Minggu, 12 April 2015

DELOV part 29~ Hey, Gadis bodoh Bangunlah !! ~



DEVIL ENLOVQER – 29
~ Hey, Gadis bodoh Bangunlah !! ~ 

            Alvin membuka pintu kamar rawat Rio. Dimana Rio sudah dipindahkan disana. Alvin melangkahkan kakinya. Dilihatnya tubuh Rio yang masih terbaring lemah dengan infuse ditangannya dan masker oksigen di hidungnya.

            Alvin menatap sepupunya itu dengan kasihan, Meskipun kelegaan dihatinya sudah terasa bahwa sepupunya ini tidak apa-apa.
 “Loe buat gue jantungan lagi untuk pertama kalinya setelah 3 tahun yang lalu semua ini tak pernah gue lakuin lagi”ujar Alvin kepada Rio yang masih belum sadar.
 “loe hampir buat gue gak bisa nafas Yo”
 “Kalau seandainya loe tadi gak ketolong ? siapa yang akan ngatain gue kodok sipit lagi ?”
“siapa yang akan jadi paling dewasa diantara gue dan Ryn?”
 “siapa yang akan ngurusin Ryn dan Gue disini ?”
 “Kita berdua selalu nyusahin loe. Dan gue suka saat gue nyusahin loe. “
 “Terima kasih udah mau bertahan lagi untuk gue dan Ryn. “Alvin memejamkan matanya. Menghirup udara di dalam ruangan ini yang sangat menyengat dengan bahu obat-obatan .
 “Cepat bangun Yo”serah Alvin. Ia membenahkan selimut Rio. Setelah itu ia berjalan keluar untuk kembali ke kamar rawat Felly. Dimana kekasihnya masih pingsan disana.

                                               
                                                            *****
                                                Kamar Rawat Kici

             Ryn membiarkan saja Iqbal mendekati kakaknya. Sedangkan dirinya hanya berdiri disamping Iqbal. Ia dapat melihat bagaimana Iqbal cemas dengan keadaan kakaknya. Iqbal tak tega melihat Kici seperti itu.
            Bahkan baru dirasakan oleh Ryn , ibanya dirinya kepada Kici dan iqbal karena tak pernah dekat dengan orang tua terutama sudah tak punya Ibu. Sedangkan dirinya yang masih punya papa dan mama malah ingin jauh dari kedua orang tuanya.
            “Kak bangunlah . . “serah Iqbal. Ia meraih tangan kanan Kici yang sangat dingin sekali. Iqbal hanya bisa mendengar suara alat detakan jantung yang mengambarkan garis-garis kurva detakan jantung Kici.
 “Loe gak kasihan sama gue kak?”
“Mana omongan sombong loe bahwa loe gak akan pernah kalah ? mana Kak Kici yang songok bilang kalau dia gak akan mati “
 “terus sekarang dihadapan gue siapa ? bukan Kak Kici kan ?? ayoolah kak Bangunlah. Pleasee . . .”Ryn merangkul tubuh kecil Iqbal. Ia tak tega melihat iqbal yang sudah hampir menangis.
 “Nih ! gara-gara loe gue nangis. Bangun dong kak. Ayoolahh . . “air mata Iqbal sudah tak dapat ia tahan. Ia mengeluarkannya saja. Karena memang baru pertama kalinyalah dalam hidupnya melihat sang kakak tak berdaya seperti ini.
 “Sudah ya Bal. Kita berdoa terus buat Kici,. “
 “Gue yakin Kici akan cepat sembuh .. “Iqbal melepaskan rangkulan Ryn. Tangannya segera memeluk tubuh sang kakak dengan sang erat. Tangisan iqbal semakin terdengar keras.
 “Kak . . .gimana gue bilang ke papa . Gue harus bilang apa ?”
 “Loe gak kasihan sama gue nanti senidrian dirumah ?? kenapa loe bisa koma kayak gini ??Kak gue mohon loe bangun. Setidaknya loe gerakin aja tangan loe sedikit. Gue mohon kak”
 “Kak Kici . . .”Iqbal hanya membisikkanya kepada Kici dengan pelan. Bahkan Ryn pun juga tak akan dapat mendengar bisikan iqbal tersebut. Ryn hanya bisa diam tak sanggup menatap Iqbal yang menangisi Kici seperti itu.
 “Gue harus bilang apa ke papa?jawab gue kak? Apa yang harus gue jelasin ke papa ?? apa kak??”
   Tangan Iqbal semakin erat mencengkram baju rawat Kici yang berarna biru muda itu. Air mata Iqbal pun merembas membasahi baju Kici. Namun sebanyaknya ia berbicara, Kici pun juga tak tersadarkan.

                                                            *****

            Felly tersadarkan dari pingsanya. Ia segera meminta untuk diantarkan ke kamar rawat Kici. Namun Alvin melarangnya. Karena hari sudah begitu malam. Jam di rumah sakit sudah menunjukkan pukul 10 malam. Dan Felly pingsan tadi sangatlah lama.
            Alvin tak mau membuat khawatir Mama Felly. Sedikit lama Alvin memaksa Felly untuk pulang sekarang juga. Toh, waktu untuk menjengk Kici sudah habis. Akhirnya hati Felly luluh juga. Ia pun ikut dengan Alvin pulang malam ini.
 “Kici. Cepat sembuh . .”lirih Felly. Ia berjalan keluar rumah sakit dengan tatapan tak tega menatap rumah sakit ini.

                                                ******
                                    06.00 Rumah Sakit ARWANA
            Pagi-pagi sekali Felly sudah berada di kamar rawat Kici. Ia hari ini memang sudah berniat tidak berangkat sekolah. Ia ingin menjaga sahabatnya tersebut. Felly masuk kedalam kamar rawat Kici, ia awalnya menahan dirinya agar tidak menangis bahkan down.

“Iqbal . .”panggil Felly saat melihat iqbal sudah bersiap dengan seragamnya. Sebelumnya semalam Iqbal diantarkan oleh Ryn untuk mengambil barang-barangnya dan juga barang-barang Kici.
 “Kak Felly. Kakak gak sekolah ?”tanya Iqbal heran.
 “Enggak kok. Gue uda izin “jawab Felly.
 “Syukurlah. Soalnya Iqbal hampir bingung nitipin kak Kici ke siapa”
 “Yaudah., . Iqbal berangkat dulu ya Kak. “ Iqbal berjalan menghampiri Kici terlebih dahulu.
 “Hey kak Kici. Gue berharap saat gue pulang sekolah. Loe sudah bangun ya. Oke”ujar iqbal begitu sumringah lantas ia pergi beranjak dari rumah sakit menuju ke sekolahnya karena ia harus mempelajari presentasi yang telah dibuat Adel.
            Sepeninggalan Iqbal, Felly berjalan menghampiri Kici. Ditangannya terdapat kresek besar yang entah itu semua isinya apa.
 “ciihhh .. .”cibir Felly pertama kali menatap wajah Kici.
 “Gue gak suka lihat wajah loe sok manis seperti itu”lanjut Felly.
 “Kici . bangun dong. . please bangun  . jangan bercanda dong. Ayoolaah bangun”Felly menggoyang-goyangkan tangan Kici.
 “Kici ayo bangun. Gue kesini demi loe. Bolos sekolah demi loe masak loe gak mau bangun juga,”
 “Kici bagun pleasee. . “seperti Iqbal, Felly pun tak jauh beda. Air mata Felly keluar sudah dari matanya. Felly terduduk berlutut lemas. Kepalanya ia benamkan pada kasur Kici, emncoba meredam tangisanya.
 “Kenaapa loe harus koma? Sampai kapan loe koma?”
 “Siapa yang akan temenin gue di sekolah? Siapa yang akan ngebully gue lagi ? siapa yang akan hibur gue di saat gue butuh loe?”
 “Loe sekarang ngerepotin gue tau gak? Sangat sangat ngerepotin !!”Felly masih membenamkan kepalanya dan terus berbicara ngelantur tak jelas. Ia berharap sekali Kici bergerak ketika mendengarkannya.
 Layaknya Iqbal, Felly hampir frustasi dengan Kici. Kenapa felly dan iqbal begitu terpukul dan langsung menangis melihat wajah Kici ?? Karena bagi mereka Kici adalah manusia terkuat di dunia. Manusia tertegar di dunia. Kici tak akan segampang itu terkalahkan bahkan terlumpuhkan. Namun saat ini didepan mata Felly, Ia melihat seorang Kici yang lemah. Kici yang tak bisa apa-apa. Felly tak ingin Kici yang seperti ini. Felly ingin melihat Kici yang selalu menatap dirinya dengan tatapan mengerikan. Berbicara dengan kata-kata yang menyayat hati. Meskipun begitu menyakitkan tapi Felly sangat suka dengan Kici yang sepertiitu. Bukan Kici yang seperti ini Sekali lagi FELLY tegaskan. Felly sama sekali Tak Suka Kici Yang Seperti ini.
Felly tak mau bersedih. Ia menyemanggati dirinya agar bisa selalu tersenyum di depan Kici. Ia tak boleh lemah seperti ini.
 “Oke. Gue gak akan nangis lagi gara-gara setan kayak loe”ujar Felly. Ia mulai berdiri lagi.
 “Kici . gue akan selalu semangatin loe. Dan pokoknya loe harus cepat sembuh Oke”Felly mencoba tersenyum. Walau pun senyumnya itu  terlihat sekali jika dipaksakan.
 “Gue bawa semua barang kesukaan loe. Gue bawa permen karet, gue bawa PSP, gue bawah buah jeruk kesukaan loe, gue bawah mmmm . pokoknya banyak deh ,lihat nih tas besar gue”jelas Felly sambil menunjukkan tasnya ke arah Kici.
 “Semangat Felly., Kici pasti bisa sembuh dan akan bangun secepatnya. Semangat Semangat”ujar Felly menyemangati dirinya sendiri.

            Felly membereskan barang-barangnya terlebih dahulu. Setelah itu membersihkan tubuh Kici dan membantu menata baju Iqbal dan Kici yang masih tergeletakkan di kursi. Dengan semangat 45 Felly membersihkan kamar rawat Kici ini. Ia merubahnya agar senyaman mungkin untuk Kici. Dan sesekali bahkan sesering mungkin Felly mengajak Kici berbicara walau pun ia tau bahwa Kici tak akan menyahutinya Namun ia yakin bahwa Kici mendengar semua ucapannya.

                                                            *****
            Berita tentang masuknya Rio ke rumah sakit langsung menjadi topik hangat di pagi ini. Topik dimana tertangkapnya juga Direktur Jo yang ingin menyelakai Rio. Berbagai cacian datang untuk mencemooh Direktur Jo dan berbagai kata belas kasihan dan tak tega di tujukkan kepada Rio. Namun seperti permintaan Rio sejak awal. Bahwa tidak ada yang boleh membocorkan bahwa adanya Kici disana. Rio tak ingin melibatkan gadis itu sekali lagi.

            Kita sekarang sudah berada di rumah sakit ARWANA. Dimana pengusaha muda Mario Haling sedang tidak sadarkan diri akibat dirinya di sekap oleh lawannya Direktur Jo? Bagaimanakah kondisi tuan Mario ? kita juga belum tau dikarenakan penjagaan ketatdi ruamh sakit oni yang tidak mengizinkan wartawan untuk masuk.
            Dan semuanya mari bersama-sama agar tuang Mario kita bisa sadar dan kembali ke aktifitasnya seperti yang kita inginkan. 

            Dan masih banyak lagi berbagai berita. Bahkan kini di depan halam Rumah Skait Arwama sudah dipenuhi oleh banyaknya para wartawa yang sedang meliput. Banyak sekali paparazi memenuhi daerah ini. Bukan hanya paparazi saha namun anak-anak muda, ibuk-ibuk yang mengatakan bahwa mereka semua mengidolakan sosok Mario dan ingin menjadi kekasih hati Mario. Mereka datang apnas-panas ke Rumah Skait Arwana hanya demi seorang mario. Pengusaha muda terbariu dan terakaya di negrti kita ini,         


                                                ****
12.00 kamar Rawat Rio

            Sepulang dari kuliah pagi, Alvin segera melaju ke rumah Sakit Arwana. Ia berharap bahwa Rio sudah tersadar. Alvin memasuki kamar rawat Rio dan dilihatnya Rio masih tidur dan belum membuka matanya sama sekali.
 “Hmmm . . “Alvin sontak kaget melihat Rio yang mulai menggerakan tangannya dan bergumam pada bibirnya. Alvin segera memanggil dokter secepatnya.
 “Kici . . “panggil Rio lagi dengan wajah tak tenang, tangan Rio semakin bergerak-gerak meskipun matanya belum terbuka semuanya .
 “Yo . sadar Yo. Yo. Loe gak apa-apa kan ?”Alvin mencoba membangunkan Rio.
 “Kici . . “panggil Rio lagi. 2 Dokter pun segera masuk ke kamar rawat Kici yang tak lain adalah dokter Andi dan dokter Kezia.
 “Minggir bentar Vin”suruh dokter Andi. Ia segera memakai teleskopnya dan memeriksa tubuh Rio. Sedangkan dokter Kezia mengecek infus Rio.
 “Bagaimana dok ?”tanya dokter Kezia disela-sela dokter Andi mengecek nadi Rio.
 “Alhamdulillah. Rio sudah tidak apa-apa”ujar Dokter Andi dan melepaskan masker oksigen pada hidung Rio. Dan disaat itu juga perlahan Rio membuka matanya .
 “Gu   , gue , , ada dimana ?”lirih Rio pelan sekali. Semua yang ada disana tersenyum penuh kelegaan, Akhirnya Rio bangun dan sadar.

“Loe sedang ada di rumah sakit Yo. Syukurlah loe sudah bangun. Gue seneng banget”ujar Alvin yang begitu jelas bahagianya.
 “Rumah Sakit ??”Rio mencoba mengingat kejadian apa yang telah menimpanya. Dengan suah payah ia mengajak otaknya untuk berfikir saat ini.
 “KICI . ..”seketika itu yang diingat oleh Rio adalah Kici. Rio langsung membangunkan badanya menjadi duduk. Dan saat itu juga raut wajah Alvin,dokter Andi bahkan dokter Kezia berubah dengan wajah kesedihan,kecemasan dan juga tidak tega.
 “vin . Kici dimana ? dimana dia Vin ? dimana dia ?”tanya Rio benar-benar cemas.
 “Tenang aja Yo. Kici selamat . Dia sekarang ada di kamar rawatnya”jelas dokter Andi mencoba menenangkan Rio. Rio menghela nafasnya saat mendengar pernyataan dokter Andi.
 “tapi yo .. “potong Alvin. Dokter Andi memegang lengan Alvin menggelengkan kepalanya. Rio menatap Alvin dan dokter Andi dengan heran, Ia mengernyitkan keningnya.
 “Tapi kenapa Vin ??”tanya Rio yang mulai mencium bau keanehan.
 “Biarkan saja dok, biarkan dia tau. Toh sekarang dan nanti sama saja kan. “ujar Alvin kepada dokter Andi. Dokter Andi tak bisa mencegah lagi. Ia melepaskan tangannya dari lengan Alvin. Alvin menghadapkan wajahnya kembali ke Rio. Menyiapkan kata-kata yang cocok untuk ia beritahukan kepada Rio,
 “Apa vin?”tanya Rio lagi yang mulai tak sabar.

“Tapi .. . Kici sekarang Koma yo “Bagai tersambar petir yang begitu kencang. Sama halnya dengan Iqbal dan Felly kemarin,. Rio tak kalah syoknya.
 “Di .. di .. dia Koma ?? Koma Vin?? Ki. . Kici. . Koma ??”tanya Rio sekali lagi. Suaranya begitu bergetar dan seakan tubuhnya menjadi lemah sekali. Rio mencengkramkan kedua tangannya pada selimutnya.  Ia menundukkan kepalanya sangat dalam.
 “Ini semua salah gue Vin. Salah gue “lirih Rio dengan miris. Meskipun Rio tak menangis namun Alvin dapat melihat bahwa sepupunya ini benar-benar merasa bersalah dan terpukul.
 “Kici pasti bisa sembuh Yo. Loe tenang . fikirkan keadaan loe saat ini. Loe barus aja sembuh . loe tenang ya “ 
“Tenang Vin ? Hah ? Loe bilang apa ? tenang ?” Alvin tersontak kaget. Begitu juga dokter Andi dan dokter Kezia mendnegar suara bentakan Rio secara tiba-tiba.
 Dimana kamar dia ?”tanya Rio begitu tajam,
 “Yo loe masih lemah”tahan Alvin
 “Dimana kamar dia Vin ?”bentak Rio dengan kasar. Alvin tak bisa apa-apa jika Rio sudah keras kepala seperti ini.
 “Dikamar VVIP nomer 5 Yo”jawab dokter Andi karena Alvin sepertinya masih Syok. Rio mulai menurunkan kakinya dari kasur. Ia sekuat tenaga mengembalikkan energinya. Walau terasa kepalanya sedikit masih pusing. Tubuhnya pun masih terasa sakit semua.
 “Yo . Loe kembali ke kasur loe. Loe tenang dong. Kici gak apaa-apa. Gue mohon .”cegah Alvin. Ia meraih bahu Rio yang akan berjalan keluar pintu. Rio menghentikkan jalannya. Ia membalikkan badanya menghadap Alvin.
 “gue bukan cowok bodoh Vin, Gara-gara gue dia seperti itu,  dan Gue gak akan diam saja melihat Pacar gue koma kayak gitu. Ngerti !!”rio menepis kasar tangan Alvin dan melanjutkan jalannya untuk menuju kamar Kici .
            Alvin masih melongo. Ia mencerna kata-kata Rio tadi. Sekali lagi ia mencoba mengingat kalimat Rio dan meyakinkan dirinya bahwa dia tidak tuli dan dalam keadaan sadar saat ini.,
 “Pacar ?”
 “Pacar??”

“hah? Pacar ??”alvin mengatakannya berkali-kali. Alvin langsung menoleh ke dokter Andi dan Dokter Kezia yang melihatnya dengan aneh.
 “dia tadi bilang apa dok ? Pacar ??”
 “Kici pacarnya Rio ? dia tadi mengatakan seperti itu kan dok?”tanya Alvin masih tak percaya.
 “Rio tadi bilang apa dok ?”alvin masih saja menanyakan hal yang membuatnya begitu sangat dan sanghat tak percaya.
 “Gue gak akan diam saja melihat pacar gue Koma seperti itu”serempak dokter Andi dan Dokter Kezia dengan wajah yang sedikit kesal karena Alvin mengulang-ulang pertanyaanya. Setelah mengatakan kalimat tersebut Dokter Andi dan Dokter Kezia berjalan keluar sambil geleng-geleng.

“Oh My God . Sepertinya gue harus cek jantung gue beneran. Sekali lagi gue mendapatkan kabar Syok. Gue akan langsung tewas mungkin, ya Tuhan . .”ujar Alvin dengan lebaynya.

“Sumpah ? Rio dan Kici pacaran?? Sejak kapan ?? sejak kapaann ??”

            Alvin malah menjadi orang setres di kamar rawat Rio. Ia masih Syok bahkan bisa di bilang sangat sangat Syok mendengar pernyataan Rio bahwa Kici adalah pacarnya. Dan sampai saat ini Alvin tak bisa mempercayainya.

                                                *****

            Rio berhenti didepan kamar VVIP nomer 5. Ia meghela nafasnya sejenak. Menyiapkan dirinya untuk melihat bagaimana keadaan Kici. Keadaan gadis yang baru saja 1 hari menyandang status kekasih seorang Pengusaha muda terkaya di Indonesia bahkan terkenal di seluruh Asia dan sebagian Eropa. Dan dengan menyatakkan cinta begitu memririskan.

CKLEEKKK

            Rio memasuki kamar rawat Kici. Dan dapat diciumnya bau obat-obatan dan perlatan medis yang menyengat hidungnya. Rio memusatkan matanya kepada seorang gadis yang tertidur tenang di atas kasurnya.  Rio menutup kembali kamar rawat Kici terlebih dahulu.

            Setelah itu Rio melangkahkan kakinya langkah  demi langkah berjalan mendekati Kasur Kici. Tak dialihkan sedikitpun mata Kici dari sosok gadis itu.

            Kamar rawat Kici kosong. Tak ada siapapun. Karena Felly memilih untuk makan siang dulu di kantin. Sejak pagi dirinya belum makan sama sekali.

            Rio sudah berada di samping kasur Kici. Ia hanya diam dan diam. Tak tau harus berbuat apa. Perlahan tangan Rio menyentuh rambut Kici. Dibelainya dengan lembut rambut tersebut.

“Maaf , , “kata itulah yang terlontar pertama kali dari bibir Rio.
 “Maaf harus membuatmu seperti ini”lanjut Rio . ia mengigit bibir bagian bawahnya, menahan agar tubuhnya tidak bergetar.

            Wajah Kici begitu tenang sekali. Wajahnya sepeerti bayi yang pertama kali baru lahir begitu putih , cantik dan juga sanagt pucat tentunya. Perlahan tangan Rio turun menyentuh pipi Kici. Di belainya pipi tersebut. Pipi yang masih ada luka bekas lembam tamparan dari para penjahat-penjahat itu.
 “Pasti ini rasanya perih ya ?” Rio terus mencoba berbicara dengan Kici. Membelai lembut pipi Kici. Dirasakannya begitu halus pipi gadis ini. Rio menarik kursi yang ada di belakangnya. Ia pun medudukan tubuhnya disana dan menyamakan tubuhnya agar tidak jauh dari tubuh Kici.
 “Hey. ., bangun . “panggil Rio dengan begitu lembut. Ia meraih tangan kanan Kici. Dan menggenggam tangan tersebut. Di samping rio terdengar jelas suara alat detakan jantung Kici yang selalu membawahan di ruangan ini.
 “Kenapa harus loe yang koma Kici ? seharus gue yang terbaring disini. Bukan loe . .”
 “Maaf beribu maaf. Gara-gara gue loe harus kayak gini. Maaf . . “Rio mencium hangat punggung tangan kanan Kici. Di kecupnya begitu lama tangan tersebut. Bersamaan dengan itu tubuh Rio mulai bergetar. Benteng pertahanan air matanya hancur sudah. Dan untuk pertama kalinyalah dia menangis setelah sekian lama dia tak menangis Menangis karena Kici. Sama halnya seperti Iqbal dan Felly.
 “Gue mohon bangun ya , Bangun sekarang. “
 “Kici . loe ingat kan . sekarang kita adalah sepasang kekasih. Gue pacar loe sekarang. Dan gue gak mau pacar gue ini diam seperti patung seperti ini “Rio mencoba tidak menangis lagi. Ia menahannya dan sangat menahannya.
 “Gue ingin lihat Kici yang selalu ngebentak gue. Gue ingin lihat Kici yang menatap gue dengan tatapan membunuh. Gue ingin ngerasain lemparan dari sepatu loe lagi. Dan gue minta loe bangun sekarang”

            Hahahaha. Semuanya harus tertawa dengan sekeras mungkin. Tertawa begitu miris.  Tidak Iqbal ? Tidak Felly? Dan sekarang Rio. Dibuat Frustasi oleh sosok Kici. Sosok Kici yang selalu membawa hawa mengerikkan dimana pun , selalu di takuti oleh siapapun dan kini menjadi sosok gadis yang tak berdaya. Gadis yang seperti mayat hidup tergeletak lemah di rumah sakit dengan semua peralatan mencekamkan ini.

            Rio sadar bahwa semua ini salahnya. Yah , salahnya. Kici menjadi koma seperti ini karenanya. Rio menundukkan kepalanya masih memegang tangan Kici . Rio mengingat bagaimana saat terakhir dirinya menyatakkan cintanya kepada Kici. Saat dilihatnya pertama kali senyum Kici yang begitu tulus kepadanya. Rio mengingat semuanya.

            Air mata Rio menetese demi tetese begitu cepat. Air matanya membasahi selimut kasur Kici. Rio tak peduli dengan semua itu. Yang hanya ia pedulikkan adalah Kici bisa sadar saat ini juga.

“Aku mohon bangunlah saat ini. Aku mohon Kici“lirih Rio sambil terisak dengan tak tertahankan.“Dasar gadis bodoh. Loe memang gadis bodoh yang selalu menyusahkan gue. Loe gadis yang selalu ada disaat nyawa gue dalam berbahaya. Loe gadis bodoh yang rela mati demi gue dan loe gadis bodoh yang berhasil merebut hati gue, dan kenapa gue bisa jatuh cinta kepada gadis bodoh seperti loe. . kenapa . . .? kenapa loe harus relain nyawa loe Kici. Kenapa loe cegah peluru itu mengarah ke gue. Kenapa ?”’
 “Maaf. Maaf menyusahkan kamu. Maaf . maaf maaf maaf dan maaf . . Maafkan Aku .. Maaf . .“Rio mendongakkan kepalanya menatap Kici. Percuma saja Kici masih juga belum membukakan matanya. Frustasi dan sangat frustasi itulah yang Rio rasakan. Bukan hanya itu saja. Rio merasa sangat bersalah sekali.
 “Sayang . . “lirih Rio pelan. Tak pernah ia fikirkan bahwa dirinya mengatakkan kata panggilan yang sama sekali dalam hidupnya tdak pernah memanggil siapapun dengan panggilan seperti itu. Dan baru pertama kalilah seorang Rio menyebutkan “Kata” itu.
 “Sayang . bangun yah . . “ujar Rio sekali lagi dengan penuh ketulusan. Perlahan Rio berdiri dari tempat duduknya. Tangannya  asku tak lepas dari menggegam tangan Kici. Rio mengecup kening Kici dengan begitu lembut. Lama sekali Rio mengecup kening Kici, Air matanya pun masih tak terhenti. Ia biarkan saja air matanya menetes pada dahi Kici.

            Kici yang sama sekali tak bisa bergerak, Kici yang sama sekali tak bisa merasakan apapun. Namun fikiranya bahkan hatinya masih bekerja. Ia dapat mendengar semuanya, mendengar semua orang yang menangisi dirinya. Ia dapat mendengar semua perkataan Rio. Mesikipun tak dapat merasakan apapun.

            Tapi, , sentuhan hangat kecupan Rio pada keningnya dapat ia rasakan. Ingin sekali ia berontak untuk bangun. Kici ingin bangun saat ini juga. Tapi tak pernah bisa. Tubuhnya melawan jiwanya untuk bangun saat ini.

“I love you  . . “bisik Rio pelan di telinga Kici. Rio melirik ke arah Kiic. Ia kaget melihat mata Kici yang berlinangkan air mata. Rio tersenyum dan segera menyeka air matanya. Ia tersenyum karena ia yakin bahwa Kici dapat mendengar semua ucapannya. Ia yakin itu.

            Rio menyeka dengan lembut air mata yang turun begitu saja di mata Kici yang masih terpejamkan. Rio pun membenahkan selimut Kici.
 “Gue janji sama loe. Gue akan selalu jagain loe sampai loe bangun. Gue gak akan selalu ada disamping loe. Gue akan realain semuanya agar loe sembuh. Gue janji itu sama loe”sumpah Rio kepada Kici. Benar saja. Rio saat ini sudah benar-benar sangat mencintai gadis didepannya ini. Entrah sejak kapan cinta itu mulai tumbuh. Rio pun sama sekali tak pernah menyadari hal itu. Yang ia tau , Bahwa hatinya begitu mencintai Kici. Ia tak kau kehilangan gadis ini. Ia tak ingin siapapun menyakiti gadis ini.
 “I love you too . .”batin Kici berbicara, dan berharap Rio bisa mendengarnya. Kici meneteskan air matanya karena ia ignin bangun. Ia ingin memeluk Rio saat ini juga. Ia takut sendirian seperti itu. Ia ingin bangun. Dan segera bangun saat ini. Namun tidak bisa. Kici masih saja belum sadar.

                                                            ******

                        Felly baru saja makan dari kantin. Ia tersenyum dengan riang untuk kembali ke kamar rawat Kici. Ia membawakan banyak premen karet di kresek yang dibawahnya. Felly sudah sampai di depan kamar Kic dan berniat membuka pintu kamar tersebut.
 “Hey. ., bangun . “Felly mengurungkan diri untuk membuka pintu tersebut. Ia hanya membukanya sedikit agar dapat melihat siapa yang ada didalam.
 “Kak Rio . “pekik Felly. Ia pun memilih untuk diam saja disana, dan membiarkan Rio untuk berbicara dengan Rio. Felly terharap dengan Rio ada disaan Kici bisa tersadarkan.
 “Kenapa harus loe yang koma ? seharus gue yang terbaring disini. Bukan loe . .”
 “Dasar gadis bodoh. Loe memang gadis bodoh yang selalu menyusahkan gue. Loe gadis yang selalu ada disaat nyawa gue dalam berbahaya. Loe gadis bodoh yang rela mati demi gue dan loe gadis bodoh yang berhasil merebut hati gue, dan kenapa gue bisa jatuh cinta kepada gadis bodoh seperti loe. . kenapa . . .? kenapa loe harus relain nyawa loe Kici. Kenapa loe cegah peluru itu mengarah ke gue. Kenapa ?”’Felly tersentak. Ia tak menyangka bahwa Rio mencintai Kici .

“kak Rio cinta Kici ? kak Rio ?”lirih Felly tak percaya dengan pendengarannya itu.

“Maaf beribu maaf. Gara-gara gue loe harus kayak gini. Maaf . .maafkan aku maaf . “Felly menahan agar dirinya tidak dapat menangis. Ia mengintip bagaimana Rio emngecup lembut tangan Kici.

Kici . ayoo bangun  . “lirih Felly pelan sekali menyemanggati sahabatnya tersebut.
 “Gue mohon bangun ya , Bangun sekarang. “
 “. loe ingat kan . sekarang kita adalah sepasang kekasih. Gue pacar loe sekarang. Dan gue gak mau pacar gue ini diam seperti patung seperti ini “
 “Hah? Sepasang kekasih ? pacar?? Mereka . mereka berdua pacarann ?”Untung kedua kalinya Felly dibuat tersentak terkejut dan semuanyalah. Dan sama seperti Alvin. Felly langsung menganga tak percaya. Ia benar-benar tak dapat percaya ini. Sekali lagi ini semua adalah kebesaran tuhan ke 9. Tanpa ia harus susah-susah dengan rencannya mencomblangkan Kici dan rio, saat ini Rio mengatakan seniri bahwa mereka berdua sudah pacaran.
 “kapan mereka pacaran ? kok bisa ??”Felly melupakan dulu rasa penasarannya tersebut. Ia fokus kembali dengan kedua orang yang berada di dalam tersebut.
 “Gue ingin lihat Kici yang selalu ngebentak gue. Gue ingin lihat Kici yang menatap gue dengan tatapan membunuh. Gue ingin ngerasain lembparan dari sepatu loe lagi. Dan gue minta loe bangun sekarang”
 “Gue juga kengan sama loe yang seperti itu Kici”Sivia membenarkan kata-kata Rio. Ia menundukkan kepalanya dengan lemas.
            Felly mengintip kembali. Ia kaget melihat tubuh Rio bergetar dan lama kelamaan ia mendengar suara isakan Rio.

“Kak Rio menangis ?”kaget Fellt meskipun tak sekaget mendengar bahwa Rio dan Kici pacaran. Namun ia tak menyangka Rio bisa menangis seperti itu.
 “Aku mohon bangunlah saat ini. Aku mohon Kici
 “Maaf. Maaf menyusahkan kamu. Maaf . maaf maaf maaf dan maaf . . “sama dengan Rio. Felly tak bisa menahan air matanya. Bukan karena memang dirinya cengeng. Namun saat ini ia sama sekali tak tahan melihat Kici seperti mayat hidup seperti itu. Sejak awal SMP dia kenal dengan Kici dan sejak saat itu ia selalu mengangumi bagaimana keberanian Kici. Bagaimana rasa tak menyerahnya gadis tersebut. Dan sekarang .  .  

“Sayang . . “

“Sayang . bangun yah . . “Felly langsung terduduk mendengar kata-kata Rio yang bagi siapapun mendengarnya terdengar begitu memiriskan. Felly terduduk didepan pintu sambil terisak-isak. Felly melepaskan kantong kresek yang dibawahnya Ia gunakan tangannya untuk membekap mulutnya agar isakanya tak terdengar dari dalam.

            Alvin yang ingin menyusul Rio langsung terkejut melihat Felly menangis di depan kamar rawat Kici. Secepat mungkin Alvin berlari dan mendekati Felly.
 “Fel?? Fel loe kenaoa ? loe kenaopa??”tanya Alvin panik .Ia segera ikut duduk disamping Felly. Namun Felly hanya menggeleng dengan keras, tangannya menutup mulut Alvin untuk tidak berbicara. Alvin mengangguk saja meskipun di otaknya berbagai pertanyaan sudah ingin ia ketahui jawabanya.
 “Gue janji sama loe. Gue akan selalu jagain loe sampai loe bangun. Gue gak akan selalu ada disamping loe. Gue akan realain semuanya agar loe sembuh. Gue janji itu sama loe” Alvin mengerti sekarang kenapa Felly menangis seperti itu. Pasti kekasihnya ini tak tega melihat sahabatnya seperti itu. Alvin langsung mendekap Felly kedalam pelukannya. Disandarkan kepala Felly di dadanya . Ia membelai lembut rambut panjang Felly. Berharap pacarnya ini sedikit tenang. Lama kelamaan isakan Felly sudah sedikit meredah. Alvin mencoba membangunkan Felly.
“Lebih baik kamu pulang dulu aja yah “
 “Biarkan Rio disini. Dia yang akan menjaga Kici”ujar Alvin
 “tapi . .. “
 “Loe pasti capek Fel. Dari tadi pagi loe udah nunggu Kici. Dan sekarang biar giliran Rio yang menjaga nya. Loe percaya sama Rio kan?
 “Iya kak”serah Felly. Ia pun mengikuti alvin yang menuntunnya untuk mengantarnya pulang. Untung saja saat kesini dirinya tidak membawa tas apapun melainkan hanya membwa sekresek barang-barang untuk Kici.

                                                            ******
                                                13.00 SMP ARWANA

            Iqbal dan Adel selesai mempresentasikan hasil progrma kerjanya sebagai Queen dan king MOS di SMP ARWANA, semua guru dan kakak kelas bahkan teman-teman baru Iqbal dan juga Adel bertepuk tangan dengan begitu terkesima. Bahkan para guru mengakui bagaimana sangat menariknya presentasi yang telah dijelaskan oleh keduanya.
 “Hasil buatan loe memang bagus”bisik Iqbal kepada Adel ditengah riyuhnya tepuk tangan banyak orang didepannya.
 “Dan bagaimana presentasi loe tadi sangat keren”balas Adel tak mau kalah. Mereka berdua tersenyum penuh bahagia dan puas akan presentasi mereka,

            Setelah acara presentasi tersebut. Semua anak diperbolehkan pulang. Dan besok adalah hari terakhir mereka untuk MOS. Iqbal berjalan menuju ke luar gerbang sekolah setelah mengambil tasnya dikelas.
 “Iqbal . .”panggil Adel dan mendekati iqbal. Iqbal menoleh ke belakang dan dilihatnya salsha berlari ke arahnya.
 “Kenapa ?”
 “Ini buat kakak loe”ujar Adel memberikan kresek kardus bersa. Iqbal menengok kedalam isinya,.
 “Selimut ??”ujar iqbal binggung. Adel mengangguk dengan mantap.
 “yah selimut . ini selmut kesayangan gue. Saat gue sakit gue selalu pakai selimut ini dan keesokannya gue bisa sembuh dengan cepat. Dan gue harap selimut ini dipakai kakak loe dan dia bisa cepat sembuh kayak gue”jelas Adel. Iqbal segera menerima pemberian Adel tersebut,
 “makasih ya “ujar iqbal dengan wajah yang sulit digambarkan.
 “Gue balik dulu ya. Hati-hati. Dan salam buat kakak loe gue beroa cepat sadar “
 “Iya. Sekali lagi makasih “Adel mengangguk dengan mantab setelah itu ia segera meninggalkan Iqbal yang melanjutkan jalannya. Dimana iqbal ingin pergi ke rumah sakit Arwana saat ini juga. Ia ingin melihat kondisi kakaknya.

                                                *****

            Rio sudah mengurus semua administrasi biaya dirinya dan juga semua biaya Kici disini. Bahkan Rio mengajukan surat untuk menjadi dokter pribadi merawat Kici disini. Dan dengan senang hati Dokter Andi langung menerima ajuan Rio tersebut. Karena selama ini dokter Andi ingin sekali Rio bekerja di rumah sakit ini meskipun Rio belum selesai dengan kuliahnya. Tapi tak pernah ada yang meragukan dengan kepintaran pria ini.

            Rio sebenarnya pun ingin, namun kesibukannya dan lebih mementingkan dengan kantornya itulah yang menyebabkan ia selalu menolak dulu tawaran tersebut. Dan kali ini tidak ada kata menolak lagi. Ia sudah beranji kepada diritnya sendiri akan terus mearawat Kici.

“Berapa bulan perkiraanmu ?”tanya dokter Andi mencoba mengajak Rio mengobrol.
 “entahlah. Keadaanya tak dapat ditebak. Ia begitu lemah sekali”lirih Rio dengan lemas.
 “tenanglah yo. Semua akan baik-baik saja. Christy adalah gadis yang sangat kuat. Dan aku yakin dia bisa melewati semuanya “
 “Smoga perkataan dokter Andi benar adanya “
 “Tak kusangka kamu sekarang begitu terkenal  Rio”ujar Dokter Andi sangat bangga.
 “maskud dokter ?”
 “Lihat saja di depan rumh sakit. Para fansmu dan wartawan menunggumu disana hahaha”twa dokter Andi. Rio menghela nafas. Sudah dapat ia tebak  bahwa akan ada berbagai media yang meliput kejadiaan ini. Untung saja ia sudah memberitahukan Alvin untuk tidak membocorkan adanya Kici juga disana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar