Sabtu, 11 April 2015

DELOV part 28~ Berita baik dan berita buruk ~



DEVIL ENLOVQER – 28
~ Berita baik dan berita buruk ~ 
         
          BYYUUURRR
            Saat Rio mencebur kedalam kolam Ryn dan Alvin langsung masuk kedalam aula utama. Bersama dengan semua polisi-polisi yang sudah ada disana. Seketika itu Direktur Jo dan anak buahnya menjadi gelagapan sendiri. Mereka berhamburan ingin kabur.
“Ayooo kita harus lariii “ujar direktur Jo mengkomandoni di sela-sela kebingungannya
DOOORRRR
Alvin menembakkan pistolnya ke atas sehingga terdengar suara yang keras sekali. Ryn membantu Alvin untuk mencegah para bajingan-bajingan itu keluar. Tak akan ada yang menyangka gadis sefeminim Ryn bisa karate bahkan bisa bertengkar. Ryn menendang langsung 2 pria kekar yang mau kabur melewatinya. Para polisi pun segera menyergap direktur Jo.
Keadaan permukaan di kolam utama benar-benar sudah berantakan. Polisi pun segera membawa penjahat-penjahat itu untuk ke kantor polisi. Tak ada disisakan satu pun dapat lolos. Karena banyaknya polisi yang datang ditempat ini. Kurang lebih sekitar 25 polisi.
Alvin dan Ryn mencari dimana Rio maupun Kici. Mata Ryn membuka dengan lebarnya . Ia melihat warna air yang berada di ujung sana berubah menjadi merah.
“Vin .. Vin .. “Ryn memanggil Alvin dan menunjukkan tangannya kea rah air itu.
“RIO . KICI.. .”ujar Alvin yakin bahwa dua orang itu disana.
Alvin segera memberitahukan para polisi dimana Rio. dan dengan cepat 2 polisi langsung mencebur kedalam kolam dalam itu tanpa menunggu lama lagi. Alvin dan Ryn  sudah sangat cemas. Mereka takutRio dan Kici kehabisan nafas didalam sana.
“Tuhaann. . selamatkan mereka berdua .. “lirih Ryn dengan kecemasan
5 menit berlalu polisi itu masih belum muncul juga. Alvin semakin tegang. Tangannya berkeringat dingin. Ryn  sendiri saking cemasnya ingin mengeluarkan air mata takutnya. Tak ingin dia terjadi apa-apa pada Rio maupun Kici
7 menit kemudian 2 polisi itu muncul di permukaan. Dengan ditangannya terdapat 2 nyawa yang sudah tak sadarkan diri.  Ryn langsung menghampiri polisi itu dan membantu menaikkan Kici serta Rio. sedangkan Alvin terdiam. Tersentak sejenak melihat tubuh Rio yang berada didepannya saat ini. Tangan Alvin sedikit bergetar.
“Gadis ini keadaanya sangat parah. Mereka masih bernafas”ujar salah satu polisi dan naik ke atas dari kolam.
“Vin.. Kici harus cepat kita bawah ke rumah sakit . . “ujar Ryn tak tega melihat Kici memcuat pasih seperti itu. Darah di dada Kici  sudah tak keluar lagi namun didalam dadanya masih ada satu peluru.
“Vin. . .Kici tertembak . . ayooo kita ke rumah sakit . “panggil Ryn lagi. Alvin masih belum menghiraukan Ryn. Alvin menyadarkan fikirannya. Ia segera duduk di samping Rio dan langsung  sibuk menghentak hentakan dada Rio. berharap Rio tersadar.
DUUUKKK DUUUUKKK DUKKKK
“Ayooo Bangun Rioo. ..Banguuunnn . .”
“VIN KITA HARUS BAWA KICI KERUMAH SAKIT . “bentak Ryn keras. Namun Alvin tetap tidak peduli.
Disana hanya tinggal 2 polisi tadi. Karena polisi yang lainnya sudah kembali untuk membawa penjahat-penjahat itu.
“Kita sudah telfon ambulance kesini”ujar polisi tersebut. Ryn mengangguk dengan cepat. Wajah Alvin sangat serius sekali masih menghentakkan jantung Rio. Ia menggunakan kedua tangannya  dan menekan terus tepat di daerah jantung Rio.
“Banguuuunn Yo. Please banguuunn !!”Ryn  tak bisa berbuat apa-apa . Ia hanya bisa berdoa dengan keadaan Kici dan Rio. Berharap ambulance cepat datang .
“Bangguuunn Yooo .. “Alvin mulai pasrah. Rio tak kunjung juga bangun. Ryn menatap Alvin pedih saat Alvin mulai frustasi seperti itu. Ia tau kenapa Alvin seperti itu. Alvin takut dan sangat takut sekali.
DUUKKKK DUKKKKKK
“YOOOO BANGGUUUNN!!!”bentak Alvin. Baik Kici maupun Rio tak ada yang bergerak sedikit pun. Ryn sudah ketakutan sendiri. Tanpa ia sadari Kici menangis untuk kedua kalinya.
Di luar pintu kolam. Felly berjalan menuju kedalam. Dilihatnya disana hanya ada Alvin Ryn dan . . dan. . .
Kici ? kak Rio ??”Felly mengaga. Mulutnya ia bekap dengan tangannya. Felly melihat sahabatnya yang terbaring tak berdaya seperti itu dan seragam putih yang sudah berdarah. Kaki Felly terasa lemas sekali. Tubuhnya mulai bergetar. Ia menangis. Yah , , Felly menangis saat itu juga.
KICIIII”teriak Felly sekencang mungkin dan langsung berlari kearah tubuh Kici. Alvin dan Ryn kaget dengan suara teriakan itu lantas menoleh kebelakang.
Felly ??” Ryn tak menyangka Felly berada di sini. Sedangkan Alvin juga masih kekuh mencoba menyadarkan Rio.
Kici. . Kici. . banguunn. Kici . .Kicii banguun . . “Felly tetduduk di samping tubuh Kici. Menepuk-nepuk pelan pipi Kici.
“Ayooo kita bawa Kici kerumah sakit. Ayooo Ayooo kak”ujar Felly panik. Air matanya merembas begitu banyak.
“Ambulance akan segera kesini Fel. “ujar Ryn”..
Kici  kenapa ?? Dia kenapa ?? kenapa jadi seperti ini ?? Ayoo kita kerumah sakit . . “histeris Felly lagi yang tak terkendali. Ryn  hanya bisa diam begitu juga dengan Alvin.
“Kak . . Lo bawa mobil kan. Gue juga bawa mobil. Ambulance gak datang-datang.  Kici dan kak Rio bisa mati disini, Kak ..”Felly memohon kepada Alvin. Namun tak ada jawaban dari Alvin. Alvin hanya menatap wajah Rio yang tenang itu.
“KAK LOE KOK DIAM AJA SIH ?? LOE MAU TEMEN GUE MATI ? HAH?”
Felly!!! . DIAMLAH!!”ujar Ryn. Suaranya berubah menjadi suara ancaman. Felly sedikit takut. Namun tak ada kesempatan untuk memfikirkan hal itu. Yang dia fikirkan adalah Kici.
5 menit kemudian ambulance datang. Para medis langsung mengangkat tubuh Rio dan Kici untuk segera dilarikan ke rumah sakit.  Alvin masih terduduk diam disana. Tak menyusul Rio yang sudah di bawah oleh ambulancae. Sedangkan Felly sudah menemani Kici pergi ke rumah sakit.
Ryn  merengkuh tubuh Alvin. Ryn  langsung memeluk Alvin saat mengetahui tubuh itu bergetar. Yah, Alvin menangis. Menangis penuh pedih. Ryn sangat tau apa yang terjadi dengan Alvin. Dan kenapa Alvin hanya memfikirkan Rio bukan Kici. Dan kenapa Alvin tak langsung mengangkat tubuh Rio dan  tubuh Kici langsung ke rumah sakit. Ryn sangat mengetahui itu.
“Rio gak akan apa-apa. Sudah jangan nangis “
“Hey .. percaya sama gue. Rio gak akan apa-apa “Alvin masih diam saja. Ia menangis dalam pelukan Ryn tanpa bersuara.
“Dia gak bangun-bangun Ryn. . “
“Vin.. udah jangan nangis ..”
“Kenapa gue gak bisa apa-apa disaat seperti ini”
“Loe gak salah. Gak akan ada yang salah . . “
“ gue . Gue.. Gue ,, menghilangkan 3 nyawa sekaligus Shil .. “
“Itu masa lalu Vin. Udah jangan diingat”mohon Ryn. Alvin masih tetap menangis. Ryn menatapkan wajahnya di atas langit-langit atap. Tidak membiarkan air matanya untuk merembas ketiga kalinya.
“Gue . Gue ..”
“Sttttss .. ayo bangun vin “suruh Ryn . Ia menuntun Alvin untuk bangun. Setelah itu Ryn dan Alvin beranjak keluar dari kolam ini.
Sesampainya diluar, Ryn mendudukan Alvin di kursi sampingnya. Sedangkan sekarang dirinyalah yang mengambil alih seti mobil tersebut. Ia tak membiarkan Alvin menyetir dalam ke adaan ini.
“Pulangkah ?”tanya Ryn sebelum menjalankan mobilnya tersebut.
“Kita kerumah sakit”ujar Alvin lemas.
“Yasudah . gue apa kata lo aja”ujar Ryn  dan segera menjalankan mobil tersebut.
*****
2 kasur kereta dorong membawa 2 nyawa segera dilarikan ke ruang UGD. Felly  masih setia berada di samping Kici sambil mendorong kasur Kici. Kecemasan tampak jelas di wajah manis gadis ini.
Kici .. lo tahan ya. Loe jangan ninggalin gue “isak Felly. Ia menatap pedih wajah sahabtnya tersebut.
“Maaf . anda tunggu disini dulu”ujar salah satu suster. Rio dan Kici masuk kedalam ruang UGD. Felly pun menunggu di depan ruangan ini dengan begitu paniknya.
“Bagaimana ini ?? bagaimana ?? gue harus gimana ?”bingung Felly. Kenapa dia bingung ?? karena Felly tak tau harus memberitahukan ke siapa tentang keadaanya ini. Ia pastinya akan menghubungi Iqbal, tapi yang dibutuhkannya saat ini adalah orang tua Kici. Namun, Felly sama sekali tidak pernah bertemu dengan orang tua Kici sekali pun. Yang ia tau memang mama Kici sudah lama meninggal. Dan papanya ?? dulu Felly pernah bertanya. Dan Kici hanya menjawab bahwa papanya bekerja di luar negri sebagai karyawn pindahan di sebuah kantor . Dan Felly percaya dengan kata-kata Kici.
“Gue gak ada nomer telfon ayahnya Kici. Gimana ini “binggung Felly. ia terus saja mondar mandir tidak jelas.
“Lebih baik gue telfon Iqbal dulu”serah Sivia dan mengeluarkan ponselnya.
“Hallo Bal . . “
*****
2 jam sudah Kici dan Rio dimasukkan ruang UGD dan belum juga selesai. 4 dokter menangani 2 nyawa ini. Kicidan Rio masih terbaring lemah di ruang UGD. Dan paling parah adalah keadaan Kici. 3 dokter sedang terfokus untuk mengambil peluru yang berada di dada Kici. Semua alat bantu dan 2 infus sudah tertancam pada tubuh Kici, alat oksigen serta pendetak jantung yang sangat banyak berada di tubuh Kici.
Sedangkan 1 dokter lagi menangani Rio yang hanya di pakaikan masker oksigen saja serta membersihkan darah-darah luka gebukan dari penjahat-penjahat itu.
Dokter Andi adalah salah satu yang menangani Kici. Dokter Andi terus memantau detakan jantungan Kici yang semakin lemah dan semakin lemah.
“Dok pelurunya sudah dapat dikeluarkan”ujar dokter Vino
“Syukurlah.  Kamu cek infusnya “suruh dokter Andi yang menjabat sebagai kepala Dokter di rumah sakit Arwana ini.
“baik Dok. .”
“Detakan jantungnya juga “ Dokter andi beralih ke Rio yang tak jauh dari kasur Kici. Dokter Andi segera mengecek kondisi Rio yang sepertinya baik-baik saja.
“Gimana dok ?”tanya dokter Andi kepada dokter Kezia
“kondisinya baik-baik saja dok. Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Dia hanya menunggu sadarnya saja “jelas dokter  Kezia. Dokter Andi mengangguk
“Kasih suntikan peredah sakit pada tubuhnya”suruh Dokter Andi. Dokter Kezia mengangguk untuk kedua kalinya.
“Dok . Dok . .”panggil Dokter Vino dengan cepat. Dokter Andi pun segera kembali ke arah kasur Kici.
“Kenapa??”
“Sepertinya anak ini mengalami Koma . kondisinya benar-benar sangat lemah sekali. “dokter andi memeriksa denyut nadi Kici. Ia diam sejenak. Tak lama kemudian dokter Andi menghela nafas panjangnya sambil menatap wajah Kici dengan kasihan.
“suruh bawa Rio ke kamar VIP biasa saja. Dan Christy taruh di kamar VVIP dengan peralatan medis paling lengkap. “Dokter Andi melepaskan sarung tangannya dan masker penutupnya sambil berjalan ke arah pintu UGD untuk keluar. Ketiga dokter lainnya pun segera menjalankan perintah dokter Andi.
*****
Iqbal dan Adel sudah sampai didepan rumah iqbal. Dan mereka langsung kedalam rumah Iqbal.
“Loeduduk aja dulu. Gue ambilkan minum”ujar Iqbal. Adel mengangguk saja. Ia masih mengedarkan pandagannya melihat rumah besar Iqbal yang menurutnya sangat bagus sekali.
Gadis mungil ini duduk di ruang tamu. Ia menaruh tasnya dia tas meja sambil menunggu Iqbal keluar dari dapur. Adel mengambil ponselnya yang belum sama sekali ia keluarkan sedari tadi pagi.
“ha?”kaget adel ketika satu pesan di ponselnya. Ia tersenyum sebentar lantas membalas pesan tersebut.
Tak berapa lama Iqbal membawa 2 gelas minuman. Baju seragamnya pun sudah ia ganti dengan kaos biasa. Adel tersenyum melihat Iqbal. Ia terkesima menatap perbedaan Iqbal ketika memakai seragam dan memakai baju biasa.
“Cakep”lirih Adel pelan agar tidak didengar oleh Iqbal. Tak ada hentinya senyum Adel berhenti dari bibir mungilnya. Iqbal menaruh kedua minuman tersebut di atas meja yang ukuranya lumayan besar. Iqbal menatap adel yang masih senyum-senyum menatapnya.
“Loe kenapa?”heran Iqbal
“Gak apa-apa kok”jawab Adel langsung gugup. Ia pun mengalihkan pandangannya dengan meminum  minuman yang di bawakan oleh Iqbal.
“Ehh .. “belum sempat Iqbal mencegah namun Adel sudah langsung saja menyerobot memegang gelas tersebut.
“AWWWW . . .”
PYAAARRRR
Gelas yang dibawkan oleh Iqbal didalamnya berisi teh yang masih panas. Kebetulan didalam kulkas Iqbal tidak ada apa-apa dan hanya tersisa teh panas yang ada di termos yang dibuatnya sendiri tadi pagi.
“ada-ada aja sih nih cewek”desah Iqbal geleng-geleng.
“Panas .. “ringis Adel. Ia memegangi jarinya yang masih terasa panas sekali.
“Mangkanya tanya dulu ini minuman panas apa tidak”
“Mana gue tau . . “ujar Adel sambil menundukkan kepalanya. Iqbal kembali ke dapur untuk mengambil kain pel serta alat pembersih untuk membersihkan teh yang tumpah tersebut dan gelas-gelas itu.
“Maaf . .”lirih Adel merasa sangat bersalah sekali sambil masih menundukkan kepalanya . Ia sendiri juga tidak tau bahwa minuman tersebut sangat panas.
Iqbal kembali dengan membawa kain pel serta alat pembersih. Iqbal lantas mendekati kursi salsha dimana pecahan-pecahan gelas tersebut berada di bawah kaki salsha.
“Minggir . ‘ujar Iqbal dengan seenaknya, dan semakin membuat salsha tambah bersalah. Iqbal membersihkannya sceepat mungkin.
“Hiks .. Hiks.. maafin gue Bal. .hiks. .hiks . gue gak sengaja . “Iqbal tersentak. Ia mendongakkan kepalanya. Menatap Adel yang ada di sbeelahnya menangis.
“lah ? kok malah nangis “bingung Iqbal
“Maaf gue ngerepotin loe tetus hiks hiks. Maaf .. .”isakan Adel semakin terdengar. Iqbal jadi tak enak sendiri karena ia menyadari bahwa ucapannya tadi sangat jutek. Toh, beginilah sifatnya.
“udah gak apa-apa sa, jangan nangis dong. Gue gak marah kok”ujar Iqbal dengan sedikit lembut dan mencoba meyakin kan Adel.
“Beneran ? kamu gak marah ??’ujar Adel antusias sambil menyeka air matanya tersebut. Iqbal megangguk-anggukan saja kepalanya.
“makasih ya bal. Makasih banget. Gue janji gak bakal ngerepotin loe lagi kok. Gue janji”ujar Adel semangat sekali  Iqbal mendehemi saja dan sgeera kembali kedapur meletakkan alat-alat pembersih tersebut dan pecahan gelas itu.
Setelah itu mereka berdua segera membuat bahan diskusi untuk besok. Mereka akan mempresentasikannya ke depan kakak-kakak kelas dan beberapa guru. Iqbal serius sekali membahas hal ini dan tak kadang salsha tersenyum-senyum kagum melihat kepintaran Iqbal bagaimana cara bicara lelaki di depannya ini.Adel sangat mengaguminya.
DRRTTTDRTRTT
Ucapan Iqbal terhenti sejenak. Ia meraskan ponsel di sakunya bergetar. Iqbal pun segera memgangkat sambungan telfonnya yang berasal dari Felly.
“Iya kak”sahut Iqbal.
“Bal.. Kici dirumah sakit skarang. Loe cepat ke rumah sakit ARWANA saat ini juga. Gue akan jelasin nanti. Ngerti ! ‘
“Iya kak Iya “Iqbal segera menutup sambungannya. Tak ada waktu untuk dirinya panik saat ini walaupun terlihat jelas wajahnya sangat cemas. Iqbal segera menutup notebooknya dan semua bukunya. Adel menatap Iqbal dengan penuh kebingungan.
“Bal kenapa ??”tanya Adel
“:Gue harus kerumah sakit “
“hah? Siapa yang sakit”
“Kakak gue . . loe gak apa-apa kan pulang sekarang ? sorry banget”ujar Iqbal cepat-cepat sambil memakai sandalnya.
“Gue anterin “ujar Adel
“hah?”iqbal menganga.
“udah ayo. Katanya kakak loe dirumah sakit “Adel langsung saja menarik tangan kanan iqbal,. Sedangkan Iqbal masih melongo namun kakinya mengikuti langkah Adel yang berada didepannya.,
Kedua anak ini segera masuk kedalam mobil Adel dan dengan petunjuk Iqbal mobil ini langsung menuju ke rumah sakit ARWANA.
*****
Dengan langkah lemas Ryn dan Alvin menuju ke ruang UGD. Mereka dapat melihat Felly masih berdiri di depan ruang tersebut dan mondar-mandir tak jelas.
Fel . “panggil Alvin lemas. Alvin menyingkirkan tangan Ryn yang memegangi bahunya. Felly menoleh ke sumber suara, Ia menoleh ke arah Alvin.
“kak Alvin .. “isak Felly dan langsung memeluk Alvin dengan eratnya.
“Kak Kici kak . . Kak Rio juga. Sebenarnya mereka kenapa kak . Gue cemas dengan keadaan Kici kak. Hiks hiks his . Kici gimana kak hiks hiks “Alvin menghembuskan nafasnya beberapa kali. Tangannya dengan pelan membelai lembut punggung kekasihnya ini. Jujur saja fikiran Alvin saat ini masih belum bisa terkendali. Tubuhnya masih terasa lemas sekali.
Kici gak akan apa-apa. Loe percaya sama gue. Jangan nangis ya sayang “bisik Alvin berusaha menenagkan Felly.
“tapi kak  . “
“Sttt.. Felly selalu percaya kan sama kak Alvin ?. .”mendengar ucapan Alvin itu Felly langsung menganggukkan kepalanya. Berharap yang dikatakan oleh Alvin itu benar adanya.
Felly duduk dengan lemas di kursi ruang tunggu. Ia melepaskan rompinya. Pandangannya tak jelas menerawang kemana. Pertama kalinya ia memegang pistol itu untuk kesekian lamanya. Pertama kalinya ia memakai rompi itu lagi. Dan pertama kalinya ia harus kembali kedunia ini.
“Tuhaan  . . “lirih Ryn penuh kepasrahan. Tak terasa air matanya turun bersamaan dengan ia menjatuhkan rompinya tersebut.
“Kakak  .  . kakak kesini . . “lirih Ryn sambil terisak. Alvin menoleh ke arah Ryn yang menangis dan memanggil nama kakaknya. Alvin melepaskan pelukan Felly.
“Bentar ya “ujar Alvin. Ia berjalan ke arah Ryn.
“loe kenapa ??”tanya Alvin pelan. Ia duduk berlutut didepan Ryn.
“Gue gak mau pakai ini lagi. Gue gak mau “isak Ryn. Ia menginjak-injak rompi yang ada di bawah kakinya.
“Udah jangan nangis. Udah Ryn gak apa-apa. Cuma sekali ini saja kan . .”ujar Alvin . Ia langsung menarik kepala Ryn dan didekapnya tubuh kecil itu. Ryn menangis tanpa suara.
Felly mencoba menahan. Ia tak boleh cemburu, Ia sangat percaya bahwa Ryn dan Alvin tak ada apa-apa. Ia tak boleh bersangka buruk. Bukankah wajar yang dilakukan oleh dua orang ini karena memang mereka sudah ebrsahabat sejak kecil. Dan tentunya jika Alvin harus memilih Antara dirinya dan Ryn jelas sekali Alvin harusnya memilih Ryn dari pada dirinya.
Felly menghela nafas panjangnya, ia menyeka air matanya sebentar lantas berjalan menghampiri Ryn dan duduk disamping Ryn.
“kak . sebenarnya apa yang terjadi ?”tanya Felly. Sontak Ryn langsung melepaskan pelukan Alvin.
“Vi .. sorry sorry. Gue gak ada maksud  . . .”Ryn dan Alvin langsung kebingungan. Mereka melupakan bahwa disana ada Felly.
“Gak apa-apa kok kak. Felly ngerti “ujar Felly mencoba tersenyum. Namun tak dapat disembunyikan bahwa dirinya sedikit cemburu. Tapi segera ia tahan saja dan ia hilangkan dari fikirannya tersebut.
“Sayang maaf ya maaf banget. Maaf. Maaf . “ujar Alvin masih tak enak. Ia meraih tangan kanann Felly.
“Iya kak Alvin. Felly gak apa-apa”ujar Felly . ia sudah dapat tersenyum legah melihat alvin yang begitu merasa bersalah dan memegang tangannya. Itu semua menandakan bahwa Alvin benar-benar hanya menyukai dirinya.
“Kita berdua juga gak tau pasti kenapa Kici seperti itu. Tapi untuk Rio itu karena dia dapat merebut perushaan SHAW Corp dan. . bla bla bla bla bla bla “Ryn menjelaskannya dengan detail. Alvin pun ikut menambah-nambahi saja omongan dari Ryn. Felly mengangguk angguk mengerti dengan semua penjelasan Ryn dan Alvin.
“:Kita berdoa saja semoga mereka berdua gak apa –apa “ujar Felly dan langsung diamini oleh Felly dan Alvin.
“Loe sudah telfon orang tua Kici?”tanya Alvin yang ingat bahwa dirinya harus menghubungi mama Rio,
“gue gak tau nomer orang tua Kici kak. Mamanya sudha lama meninggal. Dan papanya ada diluar negri, jadi gue sama sekali gak tau “juju Felly. Alvin melongo binggung begitu juga dengan Ryn.
“tapi gue udah nyuruh Iqbal kesini kok. Sebentar lagi juga dia akan kesini “
Tak sampai 5 menit Felly berbicara seperti itu. Iqbal muncul dengan seorang gadis mungil di belakangnya . Ryn, Alvin dan Felly segera berdiri menyambut kedatangan Iqbal yang tergesah-gesah.
“Kak Kici kenapa ? dia kenapa ??”tanya Iqbal dengan paniknya. Ia mengatur nafasnya dulu.
“Bal jangan cepat-cepat larinya”ujar Adel disela-sela nafasnya. Ia ngos-ngosan. Namun Iqbal tak mempedulikannya. Yang ia fikirkan hanya keadaan sang kakak.
“Kakak loe  . . “Ryn yang ingin menjawab jadi binggung sendiri. Ryn menatap ke arah Alvin dan Felly yang juga ikut binggung.
“Kakak loe tertembak Bal. . “Akhirnya Felly lah yang membungkamkan suaranya. Iqbal melotokan matanya kaget sekali.
“Kok bisa ??terus dia sekarang gimana ?? kenapa ? kenapa dia bis?? . . .”Iqbal terlihat begitu frustasi, Karena baginya tak mungkin sang kakak bisa tertembak, ia tahu 4 tahun kakaknya terjun di dunia mengerikkan tersebut dan selama 4 tahun juga Kici tak pernah tertembak. Walaupun dalam keadaan sebahaya apapun.
“Kenapa kak??”tanya Iqbal lagi karena tak ada yang mau menjawab. Akhirnya Alvin mencoba menjelaskan baik-baik kepada Iqbal. Berharap Iqbal tidak akan marah kepada Rio. Toh, Ini semua terjadi karena masalah Rio dan Dokter Jo.
Iqbal terduduk lemas bersama yang lainnya. Adel mencoba menghibur Iqbal dengan menenagkan iqbal agar tidak cemas. Alvin bersyukur karena Iqbal tidak menyalahkan Rio, Iqbal pun cukup dewasa dalam berfikir. Ia tau bahwa kakaknya hanya sebagai umpan dan Rio tentunya tidak tau apa –apa.
“Dasar penjahat sialan.lihat aja loe . . “desis Iqbal dengan tatapan tajamnya. Baik Felly,Ryn, Alvin dan Adel yang mendegar desisan Iqbal dan tatapan Iqbal langsung takut. Ternyata bukan Kici saja yang memiliki tatapan mengerikkan tersebut. Dan Iqbal pun menuruni itu semua dari Kici.
“Mengangumkan. . “ujar Alvin dengan wajah yang bukan sumringah melainkan wajah ngeri dan diangguki oleh Felly serta Ryn.
1 jam kemudian, dokter Andi keluar dari ruang UGD. Iqbal dan lainnya lantas berdiri dan menghampiri dokter Andi.
“Keluarga ify? Mana ?”tanya dokter andi. Iqbal mengangkat tangannya layaknya anak kecil.
“Kamu  . . .”
“saya adiknya dok . .”
“Ayah dan ibunya ?”tanya dokter andi.
“Ibu kami sudah gak ada dok. Dan papa . . nanti saya akan segera telfon papa saya dok”ujar Iqbal bingung menjelaskannya.
“Tapi . . .apa saya tidak bisa ditelfonkan oleh papanya?”pinta dokter andi dengan wajah sedikit panik.
“Dokter bilang saja kepada kami. Tidak apa-apa kok dok”ujar Felly.
“saya sahabatnya dari kecil dok”lanjut Felly mencoba meyakinkan kembali. Iqbal pun menganggukkan kepalanya.
“Baiklah. . saya punya 2 kabar. Baik dan buruk “
“Baik”serempak semuanya. Bahkan Adel yang awalnya tidak tau apa-apa pun ikut menjawan. Iqbal melirik ke arah Adel yang berada tepat disampingnya.
“gue cuma ikut jawab aja kok”ujarnya tertunduk karena takut dengan lirikan iqbal itu.
“Aishh . .”desis Iqbal lantas tidak mempedulikkan gadis itu. Ia fokus kembali kepada dokter Andi.
“Kabar baiknya. Baik Rio dan Christy mereka bisa terselamatkan “semuanya langsung menghela nafas penuh kelegaan.
“Kondisi Rio sudah normal. Ia sudah tidak apa-apa “
“Syukurlaah . . “ujar Ryn dan Alvin yang paling sangat legah disini.
“lalu ? kabar buruknya apa dok??”tanya Iqbal yang sudah mencium bau-bau tidak enak tentang kakaknya.
Christy  mengalami koma. Dan kita tidak tau sampai kapan dia akan seperti itu. Kita hanya bisa membantu dengan peralatan medis untuk tetap membuatnya hidup.”tubuh Iqbal teras terlindas traktor dengan sangat berat. Ia melemas terduduk di kursi itu. Adel yang berada disamping Iqbal mencoba membantu Iqbal duduk karena takut Iqbal terjatuh. Felly sudah hampir ingin pingsan untung saja Alvin meyangga tubuh Felly.
“Kita berdoa saja agar Kici bisa sadar. “
“Segera beritahukan ke papa kamu”ujar dokter Andi kepada Iqbal. Iqbal mengangguk saja dengan lemas.
BRUUUKKKK
Felly akhirnya pingsan. Alvin yang panik sendiri segera mengangkat tubuh Felly dan membawa Felly untuk keruang rawat yang di dekat sana. Ryn duduk di sebelah Iqbal. Jujur dia sendiri tak menyangka dengan semua ini.
“Bal .  .”
“Gue harus bilang apa ke papa? Gue harus jelasin bagaimana ke papa”Ryn terbungkam begitu juga dengan Adel. Mereka tersentak melihat Iqbal menjatuhkan air matanya. Sama sekali tak terfikirkan oleh Ryn cowok seceriah Iqbal dan setegar Iqbal menangis seperti ini.
“Loe sayang banget bal sama kakak loe”batin Ryn dapat menyimpulkan semua fikiran iqbal.
“loe gak usah takut. Apa perlu gue yang jelasin ?”ujar Ryn dan dijawab dengan gelengan kepala cepat oleh Iqbal.
“Loe gak akan bisa kak”ujar Iqbal. Ryn mengernyitkan keningnya.
“kenapa ?”’
“Gak apa-apa”jawab iqbal dengan cepat. Ia menghapus air matanya. Mencoba bangkit kembali. Iqbal tersenyum menatap Ryn.
“gue percaya setan itu akan sadar. Sudah ayo kita harus jenguk dia “ujar Iqbal semangat. Dan Adel serta Ryn dibuat terpenganga kembali.,
“Dia manusia kan ??”serah Ryn sambil menunjuk Iqbal bingung.
“Sepertinya manusia. Tapi . .”Adel makin ngelantur.
“Apaan sih loe berdua. “sergah iqbal
Del. .loe pulang aja. Dan terima kasih atas tumpangannya. Urusan presentasi besok gue yang akan selesaiin semuanya “
“Gue aja yang buat Bal. Kalau loe gak suka tinggal diganti pagi-pagi. Gue akan berangkat pagi-pagi”ujar Adel. Ia tak enak jika harus iqbal yang menyelesaikannya. Ditambah lagi past Iqbal masih cemas dengan keadaan kakaknya.
“Tap . . “
“Udah gak ada tapi-tapian. Pokoknya salsha yang nyelesaiin semuanya”ujar Adel mencoba meyakinkan Iqbal.
“baiklah. Gue akan berangkat pagi-pagi juga. Sekali lagi makasih ya. “
“Iya sama-sama Bal.  Semoga kakak loe cepat sembuh ya”
“Amin. Sorry gak bisa nganterin kedepan”
“Iya gak apa-apa. Gue duluan ya Bal. Duluan ya kak”ujar Adel sopan kepada Iqbal dan Ryn. Kemudian ia beranjak untuk pergi dari rumah sakit ini.
Ryn menatap kepergian salsha dengan heran. Ia merasa familiar dengan gadis itu.
“Pacar loe?”tanya Ryn ceplas-ceplos
“Ngaco loe”serah Iqbal langsung.
“kok kayaknya gue pernah lihat ya ??”
“Yaiyalah. Dia Adelia artis baru-baru ini terkenal itu”jelas Iqbal dan segera berjalan meninggalkan Ryn yang masih mematung.
“Demi apa dia Adel? gadis imut itu ? wahhh. Bal gue mah ngefans banget sama di . . . .”ucapan Ryn terhenti. Ia tersadar bahwa iqbal sudah meninggalkannya.
“Yaelah. Bal tungguin gue”teriak Ryn lantas mengejar Iqbal yang sudah jauh dengannya. Mereka berdua menuju ke ruang rawat Kici.
*****
Alvin membiarkan saja Felly yang masih pingsan disana. Ia menyuruh salah satu suster untuk menjaga Felly. Sementara itu Alvin segera beranjak ke ruang rawat Rio. Namun sebelumnya ia memberitahukan berita ini kepada mama rio dan papanya yang pastinya sangat khawatir. Tapi Alvin mencoba menjelaskan semuanya sehingga membuat mereka tidak khawatir lagi. Dan menyuruh agar mama Rio masih tetap disana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar