DEVIL ENLOVQER – 19
~ Gadis bodoh !! Jangan terlalu Percaya Diri ,Ckkck
Alvin masih memegang kedua tangan Felly dengan lembutnya. Tatapan Alvin pun tak ia alihkan dari
mata gadis cantik ini. Jantung Felly
terasa berdetak kencang sekali. Tangannya sangat dingin. Hatinya saat ini
begitu tak percaya akan semua ini.
“Gimana
Fel?”
“mmmm.
. Iya kak. Felly mau jadi pacar kak”ujar Felly
malu-malu sambil memainkan satu kaki kirinya. Felly menundukkan kepalanya.
“beneran
?”tanya Alvin memastikan. Felly
menganggukan kepalanya pelan. Seketika itu Alvin menarik Felly dalam pelukannya. Pelukan begitu erat sekali. Alvin sangat
senang malam
ini.
“Makasih
ya Fel. Makasih banyak. Gue janji bakal selalu jagain loe. Dan gak
akan nyakitin loe”
“Iya
kak Felly pegang janji kakak. . “balas Felly ia pun membalas pelukan hangat Alvin tersebut.
Alvin
melepaskan pelukannya. Ia menatap Felly
begitu dalam. Kedua tangannya pun masih memegang jemari lembut Felly. Perlahan Alvin mencium kening Felly dengan sangat manis sekali. Felly memejamkan matanya merasakan kehangatan ciuman dari kekasih
barunya itu.
“Makasih
“
“Hmm
. . “
Alvin
melepaskan ciumannya. Ia senyum-senyum sendiri. Tak menyangka bahwa cintanya
akan diterima oleh Felly.
“Gue
seneng bangeeettttt !!!”teriak Alvin begitu kencangnya. Felly tertawa melihat Alvin yang seperti anak kecil.
“Udah
ah kak. Ayo masuk nanti dilihatin banyak orang “ajak Felly
“Hmm.
Yuukk . “Alvin memegang erat tangan kanan Felly.
Mereka pun berjalan beriringan menuju ke aula kembali.
Selama
perjalanan Felly membuka pembicaraan. Dimana ia ingin mengenalkan Alvin
kepada kedua orang tuanya.
“Kak
, ,”
“iya
“
“Papa
sama Mama pingin ketemu sama kakak”ujar Felly.
Alvin menghentikkan langkahnya. Ia menolehkan wajahnya mengarah ke Felly dengan tatapan kaget dan juga kebinggungan.
“Ketemu
gue ? gimana nih . .gue belum siap Fel“cemas
Alvin
“Udah
gak apa-apa. Mama dan papa Felly
baik banget kok “
“Iya
deh. “ujar Alvin sedikit ragu-ragu. Felly
mengeratkan pengangan tangannya. Meyakinkan Alvin agar tidak takut dan
mengurangi ke nervousan kekasihnya ini.
Felly masuk kedalam bersama Alvin. Dengan senyum yang tak
hentinya berkembang di bibir mereka. Mereka jadian dihari Ulang tahun Felly. Dan bukan spesial buat Alvin saja melainkan juga buat Felly.
*****
Kici mencoba bersikap biasa saja. Mencoba tak pernah ada yang
terjadi padanya dan tidak ada terjadi apa-apa. Ia merapikan kembali pakaiannya.
Setelah itu masuk kembali ke Aula hotel tempat acara dilaksanakan. Jujur hati Kici masih was-was. Perasaan sangat malu melanda dirinya.
Berharap sekali bahwa dia tidak akan bertemu dengan cowok gila itu. Bisa-bisa
mati berdiri dia dipermalukan lagi habis-habisan.
“Felly mana sih . . “decak Kici
kesal. Ia mengedarkan pandagannya. Dan akhirnya menemukan Felly dan Alvin yang sedang berjalan dari pintu masuk. Kici menatap dengan jijik melihat kedua orang tersebut.
“Gara-gara
loe berdua nih. Gue yang kena imbas sialnya “gumam Kici pelan ke dirinya sendiri. Dan tidak hentinya menatap Alvin
dan Felly dengan tatapan murka.
Felly dan Alvin berjalan bersama. Banyak mata yang menatap mereka
berdua, karena Alvin menggandeng tangan Felly
dengan erat sekali. Kici melihat
saja gerak-gerik yang dilakukan dua orang itu.
“Oh
ngenalin ke papa mamanya “simpul Kici.
Karena ia dapat melihat kini Alvin dan Felly
berdiri di depan kedua orang tua Felly.
*****
Alvin
semakin cemas. Keringan dingin mulai membanjiri tubuhnya. Kini didepannya sudah
ada Papa dan Mama Felly. Ia mencoba bersikap sesopan mungkin.
“Malam
tante. . “
“Malam
Om . . “sapa Alvin dan menyalami Papa serta Mama Felly.
“Malam
. . “balas kedua orang tua Felly.
“Ini
kak Alvin Pa. Ma . . Katanya papa sama Mama pingin kenal sama dia”ujar Felly memperkenalkan Alvin.
“Saya
Alvin om. “ujar Alvin sedikit gugup. Papa dan Mama Felly tersenyum menatap Alvin. Mungkin mereka suka dengan Alvin.
Karena sifat sopan cowok ini.
“Om
ucapkan terima kasih karena kamu udah jagain Felly akhir-akhir ini. Terima Kasih ya Vin “ujar Pak Aziz.
Seketika itu ketegangan Alvin hilang sudah. Ternyata Papa Felly begitu baik dan menyambutnya dengan senang.
“Iya
Om sama-sama “
“Kalian
pacaran ?”tanya Mama Felly sambil menujuk kearah tangan Felly dan Alvin yang masih berpengangan tangan.
“Ehh
. .”Alvin dan Felly jadi salting sendiri dan melepaskan pengangan mereka.
“Alvin
minta Izin buat jagain Felly dan menyayangi Felly
sebisa Alvin. Alvin janji Om bakal buat Felly
bahagia. Dan selalu menjaga Anak Om dengan baik”izin Alvin sopan sekali. Felly dan Alvin hara-harap cemas. Takut kedua orang tua Alvin
malah menentang mereka berdua.
“Mama
Sih gak apa-apa. Asal sekolah Felly
tidak berantakan dan . . . .”
“Saya
sudah kuliah semester 2 tante” Mama dan papa Sivia membelalakkan matanya sedikit kaget.
“Kalau
kayak gini Papa makin percaya sama kamu Vin. Kamu pasti bisa jaga Felly dengan baik”ujar Om Aziz begitu senang. Felly dan Alvin menghirup nafas selegah-legahnya.
“Ingat
loh ya. Sekolah kalian berdua harus nomer satu “
“pasti
Kok Ma . .”
“Pasti
Kok tante . .”serempak Alvin dan Felly.
“Kamu
kuliah dimana ?”tanya Mama Felly
penasaran.
“Di
Universitas ARWANA tante. . “
“Ngambil
apa?”
“Kedokteran
. . .”Pak Aziz semakin bangga dengan Alvin. Ia semakin tak ragu untuk
mengizinkan Felly berpacaran dengan Alvin.
“Haduuhh
anak kita ya Pa. pinta cari pacar. Udah cakep. Ganteng, pintar lagi. . hmm. . .
“Mama Felly begitu suka dengan Alvin. Bahkan tak bisa dipungkiri mama Felly pun terpana dengan kegantengan Alvin.
“Mama
apaan sih jadi kecentilan gitu . . “gerutu Felly.
“Eheemm.
Masih cakepan papa kan Ma . eheemm. . “dehem Pak Aziz dan membuat istrinyas
alah tingkah sendiri.
“Hahahahaa.
.. “tawa mereka berempat. Setelah itu mereka berbicang-bicang ringan.
*****
Kici merasa bosan karena tidak ada yang bisa ia kerjakan.
Ia memelih untuk kembali ke belakang dan pergi ke taman bermain. Memandangi
indahnya mala mini.
Nana
. . nana. . nana. .
Na
. . nana. . nana. .
Na.
. nana. . nana
Kici bersenandung tidak jelas sambil menaiki ayunan dan
mengayunkannya sendiri dengan pelan. Menatap ke atas langit yang sangat indah
sekali. Walaupun bintang-bintang tak sebegitu banyak yang terlihat. Bulan pun
masih setengah dan sangat indah sekali menurutnya.
“Kenapa
hidup gue berasa hancur kayak gini “
“Udah
gak punya muka. . “
“harga
diri rasanya udah hambaarr . . “
“dann
itu gara-garaa . . . “Kici mencengkram pengangan besi ayunan tersebut dengan erat.
”COWOK
BIADAAPP ITUUUU” teriak Kici sangat keras. ia menghentak-hentakan kedua kakinya. Tak
peduli dengan sepatu barusanya tersebut.
“Hufftt.
. pingin banget pulang. Cepetan kek selesai nih acara “gerutu Kici .
Ia
kembali terdiam dan mengayun kembali ayunannya tersebut. Tiba-tiba Kici dapat merasakan kedatangan orang yang dekat dengannya.
Dengan hati-hati Kici masih mencoba tetap tenang.Kici lantas berdiri dan membalikkan wajahnya.
“Cihh
. . .”desis Kici
menatap 5 seorang Pria yang sekarang
didepannya dan sepertinya menatapnya dengan penuh kenafsuan.
“malam
cantik. Boleh kenalan gak ?”ujar salah satu Seorang cowok dan menjulurkan
tangannya. Kici tak peduli.
“Sorry
gue mau masuk”ujar Kici yang ingin melewati 5 orang tersebut.
“Eitsss
. . “cegah mereka berlima dan tidak memperbolehkan Kici untuk lewat.
“Misi
gue mau lewat . “ujar Kici dengan nada yang masih berbaik hati.
“Kenalan
dulu dong cantik “Kici mendesis kembali dengan kesal. Ia menatap tajam 5 orang
ini.
Perlahan
Kici mengambil sesuatu dari belakang
punggungnya. Dimana ia selalu siap siaga didalam bajunya. Kici mengambil satu pisau lantas ia hadapkan ke lima cowok ini.
“Minggir
gak ?”sinis Kici. Kelima cowok tersebut kaget sekali. Perlahan mereka
mundur.
CKLAAKKKK
“Awwww”salah
satu pria tersebut dengan gesit menendang pisau Kici lantas memutar tangan kanan Kici., Kici meringis kesakitan. Karena tanggan tersebut belum sembuh
total dari patah tulangnya.,
“Siaall
tulang gue . . “batin Kici kesakitan. Tangan kananya dikunci kebelakang oleh satu
cowok. Dan ke empat cowoknya berada di hadapannya dan siap menerkamnya
hidup-hidup.
“Loe
fikir gue takut ?”
“Waahhh..
. gadis ini memang menakjubkan sekali . .”
Kici yang sudah capek bermain-main. Ia pun dengan lincahnya
menendang ke empat cowok tersebut dengan gesit. Menendangnya dari depan dengan
kakinya yang menggenakan sepatu berat tersebut.
Ke
empat cowok itu terseungkur. Bahkan wajah mereka sudah sangat memar terkenal tendangan dari kaki Kici. Dan tinggal cowok yang mengunci tangan Kici.
“Sorry
. . “ujar Kici pelan lantas membanting cowok di belakangnya dengan satu
tangan kirinya. Dan dengan kata maaf. Kici
menginjak dada cowok yang mengunci tangannya tadi. Ia menginjaknya begitu kuat.
“AWWW.. ampuuunnn. Maaf . Maaff. . “ringis cowok itu kesakitan.
“Loe
semua pergi atau tidak . “ujar Kici tajam
kepada cowok yang diinjaknya tersebut .
Tanpa
sepengetahuan Kici. Salah satu cowok dari keempat yangs udah tersenungkur
meraih pisau yang tadinya terbuang begitu saja. Ia mengambilnya dengan
hati-hati tanpa sepengetahuan Kici.
Cowok tersebut pun langsung berdiri dibelakang Kici dan mengarahkan pisau tersebut ke Kici .
BRAAAKKKKKK
*****
Rio
mengambil minuman dua gelas. Ia berjalan kearah Ryn
yang sudah menunggunya di samping panggung.
“waahhhh
. . bahagia sekali gue melihat pesta ini”ujar Ryn
penuh kepuasan.
“Ckkkc
. .”decak Rio meremeh. Ia memberikan salah satu gelasnya ke Ryn.
“Loe
jadi sekolah di Arwana ?”
“Iya
dong “
“Kapan
mulai masuk ?”
“3
hari lagi”
“cepet
banget “
“Kayak
loe gak tau Arwana aja “
“Oh
iya ya “jawab rio seadanya. Matanya kini menatap Kici yang speertinya kesal sendiri. Kici yang berdiri sendiri
dan seperti orang kelimpungan. Rio tak menggubris Shilla yang menceritakan
bagaimana rencannya bersama Alvin. Namun matanya begitu terfokus kepada Kici .
“Mau
kemana tuh cewek ?”batin Rio mulai bertanya. Dilihatnya Kici pergi beranjak dan berjalan menuju keluar tepatnya ke taman
yang sebelumnya ia dan Kici kesana dan terjadi sebuah adegan yang membuat Kici malu sekali.
Rio
tersenyum begitu sinis melihat kepergian Kici.
Namun pandagannya teralih ke 5 pemuda yang sepertinya adalah pegawai dari Papa Felly. 5 pemuda tersebut menatap Kici dengan aneh dan penuh kenafusan. Rio dapat membaca apa yang
akan dilakukan oleh pemuda itu. Benar saja 5 pemuda tersebut berjalan mengikuti
Kici.
“Apa
yang akan dilakukan si bodoh itu . . “batin Rio. Ia menatap kea rah jam
tangannya sebentar.
“Gue
ke toilet dulu yah . .”pamit Rio. Ryn
melengos. Panjang lebar dan tinggi ia cerita malah Rio tak mempedulikkanya sama
sekali.,
“Iya
Iya . .”gerutu Ryn kesal. Rio pun berjalan meninggalkan Ryn. Ia berjalan menuju kearah taman.
Rio
tersenyum menatap Kici yang langsung menyadari adanya 5 cowok tersebut .
“Bagus
juga insting gadis bodoh itu. . .”
Rio
masih terus mengawasi saja. Sambil sesekali meminum minumannya yang masih ia
bawah. Saat tangan kanan Kici
di putar dan Kici meringgis kesakitan. Rio pun masih diam saja. Seolah sama
sekali tak peduli dengan apa yang akan terjadi kepada Kici.
“Woww
. . “decak Rio sedikit kagum. Kici dengan
gesit meruntuhkan 5 cowok itu dan menginjak salah satu cowok dengan tak ada
ibanya.
Rio
tersenyum kembali. Entah senyum apa yang skearang keluar dari bibirnya.
Tiba-tiba mata Rio langsung terbelakak. Melihat Seorang cowok yang meraih pisau
yang sebelumnya dipegang oleh Kici. Rio
menatap kea rah Kici yang sama sekali tak menyadari di belakangnya. Dan masih
terfokus dengan cowok yang ia injak tersebut.
“Gadis
bodoh. Selalu aja ngerepotin orang “Rio membuang begitu saja gelasnya. Dan
dengan kecepatan cepat ia berlari ekarah Kici.
BRAAAKKKK
Rio
menendang cowok tersebut dengan sangat keras. Kici langsung kaget dan membalikkan badanya. Dan melihat Rio
tiba-tiba ada disana. Dan menginjak tangan cowok yang sudah tersungkur. Entah
kapan Kici pun tak tau.
“Loe
bisa mati. Ngerti?”ujar Rio tajam ke Kici.
Rio meraih pisau yang masih berada di tangan cowok tersebut. Kici mengerti apa yang dimaksudkan kepada Rio.
“Ma
. . “mulut Kici yang ingin mngatakan ucapan terima kasih langsung ia
urungkan. Ia teringat kembali dengan kejadian 2 jam yang lalu.
“Pergi
sekarang loe semua !! atau gue bunuh loe satu-satu”ancam Rio kepada 5 cowok
tersebut. Kici
melepaskan injakannya. Begitu juga
dengan Rio.
Dalam
hitungan detik kelima cowok tersebut langsung lari terbirit-birit ketakutan. Kici tak menatap Rio sama sekali yang ada disampingnya. Ia
membenarkan tangannya yang terasa sakit sekali.
Rio
menatap Kici yang sepertinya kesakitan. Perlahan Rio melepaskan jas yang
ia pakai. Dan tanpa pemirsi atau tanpa membuat pembukaan terlebih dahulu. Ia
menggenakan jasnya langsung pada tubuh Kici.
“Ehh
. . “kaget Kici yang melihat sudah ada jas yang berada di tubuhnya dari
belakang. Ia menatap ke Rio yang pura-pura menatap ke depan seperti tidak
melakukan apa-apa. Rio diam saja menatap ke atas langit dengan bergaya cool.
Kedua tangannya yang di masukkan kedalam saku celannya.
“Lain
kali kalau pakai baju sekalian aja terbuka semua. Biar lebih banyak pria yang
akan godain loe”sindir Rio begitu tajam. Kici
tau pasti akan mendapat sindirian yang speerti ini.
“Ckkk.
. “desis Kici. Ia melepas jaket Rio dengan kasar.
“Gue
gak butuh jaket loe !!”sentak Kici melirik
tajam kearah Rio. ia membuang begitu saja jaket Rio ke wajah Rio.
“Lain
kali loe gak usah tolongin gue !! “lanjut Kici.
Ia kemudian berjalan meninggalkan Rio
“gadis
ini . . “Rio mengikuti Kici dari belakang. Setelah dekat jaraknya dengan Kici ia langsung menggeret gaun Kici dari bealkang,
“YAAHHHH
. . “teriak Kici keras karena Rio mengegetnya begitu saja.
“Loe
mau mati diperkosa hah ?”ujar Rio dengan sengit dan blak-blakan. Ia kembali
mengenakan jasnya ke tubuh ify. Untuk kali ini Kici diam saja. Membiarkan rio melakukan semaunya. Entah Ia
merasa kata-kata Rio bukan sebuah bentakan atau apa. Tapi sebuah kepedulian
kepadanya.
“Rio
peduli sama gue ?gak akan. Apa sih Kici
yang ada di otak loe !! arfghss . .”batin Kici
mulai kacau sendiri. Semuanya berputar menjadi satu.
“Gak
usah Pede gue akan suka sama loe !! loe bukan tipe gue . “Kepala Kici seperti dujatuhi 20 pesawat dan ditambah 1 Monas dan
bersamaan menghantam kepalanya. Kici
mendengus kesal. Wajahnya sudah tak dapat dikatakan seperti wajah. Melainkan
seperti anjing sekarat yang ingin mati saja saat ini.
“Sayang
sekali kalau hot news besok pagi harus dipenuhi dengan berita “ gadis bodoh di
goda oleh 5 cowok bodoh “ .”
“Hmmm.
Sangat mengharukan. . “ujar Rio santai tanpe berdosanya. Setelah puas membuat Kici begitu kesal dan makan ati dengan kata-katanya yang tajam.
Rio segera berjalan kembali untuk masuk. Meninggalkan Kici yang harus dipermalukkan lagi olehnya untuk keberapa
kalinya. Entahlah Kici sudah tak kuasa untuk sempat menghitungnya.
“Tuhaannn
abut nyawa gue sekaraangggg !!!! sekaraangg tuhaaannnn !!!!”emosi Kici dalam batinnya yang berteriak keras. Kici melirik ke jas Rio yang berada di tubuhnya. Setelah itu ia
membuang jaket Rio dengan tak berperikemanusiaan.
“Cowokk
sialaann !!! Cowookkk Sialaann !!!!!!!! kenapa harus loe lagi ? loe
laagiii ?? loe laagiii ????”Kesal Kici
. Ia menginjak-injak jas Rio dengan sangat sadis. Membayangkan bahwa yang
diinjaknya adalah wajah Rio.
“Dasar Om-Om kuraangg pendidikan ?? gitu pengusahaa ? Cuiihh..Karyawaann loe jugaa gilaa semua kalii !!! “
“COWOKKK
SETAAANNNN!!! “
*****
Petsa
pun masih begitu ramai. Rio, Ryn, Alvin
dan Felly berbincag-bincang sambil bercanda-canda. Tiba-tiba Kici datang dengan wajah yang sangat kusut. Felly menatap Kici dengan
heran begitu juga Alvin.
“loe
kenapa Kici?”tanya Felly.
Rio juga menatap Kici dengan tatapan biasa seperti tidak terjadi apa-apa
sebelumnya. Kici menatap tajam balik kearah Rio.
“gak
apa-apa”ujar Kici dingin.
“Apa
loe lihat-lihat gue ? masih punya pahala juga loe?”batin Kici mulai kembali emosi saat melihat wajah rio yang terlihat meremehkannya.
“Oh
ya kak Ryn. Ini Kici teman Felly
yang Felly certain dulu”ujar Felly
memperkenalkan Kici
kepada Ryn.
“Aku
Ryn “ujar Ryn begitu
manis. Ia menjulurkan tangannya ke Kici.
“Kici“balas Kici singkat
dan senyum yang dipaksakan.
“Oh
ya Kici . .makasih ya buat kadonya. Bagus banget lohh. Kak rio juga
makasih ya kadonya. Kak Ryn
makasih boneka teddy besarnya. Sukaa bangett .
. “
“Kici ngasih loe apa ? Rio juga apa ?”tanya Alvin yang begitu
penasaran.
“Kak
Rio ngasih jam tangan “jawab Felly
dan tersenyum kearah Rio.
“Dari
dulu loe gak ada yang lain Yo kalau ngasih Kado ke orang “sindir Ryn
“Masih
untung juga gue kasih nih anak”serah Rio dan membuat semuanya terkekeh sendiri
kecuali Kici. Yang bersikap acuh tak acuh.
“Kalau
Kici ?”tanya Ryn yang ikut
penasaran.
“Nih
. .”ujar Felly meununjuk kearah kalungan yang ia pakai. Alvin, Ryn dan Rio menatap kalung yang dipakai oleh Felly.
“Ini
. . ? loe yang ngebeliin Kici?”tanya Ryn dengan
wajah tak menyangka. Tangannya perlahan menyentuh kalung yang dipakai oleh Felly.
“Mampus
gue . . “decak
Kici dalam hatinya . Ia mencoba tetap
bersikap dingin. Lantas menganggungakkan kepalanya.
“Hadiah
semahal ini ?”ujar Ryn lagi. Ryn dalam hal
barang-barang mahal bahkan berlian dan tas-tas serta acsessoris lainnya.
Dirinya dapat mengetahui dengan cepat mana barang asli dan barang palsu. Dan
yang sedang dipegangnya saat ini merupakan berlian.
“Mahal
? enggak. Cuma berapa ratus ribu . “alibi Kici.
Ryn tersenyum ke arah Kici.
“barang
murah ? ini berlian kan ? meskipun tidak semuanya dari berlian asli. Ini
harganya diatas 10 juta “simpul Ryn.
dan membuat Felly membelakakan matanya. Begitu juga Alvin. Sejujurnya Rio pun
kaget. Namun ia menyembunyikan ekspresinya dengan rapat mencoba seperti biasa
saja. Yang di binggungkan oleh Felly
adalah bagaimana Kici mendapatkan uang sebanyak itu. Dan membuang uang hanya
untuk kado seperti ini
“Njirr.
. bisa diam gak sih nih cewek “gumal Kici
dalam hatinya.
“Ngaco
loe . . “serah Kici.
“beneran
ini harganya 10 juta ?”
“
bukan 10 juta bgoo. 15 jutaa . 15 juta tabungan gue tuh . .”batin Kici melengos.
“Enggak
kok. Beneran gak mahal gak sampai satu juta. Ngapain sih bahas kado gue ? toh
udah gue kasih ke Felly kan . “serah Kici
yang memasang wajah tak suka dengan bahasan sekarang. Semuanya menjadi hening
sendiri.Ryn jadi takut menatap Kici
seperti itu
“Sorry
“
“No
problem . .”jawab Kici seadanya.
“Fel. . gue balik ya ./udah malam kasihan iqbal dirumah
sendirian. “pamit Kici
“Loe
pulang naik apa ?”
“Pesawat
. yah taxi lah . .”
“kenapa
gak bareng Rio aja . loe berdua tetanggan kan “ujar Alvin. Baik Rio dan Kici langsung memberikan wajah yang sangat tak enak. Menatap
Alvin seperti membunuh.
“Oke
gue salah ngomong”ujar Alvin tak berani menatap Kici atau pun Rio.
“Berhubung
gue baik. Loe bareng gue aja “tawar Rio dengan malas.
“Gak
usah makasih !!”sinis Kici.
“gue
pulang dulu yah. Capek banget ni”ujar Kici
. ia memeluk Felly sebentar .
“Gue
pulang semua “pamit Kici. Ia pun berjalan menghampiri kedua orang tua Felly untuk pamit setelah itu beranjak keluar .
Rio
menatap kepergian Kici
begitu yang lainnya. Ryn bergidik menatap Kici
yang semakin menghilang dari hadapannya.
“Omongan
loe spertinya betul Fel”ujar Ryn mengingat kembali apa yang dikatakan Felly dahulu.
“Ember
kak. Gue aja yang sahabatnya dibetah-betahin ehhe”cengir Felly.
“Loe
baru pertama aja udah gitu Ryn? Gue duah
beribu kali di buat makan ati sama tuh cewek gila “curhat Alvin. Rio melihat ke
arah jam tangannya yang sudah pukul 11 malam.
“Fel gue pamit pulang juga ya. Ada urusan dikantor .”pamit Rio.
“Oh
iya kak. Hati-hati ya. “balas Felly.
Rio mengangguk saja.
“Pulang
dulu Vin. Ryn. “lanjut Rio dan segera beranjak keluar dari aula ini.
*****
Rio
keluar dari aula, dan berjalan melewati Kici.
Ia melihat gadis mungil itu mengambil tasnya. Dan kemudian gadis itu
keluar menuju luar hotel. Rio pun terus berjalan berjarak tak jauh dibelakang Kici. Rio menghampiri Kici
yang sedang berdiri di luar. Sepertinya sedang menunggu taxi datang.
“Loe
mau bareng gue gak ?”tawar Rio sekali lagi. Yang langsung berdiri disamping Kici. Gadis ini menoleh sebentar.
“Ogah
. “sinis Kici
dan memalingkan wajahnya. Ia menatap
ke arah kanan dan kiri berharap ada taxi yang akan cepat datang.
“yakin
?”
“Enggak
makasih . “Kici yang risih juga lantas berjalan kembali. Ia tak ingin
dekat-dekat pria menjengkelkan itu. Rio melihat Kici berjalan menjauh
darinya , ia pun mengikuti Kici dari
belakang.
“Kici . . “panggil Rio. Kici tetap berjalan tak peduli.
“Kici . . “panggil Rio lagi. Nadanya sedikit mulai meninggi. Kici mendengus kesal. Kenapa cowok gila tiu mengejarnya terus.
“KICIIII”teriak Rio keras karena kehabisan kesabaran.Kici menghentikkan langkahnya. Dan denganw ajah penuh emosi ia
membalikkan badanya menghadap ke arah Rio yang berada di bealkangnya.
“APA?
Gue udah bilang kan ? gue gak mau bareng sama loe? Najis banget gue bareng sama
cowok gila kayak loe !! gak usah maksa !! gue gak mau ya gak mau!!”cerocos Kici. Rio mengernyitkan kenignnya sesaat. Setelah itu ia
tersenyum begitu sinis danda sangat sinis sekali. Kici binggung dengan senyum Rio yang dilayangkan kepadanya.
“Loe
jadi cewek pede banget ya ?Hidup loe terlalu percaya diri? Atau gimana ?”Kici mengernyitkan keningnya tak mengerti dengan maksud Rio.
“Siapa
yang mau ngajak loe bareng ? hah? Gue cuma mau loe ngembaliin jas gue tadi ?
mana ?”ujar Rio dingin. Ia menjulurkan tangannya kearah Kici. Untuk kesekeian dan kesekian kalinya Kici merutuki kata-katanya tadi. Bukan han ya dia sudah tidak
punya harga diri lagi. Rasanya setelah ini dirinya ingin melakukan operasi
plastik saja.
“Mana?”
Kici mendecak kesal. Ia menatap Rio penuh kebencian.
“Sudah
gue injek-injek ditaman. Jas gak penting !!”Rio melihat Kici seolah ingin mencekik
gadis ini. Namun ia hanya bisa menyinis ke gadis didepannya.
“Ambil
gak !!”
“Gak
!”
“Ambil
sekarang!!”
“Gak
penting!!”
“ada
kunci mobil gue disana “ujar Rio skeetika itu Kici langsung jadi bingung sendiri.
“Masa
bodoh . .”ujar Kici
sedikit gugup.
“Loe.
. . . . “Rio berniat memeukul Kici karena
sudah habis kesabarannya dengan gadis ini. Namun niatnya ia urungkan kali ini.
“Selamat
loe malam ini !!”ujar Rio seperti ancaman. Ia kemudian meninggalkan Kici untuk kembali kedalam mengambil jasnya. Kici melengos menatap
kepergian Rio. Ia pun tak mempedulikannya lagi dan berfokus untuk
menunggu taxi, berharap ada taxi malam ini. Namun sepertinya tidak ada karena
sudah jam 11 malam. Dan di hotel ini pun jarang ada taxi yang lewat.
****
23.30 malam
Kici masih menunggu dengan sabar. Kakinya terasa kaku karena
capek berdiri. Rio keluar kembali dengan membawa jasnya yang sudah ia bersihkan
sebelumnya di apartemen Ryn. Rio sedikit kaget melihat Kici yang masih berada disana. Kici berdiri dengan membawa tas punggung kecilnya. Ia seperti
anak hilang.
“Mana
Sih nih taxi. Gimana coba gue pulangnya “omel Kici sendiri. Ia menggosok-gosok badanya. Pakaianya sangat
terbuka dan membuat angin malam begitu gampang masuk ke tulang-tulangnya.
Rio
mengarahkan pandangannya ke arah langit. Entah sejak kapan langit tersebut
berubah menjadi hitam pekat. Dan dapat dirasakan akan adanya tanda hujan datang
setelah ini.
Belum
sampai Rio menghelakan nafasnya untuk kedua kali, rintikkan hujan sudah turun
begitu saja. Dan dapat dilihatnya Kici
berjalan mundur untuk masuk ke dalam hotel. Rio geleng-geleng sendiri menatap
gadis bodoh menutunya itu.
Rio
berjalan dengan membawa jasnya yang sama sekali belum ia pakai. Ia berjalan dan
mendekati Kici.
“Pakai
“suruh Rio. Ia melemparkan begitu saja jasnya pada wajah Kici seperti Kici melemparkan
jasnya tersebut ke wajahnya.
“aishh
. .”ringis Kici yang kaget dengan kedatangan Rio serta lemparan jas Rio.
Karena memang angin malam begitu menusuk tulangnya. Kici segera memakai jas Rio tersebut.
“besar
banget “protes Kici, Rio membiarkan saja gadis ini mengoceh semaunya.
“Loe
bareng gue apa enggak ?”tawar Rio dengan nada dinginnya. Untuk kali ini Kici berfikir seribu kali. Dirinya gak mau mati di hotel ini.
Dengan ragu-ragu ia mengangukkan kepalanya pelan.
“Hujannya
belum begitu deras. Ayo lari ke mobil gue “ujar Rio dan menunjuk mobilnya yang
tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini. Kici
mengikuti arah jari telunjuk Rio.
“Ayoo”ajak
Rio. Ia pun berlari duluan dengan cepat. Begitu juga Kici segera menyusul Rio dari belakang.
Setelah
sampai dimobil Rio mereka segera masuk. Sedikit baju mereka basah karena
rintikkan hujan. Dan setelah itu hujan langsung turun dengan derasnya.
“untung
saja “serah Rio menatap air hujan yang begitu deras. Kici menggosok-gosokkan tangannya yang masih terasa kedingingan.
“Kurang
pendek tuh baju”sindir rio. Namun tangganya mengecilkan tingkat Suhu AC.nya. Kici diam saja tak ingin bertengkar kali ini. Tubuhnya sudha
terasa capek.
Rio
mulai menyalakan mobilnya. Setelah itu segera menjankannya. Selama perjalanan
pulang tak ada yang berbicara. Baik Kici
atau Rio. Hanya kediaman saja yang ada di dalam mobil ini.
Kici menyenderkan kepalanya ke kursi. Menutup matanya sejenak
menghilangkan rasa penatnya. Rio melirik ke arah Kici yang tertidur.
“Dasar
gadis ini. . “desis Rio mencela Kici.namun
ia masih fokus menyetir saja. Kici sudah
tertidur terlelap dalam mobil Rio.
*****
Hujan
sudah berhenti. 15 menit perjalanan begitu singkat. Rio binggung bagaimana
membangunkan Kici yang masih tidur di mobilnya. Kini dirinya sudah berada
didepan rumah Kici.
“Gadis
bodoh bangun !!”teriak Rio sedikit keras.Kici
langsung terbangun seketika itu. Meskipun kesadarannya belum sepenuhnya.
“Kita
ada dimana ?”
“di
nereka. Ya didepan rumah loe lah “Kici
menolehkan kepalanya. Benar saja disampingnya saat ini adalah rumahnya
“Gue
masuk dulu. Makasih tumpangannya”ujar Kici
tak karuan. Ia membuka pintu mobil Rio dan segera keluar dari mobil cowok
tersebut. Rio membiarkans aja Kici berbuat
seenak dia. Setelah melihat Kici masuk
kedalam gerbang rumahnya. Rio sendiri segera ke arah rumahnya dan memasukkan
mobilnya di bagasi mobil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar