Senin, 06 April 2015

DELOV part 9 ~ Miss You All ~



DEVIL ENLOVQER – 9
~  Miss You All ~


“AARRGGSSSSSSSSS . .. “
Rio berlari menuju ke kasur Kici. Ia melihat jelas Kici sedang kesakitan sambil memegang bahu kanannya. Rio pun dengan cekatan segera memeriksa lengan Kici tersebut.
“Kici bangun. Kici . “Rio mencoba menyadarkan Kici yang hanya berteriak namun masih dalam kondisi setengah sadar.
“Sakit . . “erang Kici. Perlahan gadis ini membuka matanya. Ia memegang lenganya yang terasa ingin putus.
“Iya tahan sedikit. “Rio mencari suntikan dan beberapa cairan suntikan di laci meja yanga da disampingnya. Ia sudah menyiapkan sebelum-sebelumnya. Karena ia tau akan terjadi seperti ini .
Rio menyuntikkan alat suntik tersebut pada lengan Kici. Tangan kiri Kici mencengkram erat selimut kasur. Sakit sekali yang ia rasakan saat ini .
“Apa separah ini?”decak Kici lemas. Rio membuang suntikkan itu setelah selesai menyuntikkanya. Ia memeriksa sebentar infuse Kici setelah memeriksa semuanya dan menyimpulkan bahwa semuanya tidak apa-apa ia kembali menatap kearah Kici.
“Gak akan parah jika loe gak ngomel terus . “ujar Rio begitu sensi kepada Kici.
“gue lagi sakit. Loe bisa gak bicaranya pelan-pelan”
“Orang kayak loe gak perlu dilembutin .”
“LOE . . . . “Ingin sekali Kici menendang cowok dihadapannya ini jika ia tak ingat bahwa dirinya sedang sakit dan tulang kananya patah.
“Loe bilang 3 hari bakal sudah sembuh ? ini kenapa gak sembuh-sembuh ??”
“Kemarin gue hanya ngehibur loe doang . “jawab Rio santai .
“Terus ? gue harus di sini berapa lama lagi ?”
“ 1 bulan atau 2 bulan bahkan selamaanya kalau perlu”
“Loe nyumpahin gue sakit terus ? hah?”
“Kalau bisa cepetan mati sana. Suram hidup gue kedatangan setan kayak loe”
“Loe bener-bener ya . . . .”wajah Kici sudah memperlihatkan kekesalanya kepada Rio. namun Rio hanya membalas dengan tatapan datar tanpa berdosa.
“Loe bisa apa ? bangun aja gak bisa. Gak usah belagu loe “tantang Rio. ia menjitak kasar dahi Kici. Kici mengerang kesakitan. Dahinya terasa sangat panas. Ia mengelus-elus dahinya yang tak berdosa tersebut .
“Gue bersumpah kalau gue udah sembuh gue akan bunuh loe!!”geram Kici. Nada suaranya tak ada bedanya dengan srigala yang kelaparan.
“Silahkan”balas Rio tanpa peduli dengan wajah yang penuh meremehkan Kici.
“Pergi loe dari kamar gue “usir Kici.
“loe ngusir gue ?”
“Loe Tuli ?”
“Oke . gue akan pergi. Malah sangat dengan senang hati nona Christy “serah Rio tersenyum kelicikkan kepada gadis ini.
“But . . . .”lanjut Rio dengan ucapan yang sangat menggantung.
“Kalau ada apa-apa dengan tangan loe. Urusin sendiri tuh!! “Rio menyentil pelan tangan kanan Kici yang luka.
“ARRGHHSSS”jerit Kici kesakitan. Rio tertawa dengan puasnya .
“Loe ngeselin banget sih. Oke loe menang kali ini. Rawat tangan gue ! awas loe kalau macem-macem”anca Kici yang pasrah juga. Ia sendiri memfikirkan bagaimana nasibnya. Karena ia juga ingin segera keluar dari neraka kedua menurutnya . Kici sangat membenci rumah sakit.
“Gue macem-macem sama loe? Ngarep loe??”
“Cihhh. Gak sudi gue “
“apa lagi gue ?”Sekali lagi rio melayangkan jitakan pada dahi Kici .
“Arrghhss . . Sakit tau “
“Peduli amat “jawab Rio santai. Ia tak menanggapi Kici yang semakin menjadi dan berkoar tidak jelas. Rio kembali k sofa yang tak jauh dari kasur Kici. Ia kembali berkutik dengan dokumen-dokumennya tersebut.
“Berisik loe. Tidur aja sana! Udah jam 1”serah Rio. Kici mengalihkan perhatiannya ke jam dinding yang ada dikamar tersebut. Benar saja yang dikatakan oleh Rio.
“Percuma . gara-gara loe gue udah gak bisa tidur”
“terserah loe”balas Rio santai .
Kici memanyunkan bibirnya. Ia masih berbaring sambil menatap atapa-atap langit. Hanya suara dari keypad  laptop Rio yang dapat terdengar di kamar tersebut . tak ada yang membungkamkan suara saat ini. Rio sibuk dengan kerjaannya dan Kici sibuk dengan lamunannya.
Satu jam kemudian. Jam dinding telah menunjukkan pukul 2 siang. Dan masih tak ada yang membungkamkan suara. Kici pun masih tetap terjaga begitu juga dengan Rio.
Lama kelamaan Kici merasakan bosan yang sangat berat. Ia melirik ke arah Rio yang berada didepannya dan dapat dilihat dari tempatnya sekarang terbaring . Kici menatap kearah tumpuk-tumpukan dokumen di atas meja depan Rio.
“Loe lagi ngapain sih ?”tanya Kici yang penasaran juga dengan yang diperbuat Rio dari tadi.
“Bernafas”
“Gue gak ingin ngelucu”
“Menurut loe gue lagi apa ??”tanya Rio balik tanpa mengalihkan pandanganya ke Kici. Ia amsih tetap berkutik pada laptopnya.
“main laptop”
“Tuh udah tau “
“Ciisshh, susah ngomong sama loe!!”kesal Kici dan kembali diam.
“yaudah gak usah ngomong”bentak Rio lama-lama pusing juga mendengar ocehan cempreng Kici. Sekejab Kici langsung terdiam. Mukanya memaandang sinis Rio.
“Gak usah natap gue kayak gitu. Gak pernah lihat orang cakep loe?”sinis Rio risih juga dilihat seperti itu oleh Kici.
“Najis!!”teriak Kici kasar lantas menutup semua tubuhnya dengan selimut berusaha untuk kembali tidur.
“Ckk. . “Rio terkekeh sinis berhasil membuat Kici sangat kesal kepadanya.
*****
10.00 SMA ARWANA

Sudah 2 hari Kici tidak masuk sekolah. Dan 2 hari ini juga sekolah menjadi begitu damai. Tak ada kedatangan aura menyeramkan lagi. Berita masuknya Kici kedalam rumah sakit sudah menyebar ke seluruh penjuru sekolah. Semua siswa siswi tidak mengasihani Kici karena sedang sakit melainkan berucap syukur atas kejadiaan yang menimpa Kici itu.  Bahkan semua guru pun seperti itu. Terkecuali sahabat kici yaitu Felly. Ia merasa ada yang kurang hari ini tanpa adanya Kici .
Dan sudah 2 hari yang lalu SMA ARWANA bebas dari pelajaran. Para siswa siswi tinggal menunggu rapot kenaikan kelas saja. Oleh sebab itu Kici tenang-tenang saja tidak masuk sekolah.  Mungkin besok atau lusa mereka akan menerima rapot kenaikan kelas.
DRRRTTDRTT
Felly yang sedang melamun di kantin langsung tersadar ketika merasakan ponselnya bergetar. Dan ada sebuah pesan masuk di ponselnya. Siapa lagi kalau bukan dari Alvin . senyum mengembang di bibir Felly saat melihat nama Alvin yang tertera disana. Ia pun segera membuka pesan tersebut.
/  kak Alvin /
Nanti jenguk Kici yuk . .

                Tangan Felly dengan cepat bermain di keypad ponselnya. Ia segera membalas pesan Alvin tersebut .
/ kak Alvin /
Boleh ^^ .aku juga kangen sama sahabatku itu :# hihihi

                 Tak perlu menunggu lama. Balasan sms dari Alvin pun sudah ada. Felly membukanya kembali.
/Kak Alvin/
Gue kuliah sampai jam 1. Nanti gue jemput oke  my sweety :*

Tubuh Felly terasa melemas. Jantungnya pun berdetak tak karuan ketika membaca pesan terakhir dari Alvin. Felly terpelonjak senang sendiri. Ia merasa menjadi gadis yang paling beruntung saat ini. Felly pun ingat bahwa dia harus membalas pesan adari Alvin.
/kak Alvin/
Oke kak Alvin sayang ;* hihihiihihi

                 Tubuh Felly semakin memanas. Ia menjadi malu sendiri dengan jawaban smsnya tersebut . Ia mencium-ciumi ponselnya sendiri layaknya orang gila.
DRDRRTDRRR
Felly membuka kembali ponselnya. Karena Alvin pun telah membalas pesannya kembali.
/ Kak Alvin /
Sebut panggilan itu setiap hari . :* bye see you :D

                Felly sudah seperti melayang di atas langit. Betapa bahagianya dia saat ini. Tak pernah ia berfikir akan bisa berkenalan dengan Alvin dan dekat dengan Alvin. Banyak pula teman-temannya yang mengetahui kedekatanya dengan Alvin. Dan semua teman Felly pastinya merasa iri. Karena Alvin cukup terkenal di ruang lingkup Arwana. Semuanya iri kepada Felly yang begitu beruntung terkecuali Kici. Yang sama sekali tidak akan iri kepada Felly. Malah akan bersifat sebaliknya. Yaitu menjijikkan bagi Kici jika menyukai orang seperti Alvin.
“ Dunia terasa sangat indah . . “teriak Felly namun tak sebigitu keras.  setelah itu ia memilih kembali ke dalam kelasnya. Meskipun hari ini sudah tidak ada pelajaran.
*****
10.00 UNIVERSITAS  ARWANA

Mata pelajaran kuliah pertama sudah di ikuti oleh Alvin. Ia kini berada di dalam perpustakaan. Menjernihkan fikirannya sejenak dalam kedamaian. Setidaknya otaknya bisa sedikit berbahagi untuk beberapa saat sebelum mendapatkan pelajaran-pelajaran yang lebih rumit nantinya.
“Enaknya ngapain yah ??”lirih Alvin binggung sendiri.
“hmmm … .”Alvin berifir penuh kritis. Ia binggung karena tidak melakukan apa-apa. Sedetik kemudian Alvin merogoh ponselnya dari saku celannya. Ia pun berinisiatif untuk mengirim pesan ke Felly.
/  Felly ^_^  /
Nanti jenguk Kici yuk . .

                Tangan Alvin dengan cepat mengirimkan pesan tersebut kepada Felly. Ia pun memandangi ponselnya terus menerus berharap Felly akan cepat membalasnya dan menerima ajakannya.
Felly ^_^  /
Boleh ^^ .aku juga kangen sama sahabatku itu :# hihihi

                 Alvin tersenyum sennang sambil berdecak bahagia dalam bibirnya. Tak ingin menyia-nyiakan waktu. Alvin segera membalas pesan Felly lagi. Kali ini ia membalasnya dengan senyum yang terus mengembang dari bibirnya.
/ Felly ^_^  /
Gue kuliah sampai jam 1. Nanti gue jemput oke  my sweety :*

Alvin senyum-senyum sendiri dengan pesan  balasan yang ia kirimkan kepada Felly. Ia membayangkan bagaimana memerahnya wajah Felly saat ini. Alvin jadi tertawa sendiri untuk membayangkanya.
/ Felly ^_^/
Oke kak Alvin sayang ;* hihihiihihi
               
Alvin langsung melongo. Mulutnya terbuka dengan lebarnya mendapat balasan dari Felly seperti itu. Balasan yang tak pernah Alvin bayangkan Felly akan memanggilnya seperti itu.
“Felly manggil gue sayang ?? Oh my God !!”Alvin masih belum percaya. Ia menyadarkan otaknya beberapa saat. Bibirnya pun kembali tersenyum sambil mengotak atik kembali keypadnya. Ia merasa sangat senang karena pastinya Felly juga menyukainya seperti dirinya saat ini yang menyukai Felly.
               
/ Felly ^_^  /
Sebut panggilan itu setiap hari . :* bye see you :D
Alvin memasukkan ponselnya kedalam sakunya. Ia membayangkan wajah Felly saat ini. Baru semalam ia bertemu dengan Felly dan entah mengapa ia merindukkan gadis manis itu. Gadis yang 1 bulan ini bersamanya. Gadis yang dikenalnya secara tidak sengaja. Dan ia merasa nyaman dengan gadis ini walaupun gadis tersebut masih Seorang siswa SMA.
*****
13.00 Rumah sakit Arwana
Rio hanya duduk diam saja sambil memainkan ponselnya. Sedangkan dihadapannya sekarang, sesosok wanita paruhbaya sedang asik menyuapi Kici yang ia anggap seperti anaknya .
“Kamu makan yang banyak ya Kici. Biar cepet sembuh . .”ujar wanita tersebut yang tak lain adalah Tante Amanda. Mama dari Rio.
“Iya tante. Makasih. Maaf Kici ngerepotin “serah Kici sopan. Dengan memberikan senyum terbaiknya kepada tante manda.
“Kamu sudah baikkan sekarang ?”
“Lumayanlah tante. Setidaknya gak separah kemarin “
“Oh begitu. Tante selalu berdoa supaya kamu cepat sembuh “suapan bubur terakhir kini telah dimasukkan kedalam mulut Kici.  Tante manda menaruh piring tersebut di atas meja laci. Kemdian menatap anaknya yang sedang asik bermain ponsel.
“Kamu gak ke kantor??”tanya sang Mama. Rio menggelengkan kepalanya tanpa membalas tatapan mama manda.
“udah rapat tadi ma “
“Kuliah ?”
“Libur Ma. Lagian Rio sudah selesia ujian . setelah ini naik ke semester 5 “jelas Rio. sang mama pun mengangguk angguk senang. Kici yang ikut mendengarnya hanya diam saja. Toh ini sama sekali bukan urusan dirinya .
Setelah selesai menyuapi Kici, mama amanda mendekati sang anak yang asik dengan laptopnya . Mama manda yang kini telah berada didepan Rio lantas mengelus lembutrambut Rio.
“Jangan kebanyakan kerja. Kamu juga butuh istirahat “serah mama manda yang sangat khawatir dengan kondisi badan Rio. dimana Rio susah sekali mengatur jadwal makannya bahkan mengatur badanya saat ini.
“Iya ma . . “jawab Rio seadanya tanpa menatap sang anak.
“Nanti beli beberapa vitamin. “
“Iya mama . .”jawab Rio lagi.  Mama manda tersenyum menatap sang anak.
“Ma lihat . . ini semua adalah hasil kerja Rio”ujar Rio antusias . ia menunjuk kea rah layar laptopnya supaya mamanya bisa melihat. Mama manda langsung antusias dan memelih duduk disamping Rio. Ia begitu bangga kepada sang anak yang begitu membuatnya selalu bahagia. Mama manda tersenyum membelai puncak kepala Rio.
Kici menelan ludah sangat dalam. Tangan kirinya ia cengkramkan ke baju rawatnya. Melihat pemadangan yang ada didepannya saat ini. Fikiran Kici teringat kepada sang mama.  Ia begitu merindukannya saat ini. Sangat dan sangat rindu sekali.
“Ma . . . Ma . . “lirih Kici. Entah sejak kapan air mata itu telah berjatuhan dipelupuk mata gadis ini. Tangisan tanpa suara terus Kici tahan. Matanya sama sekali tak lepas dari pemandangan Seorang anak dan ibu yang ada didepannya saat ini.
“Andai mama ada disini. . . Kici kangen sama mama . . .”Kici menghembuskan nafas beratnya sesekali. Ia segera menghapus air matanya yang sudah membasahi semua pipinya. Ia menghapusnya dengan cepat tak ingin ada Seorang pun yang tau bahwa dirinya sedang menangis saat ini.
“Gue bukan cewek lemah. Gue bukan cewek rapuh. Ayoo Christy semangat . semangat “batin Kici menyemangati dirinya sendiri.
“Semangat!!”lirih Kici pelan namun penuh dengan keyakinan.
Mama manda berdiri dari tempat duduknya. Kemudian menghampiri Kici kembali.
“Kici. Tante pamit pulang dulu ya. Makasih buat semuanya. Terima kasih udah menyelamatkan anak tante”
“Iya tante sama-sama “Mama manda tersenyum begitu manis. Kici merasakan bahwa dirinya saat ini benar-benar merindukkan sosok Seorang Ibu.
“Tante . .. .”panggil Kici pelan. Tante manda mengernyitkan keningnya. Menunggu gadis didepannya ini meneruskan kata-katanya.
“Kici boleh meluk tante ?”pinta Kici yang awalnya ragu-ragu untuk mengatakannya. Tante Amanda tersenyum begitu renyah. Kemudian mengangguk mantap lantas mendekap Kici dengan penuh kasih sayang.
“Tante tau kamu pasti rindu sama mama kamu”bisik Tante manda pelan. Kici yang sudah membalas pelukan tante manda hanya bisa menganggukkan kepalanya.
“tante selalu siap untuk memeluk kamu jika kamu rindu sama mama kamu .. “Kici melepaskan pelukan tante manda. Ia menganggukkan kepalanya lagi. Dan tersenyum penuh terima kasih kepada tante manda.
“Kamu cepat sembuh ya. Tante pulang dulu”tante manda mengelus lembut rambut Kici seperti yang dilakukannya tadi kepada Rio.
“Yo . .”panggil mama manda yang sudah berada di ambang pintu.
“Jagain Kici. Jangan ngurusin pekerjaan mulu . Mengerti ?”Rio mendengus kesal. Ia mengangguk-anggukan kepalanya dengan malas.
“Iya ma . . “jawab Rio seadanya. Mama manda tersenyum kembali kearah Kici sebelum benar-benar keluar dari kamar rawat Kici.
Kici menatap atas-atas langit yang berwarna putih. Entah apa yang ia rasakan saat ini. Ia merasa merindukkan semuanya. Kici memejamkan matanya sejenak. Ia sangat tidak suka dengan situasi ini. Situasi dimana dirinya harus rapuh, harus menangis karena rindu kepada Mama,Papanya dan juga Kak Sion.Kici  merindukkan mereka.
“Tumben loe diem aja “Lamunan Kici langsung terbuyarkan. Rio telah berdiri disampingnya sambil memeriksa infusnya.
“Ckk. . “desis Kici tak senang dengan kehadiran Rio yang tiba-tiba disampingnya.
“Minum obat gih “lanjut rio. ia menunjuk obat yang ada di meja samping kasur Kici dengan dagunya.
“Dokter macam apa sih loe? Ngasih pelayanan kayak gini? Ciihh. Gak bakal loe punya pasien. Cukup gue yang terakhir pasien loe!”omel Kici yang emosi juga dengn sifat Rio selalu seenaknya kepadanya.
“Buat loe pengecualian. Gak ada pelayanan terbaik . “
“Gue juga pasien “
“Sejak kapan ada pasien yang cerewetnya gak ketulungan kayak loe”Decak Rio ikut nyolot. Ia mendelikkan matanya tepat pada mata Kici . tatapan mereka berdua sangat membunuh.
“Gue gak tahan disini “gumam Kici pelan. Namun telinga Rio begitu tajam dan dapat mendengar apa yang digumamkan Kici tadi.
“Yaudah keluar aja sono. Gue juga udah malas ngerawat loe. Nyusahin aja loe”
“Siapa juga yang mau loe rawat ? kalau nyusahin yaudah keluar sono”
“Loe udah gue baik-baikin ngeselin juga ya !”emosi Rio mulai menaik
“Baikin ? kapan loe berbuat baik sama gue ? hah? Yang ad ague yang berbuat baik sama loe”
“Loe . . . .”Rio menunjuk wajah Kici dengan penuh emosi. Sedangkan Kici malah menantang tatapan Rio tersebut.
“terserah loe . . . “bentak Rio. ia tak mau meperpanjang perdebadanya dengan Kici. Ia memeilih keluar dari kamar rawat tersebut yang sudah memanas.
*****
Kici berdecak kesal lagi, saat mendengar suara pintu kamarnya dibuka.
“Ngapain sih loe pakek balik lagi ? Hah?”bentak Kici. Kini nada suaranya sangat meninggi. Kedua orang yang berada diambang pintu hanya bisa menelan ludah dalam mendengar perkataan Kici tersebut.
“Loe ngusir kita Kici?”tanya Seorang gadis yang tak lain adalah Felly. Kici terkejut, ia lantas menoleh kea rah pintu dan ternyata disana sudah ada Felly beserta Alvin bukan Rio.
“Sorry. Gue kira Rio “jawab Kici tanpa berdosa. Felly dan Alvin menghela nafas yang cukup legah. Mereka berdua segera masuk kedalam.
Kici memincingkan matanya melihat pemadangan dua orang didepannya ini. Wajah sinis Kici mulai tergambar jelas.
“Maksud loe berdua apa-apaan nih ?”sinis Kici. Jari telunjuk kirinya menunjuk kea rah genggaman tangan Alvin dan Felly yang tak dilepas sedari tadi.
“Ehh  . . .”kaget mereka berdua yang salting sendiri dan segera melepaskan genggaman tangan mereka.
“Wajah loe berdua najis sumpah “sindir Kici begitu tajam. Felly dan Alvin memasang wajah pasrah saja.
“Loe berdua udah pacaran ?”tanya Kici lagi.
“BElum . . “jawab Alvin dan Felly serempak.
“belum ? ohhh. . .”Kici manggut-manggut penuh arti,
“Jadi loe berdua berharap pacaran ?”pancing Kici dengan senyum kelicikannya. Felly dan Alvin semakin binggung harus menjawab apa. Mereka sudah tertangkap basah oleh Kici .
“wooouwooo Malu-malu tapi mau . .oowuuoo . . “Kici menyanyi-nyanyi gak jelas dan masih menatap Alvin serta Felly secara bergantian.
“Hahahha. Biasa aja wajah loe berdua. Gue Cuma bercanda kali”tawa Kici. Kini wajahnya sudah kembali seperti semula.
“Loe buat gue jantungan tau gak sih Kici. Gue kira loe gak setuju gue sama kak Alvin “ujar Felly sambil memanyunkan bibirnya.
“Eman gue belum setuju ? “jawab Kici seenaknya. Felly melotokan matanya kembali .
DRRDDTTDRRTTT
Suara ponsel Alvin berdering dan lama kelamaan semakin keras, Alvin segera mengambil ponselnya. Ia menatap sebentar siapa nama yang tertera di layar ponselnya. Alvin tak mengangkatnya malah menatap Felly sejenak.
“bentar ya . . “Alvin segera melangkahkan kakinya keluar dengan buru-buru. Sivia menatap kepergian Alvin dengan heran. Kici terkekeh sinis sebentar.
“Dari pacarnya kali”ujar Kici seenaknya . Ia memainkan ponselnya dengan menggunakan tangan kirinya.
“Hah? Ngaco loe. Kak Alvin itu gak punya pacar “
“Kata siapa?”Kici mengangkat satu alisnya kearah Felly.
“kak Alvin “
“Loe percaya ?”
“percayalah. Kak Alvin mana bohong sama gue “
“Masak ???”
“Kici loe tuh ngeseln banget sih “
“terserah gue dong “
“Loe gak suka ya gue deket sama kak Alvin . “tuding Felly. Ia memanyunkan bibirnya kembali.
“Saku-saku aja”
“gak usah pakai bahasa setan “
“Yang penting loe ngerti “
“Susah ngomong sama setan kayak loe”Kici malah memelet-meletkan lidahnya tak menanggapi omongan Felly.
Felly melipatkan kedua tanganya penuh dengan kekesalan kepada Kici, bersamaan dengan itu Alvin masuk kembali ke dalam kamar rawat Kici.
“Mmm. . . Fel . . .”Alvin memanggil Felly dengan nada ragu. Ia menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tak gatal.
“Emmm .. . Gue disuruh jemput mama gue di butik temannya. Gak apa-apa kan gue pulang dulu ?”
“Oh .. iya kak gak apa-apa kok”
“Maaf ya gak bisa nganterin loe pulang. Nanti loe minta ante raja sama Rio, gue yang bilangin kok”Felly menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis kepada Alvin. Sedangkan Kici malah mengangguk-anggukkan kepalanya gak jelas.
“kenapa loe?”tanya Alvin menatap Kici
“Olaraga kepala . kenapa? Mau ikut ?hah?”
“Enggak makasih deh .. “gidik Alvin takut juga dengan tatapan mematikan Kici kepadanya. Alvin mengalihkan pandangannya kembali ke arah Felly. Alvin mendekati Felly .
“Pulang dulu ya . . . .”Pamit Alvin ia mengacak-acak lembut poni Felly.
“Sayang . . “lanjut Alvin namun begitu pelan sehingga mungkin hanya Felly yang dapat mendengarnya. Kata-kata terakhir Alvin tersebut berhasil membuat Felly mendunduk malu. Felly mengangguk-anggukan kepalanya.
“Kamu juga hati-hati ya sayang . . “balas Felly pelan dengan nada yang malu-malu.
Telinga Kici gak akan pernah tuli. Sekecil apapun suara itu pasti ia dapat mendengarnya. Kici bergidik ngeri melihat dua orang di sampingnya ini. Semua bulu kuduknya terasa merinding ketika Alvin maupun Felly menyebutkan kata-kata “Sayang” dengan gaya yang sok manis menurut Kici.
“HUEEKKKKSSSS”jijik Kici geleng-geleng sendiri. Demi apapun perutnya terasa sangat mual dan ingin muntah sekarang.
“Syirik aja loe”cerca Alvin lantas meninggalkan Felly dan Kici disana.
“Idiihh. Najis banget deh .. “gidik Kici sekali lagi.
“mmmm. Kak Alvin so sweet banget . . “histeris Felly dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya. Ia memegang kedua pipinya yang masih terasa panas.
“Gitu so sweet ? cuiihh . “ujar Kici sangat pelan dengan nada serta wajah yang sudah tak mengenakkan. Kici menatap Felly yang masih terus senyum-senyum sendiri tiada henti. Dan itu semakin membuat ify sangat jijik.
“Loe percaya banget tuh sama si kodok kampreett “
“Siapa kodok kampreett “protes Felly
“Siapa lagi kalau bukan “Kak Alvin yang So sweeett banget. Hueeekkss hueekkss”Kici menirukan gaya Felly barusan saja dan kemudian berlagak seperti ibu-ibu hamil yang sedang muntah-muntah.
“Ihhhh. Kici !!! Kak Alvin bukan kodok kampreettt . “
“terus apa ? kodok loncat ? kodok sipit ? kodok an . . . .”
“STOOPPPP!! Loe ngeselin banget sih setaaann”ingin sekali rasanya Felly menjambak rambut Kici saat ini juga. Namun melihat kondisi sahabatnya yang sedang terbaring lemah ia langsung mengurungkan niatnya.
“Gue bilangin ya sama loe. Jangan percaya sama mulut cowok. Apalagi kayak si Alvin. . Cihhh pembohong banget tuh. Bilangnya aja jemput mamanya eh nanti tau-taunya lagi jalan sama pacarnya. Hmmmm. . .”Kici menjelaskan dengan penuh dramatisir. Membuat Felly menatap Kici begitu tajam.
“terus loe dipermainin deh . . gak usah percaya sama cowok kayak gitu. Pilih cowok yang bener-bener aja “
“emang loe fikir kak Alvin orangnya gak bener ?”
“May be . . “
“Kak Alvin orangnya gak gitu”
“terserah loe mau percaya apa enggak .. “
“Loe ngeselin banget sih Kici
“Emang dari dulu”
“Loe tuh sok tau banget sih . “
“emang . . “
“Loe itu setan berhati dingin gak punya perasaaan !!”
“Emang emang emang emang “Kici malah memainkan kepalanya. Ia menggoda Felly habis-habisan kali ini.
“Loe cemburu lihat gue sama kak Alvin ? hah?”
“Ema . . . .”Kici tak menyelesaikan kata-katanya setelah mendengar pertanyaan Felly yang diluar dugaanya. Kici melirik tajam kea rah Felly.
“Sorry. Gue gak level pacaran sama kakak-kakak kuliah kayak dia “
“Oh Yaa??”
“Iyalah “
“Masak??”kini giliran Felly yang mengggoda Kici habis-habisan.
“Terserah loe Felly sayang . . “sinis Kici.
“Ckkk. . pulang sono”decak Kici. Ia mengusir Felly begitu saja. Namun bagi Fellu itu sudah hal yang sangat biasa,
“Iya iya. Mood gue buruk gara-gara loe nih “
“Peduli banget gue”
“dasar Setaann  biadaaabbb “teriak Felly penuh emosi. Setelah itu ia lantas keluar meninggalkamn Kici sendirian.
Melihat situasi sudah aman. Tidak adanya Felly., Kici langsung tertawa dengan sangat kerasnya. Ia berhasil membuat Felly kesal seperti itu.
“hahahahahahhhahaah . . Dasar anak manja”Kici geleng-geleng sendiri mengingat wajah Felly tadi. Meskipun sikapnya yang selalu meremehkan Felly dan menganiaya Felly namun dibalik semua itu Kici sangat menyanyangi sahabat satu-satunya tersebut. Baginya Felly termasuk orang yang berarti dalam hidupnya setelah mama, Papa. Kak Sion, setelah itu Felly.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar