memelih diam saja. Ia tak berdebat dengan cowok tengik seperti Rio. Ia pun memelih untuk menggerak-gerakan tangan kananya. Ia berharap dirinya bisa cepat sembuh dan keluar dari tempat neraka kedua baginya.
*****
16.00 Rumah Rio

            Ryn langsung masuk kedalam rumah Rio. Ia langsung disambut dengan keadaan tak enak. Di mana alvin duduk didepan Tv dengan tatapan yang aneh penuh kesuraman. Shilla pun segera menghampiri Alvin dengan wajah binggungnya.
“Loe kenapa ?”tanya Ryn. Ia duduk dibelah cowok ini,
“Patah hati gue “
“Hhpphhpp . .”Ryn menahan tawanya sesaat. Ia kembali seperti biasa setelah itu.
“Patah hati ?sama?”
“Gebetan gue lah “
“Kok bisa ?”
“Gara-gara kemarin “
“Hah? Kemarin ??”tanya Ryn yang masih binggung. Alvin mendengus dengan kesal.
“Dia ngelihat gue meluk loe dan nyium kening loe. Dan juga ngelihat loe nyium pipi gue
“jelas Alvin. Untuk beberapa saat Ryn langsung mengangguk-anggukan mengerti dengan maksud Alvin .

“terus ? dia masih mara sama loe?”
“Bukan marah lagi. Marah banget sama gue. Telfon? Sms? Semuanya gak ada yang dibalas dan diangkat. Gue datang rumahnya malah di usir sama satpamnya. ARRGHSSs. Frustasi gue “teriak Alvin binggung . Ryn mengangguk-anggukan kepalanya. Mengerti apa yang sedang terjadi dengan sahabatnya satu ini .
“Gue akan bantu loe”ujar Ryn dengan senyum mereka di bibirnya .
“Caranya ?”tanya Alvin dengan malas.
“Dimana rumah cewek itu ?”tanya Ryn. Alvin mengeryitkan keningnya sesaat. Ia melirik ke arah Ryn.
“Buat apa ?”
“Udah serahin aja sama gue “
“Loe gak bakal macem-macem kan ?”
“gak akan. Kali ini beneran deh”
“Gue gak percaya sama loe”ujar Alvin langsung. Ia menggelengkan kepalanya .
“Beneran Alvin sayang. Janji deh janji gak aneh-aneh. Gue akan buat cewek itu maafin loe”
“Beneran ?””tanya Alvin sedikit ragu .
“Iya beneran “Jawab Ryn mencoba meyakinkan.
“Rumahnya ada diperumahan samping sini. Gak jauh kok . loe tau kan perumahan yang didekat supermarket sebrang sana. Loe cari aja blok B.12 “ujar Alvin. Ryn mengangguk-anggukan kepalanya mengerti .
“Nama cewek itu siapa ?”tanya Ryn lagi.
Felly. “Ryn mengangguk dengan pasti. Ia berdiri dari tempat duduknya .
“Oke deh. Loe duduk aja disini. Gak usah galau lagi. Loe akan terima jadi . oke”ujar Ryn dengan senyum yang tak bisa diartikan.
“Loe gak akan macem-macem kan Ryn?”
“Gak akan Alvin. Takut banget sih loe “
“Oke. Gue percaya sama loe”
“Gue cabut dulu. Jalanin misi gue. Doin gue ya. Bye “pamit Ryn dan langsung nyelonong keluar lagi meninggalkan Alvin yang masih menggalau Ria didepan Televisi.
******
19.00 Kamar Rawat Kici.

Iqbal terbangun dari tidurnya. Entah sudah berapa lama ia tertidur. Ia lantas membenahkan kesadarannya sejenak, Ia menatap kearah kakaknya yang sedang diperiksa oleh Rio dan satu dokter lagi. Iqbal meraoh minuman air putih didepannya lantas meminumnya beberapa tegukkan. Ia merogoh ponselnya dan melihat ada 8 pesan masuk. Dengan sedikit malaas Iqbal membuka pesan tersebut .
/.From : 081231456789/
Selamat ya kamu masuk ke SMP ARWANA “)

Iqbal mengernyitkan keningnya dengan wajah yang kaget ketika membuka satu pesan di ponselnya . Bagaimana orang ini bisa tau pengirim tersebut bawah dirinya diterima disana, Iqbal segera memainkan jemarinya di atas keypad ponselnya .
/To: 081231456789/
Kok loe tau ?

            Iqbal menaruh ponselnya di sebalahnya. Ia melihat sang kakak yang  mengerang kesakitan. Dapat dilihatnya bahwa gips Kici sedang dibuka. Dan Iqbal juga terkekeh sendiri ketika Kakaknya menarik-narik lengan Rio seperti anak kecil yang tak mau disuntik
DrrtttDrttttt
Suara ponsel Iqbal bergetar kembali. Iqbal membuka pesan yang baru saja masuk tersebut.
/from : 081231456789/
Gue juga sekolah disana “) . kita akan satu sekolah “) gue seneng banget “)

            Iqbal semakin binggung. Siapa sebenarnya orang ini? Kenal saja enggak sama sekali . Iqbal memilih untuk membalasnya kembali.
/To: 081231456789/
Loe sebenarnya siapa sih “?

Iqbal menatap terus layar ponselnya. Menunggu balasan pengirim tersebut. Tak dapat dipungkiri Iqbal semakin penasaran. Karena orang ini begitu tau banyak tentang dirinya. Bahkan kakaknya sendiri saja belum tentu tau semua tentang dirinya. Namun pengirim pesan rahasia ini begitu sangat mengenalnya. Setiap malam pun pengirim tersebut tidak akan pernah telat mengucapkan selamat malam untuknya .
DRRDddrtttt
Dengan gerak cepat Iqbal segera membuka pesan tersebut kembali.
/From : 081231456789/
Kita pasti bertemu saat di Mos nanti “) .

Iqbal mendengus kesal . menaruh ponselnya dengan begitu saja dan menimbulkan suara keras membuat kakaknya dan Rio menoleh ke arahnya. Namun iqbal tak mempedulikkanya. Ia beranjak berdiri dan menuju kamar mandi. Ia ingin menyegarkan dirinya saat ini.
“Dasar orang aneh “ujar iqbal ketika masuk kedalam kamar mandi. Dan membuat Kici serta Rio saling bertatapan heran melihat iqbal seperti itu.
*****
18.30 Kamar Rawat Kici.

Rio masuk kembali kedalam kamar rawat Kici setelah keluar untuk memanggil dokter. Ia masuk bersama seorang dokter. Siapa lagi jika bukan dokter andi yang saat awal menangani Kici .
Dokter andi masuk lantas menyapa gadis manis didepannya ini.
“Malam Christy. Gimana udah baikan ?”tanya dokter andi.
“Iya dok. Lumayan “jawab Kici sedikit kaget dengan kehadiran dokter ini .
“Saya periksa dulu ya “ujar Dokter Andi. Kici menganggukkan kepalanya. Ia pasrah saja dokter adni memeriksa tangannya dan luka di pelipisnya. Rio hanya melihat saja dengan seksama.
“sepertinya patah tulangmu sudah sembuh dengan cepat. Mungkin harus dijaga saja. Gipsnya sudah boleh dibuka “ujar dokter andi. Kici membelakakan matanya. Ia tersenyum dengan senang.
“Yo kamu buka gipsnya sekarang “suruh dokter Andi. Rio langsung mengangguk dan dengan cekatan membuka gips yang ada ditangan Kici seperti biasanya yang ia lakukan. Dokter andi melihatnya dengan begitu cermat, Melihat apakah ada luka lainnya ditangan Kici tersebut .
“Kamu pegangin dia Yo “suruh dokter Andi menyuruh Rio ke arah samping kiri Kici. Sedangkan tempat rio berdiri tadi digantikkan oleh dokter Andi. Dokter tersebut meraih tangan kanan Kici dan memeriksanya.
“Kamu tahan ya Christ . saya Cuma memeriksanya sedikut saja “ujar dokter andi meminta izin. Kici pun menganggukkan kepalanya saja.
Dokter Andi perlahan memuttar-mutar tangan kanan Kici, menekan-nekannya sedikit demi sedikit. Kici merasakan sedikit nyeri namun ia tahan saja. Toh ia segera ingin sembuh .
“Sakit ?”tanya dokter Andi kembali menatap Kici
“Gak sebegitu kok dok”jawab Kici jujur. Dokter andi menganggukkan kepalanya.
“Yo kamu pegang tangan kiri dia”suruh dokter andi.
“Hah?”Rio gelagapan jadi binggung sendiri. Kici pun ikut binggung tak mengerti maksud dokter andi.
Christy ini sedikit sakit. Kalau kamu kesakitan. Kamu tahan saja ya . “ujar dokter Andi. Rio pun langsung mengerti apa yang dimaksudkan dokter didepannya ini.
Perlahan dokter andi memijat tangan kanan Kici tersebut. Pijatan yang pelan namun berhasil membuat Kici mengerang kesakitan .
“Awwwww”ringis Kici. Dengan refleks ia langsung meraih lengan kanan Rio dan mencengkramnya. Rio mencoba menangkan gadis disampingnya ini layaknya kepada pasiennya .
“Tahan Ya Kici“ujar Rio yang ngeri sendiri melihat Kici sudah kesakitan seperti itu .
Dokter Andi semakin menekan pijatannya agar tulang pada tangan Kici cepat pulih. Dan dengan satu hentakkan membuat Kici menjerit kesakitan .
“AWWWWWWWW”jerit Kici begitu keras. Kici mengigit bibirnya begitu dalam. Rio merasa kasihan sendiri. Ia mengelus lembut punggung Kici . meredahkan agar Kici tidak mersakan sakitnya .
“Sakit sekali . Mama . Papa. Sakittt”batin Kici mulai berseru. Sungguh sakit sangat luar biasa sampai merambat ke seluruh tubuhnya. Namun Kici mencoba menahan sakit tersebut . Ia tak ingin meneteskan air mata sedikit pun. Ia melihat ke arah depan. Dilihatnya Iqbal yang sudah bangun dari tidur dan terkekeh melihat dirinya kesakitan seperti itu.
“Coba kamu gerakan perlahan “suruh dokter andi. Kici pun menurutinya. Ia mencoba mengerakan sedikit demi sedikit tangan kananya. Dan ia meraskaan tangannya sudah tidak terasa sakit lagi.
“Gimana ?”tanya dokter andi. Kici tersenyum ke arah dokter andi.
“Sudah gak sakit dok “jawab Kici dengan senang.
“Syukurlah. Rio setelah ini olesi semua tangan kanan Kici dengan salep pereda sakit. Biar rasa nyerinya hilang. Besok pagi saya akan kembali kesini “pesan dokter Andi. Rio menganggukan kepalanya menuruti saja perkataan dokter andi.
Dokter andi pun keluar dari kamar Kici. Setelah itu Rio meraih obat salep dan segera mengoleskan ke seluruh tangan kanan Kici .
“Ogah lagi gue patah tulang “omel Kici dengan kesal . Jujur saja rasa nyerinya masih terasa sekali. Rio membiarkan saja gadis ini terus mengomel- ngomel tidak jelas.
“Yang bener dong  ngolesinnya “protes Kici karena Rio mengoles salepnya dengan tidak beraturan asal kena di lengannya saja .
“Iya Iya bawel “omel Rio balik. Kini ia lebih pelan mengoleskan salep tersebut .
Braaakkk . .
Rio dan Kici lantas menoleh ke arah sumber suara. Dimana Iqbal melemparkan ponselnya dengan tak berdosa.  Mereka berdua masih memperhatikan anak itu sampai di ambang kamar mandi.
“Dasar Aneh “gumam Iqbal dan masuk kedalam kamar mandi dengan wajah penuh kekesalan. Rio dan Kici saling bertatapan .
“Dia ngomong sama kita ya ?”tanya Rio kepada Kici dengan wajah  bingung
“Gue juga gak tau”jawan Kici lebih binggungnya .
“Biarin aja. Dia memang aneh kayak gitu. Mending loe terusin ngolesin tangan gue. Nyeri banget nih “suruh Kici seenaknya .
“ berasa gue babu loe aja”
“Tuh loe yang bilang sendiri.  Bukan gue kan “
“Ckkk . “Rio dengan sengaja sedikit menekan tangan kanan Kici
“AWWWWW”teriak Kici kesakitan .Ia langsung menjambak rambut Rio tiada ampun.
“SAKIT BEGO !!! SAKIT SAKIT !!!!NGERTI GAK LOE !!!”emosi Kici. ia terus menjambak rambut Rio.
“Lepasin gak!! Gue juga sakit banget ini !! LEPASIIINN “teriak Rio. Ia merasa kesakitan sekali di rambutnya, sampai kepalanya ia tunduk-tundukkan akibat kencangnya sekali jambakkan dari Kici.
“LEPASIN “bentak Rio. Dan Kici langsung melepaskannya .
“Mangkanya jangan macem-macem sama gue “
“Macem-macem sama loe?Gak akan !!”
“Tuh olesin sendiri tangan kanan loe”ujar Rio dan melemparkan sembarangan obat salep Kici dan tak sengaja mengenai dahi Kici.
JDAAKKK
“RIOOOOOO SAKIIITTTT BEEGOOOO”teriak Kici begitu kencangnya, Namun Rio tak mempedulikannya. Ia langsung duduk di sofa. Menarik laptopnya dan meneruskan pekerjaanya.
Sedangkan Kici duduk di atas kasur dengan bibir yang terus mengumpati Rio. Sedangkan tangannya melanjutkan mengolesi obat salep pada tangan kananya .
“Dasar lampir. Ngomel mulu “decak Rio .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar