Senin, 06 April 2015

DELOV part 3 ~ Two Love and Two fire ~



DEVIL ENLOVQER – 3
~ Two Love and Two fire ~

          Kici merasa sangat bosan karena sendirian dirumah. Pembantunya memang sedang pulang kampung sedari kemarin lusa. Dan hanya ada tukang kebun dirumahnya yang entah sekarang sedang ada dimana . Akhirnya Kici pun memelih mengambil Ipadnya. Ia menyalan Webcamenya . dan mencoba menghubungi seseorang.
“ PAPA . . . . “teriak Kici saat bisa melihat sesosok pria yang terlihat sedikit tua. Mungkin umurnya sekitar 45 tahun.
“ Tumben sekali kamu menelfon papa kamu ini? Aku kira kamu sudah lupa”sindir sang papa. Kici tersenyum dengan sinisnya.
“ Bersyukurlah aku masih menelfonmu”tukasnya lantas membuat Papa Kici tertawa dengan renyah. Buah tidak jatuh dari kulitnya. Bukannya begitu ? dan sifat setan Kici ini adalah warisan dari sang ayah. Maka jangan heran jika anak dan ayah sudah berbincang. Pasti akan membuat siapa saja yang mendengarnya syok.
“ Bagaimana kabar  papa?”tanya Kici. Raut wajahnya menampakkan bahwa dirinya merindukan papanya ini. Sangat rindu sekali. Sudah hampir 1 tahun ia tak bertemu papanya langsung.
“ Baik. Kamu sendiri?”
“ Baik juga. Kapan pulang ?”
“Perbaiki dulu sikapmu baru papa mau pulang “
“ Yaahh. Apa yang salah dengan sikapku? Aku baik-baik saja”
“ baik-baik saja ?”papa Kici menyiniskan nada suaranya.
“Baiklah aku tau. Pasti guru-guru sekolah memberitahumu kan.  Aissh.. . lihat saja besok . .. “
“ Lihat saja besok apa? Hah?”
“ Aku akan melakban mulut mereka satu-satu Papa. Mereka semua seperti ember”
“ Bukan mereka yang seperti ember. Tapi kelaukanmu seperti preman”
“Aku seorang gadis bukan preman”tukas Kici dengan wajah yang diimutkan.
“ Cihh. Berhentilah berwajah seperti itu Christy, Papamu ini sudah capek emndapatkan telfon dari BK berulang kali”
“ Kalau capek tidak usah diangkat”
“ Inginya seperti itu. Tapi aku masih normal tidak sepertimu”
“ Yaaahh!! Papa jahat sekali !!”
“Mau jadi apa kamu dengan kelakuan seperti itu? Sudah berapa banyak korbanmu ?”
“Aku malas di ceramahi. Lebih baik aku tutup saja “
“Satu lagi Papa . . “Kici menatap papanya dengan begitu sinisnya .
“ tidak akan ada setan yang tobat. “
Cleekkkk
Kici tersenyum puas. Pasti papanya sekarang sedang mencaci caci dirinya. Dan sebentar lagi diponselnya akan ada satu pesan dari papanya. Benar saja , tak perlu menunggu 5 menit. Pesan itu telah berada di ponselnya . Kici pu segera membacanya .
From : daddy
Aku tak akan membiarkan setan itu bangkit lagi dari neraka
 Kici tertawa puas menatap pesan dari papanya ia segera membalasnya tak kalah piciknya
To:daddy
Sorry setannya sudah tidak ada di nereka :p

Kici kembali ke kasurnya dan merebahkan badanya. Dan perlahan matanya mulai terpejam dengan sendirinya. Padahal jam dindingnya masih menunjukkan pukul 5 sore. Tapi buat Kici jam berapapun yang penting dia bisa tidur nyenyak . Dan besok adalah hari minggu. Semoga ia bisa melewati semua hari dengan kesenangan tersendirinya. Terpejam. . terpejam dan akhirnya gadis berwajah tirus ini dapat terlelap begitu nyenyak. Meskipun postur badanya sangat kecil namun didalamnya terdapat banyak kekuatan dan suatu ketegaran yang sangat kuat. Siapapun tak akan bisa menerobos pagar ketegaran gadis ini.
*****
~perumahan Alam Raya~
“Eh ,  . . .”kaget Felly.  Alvin tiba-tiba membopongnya. Wajah Felly terasa memerah. Belum pernah ia diperlakukan oleh cowok mana pun seperti ini. Dengan sekuat tenaga Alvin membopong Felly. Ia melirik sebentar menatap Felly. Alvin tersenyum pelan melihat Felly yang menunduk sepertinya malu dengan apa yang dilakukannya . Alvin terus berjalan dan sampai didepan pintu rumah Felly.
“ Boleh gue masuk?”tanya Alvin.Felly mengangkat kepalanya. Felly pun membantu Alvin membuka pintu rumahnya dengan posisi masih di bopong oleh Alvin. Mereka pun masuk kedalam.
“Maaf merepotkan”ujar Felly tak enak. Alvin menaruhnya di kursi ruang tamu.
“Gue yang salah. Seharusnya gue yang minta maaf”ujar Alvin masih merasa bersalah. Felly menggelengkan kepalanya.
“ Kamu gak salah kok. Aku yang salah hehehe. Aku gak hati-hati bersepedaanya”cengir Felly. Ia menunduk kembali. Karena binggung tak ada yang mereka bicarakan lagi. Alvin pun masih berdiri didepan Felly tak tau apa yang harus ia lakukan.
“ Apa kamu punya obat?”tanya Alvin memecah keheningan
“ Buat?”
“Aku bersihkan lukamu”ujar Alvin . ia mengedarkan pandaganya. Dan menemukan kotak P3k tak jauh dari ruang tamu. Belum Felly memberitahukan dimana letak kotak P3K. Alvin duluan  yang menemukannyalantas mengambilnya. Kemudian kembali ke hadapan Felly.
“Hati-hati . .”ujar Felly yang meraskan lututnya perih kembali. Alvin mengangguk lantas berlutut di depan Felly agar bisa membersihkan luka lutut gadis ini.
“ Aww. . . “erang Felly pelan. Alvin membersihkan dengan hati-hati menggunakan alkohol. Setelah itu ia membalutkan beberap kasa.
“ Sudah . .”ujar Alvin. Ia mendongakkan kepalanya melihat gadis didepannya ini yang masih memejamkan matanya. Sepertinya Felly menahan sakitnya.
“ Masih sakit ?”tanya Alvin lagi. Kali ini ia meraih pergelangan kaki kanan Felly.
“ AARGGHHSS . . “teriak Felly benar-benar kesakitan. Alvin memijat pelan pergelangan yang lembab itu. Felly mencengkram tangannya ke lengan Alvin.
“ Tahan ya . . “pinta Alvin. Tak tega juga ia melihat wajah kesakitan gadis ini. Meskipun sedang kesakkitan seperti ini wajah manis Felly sama sekali tak pudar. Alvin tersenyum sendiri melihat sekilas wajah Felly.
“ Sakit. . .”air mata Felly turun begitu saja. Alvin pun akhirnya melepaskan pijatannya. Ia tak meneruskannya karena tak tega melihat Felly yang sudah menangis.
“ Besok gue anterin ke dokter aja”ujar Alvin. Ia melihat lagi luka Felly.
“ sepertinya 3 hari ini kamu belum bisa jalan”ujar Alvin mendiaknosa layaknya seorang dokter. Dan memang Alvin sekarang adalah seorang mahasiswa jurusan kedokteran bersama dengan Rio. Walau pun Rio lebih senior darinya.
“Yaahhh. . aku masih ada ujian. Bagaimana ini?”binggung Felly. Alvin yang semakin merasa bersalah akhirnya ia medapatkan ide dan semoga Felly menyetujuinya.
“ Gini aja. Karena gue yang sudah buat loe kayak gini. Besok gue akan anterin lo ke dokter. Dan gue akan anterin lo ke sekolah dan jemput lo ke sekolah. Dan juga nganterin lo check-up ke dokter sampai kaki lo sembuh. Gimana?”
“ HAH??”Felly hanya dapat melongo mendengar pengakuan Alvin.
*****
~Rio’s House~
            Alvin memarkirkan motornya kedalam halaman rumah Rio. Wajahnya tak henti-hentinya untuk mengembangkan senyumnya. Rio sudah menunggunya didepan teras. Dan saat kedatangan Alvin Rio langsung menatap kedia tangan Alvin.
“ sejak kapan rumah gue sampai ke swalayan depan jaraknya seperti Jakarta ke Bali? Hha?”bentak Rio. Jam tangannya telah menunjukkan pukul 19.00. Alvin masih tak menanggapi perkataan Rio. Ia masih tersenyum-senyum sendiri dan berjalan mendekati sahabatnya itu.
“ Gue habis ketemu bidadari cantik yo. Manis banget”ujar Alvin menepuk bahu Rio. Hayalannya membayangkan wajah manis Sivia.
“Mau bidadari kek. Mau apa kek. Mana minumanya ??”seketika itu lamunan Alvin langsung terbuyarkan. Ia menatap Rio dengan cengiran. Ia baru sadar bahwa tujuannya adalah membeli minuman di swalayan depan.
“ Gue lupa yo. Hehehehe”
“ APA?LO MAU GUE BUNUH DISINI?HAH?”seketika itu Alvin segera mengambil tasnya beserta kunci mobilnya dan lagsung berlari dari rumah rio.
“ KODOK SIPIT !! KEMBALI LOOO”teriak Rio emosi. Untung saja Alvin sudah masuk kedalam mobilnya dan segera menjalankannya. Kali ini ia sangat beruntung bisa selamat dari terkaman Setan Gila satu itu.
“Aisshh . . . “Rio memilih kembali masuk kedalam rumahnya. Toh, mamanyanya sendiri sudah membelikan minuman untuknya.
*****
Lantunan Lagu Super junir No other mengalun dari playlist ipod gadis ini. Bibirnya tak henti-hentinya menyingingkan senyumnya. Mengingat kejadian tadi sore begitu sangat mengesankan baginya. Dan membuat jantungnya masih berdecak kencang sampai saat ini.
“ Ahh. . Gue kok jadi gini sih “ujar gadis tersebut yang tak lain adalah Felly. Ia menyentuh kedua pipinya.
“Apa gue gak mimpi? Ketemu pangeran tampan seperti itu. Arrrghhsss”histeris Felly sendiri.
“ Siapa tadi namanya? Ya ampun. Bahkan gue sampai lupa menanyakan namanya. Aisshhh. .. “
“ Tapi tidak apa-apa. Toh besok dia bakal datang kesini lagi”ujar Felly penuh semangat. Felly melirik ponselnya yang berada tak jauh dari tempat duduknya. Ia meraihnya dan mencari kontak yang akan ia telfon saat ini. Felly memencet tombol hijau dan mengaktifkan speaker ponselnya. Cukup lama pemilih ponsel tersebut tak kunjung mengangkat panggilan dari Felly.
“ Pasti setan ini sedang tidur. Sudahlah . .Gue cerita besok saja”ujar Felly sangat senang. Ia pun memelih meneruskan khayalannya yang terus kemana-mana.
Di sini Felly tinggal sendirian. Kedua orang tuanya sedang ada bisnis diluar negri. Dan sudah menjadi hal umum Felly selalu sendiri dirumah. Bahkan Felly sendiri menduga bahwa orang tuanya sudah lupa kalau masih punya anak di indonesia. Namun Felly selalu menjalani dengan santai. Ia mengikuti jejak sahabatnya Kici. Yang selalu menjalani hidup dengan tanpa beban.
*****
~08.00 Kici’s House~
“ BANGUUUNNNNNN BANGGGUUUUUNN WOOOOOYYYYYY”mungkin hampir putus pita suara Iqbal untuk membangunkan kakanya satu ini.
“ Kak bangun lo”suruh Iqbal yang akhirnya menyerah juga. Ia terduduk lemas di samping badan kakanya yang masih tidur nyenyak di atas kasur. Semua jurus sudah Iqbal keluarkan agar kakaknya bangun. Iqbal membangunkan kakanya karena ia sudah sangat lapar. Dan pembantunya belum kembali sampai saat ini. Meskipun ia sangat tahu bahwa kakaknya tak bisa masak tapi setidaknya kakakmya bisa membuat mie untuknya.
“ Lo makan roti aja”suruh Kici seenaknya. Iqbal mendengus kesal.
“ Rotinya habis kak. Lo baangun kek”Kici menutup wajahnya dengan bantal., tak menanggapi adiknya itu.
“ DEMI APAPUN GUE NYESEL PU NYA KAKAK KAYAK LO”teriak Iqbal sebal. Ia pun beranjak keluar dari kamar Kici. Namun saat matanya menemukan sesuatu yang menarik sebuah ide berlian ia dapatkan.
“Jangan salahin gue kalau perman karet lo gue bakar”Iqbal langsung mengambil kantong kresek di meja belajar Kici dan segera berlari dari kamar Kici. Setelah mendengar perkataan Iqbal tersebut Kici terasa di setrum listrik yang sangat kuat. Ia langsung terbangun.
“ Premen karet gueeeee”teriak Kici. Ia segera turun dari kasur dan mengejar adiknya.
“ Iqbaaalllllll kembaliin . . . “Iqbal terus berlari dan menuju ke pintu rumah. Sedangkan Kicinmasih mencoba mengejar adiknya tersebut.
“Kejar gue kalau bisa. Weeee”Iqbal semakin menjadi. Dan kali ini kesabaran Kici sudah sangat habis. Ia menggebrak pintunya dengan kasar. Ia dapat melihat saat ini Iqbal berada di depan rumah sambil membuang premen karetnya satu persatu di luar.
“Habis lo setan kecil . . “desis Kici. Dengan cepat ia berlari dan dengan cepat itu juga Iqbal sudah berada dalam genggamannya.
“ Ampuuunn. Kakk. Iyaa ampuuunn. Gue ganti deh kak. Iyaaa ampuuunnnn”berontak Iqbal. Kici mengunci kedua tangannya yang ia tarik ke belakang.
“ Hah? AMPUN ? lo tau lo sekarang sedang bangunin siapa? Hah?”
“ Iya tau. Gue sedang banguni Lampir Gilaaaa”
“ APA?? Coba katakan sekali lagi?hah??”tarikan Kici semakin kencang dan membuat Iqbal benar-benar kesakitan.
“ Ampuunn kak. Iya ampuuunn. Lepasin dong. Janji deh bakal ganti tuh premen karet lo. Dua kali lipatnya”janji Iqbal. Mendengar penawaran yang menggiurkan tersebut. Kici melepaskan Iqbal. Kini ia menatap rumah didepannnya.
“Ada orang pindahan ya?”tanya Kici kepada adiknya. Namun iqbal masih sibuk merenggangkan otot tangannya yang amsih sakit.
“ Bal.  . “panggil Kici sekali lagi.Ia melihat banyak orang memasukkan barang-barang ke rumah tersebut.
“ Iya. Tuh tadi pemeilik rumahnya ngasih kue ke kita.”Kici mendesis kasar dan menatap adiknya dengan tatapan membunuh.
“ terus kenapa kuenya gak lo makan? Hah? “bentak Kici dan melayangkan jitakannya kepada adiknya satu ini.
“ gue gak suka kue”
“ Bilang aja lo mau ngerjain gue !!”
“ Tuh lo udah tau”
“ Settt. . . . . . “
“ Heeiiii Gadis Bodoh . . “teriak Kici terpotong karena suara dari seseorang yang sepertinya mengarah kedirinya. Begitu juga dengan iqbal ikut menoleh ke arah sumber suara.
“ LO . . . .”pekik Kici melihat cowok tersebut yang tak lain adalah Rio.  Disebrang sana Rio tersenyum picik dan menatap remeh ke arah Kici.
“ Ngapain lo disini ?”bentak Kici taka da lembut-lembutnya.
“ Mau bunuh lo”
“Bermimpilah cowok Bodoh. Sebelum lo bunuh gue liang lahat lo sudah terbuka terlebih dahulu”
“Kak dia tetangga baru kita. Dia yang tadi ngasih kue ke kita”bisik Iqbal yang tak enak sendiri ke Rio. Kici membelakkan matanya.
“ Ambil kuenya. “suruh Kici. Iqbal mengernyitkan keningnya menatap sang kakak binggung. Kici menatap balik adiknya dengan tatapan tajam seolah-olah menagtaakn ~ambil? Atau lo mati sekarang~. Tanpa menunggu ba bi bu lagi Iqbal berlari kedalam rumah dan mengambil sekotak kue yang baru diberikan oleh Rio.
“ Ini kak”ujar Iqbal menyerahkan kotak tersebut.  Kici mengambil ancang-ancang terlebih dahulu .
“ YAAAAAAHHHH”dengan sekuatu tenaga Kici melemparkan sekotak kue itu ke arah cowok tersebut. Dan tepat pada sasaran kue itu mendarat mulus di wajah Rio.
“ YAAAHHHHHH CEWEEKKKK GILAAAA !!! “teriak Rio melihat wajahnya sudah berlumuran kue. Bahkan semua bajunya terlumuri krim-krim.
“ Cissh, . .”Kici berdecak sinis. Puas dengan hasil yang ia lakukan. Iqbal hanya bisa menelan ludah dalam-dalam. Ia yakin akan ada perang dunia ke 8 setelah ini.
“ Apa lo gak pernah diajarkan sopan santun . Hah?”Rio masih emosi kepada Kici. Mereka hanya berteriak-teriak dengan jarak yang lumayan dekat. Rio didepan rumahnya dan Kici didepan rumahnya juga. Rumah mereka tepat saling berhadapan.
“Setidaknya sopan santun gue masih diatas rata-rata dari pada lo”ujar Kici seenaknya. Ia pun ingin beranjak masuk kedalam rumahnya. Namun saat itu juga sebuah sepatu melayang dengan mulus dan mendarat di kepala Kici
PLAAKKKK
“ Aauuuwwwwwww”:ringis Kici yang tak berhati-hati.  Ia mendesis dengan penuh emosi. Iqbal menahan nafasnya melihat tatapan tajam membunuh Kici.
“ Setan dari neraka telah bangun”gumam Iqbal takut sendiri. Ia sedikit menjauh dari Kici. Ia takut dirinya terkena sasaran. Kici membungkukkan badanya dan mengambil sepatu tersebut.
“Lo gak bisa bedain maan kepala dan kaki?apa gue perlu ngajarin loe dulu !!!”teriak Kici penuh emosinya. Rio menatap Kici sangat tajam begitu juga dengan Kici yang menatapnya tak kalah tajam. Iqbal menggelengkan kepalanya.
“ gue kira setan didunia ini Cuma satu dan itu kakak gue. Ternyata tuhan mencipatakannya satu lagi dan itu adalah tetangga gue. Nasib gue kenapa selalu merana seperti in. . . “
“ DIEM LO!!”bentak Kici dan Rio bersamaan. Iqbal langsung diam begitu saja. Rio melepaskan sepatunya yang satunya. Begitu juga Kici melepaskan kedua sandalnya. Iqbal bisa menebak bahwa akan ada perang didepan rumah. Ia langsung berlari kedalam rumahnya secepat kilat.
“ LO SETAN BODOHHHH!!!”teriak Kici dan melemparkan satu sandalnya ke Rio. Namun jiwa preman Rio yang dulu tentu saja masih ada. Ia dengan sigap menghindari sandal melayang tersebut.
“ Apa lo gak punya kaca? Lo yang SETANN BODOH!!!”balas Rio dan melemparkan sepatunya yang satunya. Dan Kici pun berhasil menghindarinya. Kemampuannya dalam hal ini tak bisa diragukan lagi. Kici melirik ke arah pot bunga disampingnya. Ia pun segera mengambilnya.
“ Lo. . lo. . lo. . . Lo mau buat gue mati? Hah?”teriak Rio yang panik sendiri melihat Kici membawa pot itu.
“ Bukan pingin lihat loe mati saja. Kalau bisa langsung ke nerakaaaaaaaa . . Ify melemparkan sadis pot tersebut dan untung saja Rio langsung menghindarinya.
“ NAJIS GUE TETANGGAN SAMA LO!!!!”umpat Kici. Dan melempar sepatu Rio saat Rio lengah karena masih syok menatap Pot yang berantakan disampignnya.
PLAAAKKKK’
“ Satu sama”lanjut Kici. Ia segera membuka pagar kecil rumahnya. Dan masuk kedalam rumah megah ini. Nafasnya sedikit tersenggal-senggal. Pagi-pagi dirinya sudah emosi seperti ini.
BRAAAKKKKK
“ Loe kebanyakan emosi cepet tua loh kak”ujar Iqbal asik memainkan PSP.nya saat Kici memasuki ruang tamu.
“ Gue tua  pun gak akan ngaruh ama hidup lo.sinis Kici tajam. Ia segera masuk kedalam kamarnya. Iqbal membuka tirai jendelanya. Dan dapat melihat tetangga barunya itu masih mengumpat tak jelas dengan perlakukan kakaknya tadi.
“ Gue gak yakin pot-pot di halaman rumah akan secantik itu lagi”ujar iqbal yang padnangannya sangat iba menatap tanaman di halamannya.
*****
~kamar Rio~
Rio masih mengomel dengan tak jelas. Ia sudah mengganti bajunya dengan baru dan sudah membersihkan tubuhnya. Ia pun duduk dikasurnya merenggangkan tangannya sesaat.
“ Kenapa gue harus bertetanggan dengan Gadis bodoh itu.”gumal Rio dengan wajah tak enak.
“ Rio . . Rio . . “panggil mamanya dari bawah. Rio yang dapat mendengarnya lantas menghampiri sang mama.
Rio menuruni tangga rumahnya dan mendapati sang Mama yang sedang berkutik di dapur.
“ Kenapa Ma?”tanya Rio mendekati sang Mama.
“ Mama membuat spagetti tolong kamu kasihkan ke tetangga depan itu. Dua anak  itu lucu sekali. Apalagi gadis yang cewek. Dia sangat cantik wajahnya pun kalem. Mama jadi ingat waktu muda dulu”ujar Mama Rio mulai bernasis. Namun satu  kalimat yang tak bisa ia terima adalah  ~dia sangat cantik wajahnya pun kalem~.  Seakan hati Rio ini berteriak kepada sang mama ~ Hallo Mama?? Dia itu bukan manusia? Kalem?gayanya saja sudah seperti preman kw 10. Cantik? Dia gak layak disebut manusia. Tapi SETAN BODOH !!! ~
“ Kenapa kamu menatap mama seperti itu?”Rio pun langsung tersadar . dan menggeleng-gelengkan kepalanya tak enak sendiri kepada mamanya,
“ Cepat anterin”suruh Mama Rio karena spaghetti tersebut tak kunjung ia ambil.
“ Males ah ma”tolak Rio yang benar-benar tak ingin bertemu cewek gila itu.
“ Rio . . kita harus berbuat baik sama tetangga baru kita. Apalagi kita orang baru disini”ujar sang Mama.
“Iya . iya iya . . “serah Rio dan menerima spagetti tersebut. Dengan malasnya ia berjalan keluar rmahnya. Matahari siang ini sangat menyengat. Rio hanya tinggal menyebrang kemudian membuka pagar munggil rumah ini. Kemudian ia berjalan di halaman rumah tersebut. Setelah itu ia diam..~~~~~
“Gue masuk ke kandang Setan. ? Aisshh. . “gumal Rio yang memeliki firasat yang tak enak. Namun ia sendiri tak ingin membuat mamanya kecewa padanya.  Ahirnya Rio menekan bel rumah ini. Cukup lama tak ada yang membukanya.
“ Kemana sih setan itu?”desis Rio. Dan memencet kembali belnya. Dan saat itu juga pintu rumah terbuka.
“ Siapaa. . . “ujar orang tersebut yang membukakan pintu rumah.
“ LO? NGAPAIN LO DISINI ?”tepat sekali yang membuka pintu tersebut adalah seorang Christy Saura Noela Unu. Rio mengorek kupingnya yang hampir bisa rusak akibat cewek didepannya ini.
“NAJIS RUMAH GUE LO DATENGI!!”Rio menatap  Kici dengan  bermalas-malasan. Kali ini sedang tidak ada mood untuk bertengkar.
“ Dari Mama gue. “ujar Rio memberikan paksa spagetti tersebut. Dan kini beralih menjadi di tangan ify.
“ Dan satu lagi” kini tatapan Rio sangat tajam ke arah Kici. Ia mendekatkan wajahnya ke Kici.
“ Gue lebih gak sudi lagi melihat muka loe”bisik Rio pelan namun snagat tajam sekali. Kemudian ia lantas membalikkan badanya meninggalkan Kici yang masih melongo tak percaya dengan apa yang dikatakan Rio kepadanya. Baru kali ini dan pertama kalinya dirinya direndahkan oleh seseorang.
“Lo .. . . “desis Kici geram. Namun Rio sudah sangat jauh bahkan telah menyebrang jalan menuju rumahnya. Dengan kesal Kici masuk kedalam rumah dan langsung membanting pintu rumahnya. Iqbal yang tertidur pulas di kursi ruang tamu langsung terpelonjat kaget dengan suara itu.
“GILAA LO LAMPIR !!!”kesal iqbal yang terbangun mendadak. Kici meletakkan spagetti tersebut dihadapan adiknya.
“ Makan tuh. Dari tetangga biadap itu”ujar Kici tajam. Tanpa perlu ditanyalagi iqbal mengerti tetangga mana yang dimaksudkan oleh Kici. Tanpa fikir panjang Iqbal memakan spagetti tersbut. Tak menggubris kakanya yang semakin mengamuk tak jelas.
“Semoga tuhan tidak menciptakan satu setan lagi di kehidupan nyata ini”doa Iqbal dan mungkin seluruh barang-barang tak bernyawa di sekitarnya serempak mengamini doanya.
*****
Mobil Alvin sudah berada di depan rumah Felly. Ia segera masuk kedalam rumah Felly. Dan mendapati gadis itu sudah duduk manis di ruang tamu.
“ Sudah nunggu lama ya?”tanya Alvin sambil garuk-garuk kepala gak jelas.
“Gak juga kok”jawab Felly menyunggingkan senyumnya. Senyuman yang bisa membuat siapa saja spechleess.
“ Yaudah ayo berangkat”ujar Alvin. Felly menganggukkan kepalanya. Alvin pun membantu Felly berdiri.
“ Sudah bisa jalan?”tanya Alvin. Dengan lemasnya Felly menggelengkan kepalanya. Ia sampai duduk diruang tamu pun atas bantuan para pembantunya.
“ Gak apa-apa kan gue bopong lagi?”tanya Alvin meminta izin dengan sopan. Felly menganggukkan kepalanya dengan pipi yang merona menjadi merah. Alvin tertawa kecil melihat tingkah Felly yang sudah salting. Ia pun segera membopong tubuh Felly. Bau harum rambut panjang Felly begitu menyengat di hidung Alvin. Entah ia menjadi sangat kagum dengan gadis ini. Semua yang ada didalam diri gadis yang sedang ia bopong seperti terlihat sangat sempurna.
“ Buka pintunya”suruh Alvin. Felly mengangguk dan membuka pintu mobil tersebut. Alvin mendudukan Felly dengan hati-hati. Setelah itu ia menutup pintu mobilnya dan berlari ke pintu yang satunya. Ia segera masuk kesana.
“Pakai sabuk pengamanmu”suruh Alvin lembut. Felly mengangguk. Alvin pun membantu Felly memakaikannya.
“ Makasih”ujar Fdelly yang binggung harus berucap bagaimana lagi. Alvin mengangguk saja dan segera menjalankan mobilnya .
Selama perjalanan mereka berdua hanya diam. Dan tak jarang Alvin bahkan Felly melirik sekilas. Rasanya dunia berjalan dengtans angat pelan.
“ Boleh aku tanya. . “tiba-tiba mereka berucap bersamaan. Felly dan Alvin sama-sama tertawa.
“Loeduluan aja”suruh Alvin. Felly menggelengkan kepalanya.
“ Lo aja”
“ Gak lo aja”
“Gimana kalau kita bersamaan??”ujar Felly. Alvin mengernyitkan keningnya sebentar lantas menganggukkan kepalanya mendakan dia setuju.
“ Hitungan ke tiga yah . . “
Satu . .
Dua .. . .
Tiga . . .
“ Siapa nama lo?:” Alvin melongo begitu juga dengan Felly. Kedua kalinya mereka bersamaan dengan kata-kata yang sama.
“ Hahahahahha”tawa mereka terdengar kembali. Alvin menjulurkan tangannya ke Felly.
“ Gue Alvin.”Felly membalas jabatan tangan tersebut.
Felly. . “jawab Felly. Alvin menganggukkan kepalanya . Akhirnya dia mengetahui nama gadis ini.
“ Nama yang cantik. Seperti orangnya”puji Alvin dan tepat pada sasaran membuat Felly blushing.
“ Sekolah dimana?”tanya Felly mengalihkah kesaltingannya. Alvin sontak terkekeh mendengar pertanyaan Felly.
“ Apa wajah gue seperti anak SMA?”tanya Alvin. Felly membelakakan matanya .
“ Gue udah kuliah. Di Universitas Arwana”jawab Alvin menjawab ekspresi Felly itu.
“ Waaooww . . Gak nyangka banget hehe”ujar Felly kagum
“ jurusan apa kak?”kini Felly memanggil Alvin dengan sebutan kaka. Toh dia menyadari bahwa dirinya lebih muda jauh dari orang disebelahnya ini.
“ Kedokteran”jawab Alvin sedikit bangga. Setidaknya ia berharap Felly akan kagum dengannya. Felly bertepuk tangan pelan. Dan menatap Alvin masih tidak percaya.
“ Amazing. . Kakak pasti pintar banget” Alvin hanya senyum saja.
“ Nggak juga. Kamu sendiri sekolah dimana?”
“ Aku masih kelas 10 . mau ke kelas 11 . SMA ARWANA . “ujar Felly mengembangkan senyumnya.
“ SMA ARWANA? Gak nyangka kita sekomplek hahaha”tawa Alvin dan diangguki oleh Felly.
“ Kakak semester berapa?”
“ Baru 2. “jawab alvin. Felly menganggukkan kepalanya lagi. Ternyata orang disampingnya ini tak tua-tua amat.
“Kita ke rumah sakit arwana saja.”ujar Alvin dan membelokkan mobilnya. Dimana rumahs akit arwana sudah ada disamping kanan jalannya. Felly mengangguk-angguk menurutinya.
Setelah sampai dirumah sakit., Alvin berlari kedalam sebentar untuk meminjam kursi roda. Setelah itu ia menjemput Felly dan letakkan Felly di kursi roda tersebut.
1 Jam Felly menjalani pemeriksaan. Alvin pun dengan setia menemaninya. Bahkan dia juga belajar sedikit dengan dokter tersebut yang tak lain adalah dosennya sendiri.
“ 3 hari juga sudah bisa sembuh. Dan untuk 3 hari ini kamu duduk di kursi roda saja. Tapi sering-sering coba digerakkan”ujar doter  Doni kepada Felly.
“ Gak perlu beli obat dok?”tanya Alvin.
“ Hanya salep saja. Nanti tebus di apotik sebelah vin”jawab dokter Doni.
“Ini pacar kamu?”tanya Dokter doni. Dan membuat Alvin kaget sendiri begitu juga Felly.
“ enggak kok dok., dia teman saja”jawab Alvin. Felly pun mengiyakannya saja.
“saya kira pacarnya. Cocok kok”goda sang dokter. Alvin hanya terkekeh pelan saja. Felly menundukkan kepalanya karena merasa malu sendiri.
“Yaudah dok. Makasih. Saya pamit dulu”ujar Alvin. Ia pun mendorong kursi roda Felly keluar dari ruang dokter Doni. Mereka ke apotek terlebih dahulu untuk menebus obat. Setelah itu beranjak dari rumah sakit Arwana menuju rumah Felly kembali.
*****
~ 20.00 Haling  Corp ~
Kini Rio berkutat dengan laptopnya. Di sebalahnya sudah terdapat setumpuk map yang harus ia periksa satu persatu. Matanya terasa penat bahkan punggungnya mungkin terasa sakit. Namun mau dibagaimanakan lagi. Ini sudah menjadi tanggung  jawabnya.
Cherly. . tolong pesankan saya kopi seperti biasanya”Rio memencet tombol 3 pada telfon kantor. Dimana itu langsung terhubung dengan sekertarisnya yang ada diluar sana.
“Baiklah Pak”sahut sekertarisnya tersebut. Rio memijat pelan belakang lehernya. Benar-benar hari yang melelahkan. Tak ada hari libur sedikit pun untuknya.
“ kapan semua ini berakhir tuhaann. . “serah Rio. Bersamaan dengan itu sang sekertaris masuk kedalam ruangan rio dengan membawa kopi yang ia pesankan.
“ Ini pak. . “ujar Cherly mencoba sesopan mungkin.
“ terimah kasih,”sahut Rio. Cherly sang sekertaris pun menganguk lantas beranjak kearah pintu keluar
“ Oh ya. Besok tolong kamu batalkan semua jadwal rapat. Saya ada ujian akhir di kampus. Oke”Cherly menganggukkan kepalanya. Ia teringat bahwa dirinya harus presentasi ujian akhirnya menuju ke semster 5.
“ Ayo cepat gue bisa lulus kedokteran dan berhenti dari pekerjaan gila ini”umpat Rio. Ia menyeruput sedikit Kopinya. Percuma saja, kopi ini tak berfungsi baginya. Matanya terasa penat dan mengantuk . Rio mencoba istirahat beberapa saat saja untuk hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar