Selasa, 07 April 2015

DELOV part 14 ~ Fight again Fight again ~



DEVIL ENLOVQER – 14
~ Fight again Fight again ~
Dengan bantuan Iqbal dan  Rio, semua barang-barang Kici di masukkan kedalam mobil Rio. Hari ini Kici sudah di perbolehkan untuk pulang. Betapa senangnya hati gadis ini akhirnya dapat bebas dari jeratan obat-obat yang sangat menyiksanya .
Rio dan Iqbal sudah masuk duluan di dalam mobil, Mereka menunggu Kici yang ingin menemui dokter Andi sebentar. Terjadi perbicangan sejenak antara Iqbal dan Rio didalam mobil.
“Kak. Makasih banyak udah mau jagain kak Kici”ujar Iqbal memeluai pembicaraan. Ia sudah duduk manis di tempat duduk belakang.
“Gue ngelakuin ini atas balas budi gue karena kakak loe udah nyelametin nyawa gue”jawab Rio.
“Iya gue tau kok”
“Gue boleh tanya ?”
“Apa?”
“Kakak loe itu manusia gak sih ?”tanya Rio dengan wajah polosnya. Iqbal hampir tertawa dengan kencang mendengar pertanyaan Rio yang seperti itu.
“Gue adiknya aja binggung kak. Apalagi loe. Hahahah”
“Heran gue ada cewek kayak dia “
“Tapi kakak gue adalah kakak yang paling luar biasa loh kak. Udah pinter, jago dalam semuanya. Wahhh cewek ideal banget deh “ujar Iqbal antuasias dengan wajah yang membanggakan Seorang Christy Saura Noela Unu. Rio mendengar pujian Iqbal untuk Kici menjadi ngeri sendiri.
“Loe lagi ngefitnah kakak loe sendiri ?”sinis Rio dalam sekejab iqbal menelan ludah dalamnya.
“Kayaknya sih gitu kak”jawab Iqbal lebih polos dengan pertanyaan Rio tadi.
BRAAAKKKK
“Ayo berangkat “ujar Kici yang sudah masuk dengan seenaknya dan menutup pintu seenak jidatnya. Kici duduk tenang di samping Iqbal .  sedangkan Iqbal menatap kakaknya dengan kerisihan. Rio melirik kea rah Ify dengan mata yang begitu tajam. Yang ditatap malah sok polos dan asik memainkan ponselnya.
“Loe fikir gue supir hah? Pindah ke depan “suruh Rio dengan nada yang dingin. Namun Kici malah tak mempedulikan omongan Rio. Iqbal merebut ponsel kakaknya .
“Pindah kedepan sono”suruh Iqbal kepada Kici. Sejenak Kici melihat kea rah adiknya tersebut.
“kembaliin ponsel gue “ujar Kici tajam
“Pindah duduk loe dulu “
“AIsshhh . . . “Kici membuka pintu mobil kemudian masuk kembali menduduki kursi didepan di damping Rio.
“Alay banget sih loe jadi orang “tukas Kici ke Rio.
“Mana ponsel gue ?”lanjut Kici menjulurkan tangannya ke Iqbal. Lantas iqbal menyerahkan ponsel Ify .
“Bawel lu “balas Rio. ia segera menjalankan mobilnya dan meninggalkan rumah sakit ARWANA.
Selama perjalanan tak ada yang membungkamkan suara. Hanya Alunan lagu klasik pada dvd player mobil Rio yang dapat terdengar. Rio terfokus menyetir ,Kici sibuk dengan ponselnya, dan Iqbal pun fokus mengurusi pengagum rahasianya yang selalu mengirim pesan tak jelas kepanya.
“ke kantor gue dulu. Gue ada urusan bentar disana “ujar Rio . Kici menolehkan wajahnya.
“Ogah. Gue capek mau pulang “
“Gue mau ngambil data bentar”
“Gak ada data-dataan . Gue mau Pulang !!!”paksa Kici
“Loe nyebelin banget sih “
“emang ? baru sadar ?”
“Ckkk . . Ke kantor gue “decak Rio memaksa.
“Ke rumah gue !!”
“Loe turun sekarang !!!”Rio meminggirkan mobilnya dengan cepat. Ia memberhentikkan mobilnya dengan tatapan tajamnya menatap Kici.
“Loe fikir gue takut hah ?Gue turun sekarang !!”bentak Kici lebih kasar dari yang tadi. Ia segera membuka pintu mobil Rio dan turun dari mobil Rio. Iqbal memandangi kakaknya dengan tatapan binggung. Sedangkan Rio hanya acuh tak acuh .
“Nih dompet loe !”Rio melemparkan begitu saja dompet Kici yang tertinggal di sebelahnya. Kemudian menutup pintu mobilnya kembali dan meninggalkan ify yang berdiri di pinggir jalan dengan wajah benar-benar tak percaya.
Kici menghentakkan kakinya dengan keras. emosinya mulai memuncak kembali. Dan sampai saat ini rasa bencinya kepada cowok tersebut sudah melambung sampai langit ke tujuh. Tak aka nada kata damai antara dia dan cowok itu.
“MARIIOOOOOOOOO LOE COWOK GILAAAA”teriak Kici begitu sangat keras. ia tak peduli banyak orang yang menatap aneh ke arahnya.
Setelah itu Kici mnemilih menyetop taxi. Ia segera masuk kedalam taxi dan beranjak menuju ke rumahnya .
*****
Iqbal masih menatap kakaknya dari belakang, Ia sendiri tak percaya bahwa Rio benar meninggalkan kakaknya sendirian.
“kak loe serius ?”tanya Iqbal sedikit kasihan kepada Kici .
“Why not ?“jawab Rio seadanya.
“Kalau kak Kici nyasar gimana ?”
“Gak akan “
“bener juga sih . Yaudah deh. Dia kan bukan manusia”simpul iqbal. Sedetik kemudian ia sudah asik duduk tanpa mempedulikkan kakaknya lagi yang berada dipinggir jalan. Begitu pun dengan Rio sama sekali tak akan peduli.
*****
Alvin dan Felly sudah merencanakan menyambut kembalinya Kici. Mereka telah berada rumah Kici. Dimana mereka berdua menyiapkan kue coklat kesukaan ify. Sivia menyiapkan semua ini sejak tadi pagi . dan seperti perkiraannya Kici akan datang sebentar lagi .
“Siapin kuenya kak “suruh Felly kepada Alvin. Alvin menganggukan kepalanya dan mengambil kue yang ada di atas meja.
Tak lama kemudian suara mobil berhenti dipagar rumah Kici . Felly dan Alvin sedikit bingung kenapa Kici turun dari Taxi bukan dari mobil Rio seperti rencana awal. Sang pemilik rumah memasuki halaman Rumah. Kici menatap Alvin dan Felly dengan tatapan binggung.
“Ngapain loe berdua ?”tanya Kici dingin. Seketika itu lamunan Felly maupun Alvin terbuyarkan .
“Ehh . . kok loe sendirian ? Rio mana ?”tanya Alvin
“Mati. Udah mampus tuh cowok “jawab Kici penuh emosi. Setiap mendengar nama cowok tersebut hanya ada rasa emosi yang membara di jiwanya. Seakan ingin sekali membunuh cowok tersebut.
“Loe gak bareng kak Rio sama Iqbal Kici?”tanya Felly karena tak mungkin Alvin bertanya kembali. Ekspresi Alvin saja sudah takut kepada Kici .
“Tau ah. Gak penting tuh mereka berdua “decak Kici. Kini matanya langsung terpusat pada kue coklat yang dibawakan oleh Alvin.
“Ini punya siapa ?”tanya Kici seketika itu ekspresi wajahnya berubah kembali.
“Buat loe lah. Kita mau nyambut kedatangan loe”jawab Felly.
“benarkah ?? Waahhhhh. . . thanks . .”ujar Kici begitu senang. Bahkan ia tidak sadar jika sedetik yang lalu aura setannya telah merasuki dirinya .
“Ada yah anak kayak gini bikin jantungan mulu . “batin Alvin  mengelus dadanya. Ia menyerahkan dengan pasrah kue coklat yang langsung di rebut oleh Kici.
“Boleh gue makan ?”tanya Kici begitu antusias. Belum Felly atau Alvin menjawab dengan ganas Kici memakan kue coklat tersebut dengan lahap.
“Loe lapar ? atau doyan?”gidik Alvin menatap Kici.
“Dua-duanya deh “jawab Kici di sela makannya. Felly hanya bisa geleng-geleng saja menatap sahabatnya tersebut. Sahabat yang menurutnjya memiliki kepribadian yang sangat aneh. Dan entah mengapa dirinya sangat betah sekali bersahabat dengan orang aneh seperti Kici .
Dalam waktu kurang dari 10 menit kue coklat itu telah ludes masuk kedalam perut Kici. Alvin terbengong menatap gadis dihdapannya itu. Sedangkan Felly sudah tak akan kaget lagi. Ia sangat tau apa yang disukai oleh Kici dan tidak disukai oleh Kici .
“Masuk yuk”ajak Kici kepada dua orang itu. Dan mereka segera masuk kedalam.
Perbincangan ringan terjadi disana. Walaupun sepeti yang bisa di duga hanya Alvin dan Felly yang paling banyak bicara. Sedangkan Kici malah bermain PSP Iqbal yang sempat ia masukkan kedalam sakunya sebelum diturunkan oleh Rio dipinggir jalan. Felly membicarakan tentang acara ulang tahunnya yang akan berlangsung besok malam.
Kici loe datang kan. Please Please . . .”
“Doakan saja “
“Yaahh. . loe sahabat gue kan  ?
“Kayaknya sih iya “
“Kok kayaknya ??”
“daripada gue bilang enggak “Felly mendecak kesal. Namun seperti inilah sahabatnya yang sellau berbuat seenaknya sendiri.
“besok temanya formal. Jadi loe harus pakai gaun “
“Gaun ?gak punya “
“Gue beliin “
“Gak butuh “
“Mau loe?”
“Pakai seragam. Formalkan :”
“Sekalian aja ngadain bazaar sekolah di ultah gue !”sinis Felly yang emosi juga dengan omongan Kici .
“Wahhh bagus tuh. Setuju gue . hitung-hitung amal kan”
“YAAAHHHHHHH CHRISTYYYY”teriak Felly sudah sangat  kesal kepada Kici. Kici langsung tertawa begitu kerasnya .
“Iya Iya gue datang. Beriisiiikk!!”
“Jangan telat “
“iya iya Felly . . . “ujar Kici mencoba menyenangkan hati Felly. Gadis chubby itu bisa tersenyum kembali. Hanya mendengar jawaban begitu saja dari Kici, ia sudah sangat senang. Karena dari kemarin yang dirinya takutkan Kici tidak mau hadir di ultahnya .
Felly menatap jam dinding besar yang ada di ruang tamu Kici. Ia memendelikkan matanya.
“Udah jam 11 ? cepet banget “serah Felly panik sendiri.
“kenapa Fel ?”tanya Alvin heran melihat Felly yang segera membereskan barang-barangnya .
“Gue ada janji sama papa kak”ujar Felly buru-buru.
“Gue anter ya ?”tawar Alvin .
“Bukannya loe juga ada kelas jam setengah 12”ujar Felly mengingatkan, Alvin diam sejenak, setelah itu ia menepokkan tangannya ke jidatnya.
“Mampus gueee. Kok bisa lupa gue “ujar Alvin yang ikut panik seperti Felly. Kici memberhentikan permainnaya. Menatap sinis ke dua orang dihadapannya yang sedang ribut sendiri.
“Loe berdua kek ayam gak dikasih makan 2 tahun ya “sinsi Kici. Namun baik Felly dan Alvin tak ada yang memepdulikkan omongan Kici .
Kici gue pamit dulu ya. Jangan lupa datang ke ultah gue “
“Iya Iya “jawab Kici singkat. Felly segera keluar dari rumahnya dengan gerak cepat dan untung saja ada taxi kosong yang lewat di depan rumah Kici. Felly segera menaiki taxi tersebut.
“KAK ALVIN GUE DULUAN “teriak Felly begitu keras. dan Alvin mengaggukkan kepalanya melihat kepergian Felly.
Kici masih menatap Alvin yang membereskan barang-barangnya.
“Bukannya kemarin loe bertengkar sama Felly ?”tanya Kici yang baru ingat kejadian kemarin lusa.
“Cuma salah faham “
“OhKici tak meneruskan membahas hal itu toh semuanya bukan urusannya.
“Loe suka beneran sama Felly ?”tanya Kici lagi. Alvin menghentikan aktifitasnya. Heran juga dengan Kici . kenapa tiba-tiba bertanya seperti ini.
“sepertinya beneran “
“sepertinya ?”
“Oke gue ralat. Beneran suka “ujar Alvin mantap. Kici mengangguk-anggukan kepalanya.
“Gue sih setuju-setuju aja loe sama Felly. Tapi . . .”
“tapi apa ?”
“Gue belum sepenuhnya yakin sama loe “Alvin memelih duduki sebentar. Penasaran juga dirinya dengan maksud gadis didepannya ini.
“Kok gitu ?”
“Secara. Sepupu loe aja sudah kayak gitu. Gimana loe? “desis Kici mengambil keputusan sepihak.,
“Kok loe gitu christ? gue sama Rio beda lah “protes Alvin yang mengerti maksud Kici.
“sama aja kayaknya Sepupu loe itu brengsek, Biadab,Gak tau malu . Gak bener deh “
“Loe segitu bencinya ya sama Rio ?”tanya Alvin yang dapat dilihatnya sorot mata Kici saat membicarakan rio.
“SANGAT “
“Baru kali ini ada cewek yang gak mau sama Rio”decak Alvin geleng-geleng
“Ciih ? emang banyak gitu cewek yang suka sama Rio??”seru Kici sangat meremehkan,
“Wuisshh Gak banyak lagi. Hampir separuh gadis di kampus ngefans gila sama Rio. dan sisa separuhnya lagi ngefasn sama gue ehehhe”cengir Alvin dan hanya mendapatkan decakan sinis Kici.
“Buta semua mata tuh cewek “
“Kenapa sih loe benci banget sama Rio ? Dia kurang apa sih ? Cakep , pinar, mapan banget, semuanya bisa, Cewek mana pun pasti terpesona sama dia. Meskipun sikapnya yang kadang nyebelin. Tapi dia baik banget loh kici “ujar Alvin menggebu-gebu .
“Loh promosi ? Sorry gue gak tertarik “tolak Kici mentah-mentah .
“Mending loe sekarang Pergi dari rumah gue “usir Kici tak berkemanusiaan.
“Tapi Tapi loe setuju kan gue sama Felly ? yah yah yah”mohon Alvin sedikit memaksa.
“Gue fikir-fikir dulu “
“Setuju dong Kici. Gue mau buat kejutan nih di ultah Felly. “
“Ckkk. Iya gue setuju. Tapiiii . . . .”
“Apa ?”
“sekali loe buat Felly sakit hati dan nangis . Gue gak akan percaya sama loe lagi. Ngerti ?”ancam Kici begitu serius.
“Sumpah. Gue janji. Sangat janji “
“Gue Cuma butuh bukti “
“Oke gue buktiin “ujar Alvin penuh percaya diri.
“dan gue harap loe cepat-cepat enyah dari rumah gue !SEKARANG!!!”usir Kici sekali lagi lebih tegas. Alvin hanya bisa mengelus-elus dadanya pasrah sja menerima kelakuan gadis setan seperti Ify. Ia meraih tasnya dan segera keluar dari rumah Kici dengan kata-kata umpatan kepada Kici .
“Ada cewek ganas kayak dia . ckkk . . “gumam Alvin mengambbarkan sosok Kici di benaknya.
*****
Rio memasuki perusahaanya sambil memakai jasnya. Iqbal mengikuti Rio dari belakang karena ia penasaran sekali dengan perusahaan Haling Corps yang sangat besar. Benar saja baru berada di loby perusahaan ini, Iqbal sudah dibuat berdecak kagum oleh keindahan semua yang ada didalam perusahaan ini.
“Kak perusahaan loe besar banget yah “decak Iqbal tanpa menatap Rio. Ia masih mengedarkan pandangannya. Rio tersenyum simpul. Ia mengacak-acak rambut Iqbal dan menyuruh berjalan disampingnya , Mereka berdua segera menaiki Lift menuju ke lantai 7 dimana ruang kerja Rio berada.
Rio keluar dari Lift bersama Iqbal. Dan Cherly sang sekertaris sudah berdiri di samping pintu ruang kerja Rio membukakan pintu untuk Rio.
“Selamat siang Pak Rio. Bagaimana kabar bapak ? lama tidak berjumpa dengan bapak “sapa Cherly dengan nada yang dimanis-maniskan. Jujur Rio ingin muntah setiap kali mendengar suara Cherly yang sok manis seperti itu.
“Baik”jawab Rio singkat dan segera masuk ke dalam tanpa menatap Cherly sedikit pun. Sedangkan Iqbal melirik sinis ke Cherly yang menurutnya sangat aneh.
“Apa loe lihat-lihat ?”ancam Cherly dengan melotokan mata ke Iqbal . Suara Cherly dipelankan agar tak terdengar oleh Rio.
“Iqbal ayo masuk “suruh Rio. Iqbal menganggukkan kepala.
“Apa loe?”sahut ancam Iqbal ke Cherly dan segera masuk menutup pintu ruang kerja Rio dengan keras.
BRAAAAKKKK
“Anak kecil sialaaannn. Siapa sih diaa. Ckckck.  . “decak Cherly kesal. Ia kembali ke tempat duduknya .
Iqbal melihat ruang kerja Rio yang amat sangat luas. Rio sendiri sibuk mencaric data-datanya untuk dibawa pulang nanti. Iqbal berjalan menelusuri apa saja yang ada di dalam ruang kerja rio ini. Mulai dari laptop, Kamar mandi sendiri, Sofa yang sangat luas, televisi dengan 41 inchi dan masih banyak lainnya.
“Keren kak ruang kerja loe”
“Loe boleh main kesini kalau loe pingin “ujar Rio masih fokus dengan berkas-berkasnya yang mulai ia masukkan kedalam tas.
“yang bener kak ?”Tanya Iqbal dengan nada tak percayanya.
“Iyalah “
“Waahhh. Makasih banget kak. Pasti deh gue sering kesini “
“Kalau gue ada di perusahaan aja. Kalau gue gak ada nanti loe bsia dibunuh sama mak lampir depan tuh “ujar Rio menunjuk ke depan pintu. Iqbal mengerti yang dimaksudkan oleh Rio.
“Tuh Orang sok penting banget kak. Sok manis lagi. Hueekkk”raut wajah iqbal dibuat seolah-olah memang sangat jijik membayangkan wajah Cherly tadi.
“Loe baru sehari ? gue setiap hari? Untung gue gak step “gidik Rio yang ikit-ikutan melebay bersama Iqbal.
Rio mengkalungkan tasnya di kedua bahunya.  Semua berkasnya yang ia perlukan sudah siap didalam tasnya.
“Udah selesai ?”tanya iqbal.
“Sudah. Yuk pulang “ajak Rio. Mereka berdua pun segera berjalan keluar dari perusahaan ini .
******
Kici tertidur di ruang tamu dengan PSP yang tergeletak di sampingnya. Mungkin sudah 1 jam lebih ia tertidur disana.
Krryuukk kryyyuukk
Suara perut Kici berbunyi, ia terbangun dan memegangi perutnya yang terasa sangat lapar.
“Aisshh . . “lirih Kici karena cacing diperutnya memang benar sudah mengadakan demo massal.
“Gue bingung sama pembantu gue yang setiap hari minta pulang kampung terus “ujar Kici geleng-geleng sendiri. Ia pun melangkahkan kakinya kedalam dapur.  Mencari apa saja yang bisa ia makan.
“Masak apa ya ?? mmmm  . . Mie instan aja deh “ujar Kici. Ia pun segera memasak mie instan sebisanya. Karena mungkin hanya itu yang dapat ia buat. Ia sangat tak ahli dalam masak-memasak.
Dengan berantakannya tuh dapur akhirnya Kici bisa menyelesaikan masaknya. Ia menuangkan segelas jus jeruk di gelasnya. Lantas membawa piring yang sudah berisi mie instan tersebut serta gelasnya ke ruang tamu.
Srrtttttt . . .
Suara mobil terdengar dari luar. Kici sudah dapat menebak itu mobil siapa. Ia tak mmepedulikkannya danb meneruskan meniupi mie instannya yang masih sedikit panas.
Terlihat Iqbal masuk kedalam rumahnya, Bersama dengan Rio yang membawakan tas barang-barangnya. Baik Rio maupun Kici tak ada yang saling bertegur sapa . Rio langsung nyelonong masuk kedalam dan menaruh tas Kici di dalam kamar gadis tersebut. Sedangkan iqbal sendiri berlari ke kamarnya sendiri. Menaruh semua barang-barangnya juga dan untuk mengganti pakaiannya.
“Ckk. Sopan banget tuh cowok “desis Kici pelan. Namun ia segera mementingkan perutnya saja dari pada mengurusi cowok yang tak penting itu. Kici segera memakan mie instannya.
Rio keluar dari kamar Kici. Ia berjalan kembali menuju ke ruang tamu. Ia melihat Kici asik memakan mie instan.
“Selamat juga loh balik kerumah “sindir Rio. Ia memilih duduk sebentar di ruang tamu tepatnya didepan Kici yang asik makan.
“Kurang cabe nih . .”ujar Kici sendiri tanpa mengurusi perkataan Rio. Ia menaruh mie instannya di meja dan kembali ke dapur untuk mengambil sedikit cabe.
Melihat Kici kedalam kini pandangan Rio tertuju pada mie instan Kici yang tergeletak tak berdosa di atas meja. Perutnya terasa mengaong menyuruh Rio untuk memasukkan makanan tersebut. Tanpa fikir panjang dan menangung resiko belakangnya, Rio segera mengambil mie instan tersebut. Ia segera memakannya.
Dan dalam waktu kurang dari 5 menit. Mie instan tersebut ludes tak berdaya dilahap oleh cowok ini. Mungkin Mie tersebut tidak dikunyah oleh Rio melainkan langsung ditelan.
Rio menaruh kembali piring yang kosong tersebut. Dan bersamaan dengan itu Kici kembali ke ruang tamu. Mata nya melongo tajam menatap piringnya yang sudah kosong.
“Kenyangnyaa . . .”serah Rio tanpa berdosa.  Kici meremas cabe yang ia pengang.
“SETAAAAANNNNN”teriak Kici dan melemparkan cabe tersebut pada wajah Rio. Untung saja tak tepat di mata Rio.
“Loe  . . .loe . . gak punya otak atau otak loe udah kebalik sih ??”emosi Kici menggebu-gebu. Rio mengusapi wajahnya yang terkena cabe.
“Loe mau mata gue buta ?”
“Loe buta kek? Loe mati ke?loe keneraka seranag kek . Gue gak peduli. GANTI MIE GUEEEEE !!!!”bentak Kici tajam.
“gue duah lapar dari tadi begoooo . Gue gak mau taauuuu !! lloe ganti sekarang gak ??”
“gue gak bisa masak “jawab Rio singkat .
“Apa loe bilang ? gak bisa masak ?”
“Bodoh !! Sekarang loe beliin gue makanan. Cepetaaannn “ Rio berdiri dari duduknya. Menatap Kici dengan tatapan malas.
“Gue masih banyak kerjaan. Loe bisa buat mie lagi kan “suruh Rio seenaknya. Kici menggenggam erat kedua tangannya kuat-kuat. Melihat tatapan Kici yang sudah seperti macan kelaparan. Rio segera memelih mengambil langkah seribu sebelum Kici benar-benar menerkamnya.
“RIOOOOOOOOOOOOOOOOO”teriak Kici begitu kencang. Bahkan iqbal yang ada didalam kamar langsung keluar dengan kedua kupingnya yang sudah ia tutup menggunakan kedua tangannya, Sedangkan Rio telah masuk kedalam mobilnya dan memasukkannya kedalam rumahnya .
Kici menahan nafas pajang sebentar. Otaknya terasa sangat panas. Cukup sudah 1 bulan ini dia selalu di buat emosi oleh Pria tak bertanggung jawab seperti Rio.
“Loe fikir gue gak selicik loe? Mario . . “picik Kici. Ia kembali ke kamarnya sebentar untuk mengambil Ipod dan juga earphonenya. Kemudian keluar lagi.
Iqbal yang sudah asik duduk di ruang tamu. Ia befrmain PSP yang selama ini dipinjam oleh Kici. Matanya menatap sang kakak yang begitu aneh .
“Loe mau kemana ?”
“Bakar rumah orang “jawab Kici tajam. Ia membuka pintu rumahnya .
BRAAAKKKK
“Astaghfirullah  , .. .”kaget Iqbal langsung mengelus dadanya berulang kali. Geleng-geleng sendiri melihat sang kakak seperti itu. Sedetik kemudian ia hanya bisa mendoakan semoga tetangganya masih hidup untuk satu jam setelah ini. AMIN  . .
Kici melangkah menyebrangi jalan. Ia menuju ke rumah tetangganya tersebut yang tak lain adalah RIO.
ToookToookkk
Kici mengetok pintu rumah Rio dengan tak beraturan.
“siap . .. . “belum selesai mengucapkan kata-katanya. Kici segera menerobos masuk kedalam. Rio yang tepatnya membukakan pintu rumahnya Cuma terbenggong dengan apa yang dilakukan oleh Kici.
“Gue minta makan . .”ujar Kici seenaknya. Ia kini duduk di ruang tamu ruang Rio. Untung saja Mama Rio sedang tidak ada dirumah dan membuat Kici lebih leluasa untuk membalas dendamkan kepada cowok satu ini.
“Gak ada makanan”
“Mau rumah loe gue bakar ?”ancam Kici. Ia merogoh sakunya, benar saja Kici telah mebawa celetuk korek Api dengan ukuran besar. Rio menelan ludah dalamnya.
“Loe gak beneran bakar rumah gue kan ?”panik Rio . Kici tersenyum ke arah Rio. Senyum mematikan dan siapa saja yang melihatnya hanya bisa berdoa agar dia dapat selamat. Rio telah membangunkan srigala dari neraka.
“Apa wajah gue seperti bercanda Mario ?”tantang Kici. Kici menyalakan korek apinya. Lantas perlahan ia dekatkan pada gorden yang terpasang indah di jendela Rio.
“Loe gak gila kan Kici?”
“satu “hitung Kici
“Oke oke gue akan masal buat loe. Oke oke “ujar Rio mengalah. Kici tersenyum penuh kemenangan. Ia mematikan korek apinya ,
“Yaudah cepetan. Gue kasih waktu 5 menit. Atau rumah loe benar-benar terbakar ditangan gue “ ancam Kici. Rio hanya dapat mendesis senis. Mengumpati cewek didepannya ini. Dengan malas Rio segera berjalan menuju dapurnya. Ia sendiri binggung harus masak apa .
“gue masakin mie instan aja deh “serah Rio pasarah dan tak mau meribetkan diri. Ia pun menyibukkan dirinya di dapur.
Kici masih duduk santai di ruang tamu Rio. Menahan rasa laparnya yang dari tadi terus meraung-raung. Karena merasa bosan. Kici memainkan kembali korek apinya. Menyalakan mematikan menyalakannya mematikkanya. Berulang kali Kici lakukan.
Kici memainkan korek api tersebut. Dan mencoba mendekatkan ke arah gorden jendela Rio. Diaman niatnya hanya ingin bermain-main saja. Namun tak sengaja api tersebut mengenai gorden Rio.
“Mampus gue . .”panik Kici melihat Api sudah menempel pada gorden Rio dan perlahan meninmbulkan api yang semakin merambat. Begonya Kici lagi. Korek api yang ia nyalahkan langsung ia jatuhkan di atas kursi. Korek api itu juga kini terbakar di kusri yang di duki oleh Kici.
Kici terdiam panik sendiri. Entah mengapa disaat seperti ini, seperti kejadian saat dirinya akan tertabrak. Kici selalu tak bisa apa-apa. Ia hanya bisa diam. Bukan memelih lari Kici malah menjadi panik sendiri. Ia menggeser duduknya . karena api yang berada di kursi tersebut semakin menyebar.
“Rio. . Rio. . Riooo . “teriak Kici panik. Keringat panas mengguyur wajah Kici. Api tersebut semakin besar.
“BAWEL. GAK USAH TERIAk-TERIAK ! ini gue masakin “teriak Rio dari dapur. Rio masih emosi sendiri dengan Rio.
“MARIIOOOOOOOOOOOOOO”teriak Kici begitu sangat kencang. Entah saat Kici berteriak seperti itu, detak jantung Rio terasa berhenti sedetik. Rio mematikkan kompornya. Ia merasa ada yang tidak beres di ruang tamu. Dengan gerak cepat Rio segera berlari ke ruang tamu .
KIIICCCIIIII . . “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar