Rabu, 08 April 2015

DELOV part 21 ~ Gadis Bodoh =) Cowok Bodoh ~



DEVIL ENLOVQER – 21
~ Gadis Bodoh  =) Cowok Bodoh ~
****
19.00 Rumah Kici
Kici sudah selesai mmebereskan buku-buku barunya untuk masuk di tahun ajaran baru lusa. Ia menata bukunya dengan rapi dan sudah bernamakan namanya disana. Kici menatap Iqbal yang juga sedang membereskan buku-buku serta seragam barunya. Mereka sekarang berada di ruang tamu yang selalu menjadi tempat favorite 2 anak ini.
“Wooh ?? seragam SMP Arwana ada seragam tambahan kah ?”tanya Kici yang melihat sebuah rompi biru tua dan bermotif hijau tua yang sangat keren sekali menurutnya.
“Enggak kok. Ini Cuma dibuat kalau ada acara-acara tertentu aja kaya study tour gitu “jelas iqbal dengan masih sibuk membenahkan buku-bukunya.
“Lusa udah masuk ?”
“Iya . sama kan sama kayak loe”Kici mengangguk-angguk. Kini matanya tertuju pada PSP putih milik Iqbal.
“gue pin . . “belum sempat Kici menyelesaikan kata-katanya dan mengambil PSP tersebut. Iqbal sudah merebutnya duluan dan menyembunyikannya.
“Gak ada pinjem-pinjeman. Loe beli aja sendiri . “
“Gue males belinya. Gue pinjem !!”paksa Kici.
“Gak!!”
“Pelit loe!”
“Bodoh amat!! Udah sana main aja sama pistol-pistol loe”
‘Ckkkc . . “Kici tak mau meneruskan perdepatan panjang dengan adiknya. Ia memilih mengalah saja lantas membuka ponselnya. Ia melihat sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya.
From : 081210121012
Sorry soal mama loe tadi .

Kici mengernyitkan kening. Ia tak mengenal nomer yang masuk di ponselnya tersebut. Ia mencoba mengingat kejadian tadi siang.
“Rio ??”tebak Kici. Ia pun melihat pada nomer yang tertera disana dan digit nomer tersebut pun membentuk nama disana yaitu “RIO”
“Bal .. “panggil Kici. Iqbal hanya membalas deheman saja tanpa menoleh kearah Kici.
“Loe ngasih nomer gue ke Om-om mesum itu ?”tanya Kici dengan nada datar. Iqbal menatap kakaknya. Binggung dengan siapa yang dimaksud oleh Kici.
“Om-om Mesum ?”
“Noh . . “Kici menunjuk kea rah rumah tetangga depan dengan dagunya.
“Ohh .. “Iqbal mengangguk-angguk mengerti.
“tadi sore kak rio emang minta nomer loe. Karen ague baik hati yaudah gue kasih aja. Kenapa dia sms loe ?”
“Yah . “jawab Kici santai. Ia menaruh ponselnya di sampingnya. Tak ada niat untuk membalas pesan tersebut. Toh menurutnya tak sebegitu penting.
“Seneng dong loe . .”sindir Iqbal . Kici memberikan tatapan tajam ke sang adik tersebut.
Ctaaaakkkkk
“Awww”ringis Iqbal. Ia mendapat jetakan mantap pada kepalanya dari Kici.
“Mangkanya kalau ngomong difikir dulu”
“Sialan loe. Sakit tau “
“Siapa juga suka sama om-om mesum kayak dia ? Ogah dan gak akan. Amit amit gue pacaran sama dia “
“Pacaran beneran gue syukurin loe”
“Gak Makasih . . .”
“Yah Yah yah . . “
“Oh ya . Besok pagi ke makam mama. Besok ulang tahun mama kan”ujar Kici mengingatkan kepada Iqbal.
“Iya gue ingat kok. Gue udah pesan bunga “sahut Iqbal. Kici mengangguk saja.
Kici menyenderkan kepalanya pada kursi yang ia duduki. Fikirannya melayang kemana-kemana. Ia melamun lagi jika mengingat tentang mamanya. Semuanya terasa yang berbeda dan hatinya akan seketika itu menjadi rapuh. Ia menjadi Kici yang duli. Kici kecil yang baik hati bukan Kici yang sekarang.
Iqbal menatap kakanya yang tiba-tiba diam. Ia pun pasti sudah mengerti kenapa kakaknya jika sudah seperti itu.
“Gue juga kangen sama mama kayak loe kak”ujar Iqbal membuyarkan lamunan Kici.
“Mama sekarang gimana ya  bal ?sudah udah 4 tahun kita gak sama mama”
“Papa juga “
“Eh. .ngomong soal papa, orang itu gak cari istri lagi kan ??”ujar Kici penuh keraguan. Ia sama sekali speerti tak mengakui papanya. Memang pada dasarnya Kici menganggap papanya seperti temannya sendiri.
“Masih ingat aja loe sama papa. Katanya gak mau ngakuin kalau itu papa loe”
“Stttss. .jangan sebut nama dia disini. Nanti bisa tau semuanya . .”
“Mau sampai kapan ?”sindir Iqbal.
“Entahlah. Gue lebih suka hidup seperti ini daripada hidup . . . .yah loe tau sendirikan maksud gue “
“Iya. Dan dengan bodohnya juga kenapa gue selalu ngikutin keputusan loe itu “ujar Iqbal geleng-geleng sendiri. Ia membenahkan duduknya hingga dekat disamping Kici. Mereka berdua diam kembali.
“Hal apa yang loe rindukan dari mama ?”tanya iqbal. Kici tersenyum sebentar.
“Saat ulang tahun terakhir gue dengan mama “
“kalau loe?”tanya Kici balik.
“Mungkin saat kita berempat selalu bersama-sama dirumah ini. Dan saat loe selalu jaga gue .”Kici terkekeh sendiri mendengar jawaban dari adiknya.
“besok kita sekalian pergi ke makamnya kak Sion “
“Boleh juga. “
Perbincangan Kici dan Iqbal terhenti karena kedatangan Seorang cowok dengan wajah yang sedikit kusut. Ia langsung masuk dan duduk di salah satu kursi ruang tamu Kici. Baik Kici maupun Iqbal hanya melongo menatap orang tersebut.
“Loe kenapa kak?:”tanya Iqbal kepada Alvin. Cowok yang masuk kedalam rumah Kici. Iqbal sendiri juga sudah mengenal Alvin. Ia mengenalnya saat pernah bertemu dengan Felly dan diperkenalkan dengan Alvin.
Kici. Please . Please banget bantu gue. “ujar Alvin ngos-ngosan . Lebih tepatnya dirinya saat ini sedang ber-acting menjalankan misinya.
“Apaan ?”
“Besok loe ikut sama gue dinner sama Felly ya. Dia gak mau gue ajak dinner kalau gak ngajak loe. Ini aja gue habis bertengkar sama dia. Please Please banget “
“Gue males pakek gaun lagi “
“Yahh Kici. Please. . terserah deh loe pakek baju apapun juga gak apa-apa”
“Loe nyusahin banget sih . .”
“Pleaseee. Gue mau ngajak Felly dinner nih . yah yah”
“Jadi kacung dong nanti gue”
“Tenang aja gue udah ngajak temen gue kok”
“Siapa??”tanya Kici heran
“Besok loe juga tau. Anaknya baik banget kok. Yah yah yah. Loe mau dong Kici “paksa Alvin
“Kalau loe gak mau. Gue gak apa-apa deh sujud-sujud sama loe sampai loe mau !”ancam alvin
“Gue gak mau “tolak Kici tegas.
Kici please. . gue sujud nih. . beneran gue sujud nih . “Kici menghela nafas panjang. Ia sedikit kasihan juga melihat Alvin yang sudah seperti ini.
“Iya Iya gue mau !!”ujar Kici sedikit terpaksa.
“Beneran ??”
“Iya “ujar Kici malas. Alvin berdiri dari tempat duduknya dengan sangat senang sekali.
“Gue tunggu jam 7 di café Mauren. On time . Oke “ujar Alvin. Tanpa salam dan penutup ia langsung nyelonong keluar dari rumah Kici. Entah dia mau kemana. Kici dan iqbal hanya bisa melengos saja melihat tingkah aneh Alvin.
“Orang aneh “serempak Kici dan iqbal .
“Tidur Tidur Tidur . .”lanjut Iqbal dan Kici. Mereka membawa buku masing-masing dan perlengkapan yang lainnya kemudian berjalan kea rah kamar masing-masing.
*****
19.30 Haling Corp

Felly menyiapkan wajah yang paling melas dan sedih sesedihnya. Berharap kali ini actingmnya bisa bagus dan professional. Felly lantas memasuki lift dan menuju ke lantai dimana ruang kerja Rio berada.
Felly keluar dari Lift dan langsung mengarah ke ruang kerja Rio. Felly sudah menunggu disana dia akan berurusan dengan Mak Lampir tidak penting satu ini. Siapa lagi jika bukan Cherly.
“KAK RIOOO. KAK RIIOOO. KAK RIOOO”teriak Felly langsung di depan pintu tanpa menunggu si mak lampir tersebut menanyain ya dengan segudang pertanyaan.
Rio yang mendnegar namanya dipanggil segera keluar. Ia sudah familiar dengan suara cempreng milik Felly
CLKEEKKK
Suara pintu dibuka. Dan Rio kini berdiri didepan Felly. Felly tersenyum  puas. Ia tak perlu susah-susah untuk menemui Rio kali ini. Rio yang baru saja keluar hanya bisa menatap Felly dengan aneh.
“Loe kenapa ?”tanya Rio. Felly segera nyelonong menggeret Rio masuk kedalam ruang kerjannya dan menutup pintu ruang kerja Rio. Dan untuk kesekian kalinya Cherly dibuat kesal dengan tamu-tamu Rio akhir-akhir minggu ini.
“SUNGGUH MENYEBALKAN . .”desis Cherly. Ia kembali ke meja kerjanya.
Felly dan rio telah duduk di kursi ruang tamu, Rio menunggu Felly untuk berbicara. Felly menghelakan nafasnya sesaat.
“besok ikut gue “ujar Felly langsung. Rio mengernyitkan keningnya. Binggung dengan maksud kata-kata Felly.
“Ikut ? kemana ?”
“Dinner. Pleaseee. Kak Alvin maunya kakak juga ikut . .”renggek Felly.
“Sejak kapan Alvin peduli sama gue “
“gak tau tuh. Gue tadi ngajak dia dinner. Terus dia bilang gak mau. Dia maunya kalau gak ada kakak ya kak Shilla. tadi gue udah ke kak shilla dia katanya lagi ngurus kepindahan kakaknya. Harapan gue Cuma kakak. Gue mau ngasih supprise ke kak Alvin. Please banget kali ini aja ??”jelas dan mohon Felly panjang lebar.
“gue besok ada rapat Fel .”
“Kali ini aja kak. Masak loe gak kasihan sama gue . .”Felly menunjukkan wajah memelasnya. Ia menundukkan kepalanya berharap hati Rio akan luluh.
“Jam berapa sih ?”
“Jam  7 di café Mauren . please . . “Felly menagkupkan kedua telapak tangannya.
“Oke . jam 7 kan ?”
“On time “
“Iya iya . kali ini aja oke”
“Oke. Makasih kakak baik deh.   Bye . gue tunggu jam 7 “Felly pun langsung nyelonong keluar begitu saja . Rio berdiri dari kursinya. Ia menatap kepergian Felly dengan tatapan aneh. Setelah itu ia meneruskan pekerjaanya kembali. Tak mau ambil pusing dengan urusan Felly dan juga sepupunya itu.
****
Cherly mengetuk-ketuk bolpoin yang daritadi ia genggam. Entah kepalanya sekarang sedang terisi apa. Mungkin hanya ada satu nama di otaknya yaitu “RIO” . sangat besar sekali ambisinya untuk menginginkan cowok idaman seperti Rio. Cewek mana yang tidak ingin mempunyai kekasih seorang pengusaha muda, kaya, tampann dan begitu pintar. Semua wanita bisa meleleh ditangannya. Dan salah satunya yaitu Cherly
“Kapan pak Rio bisa suka sama gue. Gue dandan cantik sudah. Gue selalu bersikap sopan dan baik kepada dia. Gue cantik, pintar. Apa coba kurangnya gue . “
“Hmm. . “Cherly menopang dagunya dengan tangan kanannya. Ia menatap ke atas layaknya memfikirkan sesuatu.
“Gue harus cari cara . Biar pak Rio suka sama gue. Yah!! Harus . .”
Cherly semangaattt!!!!”
*****
20.00 Rumah Felly.

Alvin dan Felly bertos ria. Rencana awal mereka terjadi berhasil. Tinggal menunggu besoknya saja. Felly tersenyum dengan puas.
“Gue jadi semangat nih buat jodohin kak Rio sama Kici “ujar Felly antusias.
“Boleh juga. Gimana ya jadinya Rio dan Kici pacaran hahaha”Alvin malah membayangkan lucunya jika kedua setan itu bersatu.
“Ini pertama kalinya Kici punya pacar deh kalau dia beneran sama kak Rio”ujar Felly
“Wahhh. . sama dong Rio juga tuh. Dia kan gak pernyah punya cewek hahaha”
“Beneran ?”kaget Felly
“Yoi. Dia mah jomblo tulen hahaha”
“Kalau kakak ?”tanya Felly penuh selidik. Alvin langsung terdiam dalam sekejap.
“Emmm… berapa ya Fel? . . mmm. . “alvin garuk-garuk gak jelas.
“berapa ?”ancam Felly
“Cuma 3 kok Fel .”
“yang Jujur . . “ancam Felly
“5 Fel .”
“Kak Alvin . .”Felly melotokan matanya.
“Bener-bener Cuma 7 kok Fel. Vuma 7 gak boong deh. “Felly memanyunkan bibirnya. Ia tak kuat mendengar mantan alvin yang ada 7
“Gue yang ke delapan dong. Loe kok jahat banget sih kak. Banyak banget pacar loe. . “gumel Felly begitu miris.
“yah Fel jangan nangis dong. Itu juga gue gak beneran kok pacarannya sumpah deh sumpah. Cuma loe kok yang bener-bener gue cinta. Loe pacar terakhir gue deh  Beneran beneran. Jangan nangis dong ya. . “rayu Alvin. Ia mengenggam tangan Felly .
“beneran yang terakhir ??”
“Iya sayang beneran deh. Cuma kamu yang terakhir di hati Kakak . . .”Felly perlahan mengembangkan senyumnya. Ia begitu senang dengan ucapan tulus dari bibir Alvin .
“Janji ?”
“Promis cantik . “Alvin membalas senyum manis Felly. Ia begitu bersyukur mempunyai pacar yang selalu percaya padanya seperti Felly.
“makasih ya kak buat semuanya. Felly sayang banget sama kak Alvin “
“kak Alvin juga sayang banget sama Felly. “Felly menganggukkan kepalanya. Ia sanagt percaya dengan semua kata-kata Alvin yang sellau menengkan hatinya.
“Eh kak . .Gimana kalau kita mak comblangin kak Rio sama Kici . “
“Hah? Susah banget tuh Fel
“Kalau kita usaha pasti gampang kok. Gue bosen nih liat mereka berdua bertengkar terus “
“Gue sih setuju-setuju aja. Tapi yakin loe ?”
“tenang aja deh. Yakin yakin. Gimana  kalau kita minta bantuan kak Ryn”usul Felly
“Boleh juga tuh. Ryn kan pakarnya dalam ini.”
“tapi kayaknya perlu bantuan satu orang lagi deh kak”
“siapa?”tanya Alvin
“Iqbal. Adiknya Kici pastinya .  “
“Loe beneran nih Fel? Nyomblangin dua anak itu ?”tanya Alvin yang masih sedikit ragu.
“Yakin kok kak. Kalau memang mereka gak bisa disatuin ya mau gimana lagi. Tapi kalau mereka bener-bener bersatu kan sebuah kebesaran tuhan hahahha”
“hahahah. Kebesaran tuhan ? berasa apa aja loe Fel
“Hahah. Iya dong. Gimana ya gaya pacarannya seorang Rio dan Kici pasti lucu hahaha”
“yang ada kayaknya perang mulu tuh Fel
“Ahh kita lihat aja nanti . . “
“Iya –iya terserah loe aja”
“Kakak besok telfon kak Ryn ya. Kita adakan rapat dadakan di apartemen kak Ryn
“Buat ?”
“Bicarain rencanan kita. Nanti gue bakal nyusul Iqbal. Setuju ?”
“Oke deh gue setuju-setuju aja “alvin menuruti saja. Felly tersenyum begitu senang. Entah mengapa dirinya ingin sekali menyatukan Kici dan rio. Buatnya itu adalah suatu hal yang menarik.
****
Ryn memasuki apartemennya. Hari ini ia begitu lelah. Karena Papa dan Mamanya terus-terusan menelfonnya. Ditambah lagi kakaknya yang begitu cerewet. Ryn harus mengurusi semua kepindahan kakaknya ke Indonesia.
“kenapa dia harus pindah mendadak seperti ini ??”
“Buat gue pusing aja !!”kesal Ryn. Ia membuang tasnya begitu saja ke atas sofa di ruang tamunya. Ia masuk kedalam kamarnya. Dilihat sebentar kamar tersebut.
“Tak ada yang perlu diperbaiki. Semuanya sangat bagus “ujar Ryn. Ia terus menatap kamar kakaknya yang menurutnya masih sangat bersih dan rapi.
 “Seminggu lagi dia akan kesini. Dan dia akan merecohkan hidup gue lagi “
“Kapan gue bisa bebas dari orang itu.Kenapa dia harus mengambil alih hotel ini. Kenapa gak papa aja “
“Aisshh. Whatever   . .”Ryn lantas menutup kembali kamar cakka. Ia pergi ke kamarnya sendiri. Ia ingin menenagkan fikirannya sejenak.
Ryn memasuki kamarnya yang berbuansa Pink. Kamar yang sangat luas namun sedkit berantakan. Dikasur mungilnya Ryn merebahkan tubuhnya disana. Ia menatap ke arah layar Televisi datarnya yang belum ia matikan sedari tadi siang saat dia pergi dari apartemennya. Kamar yang begitu modern dan cantik imi begitu membuat Ryn sangat nyaman. Perlahan-lahan ia memejamkan matanya untuk tidur. Mesikpun keramaian kendaraan-kendaraan yang dapat terdengar dari bawah. Namun ia begitu nyaman dikamarnya ini.
****
00.0      Kamar Kici

Terlihat seorang gadis mungil ini masih terdiam di  atas kasurnya. Membuka sedikit gorden jendelanya yang berada disamping kasurnya. Sedari tadi matanya tak bisa terpejamkan. Ia terus menatap rumah yang berada di depan rumahnya ini. Siapa lagi jika bukan rumah rio. Ia tau pemilik rumah itu belum pulang dari rumahnya. Setiap hari Kici pasti terbanugn mendengar suara khas dari mobil Rio yang sudah terhafal sekali ditelinga Kici.

3 bulan sudah Rio menjadi tetangganya. Dan 3 bulan itu juga hidup Kici sudah dipenuhi dengan sesuatu yang berhubungan dengan Rio. Mulai dari pertengkaran, perhatian Rio, dan masih banyak lainnya. Dan mungkinkah Kici memliki rasa terhadap cowok tersebut.
Srrrrssss . . . . .
“Ahh . . “desis Kici melihat mobil Rio yang berhenti di rumah cowok tersebut. Kici terus memperhatikan setiap gelagat Rio yang baru saja keluar dari mobilnya. Dapat dilihat dengan  jelas postur tinggi Rio menggunakan kemeja yang lengkap dengan dasi yang sudah berantakan.
“Orang itu pasti kelelahan . .”Kici duduk dengan melipat kedua kakinya. Kemudian ia menopangkan kedua dagunya dengan kedua telapak tangannya.matanya pun masih tak hentinya menatap Rio yang sedang membereskan barang-barangnya di mobilnya.
“HAH?”Kici segera menutup gorden kamarnya. Dengan tergesa-gesa ia mematikan lampu kamarnya dan segera menutupi dirinya dengan selimut.
****
00.15 Depan rumah Rio
Rio menatap jam tangannya sebentar. Ia mnghela nafas beratnya beberapa kali, sudah sangat larut malam untuk hari ini. Dan ia begitu sangat lelah sekali. Rio membuka pintu mobilnya. Ia turun dari mobilnya. Setelah itu ia membereskan barang-barangnya yang masih ada didalam mobilnya untuk ia masukkan kedalam tasnya.
Rio merasa kepalanya terasa pusing akibat kurang tidur. Ia berhenti sejenak. Memijat kepalanya yang terasa pusing. Dengan kekuatan masih tersisa Rio membereskan barang-barangnya kembali.
Rio merasa ada yang mengawasinya. Instingnya begitu kuat jika dia sedang dimata-matai atau bagaimana. Rio sedeikit waspada. Ia dengan masih biasa menutup pintu mobilnya.  Rio menatap ke arah rumah besar yang ada didepanya ini. Ia kemudian melihat ke arah kamar Kici yang masih terang. Lampu kamar Kici yang masih menyala. Rio mengernyitkan kenignnya.
“Cissh . . “desis Rio, ia sedikit tersenyum menunjukkan seringainya kepada Kici. Ia dapat melihat jelas dimana  Kici  duduk di depan jendelanya dan sedang mengawasi dirinya.  Rio semakin terkekeh saat melihat Kici yang kepergok dirinya. Gadis itu langsung menutup gordennya dan mematikan lampu kamarnya.
“Dasar gadis bodoh . . “cerca Rio. Ia menggelengkan kepalanya saja dan memilih untuk segera masuk kedalam rumahnya. Ia merasa kepalanya sudah sangat pusing hari ini.
*****
02.00 Kamar Kici

Kici  masih belum bisa mengerjapkan matanya. Ia merasa sangat malu sekali dengan kejadian 2 jam yang lalu. Bagaimana Rio memergokinya mengawasi cowok itu. Begitu Ify merasa diirinya sangat bodoh sekali dan begitu bodoh.
“Ahhh. . Kici kenapa loe bego banget sih . . “
“Kenapa sih loe jadi mikirn cowok itu terus. Cowok yang selalu ngerecoki hidup loe. Cowok yang bikin sial loe . dan cowok yang . . . .”Kici merasa tak mampu meneruskan kata-kata terakhirnya. Ia hanya bisa memegang bibirnya. Mengingat kejadian saat awal-awal ia bertemu dengan Rio.
“ARRGHSSS . . . “teriak Kici menjadi kebingungan sendiri.
Kici bangun dari kasurnya lagi. Ia tak bisa memaksakan matanya untuk tidur. Mata Kici menatap ke arah jendelannya kembali. Perlahan-lahan ia membuka gordennya itu lagi.
“Dia belum tidur kah ??”lirih kici. Ia menatap kamar Rio yang terletak di lantai dua dan jelas sekali terlihat di kamarnya yang terletak di lantai satu.
“Apa dia sedang sibuk dengan laptopnya dan kertas-kertas gak pentingnya itu ?? cissh . . “Kici dapat melihat jelas. Lampu kamar Rio masih menyala dengan terang. Meskipun ia tak dapat melihat sedang apa Rio didalam kamar.
Kici melamun kembali. Menatap balkon kamar Rio yang berada di depan dan jelas sekali terlihat dari kamarnya. Kici sendiri tidak sadar. Sejak kapan ia menjadi cewek pelamun seperti ini. Dan sejak kapan sepertinya ia peduli dengan cowok bodoh itu. Dunia memang sudah membuatnya gila kali ini. Atau memang Kici sudah gila. Entahlah . .
“Mampuss gue !!”Kici hanya bisa terdiam binggung tak bisa berucap apa-apa. Ia dapat melihat Rio keluar dari balkon kamarnya dan menangkap dirinya lagi yang sedang mengawasi kamar Rio.
*****
01.30 Kamar Rio.
Rio hanya bisa tidur 1 jam saja. Ia kembali bangun. Dan menyeret berkas-berkas yang harus ia periksa. Rio menayalakan lampu kamarnya. Dan dengan teliti membaca semua map-map dokumen penting milik perusahannya.
15 menit berlalu dengan cepat.
Dan baru 2 map dokumen yang Rio selesaikan dan telah ia tanda tangani. Proyek besar kali ini begitu sangat penting untuknya. Diaana dirinya memperbutkan satu perusahaan besar di Indonesia yang begitu menarik buatnya untuk dialihkan menjadi miliknya. Dan dia tidak boleh lengah dalam menyelesaikan proyek ini.
30 menit kembali berlalu.
Rio merasa semakin mengantuk. Ia tak kuat mengendalikkan matanya. Rio memelih untuk menutup dokumennya sebentar. Ia turun dari kasurnya. Menatap ke jam dinding kamarnya yang sudah menunjukkan pukul 02.05 dini hari. Rio tersenyum sinis menatap jam tersebut. Tiada waktu bebas untuknya akhir-akhir bulan ini.

Rio berjalan ke balkon kamarnya . sebelumnya ia mengambil ponselnya diatas kasurnya. Setelah itu perlahan Rio membuka balkonnya. Agin malam langsung menyerbunya. Udara malam terasa menusuk setiap tulang-tulang dan juga paru-parunya. Rio menatap ke arah rumah Kici yang menjulang begitu besar dan sederhahana. Matanya tertarik tertuju pada kamar Kici.
Rio benar-benar kaget. Ia melihat sosok Kici yang sedang melihatnya. Rio mengernyitkan keningnya. Kedua kalinya ia memergoki Kici melihatnya dari jendela kamar gadis itu yang berada didepan rumah jelas sekali dan terletak di lantai bawah.
Rio tersenyum sambil geleng-geleng sendiri melihat tingkah bodoh gadis itu. Ia jadi bertanya-tanya sendiri sedang apa gadis itu dini hari seperti ini menatapi kamarnya. Rio membuka ponselnya. Ia memainkan ponselnya mengirimkan satu pesan kepada seseorang.
To : Gadis bodoh
Ngapain loe di sana ?loe lagi gak ada kerjaan ?
Rio mengunci kembali ponselnya. Ia melihat kembali ke arah kamar Kici. Dilihatnya gadis itu sedang memainkan ponsel dan tampak wajah syok ketika melihat ponselnya sendiri.
Entah kapan Rio menamai nomer Kici dengan nama “Gadis Bodoh”. Mungkin setelah Iqbal mengirimkan nomer Kici kepadanya.
Ia merasa ponselnya bergetar. Segera ia membuka ponselnya dan melihat ada pesan baru masuk di sana.
From : Gadis Bodoh
Gak usah GR.! Gue lagi lihat bintang!!

Rio melirik ke arah Kici yang masih duduk di jendelanya. Kici langsung memalingkan wajahnya saat dirinya menatap gadis itu. Rio terkekeh pelan dan segera membalas pesan Kici.
To : Gadis bodoh
Oh . . Maksud bintang itu gue ?? tersanjung banget gue ! cissh

            Rio mmenatap Kici kembali. Ia dapat melihat jelas gadis itu syok kembali menatap pesan darinya. Terlihat wajah muak dari wajah Kici.
DrrtttDrttttt
Rio membuka ponselnya. Dan sudah dapat ia tebak bahwa pesan tersebut dari pemilik rumah yang ada didepan rumahnya. Rio membacanya dengan wajah yang tak terbaca.
From : gadis bodoh
Silahkan Bermimpi Cowok bodoh!!! .

Rio menatap ke kamar Kici. Ia sudah tak melihat gadis tersebut di jendelanya lagi. Sepertinya gadis itu sudah tertidur. Tangan Rio terkonsen kembali ke ponselnya.
To : gadis Bodoh
Jangan telat bangun bodoh!!

Rio tersenyum melihat pesannya tersebut. Pesan yng menyimpan banyak makan yang tersembunyui disana. Ia masih tetap di balkon kamarnya. Matanya pun masih tertuju pada kamar Kici. Fikirannya sudah melayang kemana-mana. Memfikiran sesuatu yang mungkin hanya dia dan tuhan saja yang tau.
******
02.30 Kamar Kici
Ia memelih tak menanggapi Rio. Setelah membalas pesan terakhir untuk cowok bodoh itu. Kici memilih langsung tidur kembali ke kasurnya dan menutup gorden jendelannya. Kici berbaring dikasurnya dan masih memegang ponselnya. Ia menatap ke atas langit-langit kamarnya.
DrrttddDrttt . .
Kici segera membuka ponselnya.
From : 081210121012
Jangan telat bangun Bodoh!!!

“Cissh . . “desis Kici, senyum Kici mengembang. Ia dapat menangkap jelas pesan dari pesan Rio tersebut. Tersirat pesan bahwa Rio menyuruh Kici untuk segera tidur. Meskipun pesan tersebut seperti sebuah hinaan. Namun Kici dapat mengerti sekali bahwa cowok itu perhatian kepadanya. Dan Kici merasa senang sekali. Hanya sebatas senang ternyata Rio memiliki sifat care walau tak ditunjukkan secara langsung .
Kici tak berniat untuk membalas kembali pesan dari Rio. Ia mengotak-atik ponselnya untuk menamai nomer Rio tersebut.
“Cowok Bodoh !! hha ha ha ha ha”senyum iblis Kici terkeluarkan. Ia selesai menamai kontak nomer Rio dengan “Cowok bodoh”. Tak ada janji atau pun bagaimana. Nama tersebut juga dipakai oleh Rio untuk menamai nomer Kici. Dimana bernama “gadis Bodoh “ dan ini merupakan kebesaran tuhan kedua untuk dua orang ini. Hi Hih Hih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar