Selasa, 07 April 2015

DELOV part 19 ~ Gadis bodoh !! Jangan terlalu Percaya Diri ,Ckkck



DEVIL ENLOVQER – 19
~ Gadis bodoh !! Jangan terlalu Percaya Diri ,Ckkck   

            Alvin masih memegang kedua tangan Felly dengan lembutnya. Tatapan Alvin pun tak ia alihkan dari mata gadis cantik ini. Jantung Felly terasa berdetak kencang sekali. Tangannya sangat dingin. Hatinya saat ini begitu tak percaya akan semua ini.
“Gimana Fel?”
“mmmm. . Iya kak. Felly mau jadi pacar kak”ujar Felly malu-malu sambil memainkan satu kaki kirinya. Felly menundukkan kepalanya.
“beneran ?”tanya Alvin memastikan. Felly menganggukan kepalanya pelan. Seketika itu Alvin menarik Felly dalam pelukannya. Pelukan begitu erat sekali. Alvin sangat senang malam ini.
“Makasih ya Fel. Makasih banyak. Gue janji bakal selalu jagain loe. Dan gak akan nyakitin loe”
“Iya kak Felly pegang janji kakak. . “balas Felly ia pun membalas pelukan hangat Alvin tersebut.
Alvin melepaskan pelukannya. Ia menatap Felly begitu dalam. Kedua tangannya pun masih memegang jemari lembut Felly. Perlahan Alvin mencium kening Felly dengan sangat manis sekali. Felly memejamkan matanya merasakan kehangatan ciuman dari kekasih barunya itu.
“Makasih “
“Hmm . . “
Alvin melepaskan ciumannya. Ia senyum-senyum sendiri. Tak menyangka bahwa cintanya akan diterima oleh Felly.
“Gue seneng bangeeettttt !!!”teriak Alvin begitu kencangnya. Felly tertawa melihat Alvin yang seperti anak kecil.
“Udah ah kak. Ayo masuk nanti dilihatin banyak orang “ajak Felly
“Hmm. Yuukk . “Alvin memegang erat tangan kanan Felly. Mereka pun berjalan beriringan menuju ke aula kembali.
Selama perjalanan Felly membuka pembicaraan. Dimana ia ingin mengenalkan Alvin kepada kedua orang tuanya.
“Kak , ,”
“iya “
“Papa sama Mama pingin ketemu sama kakak”ujar Felly. Alvin menghentikkan langkahnya. Ia menolehkan wajahnya mengarah ke Felly dengan tatapan kaget dan juga kebinggungan.
“Ketemu gue ? gimana nih . .gue belum siap Fel“cemas Alvin
“Udah gak apa-apa. Mama dan papa Felly baik banget kok “
“Iya deh. “ujar Alvin sedikit ragu-ragu. Felly mengeratkan pengangan tangannya. Meyakinkan Alvin agar tidak takut dan mengurangi ke nervousan kekasihnya ini.
Felly masuk kedalam bersama Alvin. Dengan senyum yang tak hentinya berkembang di bibir mereka. Mereka jadian dihari Ulang tahun Felly. Dan bukan spesial buat Alvin saja melainkan juga buat Felly.

                                                            *****
           Kici mencoba bersikap biasa saja. Mencoba tak pernah ada yang terjadi padanya dan tidak ada terjadi apa-apa. Ia merapikan kembali pakaiannya. Setelah itu masuk kembali ke Aula hotel tempat acara dilaksanakan. Jujur hati Kici masih was-was. Perasaan sangat malu melanda dirinya. Berharap sekali bahwa dia tidak akan bertemu dengan cowok gila itu. Bisa-bisa mati berdiri dia dipermalukan lagi habis-habisan.
Felly mana sih . . “decak Kici kesal. Ia mengedarkan pandagannya. Dan akhirnya menemukan Felly dan Alvin yang sedang berjalan dari pintu masuk. Kici menatap dengan jijik melihat kedua orang tersebut.
“Gara-gara loe berdua nih. Gue yang kena imbas sialnya “gumam Kici pelan ke dirinya sendiri. Dan tidak hentinya menatap Alvin dan Felly dengan tatapan murka.
Felly dan Alvin berjalan bersama. Banyak mata yang menatap mereka berdua, karena Alvin menggandeng tangan Felly dengan erat sekali.  Kici melihat saja gerak-gerik yang dilakukan dua orang itu.
“Oh ngenalin ke papa mamanya “simpul Kici. Karena ia dapat melihat kini Alvin dan Felly berdiri di depan kedua orang tua Felly.
*****
Alvin semakin cemas. Keringan dingin mulai membanjiri tubuhnya. Kini didepannya sudah ada Papa dan Mama Felly. Ia mencoba bersikap sesopan mungkin.
“Malam tante. . “
“Malam Om . . “sapa Alvin dan menyalami Papa serta Mama Felly.
“Malam  . . “balas kedua orang tua Felly.
“Ini kak Alvin Pa. Ma . . Katanya papa sama Mama pingin kenal sama dia”ujar Felly memperkenalkan Alvin.
“Saya Alvin om. “ujar Alvin sedikit gugup. Papa dan Mama Felly tersenyum menatap Alvin. Mungkin mereka suka dengan Alvin. Karena sifat sopan cowok ini.
“Om ucapkan terima kasih karena kamu udah jagain Felly akhir-akhir ini.  Terima Kasih ya Vin “ujar Pak Aziz. Seketika itu ketegangan Alvin hilang sudah. Ternyata Papa Felly begitu baik dan menyambutnya dengan senang.
“Iya Om sama-sama “
“Kalian pacaran ?”tanya Mama Felly sambil menujuk kearah tangan Felly dan Alvin yang masih berpengangan tangan.
“Ehh . .”Alvin dan Felly jadi salting sendiri dan melepaskan pengangan mereka.
“Alvin minta Izin buat jagain Felly dan menyayangi Felly sebisa Alvin. Alvin janji Om bakal buat Felly bahagia. Dan selalu menjaga Anak Om dengan baik”izin Alvin sopan sekali. Felly dan Alvin hara-harap cemas. Takut kedua orang tua Alvin malah menentang mereka berdua.
“Mama Sih gak apa-apa. Asal sekolah Felly tidak berantakan dan  . . . .”
“Saya sudah kuliah semester 2 tante” Mama dan papa Sivia membelalakkan matanya sedikit kaget.
“Kalau kayak gini Papa makin percaya sama kamu Vin. Kamu pasti bisa jaga Felly dengan baik”ujar Om Aziz begitu senang. Felly dan Alvin menghirup nafas selegah-legahnya.
“Ingat loh ya. Sekolah kalian berdua harus nomer satu “
“pasti Kok Ma . .”
“Pasti Kok tante . .”serempak Alvin dan Felly.
“Kamu kuliah dimana ?”tanya Mama Felly penasaran.
“Di Universitas ARWANA tante. . “
“Ngambil apa?”
“Kedokteran . . .”Pak Aziz semakin bangga dengan Alvin. Ia semakin tak ragu untuk mengizinkan Felly berpacaran dengan Alvin.
“Haduuhh anak kita ya Pa. pinta cari pacar. Udah cakep. Ganteng, pintar lagi. . hmm. . . “Mama Felly begitu suka dengan Alvin. Bahkan tak bisa dipungkiri mama Felly pun terpana dengan kegantengan Alvin.
“Mama apaan sih jadi kecentilan gitu . . “gerutu Felly.
“Eheemm. Masih cakepan papa kan Ma . eheemm. . “dehem Pak Aziz dan membuat istrinyas alah tingkah sendiri.
“Hahahahaa. .. “tawa mereka berempat. Setelah itu mereka berbicang-bicang ringan.
*****
Kici  merasa bosan karena tidak ada yang bisa ia kerjakan. Ia memelih untuk kembali ke belakang dan pergi ke taman bermain. Memandangi indahnya mala mini.
Nana . . nana. . nana. .
Na . . nana. . nana. .
Na. . nana. . nana
Kici bersenandung tidak jelas sambil menaiki ayunan dan mengayunkannya sendiri dengan pelan. Menatap ke atas langit yang sangat indah sekali. Walaupun bintang-bintang tak sebegitu banyak yang terlihat. Bulan pun masih setengah dan sangat indah sekali menurutnya.
“Kenapa hidup gue berasa hancur kayak gini “
“Udah gak punya muka. . “
“harga diri rasanya udah hambaarr . . “
“dann itu gara-garaa . . . “Kici mencengkram pengangan besi ayunan tersebut dengan erat.
”COWOK BIADAAPP ITUUUU” teriak Kici sangat keras. ia menghentak-hentakan kedua kakinya. Tak peduli dengan sepatu barusanya tersebut.
“Hufftt. . pingin banget pulang. Cepetan kek selesai nih acara “gerutu Kici .
Ia kembali terdiam dan mengayun kembali ayunannya tersebut. Tiba-tiba Kici dapat merasakan kedatangan orang yang dekat dengannya. Dengan hati-hati Kici masih mencoba tetap tenang.Kici lantas berdiri dan membalikkan wajahnya.
“Cihh . . .”desis Kici menatap 5 seorang Pria yang sekarang didepannya dan sepertinya menatapnya dengan penuh kenafsuan.
“malam cantik. Boleh kenalan gak ?”ujar salah satu Seorang cowok dan menjulurkan tangannya. Kici tak peduli.
“Sorry gue mau masuk”ujar Kici yang ingin melewati 5 orang tersebut.
“Eitsss . . “cegah mereka berlima dan tidak memperbolehkan Kici untuk lewat.
“Misi gue mau lewat . “ujar Kici dengan nada yang masih berbaik hati.
“Kenalan dulu dong cantik “Kici mendesis kembali dengan kesal. Ia menatap tajam 5 orang ini.
Perlahan Kici mengambil sesuatu dari belakang punggungnya. Dimana ia selalu siap siaga didalam bajunya. Kici mengambil satu pisau lantas ia hadapkan ke lima cowok ini.
“Minggir gak ?”sinis Kici. Kelima cowok tersebut  kaget sekali. Perlahan mereka mundur.
CKLAAKKKK
“Awwww”salah satu pria tersebut dengan gesit menendang pisau Kici lantas memutar tangan kanan Kici., Kici meringis kesakitan. Karena tanggan tersebut belum sembuh total dari patah tulangnya.,
“Siaall tulang gue . . “batin Kici kesakitan. Tangan kananya dikunci kebelakang oleh satu cowok. Dan ke empat cowoknya berada di hadapannya dan siap menerkamnya hidup-hidup.
“Loe fikir gue takut ?”
“Waahhh.. . gadis ini memang menakjubkan sekali . .”
Kici yang sudah capek bermain-main. Ia pun dengan lincahnya menendang ke empat cowok tersebut dengan gesit. Menendangnya dari depan dengan kakinya yang menggenakan sepatu berat tersebut.
Ke empat cowok itu terseungkur. Bahkan wajah mereka sudah sangat memar terkenal tendangan dari kaki Kici. Dan tinggal cowok yang mengunci tangan Kici.
“Sorry . . “ujar Kici pelan lantas membanting cowok di belakangnya dengan satu tangan kirinya.  Dan dengan kata maaf. Kici menginjak dada cowok yang mengunci tangannya tadi. Ia menginjaknya begitu kuat.
“AWWW.. ampuuunnn. Maaf . Maaff. . “ringis cowok itu kesakitan.
“Loe semua pergi atau tidak . “ujar Kici tajam kepada cowok yang diinjaknya tersebut .
Tanpa sepengetahuan Kici. Salah satu cowok dari keempat yangs udah tersenungkur meraih pisau yang tadinya terbuang begitu saja. Ia mengambilnya dengan hati-hati tanpa sepengetahuan Kici.
Cowok tersebut pun langsung berdiri dibelakang Kici dan mengarahkan pisau tersebut ke Kici .
BRAAAKKKKKK
*****
Rio mengambil minuman dua gelas. Ia berjalan kearah Ryn yang sudah menunggunya di samping panggung.
“waahhhh . . bahagia sekali gue melihat pesta ini”ujar Ryn penuh kepuasan.
“Ckkkc . .”decak Rio meremeh. Ia memberikan salah satu gelasnya ke Ryn.
“Loe jadi sekolah di Arwana ?”
“Iya dong “
“Kapan mulai masuk ?”
“3 hari lagi”
“cepet banget “
“Kayak loe gak tau Arwana aja “
“Oh iya ya “jawab rio seadanya. Matanya kini menatap Kici yang speertinya kesal sendiri. Kici  yang berdiri sendiri dan seperti orang kelimpungan. Rio tak menggubris Shilla yang menceritakan bagaimana rencannya bersama Alvin. Namun matanya begitu terfokus kepada Kici .
“Mau kemana tuh cewek ?”batin Rio mulai bertanya. Dilihatnya Kici pergi beranjak dan berjalan menuju keluar tepatnya ke taman yang sebelumnya ia dan Kici kesana dan terjadi sebuah adegan yang membuat Kici malu sekali.
Rio tersenyum begitu sinis melihat kepergian Kici. Namun pandagannya teralih ke 5 pemuda yang sepertinya adalah pegawai dari Papa Felly. 5 pemuda tersebut menatap Kici dengan aneh dan penuh kenafusan. Rio dapat membaca apa yang akan dilakukan oleh pemuda itu. Benar saja 5 pemuda tersebut berjalan mengikuti Kici.
“Apa yang akan dilakukan si bodoh itu  . . “batin Rio. Ia menatap kea rah jam tangannya sebentar.
“Gue ke toilet dulu yah . .”pamit Rio. Ryn melengos. Panjang lebar dan tinggi ia cerita malah Rio tak mempedulikkanya sama sekali.,
“Iya Iya . .”gerutu Ryn kesal. Rio pun berjalan meninggalkan Ryn. Ia berjalan menuju kearah taman.
Rio tersenyum menatap Kici yang langsung menyadari adanya 5 cowok tersebut .
“Bagus juga insting gadis bodoh itu. . .”
Rio masih terus mengawasi saja. Sambil sesekali meminum minumannya yang masih ia bawah. Saat tangan kanan Kici di putar dan Kici meringgis kesakitan. Rio pun masih diam saja. Seolah sama sekali tak peduli dengan apa yang akan terjadi kepada Kici.
“Woww . . “decak Rio sedikit kagum. Kici dengan gesit meruntuhkan 5 cowok itu dan menginjak salah satu cowok dengan tak ada ibanya.
Rio tersenyum kembali. Entah senyum apa yang skearang keluar dari bibirnya. Tiba-tiba mata Rio langsung terbelakak. Melihat Seorang cowok yang meraih pisau yang sebelumnya dipegang oleh Kici. Rio menatap kea rah Kici yang sama sekali tak menyadari di belakangnya. Dan masih terfokus dengan cowok yang ia injak tersebut.
“Gadis bodoh. Selalu aja ngerepotin orang “Rio membuang begitu saja gelasnya. Dan dengan kecepatan cepat ia berlari ekarah Kici.
BRAAAKKKK
Rio menendang cowok tersebut dengan sangat keras. Kici langsung kaget dan membalikkan badanya. Dan melihat Rio tiba-tiba ada disana. Dan menginjak tangan cowok yang sudah tersungkur. Entah kapan Kici pun tak tau.
“Loe bisa mati. Ngerti?”ujar Rio tajam ke Kici. Rio meraih pisau yang masih berada di tangan cowok tersebut. Kici mengerti apa yang dimaksudkan kepada Rio.
“Ma . . “mulut Kici yang ingin mngatakan ucapan terima kasih langsung ia urungkan. Ia teringat kembali dengan kejadian 2 jam yang lalu.
“Pergi sekarang loe semua !! atau gue bunuh loe satu-satu”ancam Rio kepada 5 cowok tersebut. Kici melepaskan injakannya. Begitu juga dengan Rio.
Dalam hitungan detik kelima cowok tersebut langsung lari terbirit-birit ketakutan. Kici tak menatap Rio sama sekali yang ada disampingnya. Ia membenarkan tangannya yang terasa sakit sekali.
Rio menatap Kici yang sepertinya kesakitan. Perlahan Rio melepaskan jas yang ia pakai. Dan tanpa pemirsi atau tanpa membuat pembukaan terlebih dahulu. Ia menggenakan jasnya langsung pada tubuh Kici.
“Ehh . . “kaget Kici yang melihat sudah ada jas yang berada di tubuhnya dari belakang. Ia menatap ke Rio yang pura-pura menatap ke depan seperti tidak melakukan apa-apa. Rio diam saja menatap ke atas langit dengan bergaya cool. Kedua tangannya yang di masukkan kedalam saku celannya.
“Lain kali kalau pakai baju sekalian aja terbuka semua. Biar lebih banyak pria yang akan godain loe”sindir Rio begitu tajam. Kici tau pasti akan mendapat sindirian yang speerti ini.
“Ckkk.  . “desis Kici. Ia melepas jaket Rio dengan kasar.
“Gue gak butuh jaket loe !!”sentak Kici melirik tajam kearah Rio. ia membuang begitu saja jaket Rio ke wajah Rio.
“Lain kali loe gak usah tolongin gue !! “lanjut Kici. Ia kemudian berjalan meninggalkan Rio
“gadis ini . . “Rio mengikuti Kici dari belakang. Setelah dekat jaraknya dengan Kici ia langsung menggeret gaun Kici dari bealkang,
“YAAHHHH . . “teriak Kici keras karena Rio mengegetnya begitu saja.
“Loe mau mati diperkosa hah ?”ujar Rio dengan sengit dan blak-blakan. Ia kembali mengenakan jasnya ke tubuh ify. Untuk kali ini Kici diam saja. Membiarkan rio melakukan semaunya. Entah Ia merasa kata-kata Rio bukan sebuah bentakan atau apa. Tapi sebuah kepedulian kepadanya.
“Rio peduli sama gue ?gak akan. Apa sih Kici yang ada di otak loe !! arfghss . .”batin Kici mulai kacau sendiri. Semuanya berputar menjadi satu.
“Gak usah Pede gue akan suka sama loe !! loe bukan tipe gue . “Kepala Kici seperti dujatuhi 20 pesawat dan ditambah 1 Monas dan bersamaan menghantam kepalanya. Kici mendengus kesal. Wajahnya sudah tak dapat dikatakan seperti wajah. Melainkan seperti anjing sekarat yang ingin mati saja saat ini.
“Sayang sekali kalau hot news besok pagi harus dipenuhi dengan berita “ gadis bodoh di goda oleh 5 cowok bodoh “ .”
“Hmmm. Sangat mengharukan. . “ujar Rio santai tanpe berdosanya. Setelah puas membuat Kici begitu kesal dan makan ati dengan kata-katanya yang tajam. Rio segera berjalan kembali untuk masuk. Meninggalkan Kici yang harus dipermalukkan lagi olehnya untuk keberapa kalinya. Entahlah Kici sudah tak kuasa untuk sempat menghitungnya.
“Tuhaannn abut nyawa gue sekaraangggg !!!! sekaraangg tuhaaannnn !!!!”emosi Kici dalam batinnya yang berteriak keras. Kici melirik ke jas Rio yang berada di tubuhnya. Setelah itu ia membuang jaket Rio dengan tak berperikemanusiaan.
“Cowokk sialaann !!! Cowookkk Sialaann !!!!!!!! kenapa harus loe lagi  ? loe laagiii ?? loe laagiii ????”Kesal Kici . Ia menginjak-injak jas Rio dengan sangat sadis. Membayangkan bahwa yang diinjaknya adalah wajah Rio.
“Dasar Om-Om kuraangg pendidikan ?? gitu pengusahaa ? Cuiihh..Karyawaann loe jugaa gilaa semua kalii !!! “
“COWOKKK SETAAANNNN!!! “
*****
Petsa pun masih begitu ramai. Rio, Ryn, Alvin dan Felly berbincag-bincang sambil bercanda-canda. Tiba-tiba Kici datang dengan wajah yang sangat kusut. Felly menatap Kici dengan heran begitu juga Alvin.
“loe kenapa Kici?”tanya Felly. Rio juga menatap Kici dengan tatapan biasa seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Kici menatap tajam balik kearah Rio.
“gak apa-apa”ujar Kici dingin.
“Apa loe lihat-lihat gue ? masih punya pahala juga loe?”batin Kici mulai kembali emosi saat melihat wajah rio yang terlihat meremehkannya.
“Oh ya kak Ryn. Ini Kici teman Felly yang Felly certain dulu”ujar Felly memperkenalkan Kici kepada Ryn.
“Aku Ryn “ujar Ryn begitu manis. Ia menjulurkan tangannya ke Kici.
Kici“balas Kici singkat dan senyum yang dipaksakan.
“Oh ya Kici . .makasih ya buat kadonya. Bagus banget lohh. Kak rio juga makasih ya kadonya. Kak Ryn  makasih boneka teddy besarnya. Sukaa bangett . . “
Kici ngasih loe apa ? Rio juga apa ?”tanya Alvin yang begitu penasaran.
“Kak Rio ngasih jam tangan “jawab Felly dan tersenyum kearah Rio.
“Dari dulu loe gak ada yang lain Yo kalau ngasih Kado ke orang “sindir Ryn
“Masih untung juga gue kasih nih anak”serah Rio dan membuat semuanya terkekeh sendiri kecuali Kici. Yang bersikap acuh tak acuh.
“Kalau Kici ?”tanya Ryn yang ikut penasaran.
“Nih . .”ujar Felly meununjuk kearah kalungan yang ia pakai. Alvin, Ryn dan Rio  menatap kalung yang dipakai oleh Felly.
“Ini . . ? loe yang ngebeliin Kici?”tanya Ryn dengan wajah tak menyangka. Tangannya perlahan menyentuh kalung yang dipakai oleh Felly.
“Mampus gue . . “decak Kici dalam hatinya . Ia mencoba tetap bersikap dingin. Lantas menganggungakkan kepalanya.
“Hadiah semahal ini ?”ujar Ryn lagi. Ryn dalam hal barang-barang mahal bahkan berlian dan tas-tas serta acsessoris lainnya. Dirinya dapat mengetahui dengan cepat mana barang asli dan barang palsu. Dan yang sedang dipegangnya saat ini merupakan berlian.
“Mahal ? enggak. Cuma berapa ratus ribu . “alibi Kici. Ryn tersenyum ke arah Kici.
“barang murah ? ini berlian kan ? meskipun tidak semuanya dari berlian asli. Ini harganya diatas 10 juta “simpul Ryn. dan membuat Felly membelakakan matanya. Begitu juga Alvin. Sejujurnya Rio pun kaget. Namun ia menyembunyikan ekspresinya dengan rapat mencoba seperti biasa saja. Yang di binggungkan oleh Felly adalah bagaimana Kici mendapatkan uang sebanyak itu. Dan membuang uang hanya untuk kado seperti ini
“Njirr. . bisa diam gak sih nih cewek “gumal Kici dalam hatinya.
“Ngaco loe  . . “serah Kici.
“beneran ini harganya 10 juta ?”
“ bukan 10 juta bgoo. 15 jutaa . 15 juta tabungan gue tuh . .”batin Kici melengos.
“Enggak kok. Beneran gak mahal gak sampai satu juta. Ngapain sih bahas kado gue ? toh udah gue kasih ke Felly kan . “serah Kici yang memasang wajah tak suka dengan bahasan sekarang. Semuanya menjadi hening sendiri.Ryn jadi takut menatap Kici seperti itu
“Sorry “
“No problem . .”jawab Kici seadanya.
Fel. . gue balik ya ./udah malam kasihan iqbal dirumah sendirian. “pamit Kici
“Loe pulang naik apa ?”
“Pesawat . yah taxi lah . .”
“kenapa gak bareng Rio aja . loe berdua tetanggan kan “ujar Alvin. Baik Rio dan Kici langsung memberikan wajah yang sangat tak enak. Menatap Alvin seperti membunuh.
“Oke gue salah ngomong”ujar Alvin tak berani menatap Kici atau pun Rio.
“Berhubung gue baik.  Loe bareng gue aja “tawar Rio dengan malas.
“Gak usah makasih !!”sinis Kici.
“gue pulang dulu yah. Capek banget ni”ujar Kici . ia memeluk Felly sebentar .
“Gue pulang semua “pamit Kici. Ia pun berjalan menghampiri kedua orang tua Felly untuk pamit setelah itu beranjak keluar .
Rio menatap kepergian Kici begitu yang lainnya. Ryn bergidik menatap Kici yang semakin menghilang dari hadapannya.
“Omongan loe spertinya betul Fel”ujar Ryn mengingat kembali apa yang dikatakan Felly dahulu.
“Ember kak. Gue aja yang sahabatnya dibetah-betahin ehhe”cengir Felly.
“Loe baru pertama aja udah gitu Ryn? Gue duah beribu kali di buat makan ati sama tuh cewek gila “curhat Alvin. Rio melihat ke arah jam tangannya yang sudah pukul 11 malam.
Fel gue pamit pulang juga ya. Ada urusan dikantor .”pamit Rio.
“Oh iya kak. Hati-hati ya. “balas Felly. Rio mengangguk saja.
“Pulang dulu Vin. Ryn. “lanjut Rio dan segera beranjak keluar dari aula ini.
*****
Rio keluar dari aula, dan berjalan melewati Kici. Ia melihat gadis mungil itu mengambil tasnya.  Dan kemudian gadis itu keluar menuju luar hotel. Rio pun terus berjalan berjarak tak jauh dibelakang Kici. Rio menghampiri Kici yang sedang berdiri di luar. Sepertinya sedang menunggu taxi datang.
“Loe mau bareng gue gak ?”tawar Rio sekali lagi. Yang langsung berdiri disamping Kici. Gadis ini menoleh sebentar.
“Ogah . “sinis Kici dan memalingkan wajahnya. Ia menatap ke arah kanan dan kiri berharap ada taxi yang akan cepat datang.
“yakin ?”
“Enggak makasih . “Kici yang risih juga lantas berjalan kembali. Ia tak ingin dekat-dekat pria menjengkelkan itu.  Rio  melihat Kici  berjalan menjauh darinya , ia pun mengikuti Kici dari belakang.
Kici . . “panggil Rio. Kici  tetap berjalan tak peduli.
Kici . . “panggil Rio lagi. Nadanya sedikit mulai meninggi. Kici mendengus kesal. Kenapa cowok gila tiu mengejarnya terus.
KICIIII”teriak Rio keras karena kehabisan kesabaran.Kici menghentikkan langkahnya. Dan denganw ajah penuh emosi ia membalikkan badanya menghadap ke arah Rio yang berada di bealkangnya.
“APA? Gue udah bilang kan ? gue gak mau bareng sama loe? Najis banget gue bareng sama cowok gila kayak loe !! gak usah maksa !! gue gak mau ya gak mau!!”cerocos Kici. Rio mengernyitkan kenignnya sesaat. Setelah itu ia tersenyum begitu sinis danda sangat sinis sekali. Kici binggung dengan senyum Rio yang dilayangkan kepadanya.
“Loe jadi cewek pede banget ya ?Hidup loe terlalu percaya diri? Atau gimana ?”Kici mengernyitkan keningnya tak mengerti dengan maksud Rio.
“Siapa yang mau ngajak loe bareng ? hah? Gue cuma mau loe ngembaliin jas gue tadi ? mana ?”ujar Rio dingin. Ia menjulurkan tangannya kearah Kici. Untuk kesekeian dan kesekian kalinya Kici merutuki kata-katanya tadi. Bukan han ya dia sudah tidak punya harga diri lagi. Rasanya setelah ini dirinya ingin melakukan operasi plastik saja.
“Mana?” Kici mendecak kesal. Ia menatap Rio penuh kebencian.
“Sudah gue injek-injek ditaman. Jas gak penting !!”Rio melihat Kici  seolah ingin mencekik gadis ini.  Namun ia hanya bisa menyinis ke gadis didepannya.
“Ambil gak !!”
“Gak !”
“Ambil sekarang!!”
“Gak penting!!”
“ada kunci mobil gue disana “ujar Rio skeetika itu Kici langsung jadi bingung sendiri.
“Masa bodoh . .”ujar Kici sedikit gugup.
“Loe. . . . . “Rio berniat memeukul Kici karena sudah habis kesabarannya dengan gadis ini. Namun niatnya ia urungkan kali ini.
“Selamat loe malam ini !!”ujar Rio seperti ancaman. Ia kemudian meninggalkan Kici untuk kembali kedalam mengambil jasnya.  Kici  melengos menatap kepergian Rio.  Ia pun tak mempedulikannya lagi dan berfokus untuk menunggu taxi, berharap ada taxi malam ini. Namun sepertinya tidak ada karena sudah jam 11 malam. Dan di hotel ini pun jarang ada taxi yang lewat.
****
23.30 malam

Kici masih menunggu dengan sabar. Kakinya terasa kaku karena capek berdiri. Rio keluar kembali dengan membawa jasnya yang sudah ia bersihkan sebelumnya di apartemen Ryn. Rio sedikit kaget melihat Kici yang masih berada disana. Kici berdiri dengan membawa tas punggung kecilnya. Ia seperti anak hilang.
“Mana Sih nih taxi. Gimana coba gue pulangnya “omel Kici sendiri. Ia menggosok-gosok badanya.  Pakaianya sangat terbuka dan membuat angin malam begitu gampang masuk ke tulang-tulangnya.
Rio mengarahkan pandangannya ke arah langit. Entah sejak kapan langit tersebut berubah menjadi hitam pekat. Dan dapat dirasakan akan adanya tanda hujan datang setelah ini.
Belum sampai Rio menghelakan nafasnya untuk kedua kali, rintikkan hujan sudah turun begitu saja. Dan dapat dilihatnya Kici berjalan mundur untuk masuk ke dalam hotel. Rio geleng-geleng sendiri menatap gadis bodoh menutunya itu.
Rio berjalan dengan membawa jasnya yang sama sekali belum ia pakai. Ia berjalan dan mendekati Kici.
“Pakai “suruh Rio. Ia melemparkan begitu saja jasnya pada wajah Kici seperti Kici melemparkan jasnya tersebut ke wajahnya.
“aishh . .”ringis Kici yang kaget dengan kedatangan Rio serta lemparan jas Rio. Karena memang angin malam begitu menusuk tulangnya. Kici segera memakai jas Rio tersebut.
“besar banget “protes Kici, Rio membiarkan saja gadis ini mengoceh semaunya.
“Loe bareng gue apa enggak ?”tawar Rio dengan nada dinginnya. Untuk kali ini Kici berfikir seribu kali. Dirinya gak mau mati di hotel ini. Dengan ragu-ragu ia mengangukkan kepalanya pelan.
“Hujannya belum begitu deras. Ayo lari ke mobil gue “ujar Rio dan menunjuk mobilnya yang tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini. Kici mengikuti arah jari telunjuk Rio.
“Ayoo”ajak Rio. Ia pun berlari duluan dengan cepat. Begitu juga Kici segera menyusul Rio dari belakang.
Setelah sampai dimobil Rio mereka segera masuk. Sedikit baju mereka basah karena rintikkan hujan. Dan setelah itu hujan langsung turun dengan derasnya.
“untung saja “serah Rio menatap air hujan yang begitu deras. Kici menggosok-gosokkan tangannya yang masih terasa kedingingan.
“Kurang pendek tuh baju”sindir rio. Namun tangganya mengecilkan tingkat Suhu AC.nya. Kici diam saja tak ingin bertengkar kali ini. Tubuhnya sudha terasa capek.
Rio mulai menyalakan mobilnya. Setelah itu segera menjankannya. Selama perjalanan pulang tak ada yang berbicara. Baik Kici atau Rio. Hanya kediaman saja yang ada di dalam mobil ini.
Kici menyenderkan kepalanya ke kursi. Menutup matanya sejenak menghilangkan rasa penatnya. Rio melirik ke arah Kici yang tertidur.
“Dasar gadis ini. . “desis Rio mencela Kici.namun ia masih fokus menyetir saja. Kici sudah tertidur terlelap dalam mobil Rio.
*****
Hujan sudah berhenti. 15 menit perjalanan begitu singkat. Rio binggung bagaimana membangunkan Kici yang masih tidur di mobilnya. Kini dirinya sudah berada didepan rumah Kici.
“Gadis bodoh bangun !!”teriak Rio sedikit keras.Kici langsung terbangun seketika itu. Meskipun kesadarannya belum sepenuhnya.
“Kita ada dimana ?”
“di nereka. Ya didepan rumah loe lah “Kici menolehkan kepalanya. Benar saja disampingnya saat ini adalah rumahnya
“Gue masuk dulu. Makasih tumpangannya”ujar Kici tak karuan. Ia membuka pintu mobil Rio dan segera keluar dari mobil cowok tersebut. Rio membiarkans aja Kici berbuat seenak dia. Setelah melihat Kici masuk kedalam gerbang rumahnya. Rio sendiri segera ke arah rumahnya dan memasukkan mobilnya di bagasi mobil.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar