Selasa, 07 April 2015

DELOV part 17 ~That Dream ?? OH NO !!~



DEVIL ENLOVQER – 17
~That Dream ?? OH NO !!~

                   Pagi-pagi sekali Felly udah bangun dan sudah mandi. Ia bersiap dengan baju yang sudah sangar rapi. Berjalan ke meja makannya. Dimana Papa dan Mamanya menunggunya disana untuk sarapan pagi.
“Mau kemana sayang kok udah rapi ?”tanya sang Mama. Felly duduk di kursinya .
“Ke rumah Kici ma “
“Ngapain ?”
“Cariin dia baju buat ke pesta ultah Felly nanti. Mama tau sendirikan Si Kici itu anaknya kayak gimana.  .”curhat Felly. Sang mama mengerti apa yang di maksudkan anaknya ini. Mama Felly juga sangat mengenal sahabat Felly itu.
“Oh yaudah. . hati-hati”pesan sang mama. Felly mengangguk sambil mencomoti roti bakarnya.
“Oh ya , . Cowok yang selalu jemput kamu itu siapa ?”tanya papa Felly. Felly hampir tersedak mendengar pertanyaan sang papa. Bayangan kejadian kemarin kembali lagi datang. Muka Felly menjadi panas sendiri ketika mengingatnya. Namun tak berapa lama Felly berusaha untuk biasa saja, Mengendalikan rasa malunya sendiri didalam hatinya.
“Itu kak Alvin. Yang pernah Felly certain “
“Kenalin dong ke Papa . .”
“Hah?”kaget Felly menatap papanya.
“Iya kenalin.  . “
“Kenalin ya pa ?? dia bukan pacar Felly kok”
“Lah ? emangnya papa bilang mau kenalan sama pacar kamu ?”
“Iya sih hehehe”cengir Felly.
“yaudah kenalin yah . . “paksa Papa Felly.
“Yaudah . Pas ultah nanti aja “
“oke”serempak mama dan papa Felly. Sedangkan Felly Cuma bisa melengos saja.
Felly meminum susunya, ia teguk beberapa kali setelah itu Felly  berdiri sambil mengaungkan tasnya di bahunya.
Felly berangkat dulu Ma. Pa “pamit Felly dan segera berjalan menuju keluar dimana Pak Budi sang supir sudah menunggu dirinya didalam mobil.
*****
08.00 WIB apartement RYN

“WOOYYY BUKAAA WOOOYYY “teriak Alvin begitu kencang sambil menggedor-gedor pintu apartemen Ryn.
RYYYYYNN
AUU . . .. . .”
Cklllekkk
“BERISIK “bentak Ryn dengan tatapan tajam ke cowok didepannya ini. Dengan mata yang masih belum sepenuhnya sadar ia membukakan pintu apartemennya.
“hehehehehe.”cengir Alvin seperti orang tak berdosa.
“Loe ngapain kesini pagi-pagi ? terus loe gak lihat disana itu ada bell pintu. Cukup loe tekan gue pasti denger. Gak sauh pakek teriak-teriak kayak monyet utan loe”omel Ryn menggebu-gebu sambil mata yang redup terang redup terang.
“Iya iya. Sorry Ryn. Habisnya gue tau loe pasti belum bangun hehehe “
“yaudah masuk gih “suruh Ryn. Alvin pun mengangguk dan langsung masuk kedalam. Ryn menutup pintu terlebih dahulu. Setelah itu menyusul Alvin.
Ryn gue butuh bantuan loe”ujar Alvin yang sudah bertengger di ruang tamu Ryn
“Apaan ?”
“Buat surprise ke Felly .”
“Emang rencana loe apa ?”
“Ahaa . .jadi gini Ryn . .. . .”Alvin menjelaskan semua rencanannya. Mulai dari A sampai Z. Dan Ryn mendengarkan dengan cermat setiap kata dan kalimat yang keluar dari mulut Alvin .
Cukup lama Alvin menjelaskan semua rencananya. Terkadang Ryn hanya dapat melongo saja kadang juga ngangguk-ngangguk gak jelas.
“Gimana ?”tanya Alvin meminta saran setelah selesai menjelaskan semua rencananya kepada Ryn.
“Loe yakin?”tanya Ryn balik mencoba mencari kebenaran dari mata Alvin.
“yakin banget. Dan 100 % gak bohong “
“Oke . kalau itu udah keputusan loe. Gue akan bantu nyiapin semuanya “ujar Ryn menyutujui permintaan Alvin.
“Makasih yaaa adek gue yang paling cantiikk sedunia “puji Alvin sambil mencubit kedua pipi Ryn.
“sakit begooo”ujar Felly dan menepis kedua tangan Alvin yang ada dipipinya.
“Kalau ada maunya aja baik-baikin gue. Dasar !!”
“Hehehehhe. Kalau gitu, gue mau siap-siap beli kado dulu “
“Gue ikut. Sekalian gitu “renggek Ryn. Alvin menatap Ryn sebentar dari atas rambut sampai bawah kaki. Alvin geleng-geleng melihat penampilan Ryn yang masih berantakan. Rambut berantakan, masih menggunakan baju tidur dan wajah pun sangat berantakan sekali.
“Loe aja  belum mandi”
“Tungguin !! bentar doank. Sumpah sumpah “serah Ryn yang sudah berdiri dari tempat duduknya.
“Iya gue tungguin. Cepetan loh yaa “
“Sipppp . “Ryn segera berlari ke kamarnya untuk mandi dan segera bersiap-siap. Sedangkan Alvin duduk santai menunggu Ryn.
“Ipad nganggur nih . .”serah Alvin. Ia meraih Ipada Ryn yang ada di meja ruang tamu. Dan membuka aplikasi games yang bisa ia mainkan untuk mengisi waktu jenuh menunggu Ryn.
******
08.00 Kamar Kici
Keringat dingin dan panas bercucuran pada dahi Kici. Matanya masih terpejamkan. Kici menggeliutkan badanya ke arah kanan, Setelah itu ke arah kiri. Tidurnya terasa tidak nyaman Entah apa yang ada dalam mimpinya semalam. Dan membuatnya gelisah seperti ini.
Hahh. .”ujar Kici langsung saat terbangun dan langsung duduk .
Kici mengatur semua nafasnya, ia mengambil nafas lantas membuangnya, mengambil lagi dan membuangnya lagi. Berulang-ulang ia melakukannya. Ia mengelus dadanya beberapa kali.
Setelah itu Kici memegang kedua pipinya.  Pandangannya seperti tidak menyangka dengan apa yang ia impikan semalam.
Plaakk Plaakkk
Kici menepuk kedua pipinya dengan keras.
“Aww. . “ringis Kici sendiri. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya berulang-ulang.
“Amitt Amiit jangan terjadi. Jangan terjadi. Jangan terjadi . . !!!! “ujar Kici sambil memejamkan matanya .
“Ogah gue. Cuiijhhh najis. Ogah . Ogah banget deh. . Amitt. Amitt “ Kici membenamkan wajahnya di kedua tangannya. Menjernihkan sedikit otaknya. Bayangan mimpinya semalam selalu terbayang sampai sekarang. Dan itu merupakan mimpi terburuk untuknya .
>>>>>>>>>> Kici’S Dream <<<<<<<<<<<<<<

            Kici menatap ke atas langit. Sungguh indahnya langit sore hari ini. Didepannya deburan ombat yang begitu indah dengan air laut secerah langit yang ada di atas sana. Kici tersenyum menatap semua keindahan yang ada didepan matanya. Senyumnya sama sekali tak bisa ia hilangkan dari bibir manisnya.
“Heyy . .”seru seseorang dari belakang. Orang tersebut merengkuh pingang Kici dari belakang. Sontak Kici kaget dengan perlakukan orang tersebut.
“Eh . . “kaget Kici. Ia menolehkan lehernya , terlihat sangat jelas siapa sosok yang telah memeluknya. Kekagetan Kici berubah menjadi senyuman kembali. Senyuman yang sangat manis sekali ia tunjukkan kepada sosok tersebut.
“Indah ga?”
“Sangat “
“Kak . . Kenapa kakak ngajak aku kesini ?”tanya Kici. Ia melepaskan pelukan orang itu. Ia membalikkan badanya menghadap orang tersebut.
“Mmmm. . kenapa ya ??”ujar Orang tersebut dengan wajah yang menggoda Kici.
“Kakak. . Kenapaa??”rengek Kici ingin tahu sekali.
“karena ingin jalan-jalan sama kamu “jawab orang tersebut.
“Aku boleh tanya ?”
“Apa?”
“bagaimana sih perasaan kakak ke Kici ?”Orang tersebut membelakakan matanya. Tak percaya dengan gadis ini yang bertanya seperti itu kepadanya.
“Sebagai Adik, sebagai sahabat, dan sebagai orang terspesial . .”Kici tersenyum penuh arti. Pipinya mulai memerah . Ia menundukkan kepalanya.
“Kenapa salting gitu ?”tuduh orang tersebut
“Siapa yang salting, enggak kok”pungkir Kici
“Halah. ,ngaku aja. Tuh tuh pipinya udah merah ?”
“ENGGAK KAK . apaan sih .. .”Kici masih menundukkan wajahnya. Orang tersebut memegang kedua bahu Kici dengan sangat erat. Dan erat sekali. Tangan kannanya perlahan mendongakkan wajah Kici pelan sekali.
Mata mereka berdua saling bertemu, saling bertatap dalam dengan waktu yang begitu lama. Kici menyunggingkan senyumnya begitu juga orang di hadapannya.
“Kamu mau gak jadi pacar kakak Christ ?”Kici tersentak tak percaya dengan ucapan orang tersebut.
“kakak nembak Kici ?”
“Bukan nembak. Tapi ingin kamu jadi milik kakak . “Pipi Kici kembali memanas. Perlahan Ify menganggukan kepalanya dengan mantab.
“Iya Kici mau kok kak”
“beneran ?”
“Hmm. .”orang tersebut segera menarik Kici dalam pelukannya. Kici tersenyum sangat bahagia. Penanntian yang sangat lama dan dapat terwujud saat ini. Kici merasakan kecupan hangat dari orang tersebut berada dipuncuk kepalanya.
Tangan Kici membalas pelukan orang itu. Ia memeluknya begitu erat, Merasakan indahnya sore hari yang menjadi sore paling indah menurutnya .
<<<<<<<  END DREAM<<<<<<<
Wajah Kici serasa sudah tak enak untuk dilihat. Perutnya terasa ingin muntah ketika megingat mimpinya itu. Mimpi yang sangat menjijikan dan begitu menjijikan untuknya.
“HUEEEKKKKS  kenapa gue jadi ganjen banget. Ogah Ogah Ogah “
“Amiiitt amiitt gue jadiian sama dia . Cuiihhh “
“ENGAAAKKKKKKKteriak Kici begitu kencang dan menutup kedua telinganya.
Daripada ia gila lama-lama dikamarnya. Ia segera memilih beranjak untuk mandi, Kondisinya sudah stabil dan seperti biasanya dibadningkan semalam. Kici sudah dapat ebraktifitas kembali seperti biasanya. Ia terus mencoba mimpi semalam. Mimpi yang benar-benar sangat buruk dan berharap tak akan terjadi kembali.
*****
08.15 rumah Kici

Rio langsung nyelonong masuk kedalam rumah Kici tanpa permisi atau pun bagaimana. Kondisi pintu Rumah Kici pun telah dibuka. Iqbal memang sengaja membukanya. Rio mengedarkan pandangannya sesaat ketika berdiri di area ruang tamu.
“Ngapain kak?”tanya Iqbal yang baru keluar dari ruang tamunya.  Rio sedikit kaget namun ia berusaha biasa aja. Ia diam sejenak.
“Dompet gue ketinggalan disini gak?”tanya Rio balik. Iqbal mengernyitkan keningnya.
“Hah? Yah mana gue tau kak. Ketinggalan di kamar kak Kici kali”ujar Iqbal santai tanpa menatap Rio. Ia sedang memasukkan PSP.nya kedalam tasnya.
“Ambilin dong . . “pinta Rio memohon. Entah saat Iqbal mengatakan nama Kici, Rio langsung bergidik tak enak.
“gue mau pergi kak. Udah telat nih, loe masuk aja. Gak apa-apa kok. Paling tuh cewek setan masih tidur. Percaya deh sama gue “
“ Emang loe mau kemana ?”tanya Rio menatap Iqbal yang sudah sangat rapi dari atas sampai bawah.
“ke SMP ARWANA. .buat daftar ulang “jawab iqbal seadnya . ia langsung berjalan menuju keluar.
“Sorry ya kak. Udah loe masuk aja “ujar Iqbal dan meninggalkan kediaman rumahnya. Rio masih berdiam diri disana. Berdiri dengan fikiran yang masih bleng.
“Ckk . “decak Rio dengan malas. Tak ada pilihan lagi, ia sedang butuh dompetnya saat ini. Rio berjalan menuju ke kamar Kici .
Setibanya di kamar Kici yang tak jauh dari ruang tamu. Rio berdiri sebentar. Pendengarannya ia tajamkan. Dan tak ada suara apapun yang bisa ia dengar dari dalam.
“Ckk. Dasar gadis bodoh. Jam segini masih tidur saja”gumam Rio sendiri. Ia pun langsung memelih membuka pintu kamar Kici.
CKLEEEKKK
“AARGGGGHSSSSS . . . . “
*****
Kici berdiam dikamar mandi sebelum ia benar-benar sedang mandi. Fikirannya masih belum juga hilang dari MIMPI GILANYA itu.
“gak. Gak. Dan gak mungkin “
“Come on Christy. Lupakan lupakan LUPAKAANN!!”bentak Kici ke dirinya sendiri.
“Lebih baik gue keramas saja “ujar Kici. Ia pun segera mandi mengguyur semua tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kuku kaki. Menghilangkan rasa penatnya saat ini.
20 menit kemudian.  . .
Kici telah selesai mandi. Ia mengambil hadnuknya yang ia gantungkan di gantungan handuk samping pintu dalam kamar mandi.Kici mngambil dua handuk panjang dan handuk pendek. Handuk yang pendek ia gunakan untuk menggulung rambutnya yang lumayan panjang. Sedangkan handuk satunya ia balutkan ke tubuhnya yang hanya ia tutupi handuk tersebut.
Kici membuka pintu kamar mandinya. Ia berjalan sampai depan meja riasnya. Membuka gulungan handuk yang ada di rambutnya. Perlahan Kici mengeringkan rambutnya tersebut dengan handuk tersebut.
CKLEEEKKK
Suara pintu terbuka mengangetkan Kici. Tubuhnya ia segera balikkan menuju ke arah pintu kamarnya .
Kici melototkan matanya melihat siapa yang membuka pintunya dan membuka lebar pintunya tanpa dosa. Orang tersebut pun sama seperti Kici terkejutnya. Ia berdiri di ambang pintu dan menatap Kici dengan wajah yang sangat Shock !!
“ARRGGHHHHSSSSSSS”teriak Kici sekencang mungkin.
BRAAAKKKKK
Cowok tersebut yang tak lain adalah Rio segera menutup kembali pintu kamar Kici. Jantungnya berdebar dengan kencang. Entah berapa perkiraan denyut nadinya sekarang. Kecepatannya sudah lebih dari batasnya.
“COWOOOKKKKK BODOOOOHHHHH GILAAAAAA”teriak Kici sekali lagi penuh emosi dari dalam kamar . Kici pun langsung memelih mengunci kamarnya
CKLEEKKK
“DASAR COWOK MESUM “bentak Kici kembali. Ia segera memilih mengganti pakaian dengan secepat mungkin.
Rio tak menggubris semua celaan Kici. Bayangannya masih terawang dengan pemandangan yang ia lihat pertama kali saat melihat Kici. Dimana Kici hanya membalutkan sehelai handuk di tubuhnya. Dan dapat dilihat dengan jelas bagaimana bentuk tubuh Kici yang tak terbalut oleh kain handuk tersebut. Kulit Kici yang sangat putih.
“Oh My god . .”desis Rio tak beraturan. Ia menggelengkan kepalannya kuat-kuat.
“Bodoh . bodoh. . kenapa gue bisa langsung masuk. Aissshhh .  .”Rio berdiri membelakangi pintu Kici. Fikirannyaa sangat kacau saat ini.
CKLEEEKKKK
Rio membalikkan badanya ketika pintu kamar Kici tersebut terbuka. Ia segera Mengontrol pikirannya dan juga wajahnya untuk bersikap seperti biasa saja.
“Ckkk . .”Kici keluar dengan tatapan yang sangat tajam sekali. Memandang Rio dengan tatapan risih.
“Loe gak punya otak ?”
“Apa gak punya sopan santun?”
Loe bisa kan ketuk pintu dulu . Loe itu ya .  .”tangan Kici menunjuk tepat depan wajah Rio. Mata mereka saling bertatap tajam seolah saling ingin membunuh satu sama lainnya.
“Singkirkan tangan loe . . “ujar Rio dingin. Ia langsung menepis kasar  telunjuk Kici tersebut.
“gue gak sengaja. Sorry “jawab Rio seadanya . emang itulah kenyataan yang ada.
“Hah? Gak sengaja ??ckkkk . . “
“Otak loe tuh otak kebalik ! Loe itu cowok mesum ! otak mesum Gilaa ! “
“Dompet gue ketinggalan didalam. Dan kata Iqbal gue langsung disuruh masuk saja. Yaudah gue lansung masuk. Jangan salahin gue .”jelas Rio. Kici menahan emosinya .
“Minggir gue mau ambil dompet gue “serah Rio. Wajahnya sudah benar tak enak dilihat. Kici mendesis kembali.
“:Dasar cowok mesum . Banyak alasan. Jangan –jangan diluar sana udah berapa gadis yang jadi korbannya .”gumma Kici. Rio yang sudah berjalan dan kini berada di belakang Kici menghentikkan langkahnya. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat. Sudah cukup sabar selama ini ia menghadapi cewek bodoh ini,
BRAAAKKKK
Tangan kiri Rio menghantam keras pintu kamar Kici. Kici langsung terkejut. Rio membalikkan badanya dan langsung menarik tangan Kici.
BRAAKKK . .
“Awww”ringgis Kici. Rio yang langsung menariknya dan mendorongnya kasar sampai punggung Kici menabrak pintu . Kedua tangan Rio mengunci tubuh Kici yang berada di depannya. Kici menelan ludah dalam. Jarak wajahnya dan wajah Rio begitu sangat dekat dan dekat sekali.
“Loe mau tau gimana gue berbuat mesum ?”bisik Rio pelan , semua kalimat yang terucap tersebut seperti sebuah ancaman kepada Kici. Mulut Kici terasa membeku. Tubuhnya sudah sangat dingin saat ini. Entah kenapa matanya berani menatap mata Rio yang begitu terlihat sangat licik.
“lo . loe. . loe.. fikir gue takut dengan loe giniin gue ? hah?”Kici mencoba menantang Rio. Ia tak mau kalah dengan cowok didepannya ini. Namun tak bisa dipungkiri hati kecilnya ngeri sendiri melihat Rio yang seperti ini.
“Oke. Kalau itu mau loe . . “Rio tersenyum sinis, matanya pun masih menatap mata Kici dengan sangat dalam. Tangan kiri Rio langsung mengikat kuat pinggang Kici. Menyebabkan tubuh Kici menempel pada tubuh Rio.
“Awwww”ringis Kici lagi.
“lepasin gue !!”berontak Kici sekuat tenaganya . Namun tangan Rio sangatlah berat dan begitu kencang menlingkar pada pinggang Kici. Kici menjauhkan sedikit wajahnya. Karena begitu dekatnya wajah dirinya dengan wajah Rio saat ini.
“Lo . . . .ma.  u . . ap . .a??”lirih Kici tak beraturan. Karena wajah Rio perlahan mendekati wajahnya. Rio tersenyum menggoda.
“Bukannya loe mau lihat bagaimana gue berbuat mesum yang sebenarnya ?”sinis Rio. Kici membelalakkan matanya . Ia ingin sekali memberontak namun semua tubuhnya semakin mendingin. Di tambah lagi bayangan mimpinya semalam kembali lagi pada saat yang seperti ini,
“SIAL SIAL SIAL  . . “batin Kici merutuki dirinya sendiri.
“kenapa mimpi itu datang lagi. Kenapaaaa??”Kici semakin ketakutan , Rio semakin mengencangkan tangannya ke pinggang Kici .
“Loe udah siap ?”Rio perlahan mendekatkan wajahnya. Senyum khasnya yang penuh menggoda kini ia keluarkan. Kici berdoa agar Rio tak bisa mendengar suara detakan jantungnya saat ini. Jantungnya berdetak dengans angat cepat dan semakin cepat sekali.
“Lepasin gue . . “
Sttttttssttt . . .
Telunjuk tangan Rio ia tembepelkan pada bibir Kici . Kici semakin kaku, tak tau harus berbuat apa. Telunjuk Rio membelai bibir munggil Kici tersebut.
“Bukankah ini bibir yang pernah gue cium dulu ?”goda Rio. Kici hanya bisa berdoa dalam hatinya. Rio tak benar-benar akan melakukan suatu yang diluar fikirannya.
“Itu ciuman pertama loe kan ? gimana kalau gue buat ciuman kedua loe??”Kici melototkan matanya . Perlahan telunjuk kanan Rio ia turunkan. Dan saat itu juga Rio memringkan wajahnya dan mendekatkan wajahnya ke arah Kici.
Kici dapat melihat dengan jelas Rio mulai memejamkan matanya. Kici binggung harus berbuat apa. Entah mengapa ia juga langsung ikut menutup matanya dengan rasa takut. Hembusan nafas hangat Rio semakin dekat dengan wajahnya. Kici mencengkram erat kedua tangannya yang sudah basah akibar keringat dingin . Jantungnya mulai berdetak tak karuan saat ini.
“Gue kalau nyium cewek pasti milih-milih.  . . “
“dan loe bukan tipe gue. NGERTI !”bisikan Rio begitu tajam pada telinga kirinya. Kici merasakan tangan kiri Rio sudah lepas dari pingganya. Kici mengepalkan kuat tangannya  saat mendengar ucapan tajam Rio . Setelah itu Kici langsung membuka matanya dengan wajah yang tak percaya bahwa dia sudah dipermainkan saat ini.
“MIMPI LOE”desis Rio tersenyum licik ke Kici. Telunjuk tangan kananya menoyor ke arah dahi Kici .
Geram dan dipermainkan dan sangat sangat malu sekali. Itulah yang Kici rasakan saat ini. Ingin meluapkan kemarahannya. Namun ia sudah sangat malu. Kenapa ia bisa sebodoh ini dan sangat bodoh sekali .
Rio sudah mengambil dompetnya yang terletak dibawah kasur Kici.  Ia kembali berjalan keluar dan tersenyum picik melihat ify yang masih berdiri mematung disana. Rio berhenti lagi dihadapan Kici dengan senyum kelicikannya
“Ckkk . . .Gadis bodoh “cerca Rio. Ia memukulkan dompetnya ke kepala Kici. Kici menepisnya dengan kasar, Setelah itu Rio  berjalan keluar dari rumah Kici, tanpa emmfikirkan gadis itu yang sudah marah sekali dengannya.
Kici menghentakkan kaki kanannya sekuatnya setelah kepergian Rio.
“ARRGHSSSSS”teriak Kici sangat kencang. Ia mengacak-acak rambutnya yang masih sedikit basah. Wajah Kici sudah menunjukkan kefrustasian yang sangat tinggi,
“COWOK GILAAA. COWOOKKK SINTING, COWOK BODOH. COWOOOKK SETAAAANNNN”teriak Kici meluapkan semua emosinya. Ia menghela nafas yang sangat dalam.
“Lihat aja. Gue akan balas ini semua. Pasti !!!”
BRAAKKKK
Kici menghantam keras pintu kamarnya. Ia masuk kembali ke dalam kamarnya dengan emosi yang sangat meluap-luap. Pertama kalinya inilah ia di permainkan oleh seorang cowok. Cowok yang sudah 1 bulan lebih menjadi musuh bebuyutannya. Dunia memang sudah sangat gilaa ~~
*****
Rio membuka pintu rumahnya. Ia menghembuskan nafasnya begitu dalam. Ia langsung duduk di kursi ruang tamunya. Otaknya membayangkan kejadian pagi ini. Kejadian yang sebenarnya membuat semua tubuhnya berdetak hebat.
“Aisshh,.  Kenapa harus cewek bodoh itu lagi !”decak Rio kesal. Jujur kejadian tadi memang bukan ia mau. Ia saat itu begitu emosi kepada Kici yang terus mengatainnya tak jelas.
“Sudahlah. .sebaiknya gue berangkat ke kantor . “serah Rio. Ia berjalan menuju kamarnya. Menuruni tangga rumahnya.
*****
Mobil Felly berhenti didepan rumah Kici. Felly segera turun dari mobilnya dengan membawa satu undagan pesata ulang tahunnya dan juga membawa satutas bungkusan. Entah itu apa isi didalam tas tersebut mungkin hanya Felly dan tuhan yang tau.
Felly berjalan menyebrang jalan. Ia malah tidak masuk kedalam rumah Kici melainkan menuju ke rumah Rio. Felly membuka pagar rumah rio dan memasuki halaman rumah Rio yang lumayan luas.
Felly memencet bel rumah Rio. Ia menunggu dengan sabar sampai pemilik rumah tersebut keluar.
CKLEEKKK
Seorang wanita paruh baya membukakan pintu. Felly tersenyum senang menatap orang tersebut.
“Bisa saya bantu ??”ujar wanita tersebut yang tak lain adalah mama Rio.
“Maaf tante ganggu. Kak Rionya ada?”tanya Felly dengan sopan.
“Oh ada. Mari silahkan masuk .”Felly menganggukan kepalanya dan mengikuti mama Rio yang sudah masuk ke dalam.
“Duduk dulu ya nak. Tante panggilkan rionya”
“Iya tante. Makasih “:jawab Felly sesopan mungkin, ia melihat kepergian Mama Rio yang berjalan masuk dan menuruni tangga.
Felly mengalihkan pandangannya. Ia mengedarkan ke seisi rumah Rio yang menurutnya bagus dan sangat sederhana namun nyaman sekali menatap rumah ini. Rumah yang cukup luas dengan desain seadanya.
Felly langsung berdiri ketika Rio berjalan ke arahnya . Felly kagum dengan cowok ini. Dimana Rio sudah rapi menggunakan jasnya. Kharisma yang ada di dalam diri Rio begitu kuat sekali. Felly tersenyum menatap Rio.
“Duduk lagi aja Fel“suruh Rio. Felly mangangguk dan kembali duduk lagi.
“ada apa Fel?”tanya Rio lagi. Ia duduk di kursi samping Felly.
“Nanti malam pesta ultah aku kak. Ini undangannya. Kakak bisa datang ya “mohon Felly. Ia menyerahkan undangannya yang sangat dan bagus dan mewah sekali untuk dilihat. Dimana cover depannya terdapat fotonya yang sangat cantik dan manis sekali.
“Nanti malam ?”Rio mengernyitkan kenignnya. Mencoba mengingat apakah dia ada jadawal hari ini.
“Aku usahain ya , soalnya hari ini aku ada rapat juga di kantor . Kalau gak bisa datang maaf ya “jelas Rio dengan eajah tak enak sendiri kepada Felly. Felly memanyunkan bibirnya.
“Ayolah kak. Ini 17 tahun Felly. Masak sahabat kak Alvin gak bisa datang. Kak Ryn aja bisa datang “rengek Felly. Rio kebingungan sendiri. Wajah Felly benar-benar sudah sangat memelas.
“Gimana Ya Fel??”
“Kak Rio. Ayolah . . Kici nanti juga datang lohh . ..”kalimat terakhir Felly disahutin dengan tatapan sinis Rio.
“Apa hubungannya dengan cewek bodoh itu “decak Rio sinis. Felly langsung nyengir kuda tak berdosa.
“Sorry kak”
“Jam berapa sih ?”
“Tuh baca aja undangannya. Ayoolaahh dataangg. Pleaseeee”Rio menggaruk belakang kepalanya. Masih bimbang sendiri.
“Iya iya gue datang. Demi pacar sahabat gue deh “ujar Rio seenaknya. Namun kata-kata Rio itu mampu membuat Felly malu sendiri. Senyumnya berubah menjadi senyum malu-malu.
Rio bergidik melihat ekspresi wajah Felly ini.
“Ngapain wajah loe sok imut gitu ?ckkck . . “ujar Rio menyindir. Felly memanyunkan wajahnya . Namun toh ia sudah kebal dengan kata-kata seperti itu. Karena semua kata-kata Rio tak ada bedanya dengan kata-kata Kici sahabatnya tersebut.
“Beneran loe datang ?”tanya Felly antusias. Rio geleng-geleng sendiri dengan wajah tak percaya.
“ Tadi aja waktu ngerayu perasaan masih pakek aku dan kamu. Sekarang logatnya ganti ya??”sindir Rio. Felly langsung membekap mulutnya.
“Maaf maaf kak. Kebiasaan diajarin Kici sih. Jadi gini hehehehe”
Kici lagi cihh. .”gumel Rio pelan. Malas sekali emndengar nama cewek tersebut.
“Iya gue datang. Puas kan “
“Puas banget “ujar Felly penuh semangat. Ia berdiri dari tempat duduknya.
“Kalau gitu gue pamit dulu kak. Makasih yaaaaaa”ujar Felly
“Salam ke Mama kaka. Oke”Felly segera berjalan keluar meninggalkan Rio yang Cuma bengong menatap kepergiannya.
“Dasar anak SMA labil . ..”cerca Rio. Setelah itu ia memelih kembali menuju kamarnya untuk mengambil barang-barangnya yang akan ia bawah ke kantor hari ini .
*****
Felly menyebrangi kembali ke rumah Kici dengan senyum yang terus ia kembangkan. Felly masuk ke dalam teras Kici dan sampai di amabang pintu rumah sahabatnya itu.
Felly langsung membuka saja pintu rumah Kici, Toh ia sudah sangat sering sekali ke rumah ini. Felly mengedarkan padnangannya mencari sosok yang selama ini selalu membuatnya jantungan,senang dan semuanya.
Kici . .Kici. . “panggil Felly. Namun tak ada yang menyahuti.
“Pasti masih tidur “decak Felly sendiri. Ia pun menuju ke arah kamar Kici .
Felly sudah berada didepan pintu kamar Kici. Ia pun langsung membuka pintu kamar sahabtnya tersebut.
Ckleeeekkk
Kici . . “panggil Felly. Namun setelah itu ia hanya dapat menelan ludah dalam. Membelakakan mata menatap kamar Kici yang seperti kapal pecah.  Dan terlihat jelas seorang gadis berdiri membelakanginya. Gadis tersebut memakai penutup telinga dan ditangannya terdapat sebuah pistol.
“Anak ini emang sudah gak waras”ujar Felly sambil geleng-geleng.
“Bilang apa loe tadi ? hah? Coba ulangi ??”sinsi Kici. Dimana gadis ini langsung membalikkan badannya ketika mendengar celetukan dari Felly . Felly nyengir kuda namun juga takut karena pistol yang di tangan Kici malah mengarah ke arahnya.
“bisa loe turunin gak ?”mohon Felly sambil menunjuk ke pistol Kici .
“Aisshh. . “desis Kici dengan wajah masih frustasi. Ia melempar begitu saja pistolnya ke atas kasurnya. Membuka penutup telinganya dan ia buang dimana saja.
Kici berjalan menuju kasurnya dan duduk di atas kasurnya dengan fikirans angat kacau, Felly dapat merasakan ada ketidak beresan dengan sahabatnya ini yang bisa seperti ini. Felly lebih memelih duduk di kursi belajar Kici. Ia tak mau menjadi bahan aniayaan Kici ketika gadis itu akan emosi.’
“Loe kenapa?”tanya Felly heran. Kici menundukkan wajahnya dalam.
“Gak apa-apa”jawab Kici malas. Ia mendongakkan wajahnya menatap Felly. Mencoba bersikap seperti tidak ada apa-apa.
“Loe ngapain kesini ?”tanya Kici mengalihkan pembicaraan.
“Ohhh. . . Ini . “Felly melemparkan tas bungkusan yang iapengang dari tadi. Ia melemparkannya ke arah Kici.
“Apa ini ?”tanya Kici binggung. Ia segera meraihnya dan membuka isi didalamnya.
“Lihat aja”Kici mengeluarkan sebuah gaun pesta pada tas tersebut. Felly tersenyum menatap gaun itu. Gaun yang sangat indah menurutnya.
“Loe coba deh “suruh Felly. Kici mengernyitkan keningnya menatap sahabatnya tersebut.
“Itu buat loe. Biar loe nanti ke pesta gue gak binggung-binggung. Cepetan cobaa”suruh Felly.
“males ahh . .”sahut Kici. Ia melemparkan gaunnya tersebut di sebelahnya.
“Ayolaahh. Pleaseee”:rengek Felly memaksa
“enggak. Mood gue lagi jelek”
“demi sahabat loe ?”Kici mendesis kesal sebentar.
“Please Kici. . “
“Iya iya”Kici beranjak dari duduknya. Ia meraih gaun tersebut dan segera masuk ke kamar mandi. Felly tersenyum puas. Ia menunggu Kici mengganti pakainya.
Hanya butuh waktu 5 menit akhirnya Kici keluar dengan gaun tersebut. Felly tersenyum kembali melihat gaun tersebut begitu cocok dengan tubuh Felly. Gaun selutut dan dengan lengan pendek. Gaun tersebut berbentuk sangat cantik sekali dengan warna putih dan juga sedikit motif keemasan yang sebagai hiasan di gaun tersebut.
“cantik banget , cocok”puji Felly. Kici menatap dirinya sendiri di kaca meja riasnya .
“Lumayanlah pilihan loe. Thanks yaa “
“Sippp sama-sama Kici sayang .”
“Cihh.. . “gidik Kici tak suka dengan sebutan itu. Kata yang membuatnya ingin muntah.
:Hehehehhe”cengir Felly.
“loe nanti berangkatnya naik apa?”tanya Felly. Kici mencoba berfikir.
“taxi paling”
“Kenapa gak bareng kak Rio aja? Dia juga datang kok”
“OGAH “jawab Kici dengan nada kesal. Ia teringat kembali dengan kejadian beberapa jam yang lalu.
“Heheh canda Kici canda . .”cengir Felly tak enak sendiri melihat wajah Kici.
“loe pulang sana deh. Nanti gue datang tenang aja “usir Kici tak berperasaan.
“yaelah Kici. Sahabat kesini gak di kasih makan atau apa malah diusir”
“Loe lebih kaya dari gue. Udah sana pulang aja “suruh Kici . Felly mengangguk dengan tatapan pasrah saja .
“Iya Iya Iya “serah Felly. Ia mulai beranjak dari kamar Kici.
“Bye “pamit Felly. Kici menganggukkan kepalanya. Dan menatap kepergian Felly.
Setelah Felly benar-benar tak ada di rumahnya. Kici memeilih duduk kembali di kasurnya. Ia merebahkan tubuhnya. Berfikir dingin sejenak. Ia merasa hidupnya begitu penuh emosi akhir-akhir ini. Dan itu semua diakibatkan oleh satu orang. Yah ..Satu orang yang tak pernah takut dengannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar