Rabu, 08 April 2015

DELOV part 22 ~ Locked .. . ~



DEVIL ENLOVQER – 22
~ Locked  .. .  ~

            Sesuai kesepakatan Felly dan Alvin. Kini mereka berdua sudah mengajak Ryn dan Alvin untuk berkumpul di apartemen Ryn. Alvin dan Sivia menjelaskan tujuan mereka berdua mengajak Ryn dan Iqbal dalam andil rencananya.
“Kak. Ini Iqbal adiknya Kici”ujar Felly memperkenalkan Iqbal.
“bal itu kak Ryn. Dia sahabatnya Kak Rio sama Kak Alvin “lanjut Felly. Iqbal dan Ryn lantas bersalaman.
“Iqbal kak . .”
Ryn. . “Iqbal mengangguk dengan sopan. Begitu pun juga dengan Ryn terlihat keakraban langsung dari mereka berdua.
“Loe sama Kici kayaknya beda banget ya . hahha”
“Iya dong ka. Cakepan gue dan pastinya kecean gue. Kak Kici mah mak lampir jadi-jadian hahaha”
“Betul banget tuh Bal. . “timpal Felly menyetujui.
“Sudah-sudah, kasihan anak orang dibicarakan mulu. Kembali ke pokok awal”ujar Alvin menengai. Semuanya menganguk faham dan kembali serius.
“Jadi gini. . balbalbalabalabalablabalabla . . . “Felly menjelaskan rencananya yang sebelumnya ia sudah bicarakan dengan Alvin . Baik Ryn atau Iqbal emndengarkannya dengan seksama. Terkadang ekspresi mereka berubah-ubah mendnegar penjelasan Felly tersebut.
“ Gimana setuju ?”tanya Felly. Iqbal terlihat masih berfikir.
“Gue setuju banget.  Mereka cocok kok. Gue lihat juga Rio perhatian gitu sama Kici“ujar Ryn yakin. Iqbal masih belum membungkamkan suaranya. Felly dan Alvin berharap-harap cemas menunggu keputusan iqbal.
“Gimana ?”tanya Alvin penasaran.
“Oke gue setuju. Tapi . . . .”
“Kak rio gak akan nyakitin kakak gue kan ? kak rio bisa bertanggung jawab sama kaka gue kan “
“Sepertinya loe sudah mengenal Rio lebih jauhkan bal ? loe percaya gak sama dia ?”tanya Alvin balik.
“Percaya banget kok. “
“Nah. . pastilah Rio anaknya baik dan bertanggung jawab. Tenang aja deh “tambah Alvin dan diangguki setuju oleh Ryn yang notabannya mereka berdua adalah sahabat Rio sendiri.
“Terus rencana loe semua gimana ?”tanya Iqbal lagi.
“Gue udah punya satu rencana yang bisa membuat mereka berdua setidaknya akan berduaan. Dan siapa tau bisa jatuh cinta ha ha ha “tawa Felly penuh kelicikannya.
“Gimana renacananya ?”tanya Ryn. Felly pun menjelaskan bagaimana rencananya yang sudah ia buat bersamja Alvin. Dimana rencana tersebut telah tersusun dengan rapi olehnya dan kekasihnya tersebut.
“SETUJU , . . .”serempak semuanya menyetujui bagaimana rencana Felly.
Sepertinya mereka salah jika ingin menyatukan dua setan yang memiliki perbedaan hati. Namun, entahlah. Apakah dua insan yang ingin mereka satukan tersbut dapat bersatu seperti yang diinginkan. Biar waktu yang akan berjalan dan akan menjawab semuanya.
*****
09.00 Rumah Kici
Gadis ini sudah bersiap-siap didepan rumah. Ia memakai baju putih lengan pendek. Dengan tantop  berwarna kuning yang sedikit terlihat pada kaitan talinya. Dengan dipadukan beserta celana biru pendeknya serta sepatu boots berwarna biru  ¾ di bawah lutut yang ia kenakan.
Kici melihat taxi yang ia pesan sudah datang. Dengan cepat ia memasuki taxi tersebut. Hari ini ia harus mengurusi pendaftaran ulang di SMA ARWANA. Karena besok dirinya sudah masuk sekolah. Dan itu membuatnya sedikit suntuk pagi ini.
Selama perjalanan, Kici menatap wajahnya sebentar pada kaca layar ponselnya. Terlihat jelas di sana betapa cantiknya gadis ini. Wajahnya yang natural dan hidung mancungkan semua terlihat begitu sempurna. Dan tak lupa tatapan tajamnya yang membuat siapapun akan ketakutan sendiri.
 “Hari yang melelahkan. . . “gumam Kici. Setelah itu ia mengambil earphonenya dan ia kenakan di telingannya. Dan memainkan satu lagu playlist yang ia sukai.
*****
10.00 Haling Corps
Rio menatap binggung ruang kerjanya. Disana terdapat banyak rangkaian bunga mawar putih dia ats mejanya. Ia binggung siapa yang telah melakukan semua ini.
“Siapa sih ? ada-ada aja  . . “Rio memelih untuk duduk di kursi kerjanya. Tak lama setelah ia duduk, masuklah sang sekertaris yang tak lain adalah Cherly
“Pagi Pak . .”sapa Cherly dengan mencoba menampilkan senyum termanisnya. Namun Buat Rio itu adalah senyum paling menjijikan dan jika bisa berkata jujur. Ia ingin muntah saat ini juga.
“Ada apa Cher?”tanya Rio. Agni berjalan mendekati meja kerjanya.
“Ini ada surat dari pengirim bunganya. Saya juga tidak tau siapa yang mengirimkannya”ujar Cherly. Ia menaruh surat lipatan berwarna hijau toska. Rio mengangguk saja.
“Yasudah sekarang kamu boleh keluar . . “
“Iya pak. Nanti jam 1 ada rapat penting mengenai perebutan alih perusahaan Shaw Corp.”
“Iya saya ingat. Tolong siapkan semua yang harus dibutuhkan. Dan juga jangan ada yang tau bahwa hari inis aya akan menemui pemimpin Shaw Corp. Menegerti ?”
“Iya Pak . . “Rio menghela nafas sejenak. Jujur, sedari tadi pagi ia dipusingkan dengan  rapat nanti. Dimana ia harus merebutkan sebuah perushaan beasar di Indonesia bahkan telah menguasai sebagian Asia dan juga di Eropa.Perusahaan “SHAW CORP” perusahaan ternama. Dan setiap orang pasti mengenal akan perushaan  tambang terbesar ini.
“Aku harus mendapatkan perushaan itu. Atau Haling Corps sendiri yang akan hancur “lirih Rio. Karena ini mempertaruhkan semua kerja kerasnya dan tak ingin mengecewakan siapapun. Ia harus bisa menarik perharian para dewan penanam saham dan bisa meyakinkan mereka semua.
Mata Rio kembali tertuju kepada surat hijau toska tersebut. Ia meraihnya lantas membuka isi pesan yang ada di dalam surat tersebut.
Temui aku jam 11 di lantai atas hotel Poxer :D. Aku menunggumu . . ^^
 Rio mengernyitkan keningnya. Ia tak pernah kenal dengan tulisan tangan ini. Dan tak tau siapa pengirim bunga sebanyak ini.
“hotel Poxer? Bukankah itu hotel yang ada di dekat SMA ARWANA ?”
“Ada-ada aja nih orang . . sudahlah nanti aja gue urusin ini”ujar Rio dan meletakkan sembarangan amplop tersebut. Ia membuka laptopnya yang sudah menantinya. Dan meneruskan pekerjaanya.
DRRRDDRRTTTT
Hanya selang waktu 7 menit. Ponsel Rio kembali berdering. Dengan masih konsen pada laptopnya, Rio meraih ponselnya yang berada tak jauh disampingnya.
From : 0812346789120
Tolong banget datang ya “( . jam 11 . aku menunggumu. Benar-benar menungumu “(
  Rio menjadi penasaran sendiri. Siapa yang ingin mengajaknya bertemu itu.  Dengan cepat ia membalas pesan tersebut.
From : 0812346789120
Baiklah . .
Setelah itu Rio meneruskan sisa pekerjaanya untuk presentasi pentingnya nanti. Ini semua menyangkut perusahannya dan karyawannya.
*****
10.45 SMA ARWANA

Didalam ruang serba guna ini banyak  Siwa dan siwi SMA ARWANA yang sudah berdatangan dan antri. Dan itu semua mereka lakukan untuk melakukan daftar ulang. Begitu juga dengan Kici. Ditangannya sudah terdapat Atm.nya beserta surat daftar ulangnya. Kali ini ia tidak berangkat bersama Felly. Karena Felly sudah melakukan daftar ulang sejak tadi pagi. Kici pun tak ambil pusing.
Christy Saura Noela Unu”Nama Kici telah dipanggil oleh sang guru. Dengan cepat Kici berdiri daru tempat duduknya dan menghampiri gurunya yang memberikannya sebuah pakaian olah raga baru dan juga rompi tambahan SMA ARWANA.Rompinya pun tak ada bedanya dengan punya Iqbal hanya bet.nya saja yang membedakan SMP dan SMA.
“Makasih Bu”ujar Kici sopan. Setelah itu ia berjalan menjauh dari tempat daftar ulang tersebut.
“DOOORRRR . . “suara keras mengangetkan Kici dari belakang. Kici pun jelas mengenal suara itu. Siapa lagi kalau bukan Felly.
“Udah ngambil seragam loe?”tanya Felly tanpa dosanya. Kici mengangguk dengan malas.
“Sorry sorry. Kan gue Cuma pingin loe kaget doang . “
“terus kalau gue udah kaget ?”sinis Kici. Ia membalikkan badanya menghadap ke Felly.
“Gue senang . .”jawab Felly seenaknya dengan senyum sumringah tanpa dosanya. Kici menamppakkan wajah tak enaknya.
“Ampuun Kici. Ampuun hehe”cengir Felly meminta damai.
“Iya Iya. Loe udah ngambil ?”tanya Felly balik
“Barusan saja. Di antrian sebelah “jawab Felly dan menunjuk kea rah tasnya.
“Oh . yaudah gue duluan ya mau pulang . .”pamit Kici.
“Eciee. . mau pulang apa mau nyemangatin kekasihnya . “goda Felly. Kici tak jadi melangkahkan kakinya. Ia mengernyitkan kening binggung dengan masksud Felly
“Maksud loe ?”
“Yah. Kan Kak Rio hari ini ada rapat penting. Dimana Haling Corps dan Shaw Corp merebutkan perusahaan masing-masing. Dan loe tau kan jika kak Rio bisa mengambil alih Shaw corp . wahhhh jadi pengusaha kaya raya dia. Tapi jika sebaliknya. . . .yah gitu deh. Haling Corps akan hilang . . Jadi loe semangatin kak Rio biar dia bisa semangat  . .”jelas Felly panjang lebar. Kici menatap Felly dengan datar. Wajahnya benar-benar tanpa ekspresi.
“udah ngomongnya ?”
“Sudah kok Kici hehe”
“gak penting ! Sumpah !!”ujar Kici dengan tajam. Setelah itu ia segera berjalan meninggalkan Felly yang melengos akibat ketidak peduliannya.
KICI JAM 1 LOH KAK RIO RAPATNYA. . KASIH SELAMAT YAAA !!”teriak Felly begitu kencang. Tak peduli semua orang yang berada di gedung itu sudah menatapnya dengan aneh. Sedangkan Kici terus saja berjalan. Ia malah langsungmengenakkan earphonennya yang baru.
Kici berjalan keluar dari gedung serbaguna. Ia berjalan sampai keluar pagar SMA ARWANA. Tatapannya menatap ke arah kanan dan kiri jalan. Entah apa yang ingin dia lakukan saat ini. Melihat jam tangannya menunjukkan pukul 11 siang.
“Lebih baik gue pergi ke apotik sebentar. Persediaan dirumah sudah habis “gumam Kici sendiri. Ia membenahkan tas punggungnya sebentar. Mengambil permen karet di sakunya lantas memasukkan ke mulutnya. Setelah itu ia berjalan ke Apotik yang tak jauh dari SMA.nya.
****
11.05 Hotel Poxer
Rio turun dari mobilnya. Ia membenahkan jam tangannya dan jasnya. Ia ke hotel ini untuk menemui pengirim surat, bunga serta pesan di ponselnya tadi. Masih ada 2 jam untuk dirinya sebelum rapat penting di Perusahaan SHAW.
“Di atas hotel ? yang bener aja. .”serah Rio. Ia tak mau ambil pusing. Dirinya lebih baik memelih cepat untuk menemui orang tersebut dan langsung ke perusahaan SHAW.
Rio masuk dengan tenang. Hingga ia menaiki lift menuju lantai hotel paling atas. Didalam lift Rio masih terlihat sangat santai saja. Sesekali ia bernyanyi sendiri. Bisa dibilang Rio memeliki suara yang sangat merdu. Bahkan dulu di SMA.nya Rio pernah menjadi ketua ekskul Musik.
Rio sampai di lantai paling atas. Ia keluar dari lift. Memutar kepalanya. Disana sangat sepi sekali. Tidak ada orang yang lewat. Rio pun terus saja berjalan menuju tangga yang menghubungkan ke atap hotel. Dirinya cukup hafal dengan hotel ini. Karena dulu dia sering bermain di atas hotel ini bersama dengan kakaknya. Hanya untuk menenangkan diri.
SRTTTTRRSRTTT
Rio membuka pintu . ia keluar dan berjalan ke arah luar. Dimana terlihat jelas hamparan langit yang sangat luas, matahari yang sedikit panas dan juga gedung-gedung menjulang tinggi dari atas hotel ini.
Rio mengedarkan pandangannya. Tak ada siapa-siapa disini. Hanya dirinya saja,Rio mulai binggung. Apa dia sedang dikerjai oleh seseorang. Entahlah  . . Sekali lagi Rio memeriksa atap hotel ini. Memutarkan badanya untuk mencari apakah ada sesosok orang ini. Namun sepertinya percuma tak ada siapa-siapa di sini.
“Aissh. .”desis Rio merasa dipermainkan. Rio menghela nafasnya. Membenahkan jasnya sebentar. Ia membalikkan badanya menghadap pintu yang tak jauh dari dirinya berdiri saat ini. Ia memilih untuk kembali saja ke perusahannya.
SRTTSRRRTT
Rio mengernyitkan matanya. 10 lelaki berbadan kekar tiba-tiba masuk dengan wajah yang garang. Dan wajahnya seakan ingin menerkiam Rio hidup-hidup. Rio tersenyum remeh sesaat.
“Sial gue dijebak . .”batin Rio dapat membaca situasi ini. Sudah dipastikan 10 orang tersebut adalah suruhan dari perusahaan SHAW. Karena memang sepertinya mereka menginginkan Rio tidak hadir di rapat penting tersebut. Sungguh sangat licik.
“Apa mau kalian ?”tanya Rio masih berbaik hati.
“Nyawamu . .”jawab salah satu lelaku yang sepertinya bos dari yang lainnya/
“Nyawaku ? dibayar berapa loe semua ?ckkck . . “
“Gak usah banyak omong. Kita hanya disuruh untuk membunuhmu .. “
“Silahkan . . . “ujar Rio santai. Sebelumnya dirinya sudah mengambil langkah mundur dengan tenang. Ia mengkondisikan untuk memfikirkan bagaimana dirinya bisa lolos dari 10 lelaki brutal ini.
BRAAKKKK
3 orang sudah siap menghantam Rio. Dengan cepat Rio memijakkan kaki kananya di tembok dan satu persatu kaki kirinya ia hantamkan tepat di dada 3 orang tersebut yang langsung jatuh terjungkur. Rio tersenyum picik. Ia memandang ke arah 7 cowok lainnya lagi.
“Anak ini mau main-main dengan kita. Ayooo langsung hajar dia .. “suruh sang ketua. Dan Rio pun diserbu oleh ke tujuh-tujuhnya cowok itu. Rio tak bisa bergerak kemana pun. Dirinya sudah dikepung. Yang jadi masalah sekarang. 10 orang ini badanya besar-besar. Dan dirinya hanya sendiri. Kemungkinan dirinya lolos hanya 10%  dari perbandingan 100 % yang ada.
“Gimana ? Gimana ini ??”Rio melirik ke arah jam tangannya. Sudah menunjukkan pukul stengah 12. Rio se semakin kebinggungan. Ia menghantam satu cowok tersebut dengan kepalan kuat tangan kananya. Dan berhasil meruntuhkannya. Namun ke 6 lainnya dengan sergap menghajar Rio dalam satu hentakkan.
“Aiisshh . .”desis Rio karena dadanya ditendang keras sekali. Rio terduduk. Para orang tersebut kini sudah berdiri di depan Rio. 10 nya sudah siap untuk membunuh Rio.
“Mampus gue. Bisa mati disini beneran gue . . “lirih Rio. Ia meraba ujung bibirnya. Dimana sudah tertetes darah segar disana.
BRAAAKKKK BRAAAKKKK BRAAAKKK BRAAAKKK BRAAAAKKK BRAAAKKKK BRAAAKKKK BRAAAKKK BRAAAKKK BRAAAAKKK  / . . . . . .
*****
11.05 Apotik Sejahtera

Kici sudah berada di depan apotik. Ia melirik ke samping apotik dimana menjulang besar sebuah Hotel Poxer. Kici ingin sekali masuk kesana. Namun setiap kali dirinya ingin masuk perasaan malasnya tiba-tiba datang dan tidak jadi masuk.
Kici menghelakan nafasnya dan siap untuk melangkahkan kakinya masuk ke apotik.
BRUUKKKK
“Awww . . “ringis Kici tersungkur. 10 Pria bertubuh besar tiba-tiba saja melewatinya tanpa sopan dan langsung menabrkanya. Kici mendesis kesal. Namun ia sedang tidak ingin mencari masalah saat ini. Ia membiarkan saja ke sepuluh pria jahanam itu pergi. Kici berdiri dan emmbersihkan pakaiannya yang sedikit kotor.
“Dasar Pria tak berotakk . .”desis Kici. Ia menatap sepuluh cowok itu penuh kebencian. Namun kini tatapan Kici teralih ke seorang cowok yang baru saja memasuki hotel poxer tersebut.
“Rio .. . “lirih Kici. Ia mencoba menatapkan pengelihatannya lagi. Benar saja itu Rio dan berjalan masuk kedalam hotel. Kici mengganti pandagannya ke 10 cowok kekar yang berjalan dengan garang menuju kedalam hotel.
“Sepertinya ada yang aneh . . “lirih Kici. Ia pun penasaran dan mempunyai firasat yang tidak enak. Kici akhirnya memelih untuk membuntutui 10 cowok tersebut.
Kici dengan tenang pura-pura seperti tidak tau apa-apa. Ia mengejar 10 pria kekar itu. Ia merasa 10 orang ini sedang membuntuti Rio. Kici langsung ikut masuk didalam lift bersama dengan 10 pria ini tanpa ada rasa takut.
Kici berpura-pura seperti terlihat gadis bodoh yang sedang bermain ponselnya. Kici menempelkan ponselnya di kupingnya. Ia beracting layaknya sedang ditelfon seseorang.
“Papa di nomer berapa ?”
“Oh gitu .. oke oke”
“Yaudah aku tutup dulu pa. Bye “Kici memasukkan kembali ponselnya. 10 mata pria bersamanya didalam lift ini meliriknya dengan tajam. Sebisa mungkin Kici tidak merasa takut atau gerogi.
“Jangan bilang mereka akan ke atas atap hotel . . “batin Kici menebak. Ia memandang ke arah atas dimana angka lantai tertera disana.
“Lantai 18 ? dua lantai lagi berada diatas. Kalau gue turun bareng mereka. Bisa curiga nanti “Kici pun segera memencet tombol lantai 19.
“Misi ya om . “pamit Kici dengan sopan. Pintu lift terbuka dengan lebar. Kici mencoba untuk tetap riang dan keluar dari lift tanpa curiga sama sekali.
Kici berjalan dengan pelan. Beriringan dengan tertutupnya pintu lift yang berisikan 10 pria kekar itu. Setelah benar memastikan pintu lift tersebut tertutup rapat, Kici segera berlari ke tangga darurat. Ia menaiki tangga dengan cepat.
“Aishh. . .”Kici telah berada di lantai 20. Ia bersembunyi di sela-sela tangga. Karena 10 pria tersebut sedang menaiki tangga juga menuju ke  atas atap hotel.
Kici membuka tas punggungnya. Ia Mengambil sebuah tali panjang yang selalu berada di tasnya tersebut. Sebuah keberuntungan ia memakai tas ini. Kici merogoh tasnya kembali berharap ada satu pistol didalam tasnya.
“Sial . . “decak Kici. Karena ia lupa tidak membawa benda sakral tersebut. Kici tak ambil pusing. Ia kembali menutup tasnya.
BRAAAKKKKKK
Mata Kici menatap ke atas. Suara gebrakan keras sedikit mengangetkan dirinya. Ia semakin merasa bahwa benar-benar tidak ada yang beres. Kici kembali menaiki tangga untuk mengejar 10 pria itu. Di tangan kanannya ia sudah membawa tali panjang sekali.
Kici diam-diam keluar dari pintu atap. Ia mendelikkan matanya melihat seorang pria tersungkur terduduk disana. Siapa lagi pria itu jika bukan Rio.
“Rio . .. “serah Kici tak menyangka.  Untuk saat ini Kici hanya bisa diam dahulu. Melihat situasi yang ada.
“Anak ini mau main-main dengan kita. Ayooo langsung hajar dia .. “suruh sang ketua. Kici melotokkan matanya. Ia sudah dapat menebak jika Rio bisa mati disana jika dirinya tidak menolong Rio. Dilihatnya Rio menyentuh bibirnya yang berdarah.
“Loe hutang budi sama gue pria bodoh . “desis Kici. Dengan gerak cepat. Kici menyerang 10 pria tersebut dari belakang .
           
BRAAAKKKK BRAAAKKKK BRAAAKKK BRAAAKKK BRAAAAKKK BRAAAKKKK BRAAAKKKK BRAAAKKK BRAAAKKK BRAAAAKKK  / . . . . . .
Kici menendang langsung kepala 10 pria itu dengan begitu keras dan tiada ampun. Rio hanya bisa melongo melihat Kici yang tiba-tiba berada disini.
“Cepet loe bangun . “suruh Kici. Ia mendekati Rio. Namun Rio masih saja terbengong.
“Loe gak mau kan mati disini ? ayoo cepet “suruh Kici. Matanya pun masih wasapada melihat 10 pria itu keasakitan tersungkur memegangi kepalanya.
“Loe kok bisa disini ?”tanya Rio binggung. Kici berdecak kesal dan sangat kesal sekali.
“Cowok bodoh . “umpat Kici. Ia segera menarik tangan rio langsung. Karena sudah tak ada waktu lagi. Rio pun menuruti saja dan mengikuti Kici.
“Loe gak takut ketinggian kan ?”tanya Kici. Kini mereka berdua sudah berada di ujung atas hotel.
“Kita loncat ?”tanya Rio dengan nada tak percaya.
“Iya ? kenapa ? loe takut ?”
“Gak”jawab Rio tegas. Kini ia bisa tersadarkan kembali dari kebingungannya . Kici tersenyum sinis ke arah Rio. Ia mengaitkan tali yang ia bawah ke perut Rio dan disatukan ke perutnya.
“Cepaatt . “suruh Rio. Karena beberapa preman tersebut sudah ingin bangun. Kici mengaitkan ujungnya satu lagi pada besi peyangga kuat yang berada di ujung tak jauh dari mereka berdiri. Kici mengikatnya dengan begitu kuat-kuat.
“Sudah siap . . “ujar Kici. Rio menganggukkan kepalanya. Dengan refleks Rio langsung menarik pinggang Kici untuk mendekat dengannya.
DEGHHH
Jantung Kici terasa beradu dengan cepat. Jaraknya kini begitu dekat dengan Rio. Bahkan bisa dibilang dekat sekali.
“pegangan ke tubuh gue “suruh Rio. Kici menyadarkan otaknya sejenak.
“Gue bukan gadis penakut . “cerca Kici. Rio melengos saja. Dilihatnya 3 pria itu mulai berlari mendekatinya.
“GO .  “ujar Rio dan Kici bersamaan. Mereka berdua pun langsung terjun bebas dari lantai 20 hotel ini.Kici memejamkan matanya. Tangannya langsung saja memegangi kuat-kuat jas Rio. Sedangkan Rio pun tak melepaskan pingang Kici dari dekapannya.
Mereka berdua terjun dari lantai 20. Dan tidak seditipun perasaan takut dai Rio dan Kici. Bagaimana pun juga Kici sendiri sudah terbiasa dengan hal ini. Rio menatap Kici dalam. Kici yang memejamkan matanya dengan kuat, dan dapat dirasakannya tarikan tangan Kici pada jasnya. Angin yang berhembus mengibaskan rambut Kici dan juga rambut Rio. Lantai hotel ini begitu tinggi sekali.
Rio tersenyum mengarah ke Kici yang masih memejamkan matanya. Senyum yang siapapun tak akan tau arti dari senyum tersebut.
BRUUUKKK
“Aww . . “ringgis Rio dan Kici karena mereka terjatuh tersungkur. Kici dan Rio segera melepaskan tali yang mengikat perut mereka.
“Jam berapa sekarang ??”tanya Rio.
“setengah 1 “jawab Kici seadanya yang telah melirik ke arah jam tangannya.
“Mampus gue. Bisa telat gue “ujar rio mulai kebinggungan. Rio berdiri , Ia pun mengulurkan tangan untuk membantu Kici berdiri.
“Lo ikut gue aja. Nanti gue anterin pulang”ujar Rio segera menyeret Kici menuju mobilnya tanpa menunggu jawaban dari mulut Kici
“Gue bisa pulang sendiri “tolak Kici tegas.
“Loe sekarang pasti diincar sama mereka., nurut saja sama gue”ujar Rio meyakinkan. Untuk kali ini Kici menurutinya saja. Ia segera masuk kedalam mobil Rio. Begitu pun dengan Rio yang langsung melajukkan mobilnya dengan kencang. Ia hanya mempunyai waktu setengah jam. Dan jarak hotel poxer dengan Shaw corps sedikit jauh dan membutuhkan waktu 30 menit. Ini merupakan waktu yang begitu mepet sekali.
Dengan kecepatan mobil 100 km/jam Rio mengendarai mobilnya. Kici tidak berkutik sedikit pun. Tidak ada perasaan takut atau pun bagaimana. Baginya ini sudah sangat biasa dan biasa saja.
“itu tadi siapa ?”tanya Kici mulai membungkam suara.
“Sepertinya suruhan dari SHAW Corp. Perusahaan yang akan bersaing dengan perusahaan haling corp”
“Oh .. “jawab Kici seadanya yang memang sudah mengerti, karena tadi Felly sudah menjelaskan padanya.
Rio melirik ke arah jam tangannya. Waktunya hanya 15 menit lagi. Ia semakin mempercepat kecepatan mobilnya.
“Santai aja. Gak bakal telat “ujar Kici mencoba menenagkan Rio dengan bahasanya sendiri. Namun kata-katanya tersebut terdengar seperti remehan.
“Ini menyangkut perusahaan gue “ujar Rio skeptis.
20 menit kemudian akhirnya mereka sudah sampai perusahaan SHAW Corp. Rio mencegah Kici yang ingin keluar dari mobil.
“Kenapa ?”tanya Kici binggung. Rio membuka laci mobilnya yanga ada di sebelah DVD player . Kici sedikit terkejut disana terdapat banyak pistol. Ia hanya heran sejak kapan Rio suka mengoleksi benda-benda seperti ini.
“Bawa  . Buat jaga-jaga “ujar Rio. Ia memberikan satu pistol kepada Kici. Kici menerimanya saja dan dimasukkannya kedalam tas. Setelah itu mereka berdua keluar dari mobil. Mereka segera masuk ke dalamnya.
“Loe tunggu di loby.Pakek masker ini”suruh Rio. Ia melemparkan satu amsker yang baru saja ia ambil dari tasnya.
“Buat apa ?Gue bukan pengecut .”tolak Kici
“Loe cewek ?dan gue gak mau kedua kalinya loe sekarat kayak kemarin. Ngerti ?”
“Loe nyemasin gue ?”tanya Kici dengan nada sinis. Rio berhenti melangkahkan kakinya. Ia menghadapkan kearah Kici. Rio tersenyum begitu manis dihadapan Kici. Manis sekali, Kici saja sampai tertegun dengan senyum Rio itu.
DEGHHH
Senyum Rio yang begitu lama, mampu membuat Kici melayang dan jantungnya berdetak dengan sangat cepat sekali. Ia mencoba mengatur nafasnya dan tidak ingin membiarkan Rio mendengar suara jantungnya saat ini seperti pedal gas yang tak terkendali.
“Bermimpilah . . .”picik Rio lantas menoyor kepala Kici. Senyumnya berubah menjadi senyum sinis dan meremehkan Kici. Rio lantas berbalik dan kembali meneruskan jalannya. Ia meninggalkan Kici yang mematung disana.
“Aisshh. .. sialan sialan sialaannn. . . “kesal Kici. Ia menghentakkan kaki kananya dengan keras. Setelah emosinya sedikit turun. Kici mengambil masker yang terjatuh di lantai. Ia segera memakainya . dan memilih unuk duduk di kursi-kursi yang telah disediakan di Loby perushaan tersebut.
Kici menunggu Rio sampai selesai rapat.
“Rio. . . semangat!!. . “lirih Kici begitu pelan.  Ia tersenyum sendiri dengan perkataannya tadi.
“Arrghsss. Apa-apan sih gue. Menjijikan banget. Ahgghrrss . . “teriak Kici setelah ia mengatakan kata-kata penyemangat untuk Rio. Ia menggelengkan kepalanya seperti orang bodoh.
*****
Alvin dan Felly telah menyiapkan tempat dinner yang paling romantis. Dimana Alvin sampai menyewa sebuah cafe. Dengan dibantu Felly ia mengatur decorasi cafe ini. Dan juga menentukkan masakan tang paling cocok untuk nanti malam.
“menurut kakak ?? ini akan berjalan dengan lancar atau tidak ?”tanya Felly
“berdoalah. “ujar Alvin.Jujur, dari awal ia antara yakin dan tidak. Ia berfikir bagaimana bisa Rio dan Kici bersatu. Sikap keras kepala mereka dan sifat menakutkan mereka. Hihihihi
Fel..”panggil Alvin. Ia melihat ke arah lantai dansa yang ada di depan meja mereka.
“kenapa kak ?”
“dansa yuk. . “ajak Alvin. Ia menunjuk ke arah lantai dansa tersebut.
“hah? Gak bisa . . “
“Gue ajarin “ujar Alvin lantas menarik tangan Felly begitu saja.
“Kak gue gak bisa. . “ujar Felly kebingungan.
“Bisa. Pasti bisa “ujar Alvin meyakinkan. Perlahan Alvin menaruh tangan kiri Felly diatas pundaknya, Kemdudian meraih tangan kanan Felly ia genggamkan pada tangannya. Setelah itu tangan kiri Alin memegang pada pinggan Felly.
“Kekiri. . ke kanan.. kiri. Kanan. . “Alvin memandu Felly dan mengajari Felly dengan pelan. Meskipun sivia sedikit kaku namun Alvin  masih tetap mengajarinya.
“Putar . . “ujar Alvin dan memutar tubuh Felly layaknya seperti orang dansa,
“Arssh.  “lirih Felly, karena ia ingin jatuh. Namun Alvin menangkapnya dengan cepat.
“Gak bisa kak. . “ujar Felly. Alvin tersenyum saja. Ia kemudian memfikirkan cara agar Felly bisa dansa dengan mudah.
“Ahh . . . “Alvin mempunyai ide. Ia segera mengalungkan kedua tangan Felly pada leyernya. Felly terkejut dengan yang dilakukan Alvin. Bahkan dengan gerak cepat Alvin sudah megangi pinggangnya dengan kedua tangan Alvin. Dan membuat Felly terkejut kembali.
“Lebih mudah kan ? Kanan . . Kiri . . kanan. . Kiri. . “kaki Felly mengikuti saja panduan Alvin. Namun Mata Felly dan juga mata Alvin tetap saling bertatap dengan dalam. Tatapan Felly sedikit canggung, sedangkan Alvin sudah tersenyum dan menatap Felly begitu dalam.
“Ini adalah tahun terindah dalam hidupku .. “ujar Alvin. Felly mengernyitkan keningnya.
“Kenapa?”
“Karena tahun ini aku sudah dipertemukan dengan seseorang yang begitu spesial . .”muka Felly terasa sangat panas, mungkin pipinya sudah berwarna merah seperti kepiting rebus. Kata-kata Alvin begitu membuatnya melayang.
Felly juga berterima kasih kepada tuhan. Di ulang tahun Felly ke 17 ini, sudah ditemani sama kakak”ujar Felly menyunggingkan senyumnya. Perlahan Alvin semakin kuat memegangi pinggang Felly. Ia mencium lembut kening Felly. Sangat lama sekali.
“terima kasih buat semuanya ya . . Gue janji bakal ngelindungi loe, dan sayang sama loe melebihi apapun “Felly menganggukkan kepalanya. Ia begitu percaya dan sudah sangat percaya dengan Alvin. Ia bersyukur sekali bisa mendapatkan pacar dewasa seperti Alvin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar