Selasa, 07 April 2015

DELOV part 20 ~ Ada apa dengan perasaanku ? ~



DEVIL ENLOVQER – 20
~ Ada apa dengan perasaanku ? ~
Kici mengerjapkan matanya beberapa kali. Sekilap cahata dari jendela membangunkan dirinya. Ia mencoba untuk bangun dan menyadarkan kesadarannya untuk beberapa saat.
“Bal . . Gue mau level akhir nih !!”
“Ahhhh Kak Rio. . Loe gak boleh menang !”
“Gue dong yang menang !”
“Gak Asik main sama loe ka ! Gue kalah mulu!!”
Kici menajamkan pendengarannya. Terdengan dengar jelas suara ribut-ribut yang berasal dari ruang tamu. Kici berdiri dari kasurnya. Pergi ke kamar mandi sebentar untuk mencuci wajahnya agar lebih sedikit segar.
Setelah memastikan wajahnya tidak kusam lagi. Ia beranjak keluar menemui sumber ribut-ribut tersebut.
“Loe berdua bisa gak sih gak ribut disini !”
“dan buat loe . . . “Rio menujukkan telunjukknya kea rah Rio
“Ngapain loe disini ? biasanya loe udah ngicau ke kantor loe”ujar Kici dengan soktaunya. Baik Iqbal dan Rio masih menatap Kici dengan tatapan melongo. Diam saja menatap Kici dari bawah sampai ke atas. Kici jadi binggung sendiri menagpa dirinya ditatap seperti itu.
“Loe yakin loe gak ganti baju dulu semalam ?”sindir Rio. sedetik kemudian Kici menatap badanya sendiri.
“Aisshh. . “desisnya merutuki kebodohannya. Dari semalam ia belum mengganti pakaianya. Dan saat ini dirinya masih memakai gaun pendek yang ia pakai di acara ulang tahun Felly.
“Terserah gue dong. Ini gaya gue . . “elak Kici namun sepertinya dirinya sendiri tak yakin dengan ucapannya tersebur. Iqbal menatap kakaknya dengan aneh.
“Loe mau jadi putri tidur ?Itu gaya loe? Sumpah ?”sindir Iqbal membuat Kici telak tak bisa mencari alasan lagi.
“berisik loe berdua “
Kici. Buatin mie dong. Yang kemarin loe buat itu “suruh Rio seenaknya. Kici mendelikkan matanya.
“Lo fikir gue babu loe ? Ogah !!”tolak Kici tajam.
“Ayoolaahh kak. Gue juga buatin. Pleasee . .”kini malah Iqbal mendukung ucapan Kici.
“Buat aja sendiri. Gue ogah malas buatinnya “
“Yaudah gue buat sendiri aja. Awas loe kalau minta “ujar Rio tajam. Ia meletakkan PSP miliknya di sampimg iqbal dan melewati Kici begitu saja menuju dapur. Kici mengukur belakang kepalanya yang terasa tak gatal.
“Sebenarnya yang punya rumah ini siapa sih ??”batin Kici heran sendiri. Tanpa ingin berpusing lagi. Kici masuk kedalam kamarnya dan berniat untuk segera mandi.
Rio sedang asik membuat mie didapur Kici. Ia sebenarnya main kerumah Kici itupun atas ajakan Iqbal yang ingin tanding Game dengannya. Rio yang sedang ada waktu longgar untuk pagi ini mengiyakan saja ajakkan Iqbal dari pada dirinya menganggur dirumah. Sang mama juga sedang ada acara di rumah temannya sejak tadi pagi. Dan Rio sama sekali belum memberikan asupan gizi sedikit pun kepada tubuhnya.
Iqbal tak menggubris kakaknyad an Rio. Ia meneruskan game di PSP.nya sepertinya itu masih terlihat menarik dibandingkan makan. Perutnya masih bisa ia atasi. Namun untuk game satu ini dirinya terlalu maniac sehingga tidak dapat untuk di atasi jika meninggalkannya sedikit saja .
KLONTAANGGGGG
“Suara apaan sih ??”decak Kici skeptis yang keluar dari kamarnya setelah ia mandi. Ia segera berjalan ke arah sumber suara dimana terdapat did apurnya. Kici berjalan sambil menguncir rambutnya ke atas dan menggulungnya dengan sangat rapi walau tanpa menggunakan kaca.
“RIOOOOOOOO”teriak Kici penuh kekesalan melihat dapurnya sudha seperti kapal hancur. Rio membalikkan tubuhnya menatap ify tanpa dosa.
“Gue udah bilang kan. Buatin gue mie. “ujar Rio datar.
“Loe bisa gak sih sehari saja gak buat gue kesal !”Kici mendekati Rio. Ia meraih sendok yang dipegang oleh Rio.
“Gue buatin. Loe duduk aja “suruh Kici. Rio mengangguk menurut saja. Ia kini berdiri di dekat meja makan yang ada di depan dapur. Dan Rio bisa melihat dengan jelas Kici memeasakkan mie untuknya.
“Loe bisa masak ?”tanya Rio memulai pembicaraan.
“Gak. Cuma bisa buat mie doang”
“Payah . . “ejek Rio. Kici membalikkan badanya mendelik kesal dengan tatapan loe diam ? atau gue gak bakal masakin loe” . Rio yang dapat membaca mata Kici tersebut mengangguk-angguk pasarah saja dari apda dirinya kelaparan.
“Oke oke “ujar Rio. Kici meneruskan masakknya. Ia memasukkan sayur-sayuran kedalam air mendidih tersebut. Membuka bungkusan mie yang ada di sebelahnya.
Sreeetttt . .
Kunciran Kici terlepas dari tempatnya. Membuat Kici jadi risih sendiri dengan rambutnya. Kedua tanganya sudah kotor akibat minyak yang ia campurkan sedikit pada bumbu mie tersebut.
“Yo . .”panggil Kici . Rio berdehem tak jelas.
“Kuncirin rambut gue. Gue gak bisa konsen masaknya nih “suruh Kici. Ia menggibas-kibaskan rambutnya beberapa kali yang terus menutupi matanya. Dengan malas Rio berjalan ke arah Kici.
“loe nyusahin mulu “gumam Rio pelan. Dan dia sekarang sudah ada dibelakang tubuh Kici. Tepatnya Kici berada di depan kompor dan dibelakangnya ada rio yang sedang berdiri binggung menatap rambutnya.
“Mana kuncirannya ?”tanya Rio.
“jatuh kali dibawah “ujar Kici. Rio mencari ke bawah lantai namun tak ada sama sekali kunciran yang ia temukan. Hanya sebuah karet kecil yang sudah terbagi menjadi dua.
“gak ada . nih adanya karet patah “ujar Rio lagi.
“yaudah terserah loe kek. Gimana caranya rambut gue ini gak ganggu. Loe pegangin atau gimana kek. Atau loe gak bakal gue masakin “ancam Kici dan membuat kedua kalinya Rio menuruti dengan “TERPAKSA” dan ingat perlu diulang lagi “TERPAKSA”
“yah yah yah “Rio mulai menata rambut Kici. Ia menguncirnya dan menahannya dengan tangannya sendiri. Kici yang sudah bisa meraskan rambutnya teratur meneruskan kembali masaknya. Ia mengaduk-aduk mie yang sepertinya sudah matang didalam panci.
“jangan gerak-gerak. Rambut loe bikin gatal diwajah gue “kesal Rio. Kici tak mempedulikkanya. Ia mematikkan kompornya kerena ia rasa mie tersebut sudah matang.
Kici membalikkan badanya saat ingin mengambil sebuah piring di dekat rak yang di meja dapur tepatnya dibelakang Rio. Namun ia tak memberikan aba-aba kepada Rio saat ie mambalikkan badanya.
DEGGHH . .
Kici yang langsung membalikkan badanya membuat dirinya kini berhadapan dengan Rio yang begitu sangat dengan dengannya. Wajah mereka berdua bahkan hanya beberapa centi saja. Kici menelan ludah dalam. Jantungnya berdetak tak karuan. Entah mengapa matanya tak bisa ia palingkan dari tatapan Rio yang juga menatapnya. Bahkan tangan Rio masih memegang rambutnya.
Rio dapat merasakan aroma parfum Kici yang sangat khas. Dengan jarak yang dekat seperti ini ia sedikit kaget dan masih menatap Kici dalam diamnya.
Tak ada yang bergeming satu pun diantara mereka. Dan masih diam dengan keadaan seperti itu. Tiba-tiba Iqbal berjalan ke arah dapur. Dan melihat pemandangan ini yang membuatnya sedikit syok.
Pikiran setan memenuhi otak anak kecil ini. Iqbal berjalan mengendap-endap ke arah meja makan. Mengambil satu sendok dan satu piring bersa disana.
“satu . . “
“dua . . “
“tigaa”
“WOOYYY JANGAN PACARAN DISINI TUUKKK TUUUKKK JANGANNN PACARAANN DISINIII WOOYYY TUUKK TUUUKK WOOOYY!!”teriak Iqbal begitu keras sambil memukul sendok tersebut ke piring yang tak berdosa itu. Bersamaan dengan ityu Baik Rio dan Kici langsung tersadar. Rio segera melepaskan tangannya dari rambut Kici dan bersikap seperti biasa saja. Sedangkan Kici sudah kalang kabut sendiri dengan kesaltingannya .
“Gue mau ngambil priing . “ujar Kici dan melewati Rio begitu saja. Rio mnghelas nafasnya sejenak. Mencoba berfikir tenang .
“gue tunggu diruang tamu saja. “ujar Rio tanpa ,menunggu jawaban dari Kici ia segera berjalan keluar dari dapur meninggalkan Kici yang masih membuatkannya mie dan iqbal yang malah melanjutkan permainan PSP.nya di meja makan tanpa dosa.
Kici telah memasukkan bumbu dan mie kedalam piring tersebut. Ia mengaduk-aduk sedikit agar bumbunya meresap dan mencicipi rasanya sudah enak atau belum.
“Enak . .”ujarnya senang. Ia mengambil sendok dan garpu didekat iqbal.
“kak . .”panggil Iqbal tanpa menoleh ke arah Kici dan masih fokus pada layar PSP.nya
“Apa?”jawab Kici. Ia kembali ke arah piringnya dan menaruh sendoknya disana.
“Loe suka ya sama kak Rio ?”
DEGGHH
Kici terdiam dengan kata-kata tak bertanggung jawab yang keluar dari mulut sang Adik. Multunya terasa membisu tak tau harus menjawab apa. Seolah-olah hati dan tubuhnya sedang merencanakan sesuatu yang ia sendiri tidak tau.
“Kalau iya bilang aja gak usah diam kayak gitu “tukas Iqbal lagi.
“Apan sih loe. “kini Kici dan membuka mulutnya.  Ia membawa piring tersebut dan segera berjalan menuju ruang tamu dimana Rio sudah menunggu makananya.
“Kalau loe lihat kak Rio deg-degan. Loe suka sama dia”ujar Iqbal sok tau. Kici tak peduli dengan kata-kata adiknya itu. Ia segera meneruskan jalannya.
Rio menghirup bau makanan yang sudah mengarah ke arahnya. Benar saja disana ada Kici yang sedang berjalan ke arahnya sambil  membawa sepiring mie untuknya. Rio tersenyum menatap piring tersebut. Ingat sekali lagi PIRING.nya bukan ORANG YANG MEMBAWA PIRINGNYA !!
Kici mengehelas nafas panjangnya. Kata-kata Iqbal tadi  mengacaukan otaknya saat ini, Kici mencoba terus menundukkan wajahnya tak berani menatap cowok ini.
“Nih makananya “ujar Kici menaruh piring tersebut di atas meja dengan cepat.
“Thanks ya Kici“ujar rio lantas meraih piring tersebut dan melahap mienya seperto orang kelaparan.  Kici membalikkan badanya untuk meninggaljan ruang tamu. Namun belum 5 langkah ia berjalan ia berhenti.
“Kalau gue deg-degan melihat Rio. Gue suka sama dia ?”batin Kici mulai bicara.
“Dan gue gak mungkin suka sama dia. Jadi gue gak perlu takut untuk menatap dia. “
“jantung gue masih normal. Otak gue masih waras. Gue gak akan suka sama om-om mesum kayak dia “
“Oke Kici. Jadi sekarang tenang. Balikkan badan loe. Dan loe lihat om-om mesum itu. Dan semuanya biasa saja. Oke “Kici mulai menengankan hatinya. Meyakinkan bahwa dirinya saat ini sedang tidak menyimpan perasaan kepada “orang itu” siapa lagi jika bukan Rio.
Perlahan dengan pasti Kici mulai membalikkan tubuhnya. Ia masih menundukkan kepalanya. Menghirup nafas panjang sesaat dan hati-hati mendongakkan wajahnya untuk menatap Rio.
DEGGHH. DEGHH. . DEGHHH. .
Matanya menatap Rio dan saat itu juga Rio sedang menatapnya dengan heran. Kici melihat Rio dengan ketakutan sendiri.
DEGGHHH DEGHHH
Entah kenapa suara jantungnya saat ini tidak bisa diajak untuk berkompromi sedikit pun. Tidak. Tidak dan tidak mungkin. Ini pasti hanya mimpi. Dan Kici tidak mungkin menyukai pria itu. Tidak. Dan Tidak.
“loe kenapa Kici ?”tanya Rio heran menatap Kici diam memucat menatapnya seperti itu.
DEGGHH. . DEGHH. DEGHH. .DEGHHH
Jantung Kici malah berdetak dengan cepat melebihi batas normal. Ia langsung menggeleng-gelengkan wajahnya denganc epat.
“ARRFGGHHHSS !!!”teriak Kici . ia segera membalikkan badanya dan beralih menuju kamarnya. Menjauhi orang itu.Tidak dan tidak akan pernah ia menyimpan perasaan kepada “ORANG ITU” TIDAKKKKK !!!!!!
*****
Alvin sudah libur semester dengan cepat. Dan hari ini ia ingin mengajak pacarnya untuk jalan-jalan. Siapa lagi jika bukan Felly. Dan kali inia dalah Dating  pertama mereka selama berpacaran. Alvin sudah tak sabar untuk menyambut pacar barunya dengan cintanya.
“Pagi sayang . . “sapa Alvin kepada Felly yang baru keluar dari rumah. Felly sangat cantik sekali pagi ini. Wajahnya terlihat fresh . Felly menguncir kuda rambutnya. Ia mengenakan baju berwana Pink ¾ dan celana pendek diatas lutut dengan warna abu-abu.
“Pagi Juga . .”sapa Felly. Ia tersenyum manis sekali sehingga terlihat sekali kedua lesung pipinya yang membuat Alvin semakin gemes sendiri.
“Ayo . udah siap kan ?”ajak Alvin. Ia mengulurkan tangannya ke Felly.
“Sudah dong “jawab Felly dan meraih tangan Alvin. Mereka berdua masuk kedalam mobil.
Didalam Mobil Alvin malah tidak menyalakan mesin mobilnya. Ia menatap Felly yang rambutnya dikuncir tersebut. Felly yang  menyadari bahwa Alvin menatapnya segera menolehkan wajahnya.
“kenapa ?”tanya Felly bingung.
“Kayaknya rambut kamu  bagusan di gerai “ujar Alvin. Tanganya perlahan melepaskan kunciran rambut Felly. Alvin sedikit merapikan rambut Felly. Ia memiringkan sedikit poni Felly.
“Oke. Finally perfect “ujar Alvin senang dengan hasil riasanya pada Felly.
“pakai sabuk pengamannya sayang “ujar Alvin begitu perhatian. Ia menarik sabuk pengaman yang ada disamping Felly dan mentautkan pada pengunci yang ada disampignya.
“berangkat sekarang ?”Felly menganggukkan kepalanya. Alvin tersenyum. Ia memasang sabuk pengamannya sendiri lantas menjalankan mobilnya.
Felly menyalakan lagu pada DVD player mobil Alvin. Ia memilih lagu “Geek In the Pink” dari Bruno Marz. Alvin terkekeh mendengar saat lagu ini mengalun.
“Kenapa ketawa ?”tanya Felly yang sedikit bernyanyi pada bait pertama.
“Loe suka lagu ini ?”tanya Alvin
“banget dong “
“Sama dong “ujar Alvin. Felly pun langsung ikut tertawa mendengarkan pernyataan Alvin.
“Kak mana ponsel loe?”tanya Alvin.
“Buat apa ?”
“Mana ??”renggek Felly. Alvin menurutinya saja. Ia merogoh ponselnya dari saku celananya.
“Mau apa ?”tanya Alvin. Namun Felly tak menjawabnya. Ia mengotak atik Iphone Alvin. Setelah itu Felly menjauhkan Iphone alvin seperti memotret dirinya sendiri pada ponsel Alvin.
CKREEKKK
“Ahhh . selesai “ujar Felly dan mengembalikkan Iphone Alvin.
“Maksudnya apa tadi ?”tanya Alvin binggung dengan senyum yang ingin tertawa melihat tingkah aneh pacarnya ini.
“Biar wallpaper loe foto gue “cengir Felly. Sedetik itu juga Alvin tertawa dengan renyah. Tangan kananya lantas mengacak-acak pelan rambut Felly.
“Oke Oke. Makasih ya sayang “ujar Alvin menerima ponselnya kembali dari tangan Felly menganggukkan kepalanya. Ia menatap wallpaper Alvin dengan fotonya sendiri. Felly jadi senyum-senyum sendiri saat itu.
 “Jangan pernah diganti !!”
“kenapa ?”
“Itu Foto saat kita pacaran pertama. Dan pasti sangat berkesan. Iya kan ?”
“Lalu ? kamu gak minta fotoku ?”tanya Alvin protes karena hanya ponsel dirinya saja.
“Sekarang ? mau kita mati konyol ?”sindir Felly layaknya Kici.
“yah Yah. Sepertinya pacar gue sudah terpengaruh iblisnya sahabatnya “decak Alvin geleng-geleng
“Hahahaha”tawa Felly mendengar decakan Alvin yang sangat lucu sekali.
Mereka lantas meneruskan bernyanyi bersama. Mengiringi suara melankolis dari jazzon Marz yang sangat asik sekali. Beberapa kali Felly menggoyangkan kepalanya begitu juga dengan alvin.
“Kita mau kemana ?”tanya Felly lagi. Karena memang dirinya hanya menuruti saja ajakan Alvin tadi malam.
“Jalan-jalan kemana aja. “
“Oke lah. Sekalian beli perlengkapan sekolah buat lusa. “
“Lusa udah masuk ?”kaget Alvin.
“Biasa. Arwana”ujar Felly. Alvin pun mengangguk menegerti. Toh, dulunya dirinya pernah menginjakkan sekolah disana.
*****
Siang begitu panas. Matahari menyengatkan dengan begitu tajam. Iqbal semakin menurunkan suhu AC.nya hingga kini menjadi 18 derajat celcius.setelah kepergian Rio dari rumahnya. Iqbal memelih untuk ke kamarnya dan meneruskan kembali permainan PSP.nya. Dasar setan kecil pemaniac games . ckckc . .
“Ahhh Kalah lagi kan gue !”decak Iqbal dengan kesal. Bisa dihitung ini 42 kalinya dia kalah.  Iqbal melemparkan PSP. Putihnya dengan begitu saja. Ia melirik ke arah Ponselnya.
“10 pesan ?”heran Iqbal. Ia puns segera membuka pesan tersebut.
From : 081231456789
Kamu sudah tau aku ?

From : 081231456789
Kamu kemarin tidak bertemu aku ? waktu pendaftaran ulang ?

From : 081231456789
Aku melihatmu kemarin. Kamu mengangumkan hihi ^-^

From : 081231456789
Heyy . . Sibuk ya ?

From : 081231456789
Maaf  jika aku menganggumu

From : 081231456789
Tapi . . kamu beneran belum tau aku ?

From : 081231456789
Akan aku kirimi sedikit fotoku. Tebak nanti saat MOS kamu masuk .

From : 081231456789
Cari Aku yaa ^^ .

From : 081231456789
Aku harap kamu bisa menemukanku .  . Sangat berharap .

Pesan terakhir adalah sebuah MMS. Dengan hati sedikit penasaran Iqbal membuka MMS tersebut.
From : 081231456789
Taraaaa ~ ~ ~
Semoga kamu bisa menemukanku . Fighting !!
(MMS)
Iqbal melongo heran. Menatap MMS yang dikirm oleh gadis itu berulang-ulang kali Iqbal hanya bisa mengaga dan mengatakan satu kata di bibirnya.
“HAH?”
“HAH??”
“HAH???”
Hanya diberi MMS terlihat matanya dan sedikit rambutnya ? bagaimana bisa Iqbal menemukan gadis itu. Apakah gadis itu sedang mengerjainnya ? Oh my god. Kenapa masih ada cewek gila di abad sekeren ini.
“Masa bodoh !!”ujar iqbal lantas melemparkan Ponselnya dan tergeletak tak berdosa seperti PSP.nya. Iqbal  merebahkan badannya sebentar. Ia menerawang ke atap-atap langit.
“Tapi . . . .”
“Sepertinya gue pernah lihat tuh cewek “
“Masak ?”
“Dimana ya ??’
“Ahhh bodoh. Cewek itu hampir buat gue pusing. Baru juga SMP ada-ada aja pengangum rahasia “
“Bodoh amat ahh !!”Iqbal menggelengkan kepalanya keras. Ia mencoba memejamkan matanya beberapa saat. Namun percuma matanya tak bisa diajak untuk terlelap siang ini. Gambaran MMS tersebut terus mengiyangi isi otaknya.
“tidur . tdiur dan tidur . .”Iqbal mencoba tenang. Dan menghipnotis dirinya sendiri agar terleleap dan dapat memejamkan matanya.
Sampai akhirnya Iqbal pun bisa tertidur dengan sangat nyenyak neskipun awalnyas anagt susah sekali. Setidaknya dia sekarang benar-benar tertidur.
*****
13.00 Haling Corps

Rio terfokus dengan laptopnya. Jemarinya dengan lincah memainkan pinter mouse serta pinter keyboard laptopnya. Entah sudah berapa lama dia berada didepan laptopnya tersebut. Ia merebahkan kepalanya sebentar di senderan kursinya. Merentangkan tangannya. Lantas memijiat dahinya yang terasa kaku.
“Kapan semuanya selesai . . “lirihnya. Ia melirik ke arah kalender yang ada di dekat mejanya.
“3 hari lagi udah masuk kuliah. Gak ada waktu lagi buat nyantai . hmmm.  “
Tookk Tookkk
Suara ketuka dari luar menyedarkan Rio. Ia sudah dapat menduga siapa yang mengetuk pintunya tersebut.
“Masuk aja Cher .”teriak Rio tidak begitu kencang. Cherly masuk kedalam dengan wajah yang sedikit kusut.
“ Maaf pakk . . . “
“Nih ponsel loe ketinggalan. Nyusahin banget sih loe. . “Seorang cewek lagi ternyata langsung nyelondor masuk ke ruangan kerja Rio. Sontak Rio kaget dengan kehadiran cewek tersebut yang tak lain adalah Kici.
“Maaf ya mbak. Tolong yang sopan. Ini kan. . “
“Kamu keluar aja cher. Biarin aja. Tutup pintunya”suruh Rio
“tap . . “
“Silahkan keluar Cherly . “ujar Rio penuh penekanan. Cherly melirik sinis kearah Kici sebentar.
“Apa loe lirik-lirik gue ? “benggis Kici membalas tatapan Agni tak kalah tajam. Dengan malas Cherly keluar dan segera keluar dari ruang kerja Rio. sedangkan didalam sekarang hanya ada Kici dan Rio.
“Bisa gak sih ponsel loe didiemin. Berisik tau gak dirumah gue !”sengit Kici. Dengan santainya ia lantas melemparkan Ponsel Rio begitu saja.
HAAPP
Untung saja tangan Rio begitu lihai. Ia langsung menangkap ponselnya tersebut. Ia menatap Kici dalam diamnya . entah apa yang sedang  difikirkan dalam otak Rio.
“Loe kesini Cuma nganterin ponsel gue doang ? perhatian banget loe ?”Kici yang mendengar pernyatan Rio yang sebenarnya begitu licik langsung gelagap sendiri.  Sebisa mungkin Kici mencoba untuk biasa. Sebiasa saja.
“Apa sebegitu tingginya kepedean loe ?”balas Kici tak kalah picik. Rio mendecak dengan senyum devilnya kearah Kici. Ia berdiri dari dari kursinya.
“duduk gih. Gue buatin minum . “sruuh Rio. Kici membelalakkan matanya. Apa dia tidak salah dengar ? dengan ucapan Rio tadi.
“gak usah kepedean. Gue berterima kasih aja sama loe. Siang-siang gini loe ke kantor gue Cuma demi ponsel ini “
“Ciiss . . Gue pulang aja “tolak Kici. Ia membalikkan badanya untuk berjalan keluar .
“Yakin mau pulang ?panas-panas gini ?”Kici berhenti dari melangkahkan kakinya. Jika difikir-fikir benar juga perkataan Rio. Matahari begitu sangat menyengat, Apa lagi ini adalah hari jumat. Bisa-bisa kulitnya menjadi merah padam akibat sinar matahari. Toh dia berangkat kesini pun menaiki taxi dan juga alamatnya di dapat dari Iqbal.
“Oke Cuma kali ini aja ue terima tawaran loe. Cepat ambilin gue minum “ujar Kici seenaknya. Ia membalikkan badanya lagi dan berjalan menuju soffa besar yang berada di pojok ruangan kerja Rio yang begitu besar.
“Baiklah. Kali ini gue sedang berbaik hati sama loe “ujar rio. Ia membuka kulkasnya dan mengeluarkan sebotol jus jeruk. Dan menuangkannya di dua gelas.
Kici mengedarkan padangannya , Ia mendecak kagum dengan ruangan kerja Rio yang lebih luas dari kamarnya+kamar mandinya. Ia merasa ini bukan ruangan kerja melainkan rumah. Ia memainkan kakinya dengan menikmati desain-desain indah dari ruang kerja Rio ini.
 “Nih minum dulu”suurh Rio yang sudah berada di samping Kici.
“Tumben loe baik”
“Siapa juga yang baik sama loe. Gak usah pede”
“Yah Yah yah . .”Rio menatap minuman yang kini berada di depannya.
“Gue gak suka juss. Gue mau kopi susu coklat dingin “protes Kici tegas. Rio mengernyitkan kenignnya.
“Udah minum aja yang ada “
“Gak mau. Tamu adalah ratu“
“Dan muka loe gak pantas jadi ratu. Babu tuh yang pantas”
“Yah Yah Yah Yah . “Kici malah mendegus santai.
“Iya iya gue buatin “pasrah Rio menuruti saja mau anak satu ini. Ia beranjak kembali menuju ke kulkas dan membuat Kopi instan serta dicampuri susu coklat kental lalu ia berikan air dingin. Ia membuat dua juga. Karena minuman tersebut merupakan minuman kesukaanya.
Rio kembali ke sofa dimana Kici duduk lantas meletakkan minuman itu dengan sedikit kasar.
“Tuh minum “Kici langsung saja menyambar minuman itu dan menghabiskannya dengan sekali tegukan. Rio geleng-geleng melihat gadis tersebut.
“Nyesel gue nyuruh loe disini dulu”desis Rio. Ia mengambil minumannya dan ebrjalan menuju meja kerjannya.
“Sudah berapa lama loe ngurus perusahaan ini ?’tanya Kici penasaran.
“2 tahunan”jawab Rio. Ia terfokus kembali dengan laptopnya. Menyelesaikan pekerjaanya.
“By the way sekertaris loe bisa gue bunuh gak ?”
“Silahkan. Gue juga males”
“Pecat aja “
“Gak segampang itu”
“Kenapa ?”
“itu sekertaris kesayangan almarum ayahku. “
“apa ayah loe sama menyebalkannya dengan sekertaris itu ?”
“Jangan merendahkan ayahku !”ujar Rio tegas. Ia menata Kici tajam. Oke , Kali Ini Kici sadar bahwa dia salah bicara. Tatapan Rio sedikit membuatnya takut.
“Sorry”
“Hidup gue tidak seperti yang loe perkirakan. Gue gak punya ayah. Seharusnya loe itu bersyukur punya keluarga yang sayang sama loe .Jangan suka menghina seenaknya. Loe cewek apa cewek jadi-jadian. Apa mama loe juga kayak gitu didik loe !!”
“Mama gue udah meninggal. “ujar Kici datar. Mendengar ucapan Kici, Rio menghentikkan ativitasnya. Kini dia sendiri yang salah bicara. Ia melirik sedikit ke arah Kici yang meminum jus jeruk tadi dengan pandangan kosong.
“Sorry “ujar Rio. Kici hanya tersenyum miris. Tak menanggapi ucapan Rio.
“Gue pulang dulu “ujar Kici . ia sudah malas disini. Bahasan tentang mamanya membuat dirinya udah tak ada Mood untuk berbicara dengan Rio.
“gue anterin pulang “
“gak perlu “jawab Kici tegas. Ia segera membenahkan tasnya dan berdiri dari kursinya.
“Makasih buat minumannya. Sepertinya gue juga tidak mati hanya terkena sengatan matahari “Tanpa menunggu ucapan balik Rio, Kici segera keluar dengan cepat dari ruang kerja Rio. Melihat kepergian Kici ,Rio menghela nafas sesaat. Ia sepertinya telah salah bicara tadi dengan membahas Mama Kici. Entah mengapa Kici langsung terlihat aneh saat itu. Dan rio menjadi sedikit tak enak sendiri.
****
Alvin dan Felly berputar-putar tak jelas di Mall ini. Mereka banyak membeli baju couple/ belanjaan tak penting hanya untuk kesenangan mereka. Kedua anak ini pun tak lepas saling berpegangan tangan. Sangat romantis sekali.
“kak kita kesana yuk “tunjuk Felly ke sebuah toko buku besar.  Dimana disana pun terdapat perpustakaan bahkan mempunyai tempat nyaman hanya sekedar untuk membaca sebentar.
“Book Store?”
“yah., gue mau cari buku sebentar. “ajak Felly. Alvin mengangguk saja. Mereka berdua pun segera masuk kedalam.
Didalam Book Store, Felly mencari buku kesukaanya yang ia cari. Apalagi jika bukan comic Conan kesukaanya. Sedangkan Alvin pun mencari buku anatomi terbaru. Setidaknya dirinya bsia belajar sebentar.
“Kita duduk disana yuk “tunjuk Felly ke sebuah dua kursi berhadapan yang kosong. Dan ditengah-tengahnya terdapat meja yang nyaman. Alvin menurut saja dan mengikuti Felly. Mereka pun duduk disana saling berhadapan.
Alvin mengernyitkan keningnya melihat Felly yang sudah membaca. Ia bukan melihat ke Fellynya melainkan apda buku yang di bawah Felly yang tak lain adalah Comic.
“Katanya nyari buku ?”
‘Nih buku “ujar Felly sambil menunjuk Comicnya.
“Ini Comic Sivia”
“sama saja . . “
“hmmm. Dasar . . “Felly hanya nyengir saja.  Alvin geleng-geleng lantas membaca bukunya sendiri.
1 jam berlalu. Felly telah menyelesaikan membaca 2 comic conan level 59 dan 60. Ia menutup comicnya dan menatap Alvin yang masih memfokuskan membaca buku.
“Kak . .”panggil Felly dengan manisnya. Ia yang jail lantas menutup buku Alvin.
Felly . . “desis Alvin protes.
“main games yuk “ajak Felly. Alvin menatap Felly bingung.
“gampang aja mainnya. Kakak sama gue saling bertatapan. Siapa yang gak kuat duluan saling tatap dia harus ngikutin 1 permintaan dari peemanang. Gimana ?”Alvin terkekeh dengan tantangan Felly.
“Boleh . siapa takut “
“Oke. “Felly pun tak kalah siapnya. Ia membenahkan posisi duduknya begitu juga dengan alvin.
“Siap ?”ujar Felly. Alvin mengangguk. Mereka berdua pun saling menatap satu sama lain. Mata mereka saling bertemu. Tatapan yang sangat dalam sekali ditunjukkan Alvin maupun Felly.
“kamu tau gak Fel? apa yang aku suka dari kamu ?”pancing Alvin. Ia masih saja terus menatap Felly
“Apa?”
“Mata kamu “
‘dan kakak tau apa yang aku suka dari kakak?”
“Apa?”
“Semuanya .  “Alvin terkekeh mendengar pernyataan Felly. Pipinya terasa panas dan memerah. Mungkin ia jadi salting sendiri. Rencananya dirinya ingin membuat Felly melayang-layang malah dirinya sendiri yang kena.
“Aku gak akan kalah sama kamun “
“Dan aku juga gak akan dan tak pernah akan kalah sama kakak”ujar Felly. Ia mendekatkan sedikit wajahnya. Lantas menopang dagunya dengan kedua tangannya.
“Kak Alvin sayang . . “panggil Felly dengan begitu sangat manis. Alvin menahan tawanya. Ia merasa tak kuat melihat wajah Felly yang semakin emmbuatnya salting sendiri.
“I Love You . “
“ARGGSHHSS , , “histeris Alvin lantas memalingkan wajahnya dari Felly. Ia merasakn atmosfer tersendiri saat Felly mengatakan cinta kepadanya. Suhu di tubuhnya terasa memanas.
Felly menang “ujar Felly dengan bangga dan duduk seperti posis semula. Felly cengengesan melihat Alvin yang salting sendiri dan masih tak berani menatapnya.
“Kak . .”panggil Felly . Namun Alvin masih tidak menolehkan wajahnya ke Felly. Melainkan ke arah lain.
“Kak Alvin . . “panggil Felly lagi.
“Sayang . . “panggil Felly ketiga kalinya . dan membuat Alvin salah tingkah kembali.  Felly suka melihat Alivn seperti ini. Ia semakin ingin menggoda Alvin yang mempunyai sifat sedikit pemalu.
“Oke oke. Apa permintaan loe ?”tanya alvin yang lumayan bisa mengontrol dirinya sendiri. Ia menolehkn wajahnya menghadap Felly.
“Mmm.  .Apa ya ??”
“ Apa?”
“Aku mau. Kakak buat double date .antara aku dan kakak dan Kici sama Kak Rio”Alvin melototkan matanya.
“Loe mau gue mati nyerahin nyawa ?”semprot Alvin begitu saja. Ia menggelengkan kepalanya.
“Kesapakatan tetap kesepakatan. Ayoolahh Kak. . “pinta Felly.
“kenapa loe pingin sekali ngajak Kici dan rio ?”heran Alvin
“Bukannya kakak sendiri yang bilang kalau sebenarnya mereka berdua sangatlah cocok. Maka dari itu  Felly pingin tau. Perasaan mereka berdua itu benar-benar benci atau bagaimana sih ?”jelas Felly. Alvin mengangguk-angguk mengerti.
“Baiklah. Akan gue coba. “
“Dan acaranya besok “
“HAH ?? BESOK ??”
“Yahh. Besok Malam “
“Loe gak gila kan Fel?”
“Engak dong. Ayooo dong kak Alvin. Semangat!!!”
“Iya iya. Gue kabulin permintaan loe. Tapi loe bantuin juga buat maksa Kici ikut “
“Itu urusan kak Alvin dong .. “
‘Yaahh Fel . “
“Hahahah. Oke oke Felly bantu. Dan Kak Alvin membujuk Kak Rio. Oke”
“Oke Sip. Besok malam double date . “Ujar Alvin sedikit ragu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar